Anda di halaman 1dari 77

Computation Process

using
Scilab

Komputasi Proses
1.
2.
3.
4.

Pengenalan Scilab
Bahasa pemrograman dengan Scilab
Metoda Numerik
Aplikasi Komputasi Proses dengan
Scilab

Introduction
Physical &
Mathematical
MODELS

TOOL to solve
PROBLEMS

Simplified
picture of
REALITY

Forecasting
Controlling

Software

Engineers are
symbolic analysts

Language

Interactive
program

Numerical computation &


data visualization

Programme

Scilab
Software gratis:
http://www.scilab.org
OS: Windows dan Linux
Mirip dengan program Matlab
Menu Bar

Tool Bar

-->r=6
r =
6.
-->luas=0.25*%pi*r^2
luas =
28.274334
deff((out1,out2,)=modul(in1,in2,),persamaan
Fungsi: mendefinisikan persamaan (rumus) pada jendela kerja

-->deff('A=luas(r)','A=0.25*%pi*r^2')
-->ls=luas(3)
ls =
7.0685835
-->

Perintah membuka
Jendela Editor
Dari menu bar: (klik)
Editor
Atau tekan [alt d]
Dari Tool bar: (klik)

Dari Jendela kerja:


(ketik) scipad()

Hasil

Perlu di eksekusi: -->exec('c:\scinum\luasbs.sci');

Tips:
Cara lebih mudah, dapat dilakukan (pilih salah satu):
Pada menu bar jendela editor, pilih Execute (Alt+x) Load into
Scilab
Pada menu bar jendela editor, Ctrl + l
Pada menu bar jendela kerja, pilih File Exec pilih file yang
akan dieksekusi
-->exec('c:\scilabc\luasbs.sci')
-->function hsl=luasbs(r);
--> hsl = 0.25*%pi*r^2;
-->endfunction;
-->

Fungsi: mengambil / mengaktifkan file *.sci


pada suatu fungsi yang lain

getf()

1
2
3
4

function V=volbs(h,r)
getf('c:/scilabc/luasbs.sci')
V=h*luasbs(r)
endfunction

Fungsi: menampilkan file pada


direktori file

ls file_dir

-->ls c:/scinum
ans =
!volbs.sci
!
!
!
!luasbs.sci !
-->

Apabila fungsi atau modul yang akan digunakan cukup


banyak,maka penggunaan getf() tidak efektif

genlib(nama,file_dir)

Fungsi: membangun library dari fungsi (*.sci) pada


direktori file

-->genlib('libsbs','c:/scinum')

load(file_dir/lib)

-->load('c:/scinum/lib')

Fungsi: memanggil library dari fungsi


pada direktori file

OPERATOR ARITMATIKA DASAR


+
*
/
\
^

Penjumlahan
Pengurangan
Perkalian
Pembagian
Inverse division (pembagian kebalikan)
Pangkat
Transpose (operasi matriks)
OPERATOR PEMBANDING
Perintah
>
<
==
>=
<=
<> atau ~ =
&
|

Arti
Lebih besar
Lebih kecil
Sama dengan
Lebih besar atau sama dengan
Lebih kecil atau sama dengan
Tidak sama dengan
And (dan)
Or (atau)

PENGKONDISIAN
Alternatif Tunggal

if then else - end


if
(komparasi-K)
if komparasi(K) then
perintah1 unt K benar else
perintah2 unt K salah end

else

tdk

perintah2

end

then
Ya

perintah1

Alternatif Jamak

if then elseif
else end

if komparasi1(K1) then
perintah1 unt K1 benar
elseif komparasi2 (K2) then
perintah2 unt K2 benar
else
perintah3
end

select case else end


select pil(),
case pil1 then
perintah_1
case pil2 then
perintah_2
...
else
perintah_n
end

PERULANGAN (LOOPING)

Perulangan Berurutan
FOR END
inisiasi
for varhit=1:[step]:n
perintah dengan varhit
end

