Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport),
alasan-alasan atlitik dikatakan dasar olahraga karena cabang olahraga atletik lebih dulu hadir
atau yang paling tertua sehingga atletik tumbuh dan berkembang seiring dengan gerak alami
manusi. Unsur dari atletik ada 4 yaitu; jala, lari, lompat dan lempar, orang amerika mengatakan
atletik adalha treek(lintasan) yaitu lari dan jalan serta field (lapangan) yaitu lompat dan lemoar,
Salah satu cabang olahraga atletik lapangan adalah lempar cakram yang merupakan bagian dari
pancalomba (pentathlon). Ada beberapa teknik untuk melakukan lempar cakram. Untuk itu, agar
kita tahu teknik-teknik dan aturan dalam lempar cakram maka guru, pelatih dan atlit itu sendiri
harus mengetahui teknik dan aturannya.
Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar. Pada Sejarah sejak tahun
708 SM, lempar cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya,
cakram terbuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa. Cara
melakukan lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring
berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus
dengan badan agak bersandar ke depan, Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm
dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.
2.Kaki
Otot
a.M. Quadriceps Femoris (otot paha depan nama lain dari M. V. Intermedius)
M. Rectus Femoris (otot paha yang melapisi tulang paha)
M. Vastus Medialis ( otot paha pada bagian dalam)
M. Vastus Lateralis (otot paha pada bagian luar)
M. Vastus Intermedius (otot paha bagian depan)
b.M. Pectineus (otot paha bagaian dalam yang terdapat pada sela otot yang melekat
pada tulang
c.M. Adductor longus (otot paha dalam yang terdapat pada sela otot luar)
b. Gerakan Inti:
1. Tangan (Ekstremitas Atas)
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)
c. Gerakan Akhir:
1. Tangan
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)
2. Kaki
Otot
a. M. Quadriceps Femoris
M. rectus femoris
M. vastus medialis
M. vastus lateralis
M. vastus intermedius
b. M. Pectineus
c. M. Adductor longus
Untuk mendapatkan lemparan yang jauh maka dibutuhkan bantuan gerakan fleksi togok
kesamping. otot-otot pada persendian bahu pada sistem tuas lengan akan menghasilkan tenaga
untuk menggerakkan arah lemparan cakram pada koordinasi mata, lengan dan tungkai pada saat
berputar.
Gerakan lempar cakram merupakan gerakan sistem tuas yang ditandai dengan adanya sumbu
gerak di persendian bahu serta beban yang dilepaskan adalah cakram. Gaya yang menggerakkan
tuas berasal dari kontraksi otot-otot penggerak tuas yaitu otot disekitar bahu dan lengan atas.
IV. SISTEM ENERGI LEMPAR CAKRAM
Dianggap sebagai subjek penting energi studi isu penting dalam olahraga, energi vital dalam
tubuh manusia adalah sumber kinerja atletik dari berbagai jenis, dan dapat terjadi defibrilasi
bertanggung jawab untuk gerakan atau pemasangan posisi tubuh tanpa produksi energi dalam
awalan lempar cakram, bukan energi yang dibutuhkan untuk setiap kontraksi otot atau per
kinerja atlet dengan atau seragam cara yang sama, energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot
yang cepat berbeda dari energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot terus untuk waktu yang
lama, dimana tubuh mencakup sistem yang berbeda dari produksi cepat energi atau lambat
tergantung pada kebutuhan energi otot dan sifat kinerja atletik, maka kontraksi otot perlu sat
kimia yaitu Adenosin Tri Phosphat (ATP). ATP diperoleh dari pemecahan bahan makan yang
berada didalam otot yang berguna untuk kontraksi otot dalam suatu kegiatan fisik. ATP
dirangsang oleh enzim acetylcoline yang dikeluarkan oleh ujung syaraf penggerak terurai
menjadi adenosin difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi yang siap pakai untuk kontraksi
otot dalam melaksanakan kegiatan fisik.
