Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN 2

GAYA TEKAN PADA SEGMEN L5/S1


Evagelina Tessia Pricilla (081611733026)
Dosen Pembimbing : Endah Purwati, S.Si., M.T
Prodi S1-Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRAK
Untuk merancang alat bantu gerak manusia sesusai kebutuhan, mahasiswa teknik
biomedis membutuhkan kemampuan untuk mengukur dan mengetahui besaran gaya yang
terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai cara mengukur parameter segmen
tubuh manusia, dan menentukan tekanan perut, gaya otot pada spinal erector, dan gaya
tekan pada segmen L5/S1 dengan beban statis. Langkah pertama yang dilakukan praktikan
adalah mengukur berat badan orang coba, mengukur panjang telapak tangan, lengan
bawah, lengan atas, dan punggung, lalu memosisikan tubuh orang coba sesuai dengan
figur yang dicontohkan dalam buku praktikum, terakhir mengukur sudut yang terbentuk
pada telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, punggung, inklinasi perut, dan inklinasi
kaki. Hasil yang didapatkan dari praktikum menunjukkan nilai gaya tekan L5/S1 sebesar
1.568,33 N (Sapriti), 1.714,05 N (Tessia), dan 2.719,20 N (Katherine) yang terhitung
masih berada dalam standar aman NIOSH.

Kata kunci: gaya perut, gaya tekan segmen L5/S1, panjang, sudut, gaya spinal erector.

Pendahuluan
Sebagai mahasiswa Teknik Biomedis, gerak manusia yang sesuai dengan
kompetensi untuk mengetahui besaran kebutuhan.
gaya yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena Seperti yang diketahui, sistem gerak
itu, praktikum ini bertujuan untuk manusia tersusun dari 3 bagian yaitu;
mengukur parameter segmen tubuh sistem gerak aktif (otot), sistem gerak pasif
manusia, dan menentukan tekanan perut, (tulang), dan jaringan penghubung
gaya otot pada spinal erector, dan gaya (ligament, tendon, sambungan
tekan pada segmen L5/S1 dengan cartilagenous).
pengondisian aktivitas pengangkatan (I) Otot
beban statis. Dengan menguasai Otot terbentuk dari serabut-serabut
kompetensi tersebut, mahasiswa dengan ukuran panjang 10-40 mm dan
diharapkan mampu merancang alat bantu berdiameter 0,01 – 0,1 mm. Secara umum,
otot dikelompokkan berdasarkan
morfologinya secara mikroskopis: otot Jaringan penghubung terdiri dari 3
rangka, otot jantung, dan otot polos. jenis: sambungan cartilagenous, ligamen,
Pertama, otot rangka memiliki sifat yang dan tendon.
bekerja di bawah sadar dengan strukturnya a. Sambungan cartilagenous: berfungsi
yang berlurik akibat posisi yang berselang- sebagai pergerakan yang relatif kecil
seling antara daerah gelap (aktin), dan pada sendi, sehingga mengakibatkan
terang (miosin). Kedua, otot jantung (misalnya, sambungan tulang iga dan
bekerja secara tidak sadar dengan struktur pangkal tulang iga).
silindris bercabang menyerupai otot lurik, b. Ligamen: menghubungkan antara
dan memiliki 1-2 inti sel pada bagian kedua tulang untuk menjaga stabilitas.
tengah. Terakhir, otot polos bekerja secara c. Tendon: menghubungkan antara
tidak sadar, dibentuk oleh sel-sel berbentuk tulang dengan otot yang terdiri atas
gelendong dengan ujung yang meruncing, sekelompok serabut kolagen yang
dan memiliki satu inti sel di bagian tengah. paralalel dengan panjang tendon.
(II) Tulang Otot, tulang, dan jaringan penghubung
Tulang memiliki pembuluh darah dan bekerja sama dalam membentuk gaya dan
tersusun dari sel-sel yang hidup. Saat momen gaya yang dapat dihitung secara
dewasa, tulang manusia berjumlah 206 parsial untuk setiap segmen tubuh.
tulang. Dalam sistem gerak tubuh, tulang
berperan sebagai perangkat untuk
meredam dan mendistribusikan
gaya/tegangan yang diberikan. Selain itu,
International Osteoporosis Foundation
(n.d.) menuliskan bahwa tulang memiliki
Figure 1 Prosentase per-segmen tubuh (Tayyari, 1997
beberapa fungsi utama, yaitu: dalam Ama dkk., 2018)
a. Mendukung bentuk struktur tubuh.
Gambar di atas menunjukkan
b. Melindungi organ vital.
prosentase berat per bagian tubuh.
c. Mengondisikan lingkungan yang
Misalnya, telapak tangan memiliki
sesuai dengan sumsum tulang.
prosentase 0,6%. Hal ini menunjukkan,
d. Menyimpan mineral (misalnya,
perkiraan berat telapak tangan individu
kalsium).
adalah 0,6% dari berat badan totalnya.
(III) Jaringan penghubung
Untuk mengetahui momen gaya pada
telapak tangan (h), lengan bawah (la),
lengan atas (ua), dan punggung (t), maka
diberikan diagram gaya sebagai berikut:
a. Telapak tangan