Perulangan Bersyarat
WHILE END
inisiasi
while kondisi
perintah
end
Satu baris:
While kondisi do perintah, end
Atau:
While kondisi then perintah, end
Atau:
While kondisi, perintah, end

VISUALISASI (GRAFIK)
Perintah tampilan Perintah tampilan Perintah tampilan
0

- (grs)

-5

Oval

Hitam

-1

-6

Biru

-2

-7

hijau

-3

-8

Merah

-4

Diamon

-9

Pink

DIFFERENSIASI NUMERIK
Persamaan differensial merupakan
model matematis yang paling sering
muncul dalam bidang keteknikan
maupun saintifik
Salah satu penyelesaiannya dengan
metode beda hingga (finite
difference)

Definisi turunan (derivatif)


f x f x 0
df x
f ' x 0 lim
x x 0
dx x 0
x x0

Jika h = x x0 = x maka pendekatan turunan di atas adalah

f ' x 0

f x f x 0 f x f x 0

h
x

Diketahui suatu fungsi y = f (x), ingin dicari

dy
pada x = x0.
dx

Penyelesaiannya dapat menggunakan 3 cara yaitu :


1. Forward Difference (Beda Maju)
2. Backward Difference (Beda Mundur)
3. Central Difference (Beda Pusat)

1. Metode Beda Maju


(Forward Difference)
Beda hingga maju pertama dari y pada i atau x
didefinisikan :
yi = yi+1 yi
atau y(x) = y(x+h) y(x)
Beda maju kedua pada i atau x didefinisikan :
2yi = yi+2 2yi+1 + yi
atau 2y(x) = y(x+2h) 2y(x+h) + y(x)
Sehingga penyelesaiannya bisa dituliskan :
dy i 1
y i 1 y i
dx h

atau

f (x 0 x) f (x 0 )
dy

x
dx x x
0

2. Metode Beda Mundur


(Backward Difference)
Beda hingga mundur pertama dari y pada i atau x
didefinisikan :
yi = yi yi-1
atau y(x) = y(x) y(x-h)
Beda mundur kedua pada i atau x didefinisikan :
2yi = yi 2yi-1 + yi-2
atau 2y(x) = y(x) 2y(x-h) + y(x-2h)
Sehingga penyelesaiannya bisa dituliskan :
dyi 1
yi yi 1
dx h

atau

f (x 0 ) f (x 0 x)
dy

x
dx x x
0

3. Metode Beda Pusat


(Central Difference)
Beda hingga terpusat pertama dari y pada i atau x didefinisikan :

y i y i 12 y i 12
atau
y(x) = y(x+1/2 h) y(x-1/2 h)
Turunan beda terpusat selanjutnya adalah :
dy i
1
y i1 y i1

dx 2h

d 2 yi
1
y i1 2y i y i1

2
2
dx
h

d 3 yi
1
y i2 2y i1 2y i1 y i2

3
3
dx
2h
Penyelesaiannya dapat dituliskan

dy i
1
y i1 y i1

dx 2h

atau

f (x 0 x) f (x 0 x)
dy

2x
dx x x
0

Derivatif Orde Dua


(Central Difference)
Untuk penurunan (derivatif) pangkat dua dengan
metode beda hingga terpusat digunakan rumus
dengan bentuk :
d2 yi
1
yi1 2yi yi1

2
2
dx
h

Atau dapat juga dituliskan :

d2 y

dx 2 x x

f(x0 x) 2f(x0 ) f(x0 x)


x2

Derivatif Orde Dua


(Forward Difference)
Untuk penurunan (derivatif) pangkat dua dengan
metode beda hingga maju digunakan rumus dengan
bentuk :
d2 yi
1
yi2 2yi1 yi

2
2
dx
h

Atau dapat juga dituliskan :


d2 y

dx 2 x x

f(x0 2x) 2f(x0 x) f(x0 )


x2

Derivatif Orde Dua


(Backward Difference)
Untuk penurunan (derivatif) pangkat dua dengan
metode beda hingga mundur digunakan rumus
dengan bentuk :
d2 yi
1
yi 2yi1 yi2

