ABSTRAK
Untuk merancang alat bantu gerak manusia sesusai kebutuhan, mahasiswa teknik
biomedis membutuhkan kemampuan untuk mengukur dan mengetahui besaran gaya yang
terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai cara mengukur parameter segmen
tubuh manusia, dan menentukan tekanan perut, gaya otot pada spinal erector, dan gaya
tekan pada segmen L5/S1 dengan beban statis. Langkah pertama yang dilakukan praktikan
adalah mengukur berat badan orang coba, mengukur panjang telapak tangan, lengan
bawah, lengan atas, dan punggung, lalu memosisikan tubuh orang coba sesuai dengan
figur yang dicontohkan dalam buku praktikum, terakhir mengukur sudut yang terbentuk
pada telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, punggung, inklinasi perut, dan inklinasi
kaki. Hasil yang didapatkan dari praktikum menunjukkan nilai gaya tekan L5/S1 sebesar
1.568,33 N (Sapriti), 1.714,05 N (Tessia), dan 2.719,20 N (Katherine) yang terhitung
masih berada dalam standar aman NIOSH.
Kata kunci: gaya perut, gaya tekan segmen L5/S1, panjang, sudut, gaya spinal erector.
Pendahuluan
Sebagai mahasiswa Teknik Biomedis, gerak manusia yang sesuai dengan
kompetensi untuk mengetahui besaran kebutuhan.
gaya yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena Seperti yang diketahui, sistem gerak
itu, praktikum ini bertujuan untuk manusia tersusun dari 3 bagian yaitu;
mengukur parameter segmen tubuh sistem gerak aktif (otot), sistem gerak pasif
manusia, dan menentukan tekanan perut, (tulang), dan jaringan penghubung
gaya otot pada spinal erector, dan gaya (ligament, tendon, sambungan
tekan pada segmen L5/S1 dengan cartilagenous).
pengondisian aktivitas pengangkatan (I) Otot
beban statis. Dengan menguasai Otot terbentuk dari serabut-serabut
kompetensi tersebut, mahasiswa dengan ukuran panjang 10-40 mm dan
diharapkan mampu merancang alat bantu berdiameter 0,01 – 0,1 mm. Secara umum,
otot dikelompokkan berdasarkan
morfologinya secara mikroskopis: otot Jaringan penghubung terdiri dari 3
rangka, otot jantung, dan otot polos. jenis: sambungan cartilagenous, ligamen,
Pertama, otot rangka memiliki sifat yang dan tendon.
bekerja di bawah sadar dengan strukturnya a. Sambungan cartilagenous: berfungsi
yang berlurik akibat posisi yang berselang- sebagai pergerakan yang relatif kecil
seling antara daerah gelap (aktin), dan pada sendi, sehingga mengakibatkan
terang (miosin). Kedua, otot jantung (misalnya, sambungan tulang iga dan
bekerja secara tidak sadar dengan struktur pangkal tulang iga).
silindris bercabang menyerupai otot lurik, b. Ligamen: menghubungkan antara
dan memiliki 1-2 inti sel pada bagian kedua tulang untuk menjaga stabilitas.
tengah. Terakhir, otot polos bekerja secara c. Tendon: menghubungkan antara
tidak sadar, dibentuk oleh sel-sel berbentuk tulang dengan otot yang terdiri atas
gelendong dengan ujung yang meruncing, sekelompok serabut kolagen yang
dan memiliki satu inti sel di bagian tengah. paralalel dengan panjang tendon.
(II) Tulang Otot, tulang, dan jaringan penghubung
Tulang memiliki pembuluh darah dan bekerja sama dalam membentuk gaya dan
tersusun dari sel-sel yang hidup. Saat momen gaya yang dapat dihitung secara
dewasa, tulang manusia berjumlah 206 parsial untuk setiap segmen tubuh.
tulang. Dalam sistem gerak tubuh, tulang
berperan sebagai perangkat untuk
meredam dan mendistribusikan
gaya/tegangan yang diberikan. Selain itu,
International Osteoporosis Foundation
(n.d.) menuliskan bahwa tulang memiliki
Figure 1 Prosentase per-segmen tubuh (Tayyari, 1997
beberapa fungsi utama, yaitu: dalam Ama dkk., 2018)
a. Mendukung bentuk struktur tubuh.
Gambar di atas menunjukkan
b. Melindungi organ vital.
prosentase berat per bagian tubuh.
c. Mengondisikan lingkungan yang
Misalnya, telapak tangan memiliki
sesuai dengan sumsum tulang.
prosentase 0,6%. Hal ini menunjukkan,
d. Menyimpan mineral (misalnya,
perkiraan berat telapak tangan individu
kalsium).
adalah 0,6% dari berat badan totalnya.
(III) Jaringan penghubung
Untuk mengetahui momen gaya pada
telapak tangan (h), lengan bawah (la),
lengan atas (ua), dan punggung (t), maka
diberikan diagram gaya sebagai berikut:
a. Telapak tangan
b. Lengan bawah (la) perut (PA) dan gaya perut (FA), serta gaya
tekan L5/S1 (Fc) dengan cara sebagai berikut:
(I) Tekanan pada perut (PA) dan
gaya perut (FA)
𝐹𝑀 𝐸 = 𝑀𝐿5/𝑆1 − 𝐹𝐴 𝐷
d. Punggung (t)
FM = Gaya otot pada spinal Sesuai dengan tujuan praktikum,
erector(N) penghitungan nilai gaya tekan pada L5/S1
E = Panjang lengan momen dapat dilakukan dengan pengukuran sudut
otot spinal erector dari L5/S1 dan panjang nilai-nilai tertentu terhadap
(±0,05 m) orang yang mengangkat beban statis
M(L5/S1) = momen resultan melibatkan gaya pada telapak tangan,
pada L5/S1. lengan atas, lengan bawah, dan punggung.
FA = Gaya perut (N)
D = Jarak dari gaya perut ke
L5/S1 (±0,11 m).