Perhitungan pada diagram gaya di atas


menggunakan prinsip hukum keseimbangan
yang setara dengan prinsip hukum newton I.
Menggunakan prinsip-prinsip
tersebut, pengamat dapat menemukan nilai
gaya otot spinal erector (FM), tekanan pada

b. Lengan bawah (la) perut (PA) dan gaya perut (FA), serta gaya
tekan L5/S1 (Fc) dengan cara sebagai berikut:
(I) Tekanan pada perut (PA) dan
gaya perut (FA)

c. Lengan atas (ua)


Keterangan:
PA = Tekanan Perut(N/cm2)
FA = Gaya perut (N)
Aa = Luas Diafragma (465
cm2)
Θv = Sudut inklinasi perut
ΘT = Sudut inklinasi kaki
(II) Gaya otot spinal erector (FM)

𝐹𝑀 𝐸 = 𝑀𝐿5/𝑆1 − 𝐹𝐴 𝐷
d. Punggung (t)
FM = Gaya otot pada spinal Sesuai dengan tujuan praktikum,
erector(N) penghitungan nilai gaya tekan pada L5/S1
E = Panjang lengan momen dapat dilakukan dengan pengukuran sudut
otot spinal erector dari L5/S1 dan panjang nilai-nilai tertentu terhadap
(±0,05 m) orang yang mengangkat beban statis
M(L5/S1) = momen resultan melibatkan gaya pada telapak tangan,
pada L5/S1. lengan atas, lengan bawah, dan punggung.
FA = Gaya perut (N)
D = Jarak dari gaya perut ke
L5/S1 (±0,11 m).

(III) Berat total (𝑊𝑡𝑜𝑡 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑜 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴
+ 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑡
Keterangan:
Wtot = Berat total (N)
Wo = Berat beban (N)
WH = Berat telapak tangan (N)
WLA = Berat lengan bawah (N)
WUA = Berat lengan atas (N)

(IV) Gaya Tekan L5/S1

Figure 2 Pemodelan sederhana aktivitas


𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . cos 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑚 mengangkat beban statis beserta diagram gaya
(Ama, dkk., 2018).
Keterangan:
ALAT DAN BAHAN
FC = Gaya tekan pada segmen - Timbangan badan.
L5/S1(N) - Alat pengukur panjang (mistar).
Wtot = Berat total(N) - Busur derajat.
Θ4 = Sudut inklinasi perut - Beban (3 kg dan 4,5 kg).
FA = Gaya perut (N)
METODE
Fm = Gaya otot pada spinal Praktikan melakukan uji coba
erector (N) praktikum secara berpasangan. Praktikan
yang berperan sebagai orang coba akan
mengukur berat badannya terlebih dahulu.
Kemudian, pasangan praktikannya
mengukur panjang telapak tangan, lengan
bawah, lengan atas, dan punggung
berdasarkan titik pusat gravitasinya
Sudut
masing-masing. Setelah itu, orang coba No. Segmen tubuh Panjang
akan mengatur posisinya sesuai dengan Telapak tangan 20o
1. 17 cm
gambar 2 dan pasangan praktikannya
Lengan bawah 32o
mengukur sudut yang terbentuk pada 2. 24 cm
telapak tangan (θ1), lengan bawah (θ2), Lengan atas 87o
3. 28,3 cm
lengan atas (θ3), punggung (θ4), inklinasi
Punggung 50o
perut (θH), dan inklinasi kaki (θT). Nilai 4. 42 cm
yang didapatkan akan dimasukkan dalam Inklinasi perut 50o
5. -
persamaan tekanan perut, gaya perut, gaya
Inklinasi kaki 50o
spinal erector untuk mencari gaya tekan 6. -
pada L5/S1.