2
2
dx
h

Atau dapat juga dituliskan :


d2 y

dx 2 x x

f(x0 ) 2f(x0 x) f(x0 2x)


x2

INTEGRASI NUMERIS
xn

Jika ada fungsi Y x f (x)dx sedangkan f(x) sulit sekali


0
untuk diintegrasikan secara analitik, maka cara yang
paling mudah adalah dengan mengintegrasikannya
secara numerik

f(x)

x0

x1

x2

xn-1

xn

Dalam perhitungan integrasi numerik, luasan di bawah


kurva akan diubah dalam bentuk trapesium, dimana
ruang kosong merupakan bagian dari kesalahan numerik
Untuk mengatasi kesalahan dilakukan dengan cara
membagi menjadi trapesium dengan segmen yang lebih
kecil
Integrasi dilakukan dengan menggunakan interval x
yang sama (homogen) sepanjang batas integrasi dari x0
sampai xn
Batas/interval integrasi dibagi menjadi n interval
x x n x 0

Batas interval diberi indeks 0, 1, 2, .. , n sehingga

x i x 0 i . x

Penyelesaian numerik dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu
Trapezoidal Rule
n 1

x
f (x) dx 2 f (x 0 ) 2 f (x i ) f (x n )

i1
x0

xn

Simpson Rule
n 1
n 2

x
f (x) dx 3 f (x 0 ) 4 f (x i ) 2 f (x i ) f (x n )

x
i1,3,5
i2,4,6

xn

AKAR PERSAMAAN
(PERSAMAAN NON LINIER)
Merupakan bentuk persamaan

aljabar yang nilainya sama dengan nol


Untuk satu variabel bebas x, maka
f(x) 0
Banyak digunakan dalam model
keteknikan maupun saintis

Metode Penyelesaian Akar


Persamaan
1. Metode Pengurungan (bracketing
method)
Memerlukan dua titik sebagai tebakan awal

2. Metode Terbuka (open method)


Hanya memerlukan satu titik sebagai
tebakan awal

1. METODE PENGURUNGAN
Dilakukan dengan menebak 2 angka
a. Metode Bisection (bagi dua)
b. Metode Regula Falsi (posisi palsu)
atau Metode Interpolasi Linier

a. Metode Bisection (Bagi Dua)


Merupakan metode yang paling sederhana
Diawali dengan menebak dua nilai yaitu nilai bawah
(sblm akar) xb dan nilai atas (stlh akar) xa
Tebakan benar jika f(xb) dan f(xa) mempunyai
tanda yang berlawanan : f(xb) . f(xa) < 0
Jika f(xb) . f(xa) > 0 maka tebakan awal diulangi
Nilai kedua tebakan dibagi dua, disebut xc
Nilai xc akan menggantikan posisi nilai lama.
Jika xc berada pada posisi xb disebut dengan xb
dan jika berada pada posisi xa akan diubah menjadi
xa

Algoritma Bisection (Bagi Dua)


1.
2.
3.
4.

Tebak akar bawah, xb dan akar atas, xa


Periksa f(xb).f(xa)=0 stop
didapat harga akar
Periksa f(xb).f(xa)<0, jika tidak
kembali ke-1
Periksa kriteria penghentian,
jika terpenuhi
stop
tulis akar
5. Perkirakan akar yang dicari
xc = (xb + xa)/2

6. Evaluasi akar xc

Hitung f(xc)
a. Jika f(xb).f(xc)>0,
maka xc berada di subinterval
bawah
Atur xb = xc
kembali ke-4
b. Jika f(xb).f(xc)<0,
maka xc berada di subinterval
atas
Atur xa = xc
kembali ke-4
c. Jika f(xb).f(xc)=0,
maka didapat harga akar yang
dicari: xc
selesai

b. Metode Regula Falsi (Posisi Palsu)

Merupakan perbaikan dari metode


bisection
Dilakukan dengan menarik garis lurus pada
kedua interval xb dan xa
Harga

f x a x b x a
xc xa
f x b f x a

Algoritma sama dengan metode bisection,


hanya tahapan 5 diganti nilai xcnya

2. METODE TERBUKA
Dilakukan dengan menebak 1 angka
a. Metode Pertemuan Dua Grafik
b. Metode Newton Raphson
c. Metode Secant

b. Metode Newton Raphson


Mula-mula diperkirakan harga xi awal
kemudian dipotongkan thd kurva dan
ditarik garis singgung
Garis singgung merupakan tangen atau
slope.
Slope merupakan turunan pertama dari
f(xi) sehingga didapat hubungan :
f x i
f ' x i
x i x i 1
Persamaan Newton Raphson :
f x i
x i 1 x i
f ' x i

Algoritma Newton Raphson


1.
2.
3.
4.

Tuliskan fungsi f(x)


Cari harga f(x)
Masukkan tebakan awal x0
Masukkan parameter penghentian program :

5.
6.

Inisialisasi harga : iterasi = 0 dan Eas = 1.1 Ebs


Jika kesalahan relatif (Eas > Ebs) dan (iterasi <
iterasi maksimum) maka :

7.
8.

Kesalahan relatif perkiraan Ebs


Jumlah iterasi maksimum

a.

Harga

b.

Cek harga Eas

c.

Iterasi = iterasi + 1

f x i
f ' x i
x x iter 1
E as iter
x iter

x iter x i 1 x i

Ulangi 6 sampai kondisi tercapai


Tulis xiter = akar

c. Metode Secant
Kelemahan metode Newton Raphson,
harus mencari turunan pertama dari
fungsi f(xi)
Metode secant untuk menghindari
turunan pertama dengan turunan
numerik mundur
f x i 1 f x i
f ' x i
x i 1 x i

Sub Program PERSAMAAN NON LINEAR


Scilab menyediakan sub program untuk menyelesaikan satu atau
beberapa sistem persamaan non linear secara simultan dengan
menggunakan perintah fsolve
x = fsolve(x0, persamaan)
Contoh :
Akan dicari akar persamaan simultan non linear dari :
Kedua persamaan diubah menjadi :

x 2 xy 10
y 3xy 2 57

f1 x, y x 2 xy 10 0

f 2 x, y y 3xy 2 57 0

Persamaan ditulis dalam bentuk matrik dengan x sebagai


x(1) dan y sebagai x(2)

Contoh 1:
Satu kmol CO dalam tangki pada tekanan 70 bar
dan suhu 215 K.
Hitunglah volume gas dengan persaman van der
Waals untuk gas non ideal dalam bentuk

a V b
P

V 2

RT

Dimana :
R = 0.08314 bar.m3/(kmol.K)
a = 1.463 bar.m6/(kmol)2
b = 0.0394 m3/kg

Contoh 2:
Persamaan keadaan Beattie-Bridgeman didefinisikan sebagai :
P

dimana

RT1
2

A
2

A A 0 1 a
B B0 1 b

(c )T3
P, T, R, berturut-turut adalah tekanan, temperatur, konstanta
gas ideal dan specific volume. Untuk gas N2 konstanta A0, a, B0,
b dan c adalah : A0=136.2315 ; B0=0.05046 ; a=0.02617 ;
b=0.0346 ; c=40000 ; R = 0.08205 (liter.atm/gmol.K). Hitunglah
volume specifiknya pada 25oC dan tekanan 800 atm.

PERSAMAAN DIFERENSIAL
1.

Persamaan Diferensial Biasa (ODE), hanya


terdapat 1 variabel bebas
d 2 y y dy kx
dx
dx 2

2. Persamaan Diferensial Parsial (PDE),


terdapat lebih dari 1 variabel bebas

2 T T
2
t
x

Persamaan Diferensial Biasa (ODE)


Berdasarkan pangkat (Orde) :
PDB Orde satu
PDB Orde dua

dy
y kx
dx

d2y
dy

y
kx
dx
dx 2

PDB Orde tiga :