HASIL Orang coba 3 (Katherine)


Orang coba 1 (Sapriti)
Berat badan (Wbdn): 46 kg x 10 kg/m/s2 Berat badan (Wbdn): 72 kg x 10 kg/m/s2
= 460 N. = 720 N.
Beban (WO): 4,5 kg x 10 kg/m/s2 = 45 N. Beban (WO): 3 kg x 10 kg/m/s2 = 30 N.
No. Segmen tubuh Panjang Sudut Sudut
No. Segmen tubuh Panjang
Telapak tangan 60o Telapak tangan 49o
1. 16,6 cm 1. 17,5 cm
Lengan bawah 65o Lengan bawah 12o
2. 23 cm 2. 25,5 cm
Lengan atas 83o Lengan atas 90o
3. 30 cm 3. 31,5 cm

4. Punggung 36 cm 50o Punggung 50o


4. 48 cm
Inklinasi perut 50o Inklinasi perut 50o
5. - 5. -
Inklinasi kaki 50o Inklinasi kaki 60o
6. - 6. -

Orang coba 2 (Tessia)


Berat badan (Wbdn): 46 kg x 10 kg/m/s2 Hasil analisis perhitungan data sesuai
= 460 N. dengan persamaan yang diberikan:
Beban (WO): 3 kg x 10 kg/m/s2 = 30 N.  Orang coba 1
Variabel yang dianalisa (Wo = 45 N)
Momen gaya telapak 209,66 x 10-2 Nm
tangan
Momen Gaya Lengan 4,877 Nm
Bawah
Momen Gaya Lengan 6,28 Nm dengan region sacral. Penghitungan gaya
Atas tekan pada L5/S1 penting dilakukan untuk
Momen Gaya Punggung 69,484 Nm mengetahui tingkat kemampuan L5/S1 dalam
menahan beban. Hal ini didukung oleh Mazor:
Tekanan Perut 0,019 N/cm2
surgical technologies (n.d.) yang menyatakan
Gaya Perut 8,835 N
bahwa interaksi antara lumbar spinal anterior
Gaya Otot Spinal Erector 1.370,24 N dan posterior sangat krusial dalam fungsi
Gaya Tekan pada L5/S1 1.568,33 N fisiologis, transmisi beban, dan kinematika.
Hal pertama yang dilakukan oleh
 Orang coba 2 praktikan adalah mengukur berat badan orang
Variabel yang dianalisa (Wo = 30 N) coba untuk mengetahui Wbdn yang akan
digunakan dalam mencari tahu perkiraan berat
Momen telapak tangan 2,84 Nm
telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan
Momen Gaya Lengan 7,13 Nm punggung berdasarkan prosentase segmen
Bawah tubuh. Kedua, praktikan mengukur panjang
Momen Gaya Lengan Atas 7,59 Nm telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, dan
punggung untuk mendapatkan nilai lengan
Momen Gaya Punggung 77,55 Nm
gaya. Ketiga, orang coba memosisikan
Tekanan Perut 0,023 N/cm2 tubuhnya seperti pada gambar 2, sementara
Gaya Perut 10,695 N praktikan melakukan pengukuran sudut
Gaya Otot Spinal Erector 1.527,47 N dengan busur derajat yang terbentuk pada
telapak tangan, lengan bawah, lengan atas,
Gaya Tekan pada L5/S1 1.714,05 N
punggung, inklinasi perut yang memiliki nilai
sama dengan sudut punggung, dan inklinasi
 Orang coba 3 kaki. Apabila nilai berat badan orang coba,
Variabel yang dianalisa (Wo = 30 N) panjang, serta sudut yang dibutuhkan sudah
Momen telapak tangan 2,22 Nm diukur, maka praktikan menghitung momen
gaya pada telapak tangan, lengan bawah,
Momen Gaya Lengan 8,35 Nm lengan atas, punggung yang terjadi pada saat
Bawah orang coba mengangkat beban statis. Nilai
Momen Gaya Lengan Atas 8,35 Nm momen gaya tersebut dibutuhkan untuk
Momen Gaya Punggung 123 Nm mendapatkan hasil momen resultan pada
segmen L5/S1. Momen resultan inilah yang
Tekanan Perut 0,026 N/cm2
digunakan pada perhitungan mencari tekanan
Gaya Perut 12,09 N perut, gaya perut, gaya otot spinal erector, dan
Gaya Otot Spinal Erector 2.433,40 N gaya tekan L5/S1.
Gaya Tekan pada L5/S1 2.719,20 N Berdasarkan pengukuran yang
dilakukan, praktikan mendapatkan nilai
PEMBAHASAN 1.568,33 N (Sapriti), 1.714,05 N (Tessia),