Berdasarkan kondisi batas :
IVP (Initial Value Problems), bila nilai variabel tak
bebas atau turunannya diketahui pada kondisi nilai
mula-mula
BVP (Boundary Value Problems), bila nilai variabel
tak bebas atau turunannya diketahui lebih dari
satu nilai variabel bebasnya
2

d3y
d2y
dy

b
kx
dx 3
dx 2
dx

Persamaan Diferensial Parsial (PDE)


PDE Order satu :

C
C

0
x
y

PDE Order dua

2C
C
De
0
2
y
x

PDE Order tiga

u
2 u u
3

0
xy y
x
3

Penyelesaian Persamaan
Diferensial Biasa (ODE)
1. Metode Euler (Eksplisit)
2. Metode Euler Modifikasi (Implisit)
3. Metode Runge-Kutta

1. Metode Euler (Eksplisit)


Disebut juga metoda integrasi nilai awal
dy
f x, y
dx

Kondisi awal
y i 1

x i 1

yi

xi

dy

: y(x0) = y0

f x, y dx

y i 1 y i

y i1 y i h f x i , y i

x i 1

f x, y dx

xi

Perbandingan Analitis dengan


Metode Euler (Eksplisit)
Persamaan diferensial yang diselesaikan:

dy
4x 3 6x 2 8
dx

Dimana x = 0, y = 2 (kondisi awal); xa=3, h=0.5

xi

yanaltk

yeuler

% kslhan

0.5

5.81

3.27

9.5

5.56

1.5

12.31

12.5

1.54

18

16.5

8.33

2.5

29.81

24.5

17.81

53

41

22.64

Algoritma Metode Euler (Eksplisit)


1.
2.

Tentukan x = x0 dan y = y0
Tentukan nilai awal x0 dan nilai akhir xa
dari variabel bebas
3. Tentukan nilai h
4. Inisialisasi i = 0
5. Buat persamaan f(x,y), modul terpisah
6. Vektor x(i)=[x0, x0+h, x0+2h,,xa]
7. Jumlah loop, n=(xa-x0)/h
8. Untuk i=0 sampai n-1 maka :
9. yi+1=yi + hf(xi,yi)
10. x = x + h
11. Simpan nilai xi, yi
12. Lanjutkan i

2. Metode Euler Modifikasi (Implisit)


Untuk memperkecil kesalahan
Merupakan gabungan antara beda maju
dan beda mundur
Beda maju pertama dari y pada i sama
dengan beda mundur pertama dari y pada
i+1
y i y i 1 y i y i1

sehingga

y i 1 y i y i 1

y i 1 y i h f x i1 , y i1

Untuk memperbaiki metode Euler, maka metode Euler

eksplisit digunakan untuk memprediksi nilai yi+1

y i1 pred y i h f x i , y i

fpred

Nilai prediksi pada persamaan di atas digunakan untuk

mengkoreksi metoda implisit

y i1 kork y i h f x i1 , y i1 pred

fcorr

Persamaan di atas disebut dengan Metode Prediktor

Korektor atau Metode Heun


Kombinasi metoda beda maju dan beda mundur dituliskan
dalam bentuk

y i1 y i 12 y i y i 1

y i1 y i 12 h f x i , y i 12 h f x i1 , y i1
fpred

fcorr

Perbandingan dengan Analitis


xi

yanaltk

yeuler

% kslhan
Euler

yeuler-mod

% kslhan
Euler-mod

0.5

5.81

3.27

5.75

1.03

9.5

5.56

0.0

1.5

12.31

12.5

1.54

12.5

1.54

18

16.5

8.33

18.5

2.78

2.5

29.81

24.5

17.81

30.75

3.15

53

41

22.64

54.5

2.83

3. Metode Runge-Kutta
Merupakan
metode
untuk
menyelesaikan
persamaan
diferensial dengan ketelitian dan
kestabilan yang cukup tinggi.
Sangat umum digunakan untuk
menyelesaikan bentuk PDB baik
linear maupun non linear dengan
problema kondisi awal

Bentuk penyelesaian berdasarkan orde (pangkat):


Orde (pangkat) dua: yi1 yi 12 k1 k 2
Dimana nilai dari ki adalah : k1 h f x i , y i
k 2 h f x i h, y i k1

Orde (pangkat) tiga : y i1 y i 16 k1 4k 2 k 3


Dimana nilai dari ki adalah : k1 h f x i , y i
k
h

k 2 h f x i , yi 1
2
2

Orde (pangkat) empat :


Dimana nilai dari ki adalah :

k1 h f x i , y i

k
h

k 2 h f x i , yi 1
2
2

k 3 h f x i h, y i 2k 2 k1
y i 1 y i 16 k1 2k 2 2k 3 k 4
k
h

k 3 h f x i , yi 2
2
2

k 4 h f x i h, yi k 3

Perbandingan dengan Analitis


yeuler-mod

%
kslhan
Eulermod

yrk4

%
kslhan
rk4

xi

yanaltk

yeuler

%
kslhan
Euler

0.5

5.8125

3.27

5.75

1.03

5.8125

9.5

5.56

0.0

1.5

12.3125

12.5

1.54

12.5

1.54

12.3125

18

16.5

8.33

18.5

2.78

18

2.5

29.8125

24.5

17.81

30.75

3.15

29.8125

53

41

22.64

54.5

2.83

53

Sub Program PDB


Scilab menyediakan sub program siap pakai untuk
menyelesaikan persoalan PDB
y=ode (y0,t0,t,fungsi)
Bentuk persamaan :

dy
fungsi
dt

Dimana :

y0 = kondisi awal dari variabel tak bebas (y)


t0 = kondisi awal dari variabel bebas (t)
t = batasan simulasi dari variabel bebas

Persamaan Diferensial Biasa


Simultan
Merupakan sekumpulan persamaan diferensial biasa
yang harus diselesaikan secara simultan
dy1
f1 x , y1 , y 2 , ... , y n
dx
dy 2
f 2 x , y1 , y 2 , ... , y n
dx
.
.
dy n
f n x , y1 , y 2 , ... , y n
dx

Penyelesaian dengan menggunakan


metode Runge Kutta orde empat
y i 1, j y i, j 16 k1 j 2k 2 j 2k 3 j k 4 j

Dengan nilai k adalah :


k 1, j hf j x i , y i ,1 , y i , 2 , ... , y i ,n
k 1,1
k 1, 2
k 1,n

k 2, j hf j x i , y i ,1
, y i,2
, ... , y i ,n
2
2
2
2

k 2,1
k 2, 2
k 2,n

k 3, j hf j x i , y i ,1
, y i,2
, ... , y i ,n
2
2
2
2

k 4, j hf j x i h, y i ,1 k 3,1 , y i , 2 k 3, 2 , ... , y i ,n k 3,n

Dimana j = 1, 2, , n menunjukkan nomor persamaannya

Jika dalam sistem terdapat dua persamaan diferensial biasa


dengan bentuk
dy1
f1 x, y1 , y 2
dx
dy 2
f 2 x, y1 , y 2
dx

Maka penyelesaian persamaan diferensial biasa tersebut


dengan menggunakan metode Runge Kutta orde 4 secara
simultan adalah :

y i 1,1 y i ,1 16 k 1,1 2k 2,1 2k 3,1 k 4,1

y i 1, 2 y i , 2 16 k 1, 2 2k 2, 2 2k 3, 2 k 4, 2

dimana :

k 1,1 hf 1 x i , y i ,1 , y i , 2

k 1, 2 hf 2 x i , y i ,1 , y i , 2
k 1,1
k 1, 2

k 2,1 hf 1 x i , y i ,1
, y i,2
2
2
2

k 1,1
k 1, 2

k 2, 2 hf 2 x i , y i ,1
, y i,2
2
2
2

k 2,1
k 2, 2

k 3,1 hf 1 x i , y i ,1
, y i,2
2
2
2

k 2,1
k 2, 2

k 3, 2 hf 2 x i , y i ,1
, y i,2
2
2
2

k 4,1 hf 1 x i h , y i ,1 k 3,1 , y i , 2 k 3, 2
k 4, 2 hf 2 x i h , y i ,1 k 3,1 , y i , 2 k 3, 2