L5/S1 merupakan singkatan dari dan 2.719,20 N (Katherine). Teori
Lumbar 5 – Sacrum 1. L5/S1 merupakan menyatakan bahwa besar MPL (Maximum
segmen bertemunya region vertebra lumbar Permissible Limit) yang merupakan batas
besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 - Besar gaya otot pada spinal erector
dalam satuan newton yang distandarkan Fm = 2.433,40 N
NIOSH (National Institute of - Gaya tekan pada segmen L5/S1 Fc
Occupational Safety and Health) tahun = 2.719,20 N
1981 berada di bawah 6500 N pada L5/S1. Pada hasil tersebut, orang coba
Sedangkan, batasan gaya angkat normal Sapriti dengan mengangkat beban
(the Action Limit/Al) sebesar 3500 N pada yang lebih berat dibandingkan orang
L5/S1. Hal ini mengidentifikasikan Fc < coba Tessia dan Katherine justru
Al (aman), Al < Fc < MPL (waspada), dan memiliki gaya tekan paling rendah.
Fc > MPL (berbahaya). Apabila besar gaya Hal ini diindikasikan terjadi karena
tekan L5/S1 melebihi batas MPL, orang perbedaan besar sudut dan panjang
tersebut akan mengalami nyeri pada telapak tangan, lengan atas, lengan
bagian punggung, pergerakan kaki, bawah, dan punggung yang berbeda-
maupun tangan (Webmd, n.d.). beda. Selain besar sudut dan panjang,
Berdasarkan standar NIOSH, ketiga berat badan orang coba mempengaruhi
nilai gaya tekan pada segmen L5/S1 orang besar gaya tekan yang diberikan.
coba berada dalam standar aman (di bawah Untuk membuktikan pengaruh berat
nilai Al). badan terhadap gaya tekan L5/S1,
KESIMPULAN praktikan mengambil perbandingan
 Orang coba 1 (Sapriti) antara Tessia (berat badan = 460 N)
Wo = 45 N dengan Katherine (berat badan = 720
- Besar tekanan perut PA = N) yang menunjukkan hasil gaya tekan
0,019 N/cm2 L5/S1 dengan perbedaan cukup
- Besar gaya otot pada spinal erector signifikan. Gaya tekan L5/S1 Tessia
Fm = 1.370,24 N lebih kecil dibandingkan Katherine,
- Gaya tekan pada segmen L5/S1 Fc meskipun menggunakan berat beban
= 1.568,33 N statis yang sama. Semakin besar berat
 Orang coba 2 (Tessia) badan seseorang, semakin besar pula
Wo = 30 N gaya atau berat yang diberikan kepada
- Besar tekanan perut PA = 0,023 sistem.
N/cm2 Selain perbandingan hasil antar
- Besar gaya otot pada spinal erector orang coba, hasil tersebut
Fm = 1.527,47 N menunjukkan bahwa gaya tekan L5/S1
- Gaya tekan pada segmen L5/S1 Fc berada dalam kategori aman (Fc < Al
= 1.714,05 N (aman)) berdasarkan standar NIOSH
 Orang coba 3 (Katherine) tahun 1981.
Wo = 30 N UCAPAN TERIMA KASIH
- Besar tekanan perut PA = 0,026 Terima kasih kepada Tuhan Yang
N/cm2 Maha Esa atas anugerah-nya yang luar
biasa dalam kehidupan sehari-hari. Terima
kasih pula kepada Departemen Fisika FST
Airlangga yang telah memberikan
kesempatan menggunakan fasilitas
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Ama, Fadli dkk. 2015. Pedoman
Praktikum Biomekanika &
Biotransportasi. Surabaya:
FSAINTEK, UNAIR
Biomechanics of the Lumbar Spine. (n.d.).
[ebook] Mazor: Surgical
Technologies, p.3. Tersedia di:
https://pdfs.semanticscholar.org/pre
sentation/bfb8/5bcf23869a6c82f217
9bd4e9d012e4bb046f.pdf [Diakses
pada 26 Agustus. 2018].
Webmd, (n.d.). Understanding Spinal Disk
Problems -- the Basics. [online]
Tersedia di:
https://www.webmd.com/pain-
management/understanding-spinal-
disk-problems-basic-information#1
[Diakses pada 29 Agustus. 2018].

Anda mungkin juga menyukai