Akan diselesaikan dan divisualisasikan dua buah


persamaan diferensial biasa sebagai berikut :
dy1
0.5 y1
dx
dy 2
4 0.3 y 2 0.1 y1
dx
Dengan kondisi awal (batas) :
x = 0;

y1 = 4;

y2 = 2

Contoh

dy
(11,141)(20 y 0,5 y1,5 ) 1 (1,9 0,6t ) 1
dt
Persamaan di atas merupakan persamaan hubungan antara
ketinggian (level) suatu tangki berisi air dengan waktu, dengan
kondisi awal y(0) = 19,5 ft.
Evaluasilah ketinggain air (y) sebagai fungsi waktu (t) dari t=0
sampai t=40 menit, dengan interval waktu 2 menit

Contoh 1:
Dua buah tangki air tersambung secara seri dan saling
berinteraksi. Kecepatan aliran keluar merupakan fungsi akar
kuadrat dari ketinggian air, jadi untuk tangki 1 kecepatan
alirannya adalah h1 h 2 sedangkan untuk tangki 2 sebagai
fungsi h 2 . Akan ditentukan ketinggian h1 dan h2 sebagai fungsi
waktu dari t = 0 sampai t = 40 menit dengan interval 4 menit.
Setelah disusun neraca bahan, diperoleh persamaan diferensial
simultan sebagai fungsi waktu :
dh1 F 1

h h
dt A1 A1 1 2

2
dh 2 2

h h
h2
dt A 2 1 2 A
2

Harga-harga parameter yang ada :


1 = 2,5 ft2,5/menit
2 = 5/6 ft3/menit
A1 = 5 ft2
A2 = 10 ft2
F = 5 ft3/menit
Dengan kondisi awal pada t = 0, h1 = 12 ft dan h2 = 7 ft

Contoh 2:

Uap campuran keluar dari kondensor parsial kolom destilasi


yang beroperasi pada 1 atm dengan komposisi 47% mol air (1),
20% mol asam formiat (2) dan sisanya methanol (3). Pada
kondensor terjadi kesetimbangan antara uap dan cairannya dan
berlaku persamaan-persamaan berikut :
yi
oi
0 diperkirakan dengan
P
dimana,
dan
untuk
P
K

i
Ki
i
P persamaan Antoine :

Bi

o
P i exp A i

x 1

T Ci dengan i = 1, 2, 3 dan i

xi

Perkirakanlah suhu operasi pada operasi kondensor (=dewpoint


uap campuran) dalam oC, dengan data konstanta
A1 = 18,304
A2 = 16,988
A3 = 18,510
B1 = 3816,4
B2 = 3599,6
B3 = 3593,4
C1 = -46,13
C2 = -26,09
C3 = -35,225
Po dalam mmHg dan T dalam Kelvin

Contoh 3:
Pada suatu system tertutup suhu dan volume konstan,
berlangsung 2 reaksi kimia simultan :
A D (reaksi 1)
2 A U (reaksi 2)
Dengan k1 dan k2 adalah konstanta laju reaksi untuk
reaksi 1 dan 2.
Diketahui data :
CA(0) = 2; k1 = 2; dan k2 = 1 (dalam satuan waktu jam);
CD(0) = 0; CU(0) = 0.

Buatlah program untuk menentukan CA, CD dan CU setelah


20 menit reaksi berlangsung.

Pengolahan Data
1. Interpolasi
2. Regresi Pencocokan Kurva (Curve Fitting)

Interpolasi Linear
E
f (x2)

f (x)

BC DE

AB AD

f (x1)

D
A

x1

f ( x) f ( x1 ) f ( x2 ) f ( x1 )

x x1
x2 x1

x2

f x f ( x1 )

f ( x 2 ) f ( x1 )
x x1
x2 x1

Regresi Linear
y=a0 + a1x
e = ydata yestimasi (ramalan)

a0 = perpotongan (intercept)
a1 = kemiringan (slope)

e = kesalahan (error)
n

i 1

i 1

i 1

i 1

ei ( yi a0 a1 xi )

ei ( yi a0 a1 xi )

Least square
Sr

2
ei
i 1

( yi a0 a1 xi ) 2
i 1

n
S r
2 ( yi a0 a1 xi ) 0
a0
i 1
n
S r
2 yi a0 a1 xi xi 0
a1
i 1

n xi yi xi yi
a1
n xi2 xi 2
Slope/kemiringan

yi a0 a1xi 0
2
yi xi a0 xi a1xi 0

n
x
i

xi a0 yi

2
xi a1 xi yi

a0 y a1x
Intercept/perpotongan

Contoh:
x

10

12

13

16

18

20

10

12

11

n(i)

x2

xy

25

30

49

35

10

100

80

12

144

84

13

10

169

130

16

256

144

18

12

324

216

10

20

11

400

220

Jumlah

105

74

1477

949

a1= {(10 x 949) (105 x 74)}/{(10 x 1477) (105)2}


= 0,4593.
a0 = 7,4 - (0,4593) x 10,5=2.577

reglin
[a,b,sigma]= reglin(x,y)
Fungsi: penyelesaian problem regresi linear dengan least square untuk
model persamaan: y = a*x + b.
Keterangan: Data x dan y berupa vektor baris.

x=[1,3,5,7,10,12,13,16,18,20];

y=[4,2,6,5,8,7,10,9,12,11];

[a,b]=reglin(x,y)

Perintah Scilab: poly


poly (a,x,[ket])
Fungsi: Pendefinisian persamaan polinomial
Dimana:
a = matrik atau bilangan riil
x = simbol variabel
ket= berupa opsional dari string dari roots atau coeff
defaultnya adalah roots
-->A=[3 -1 6]
A =
3. - 1.
6.
-->akr=poly(A,'x','roots')
akr =
2
3
18 + 9x - 8x + x
-->prs=poly(A,'x','coeff')
prs =
2
3 - x + 6x
-->

Perintah Scilab: horner


horner (P,x)
Fungsi: Mengevaluasi polinomial/rasional
Dimana: P matrik polinomial atau rasional,
x= bilangan riil.

-->A=[3 1 -2]
A =
3.
1. - 2.
-->p=poly(A,'x','coeff')
p =
2
3 + x - 2x
-->b=horner(p,0)
b =
3.
-->b=horner(p,1)
b =
2.
-->

CONTOH 1
Dalam proses pertumbuhan mikroba, hubungan konsentrasi
substrat [S] dalam mg/L dengan pertumbuhan mikroba [v] dapat
dihubungkan dengan persamaan berikut ini:

v
v maks

K m S

Dari hasil penelitian diperoleh data:


[S]

2.8

4.88

8.04

16.1

19.25

21.23

32.09

36.75

45.90

64.73

Hitung vmaks dan Km!


Tampilkan dalam tabel dan plotkan ke dalam grafik data hasil
percobaan dan hasil perhitungan.

CONTOH 2
Berikut adalah hasil percobaan untuk mencari hubungan diameter
produk (d) dengan energi (E) yang digunakan, pada sebuah
hammer mill.
d

2,5

10

45

60

75

4100

2994

2601

1894

998

500

Bila digunakan hukum Kick, berapa nilai konstanta K dan diameter


feed (D) mula-mula? Tampilkan dalam tabel dan plotkan ke dalam
grafik data hasil percobaan dan hasil perhitungan.
Note:

Hukum Kick : E K. log D d

CONTOH 3
Diketahui suatu persamaan :

k Ae

Ea

RT

Berapa nilai faktor tumbukan dan energi aktivasi jika R=1,987 dan
tampilkan dalam tabel serta plotkan ke dalam grafik hasil
perhitungan Anda dari data-data berikut :
k
4,65.10-4
6,12.10-4
5,55.10-4
8,65.10-3
1,2.10-2
3,65.10-2

T(K)
313
318
323
328
333
338

Anda mungkin juga menyukai