Oleh karena itu, pelatihan sistem, produksi energi dan meningkatkan efisiensi mereka berarati
meningkatkan efisiensi tubuh dalam produksi energi, yaitu, meningkatkan efisiensi tubuh dalam
kinerja lempar cakram. Untuk menjaga kesinambungan kerja otot ATP harus dibentuk kembali
dengan menggunakan sumber energi lain. Pembentukan kembali (merensintensi) ATP dapat
dilakukan melalui tiga sistem energi. ketiga sistem energi tersebut adalah sistem ATP-PC, sistem
asam laktat dan sistem oksigen.
Sistem ATP-PC atau sistem phospogen dan sistem asam laktat membentuk kembali ATP tanpa
menggunakan Oksigen yang dikenal dengan sistem an-aerobik sedangkan sistem oksigen yaitu
membentuk kembali ATP dengan bantuan oksigen dikenal dengan dengan sistem aerobik.
Dalam metabolik untuk makanan dan pergerakan ion berbagai molekul sehingga dapat
melaksanakan gerakan lempar cakram dengan kekuatan lengan, juga memerlukan kontraksi otot
dalam kasus berat pengangkat ke yang sederhana power supply dimobilisasi, dan mencatat
bahwa energi yang digunakan untuk lempar cakram proses ini dalam ATP an-aerobik dan aerobik
dimana gerakan mengayun lengan diulang untuk jangka waktu yang lama meka kebutuhan
energinya dibentuk melalui proses aerobik dan dalam proses aerobik diperlukan oksigen dan
glikogen.
Pada aktifitas lempar cakram khususnya pada saat mengayun kemudian memutar tubuh
berlangsung cepat memerlukan daya ledak (power) yang waktu kegiatanya kurang dari 3 menit,
maka energi yang digunakan bersal dari sistem an-aerobik dan pada saat berputar dan
melepaskan cakram membutuhkan energi an-aerobik pula.
Untuk memperbaiki keterampilan lempar cakram maka otot-otot yang bekerja memerlukan
energi yang diperoleh dari ATP-PC, lakta, glikogen dan oksigen yang menandai aktivitas
kegiatan yang berlangsung terus menerus akan menghabiskan zat-zat sumber energi yang ada
didalam otot yang sedang bekerja hal ini ditandai dengan adanya denyut jantung dan volum
kuncupnya akan lebih besar. dalam pelaksanaan lempar cakram sebuah molekul ATP disimpan
daya baterai jika tidak kebutuhan atlit, dan bekerja pada pasokan dalam hal kebutuhan proses
kontraksi otot pada saaat lempar cakram, dan sudah dapat melihat ATP baterai terisi penuh.
Struktur ATP
Mengandung molekul ATP komponen adenosin trifosfat:
1. ribosa (lima-karbon gula yang merupakan dasar dari DNA-DNA).
2. adenin (dasar: hubungan antara atom karbon dan nitrogen).
3. tiga molekul fosfat.
Ribosa molekul gula terletak di pusat dari molekul ATP dan diatur sisi adenin dasar dan benang
tumbuh tiga molekul fosfat di sisi lain dari molekul ribosa, dan ATP jenuh serat tipis panjang
mengandung protein yang disebut Mallosin yang merupakan dasar dari sel dan serat otot. Dari
uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan keterampilan fibril kedutan
cepat, dengan meningkatkan kemampuan an-aerobik.
V. PROSES RANGKAIAN GERAK TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari.
Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:
a. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi
cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak
yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan
tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang
jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
b. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah
dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang
pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini
tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini
yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.
c. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut:
posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke
ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak
tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.
ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang - pada saat cakram di belakang, putar badan dan
ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40⁰, lepaskan cakram pada saat
berada di depan muka.
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan
gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki
kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke
belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang
memutar ke kiri pula.
b. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap
lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan
kearah depan atas.
c. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram
terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran
cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram
berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan
menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga
tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah
sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar
daerah lemparan.
d. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan
mengikuti jalannya cakram.
Bantu lemparan dgn kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga b adan
melonjak ke depan-atas - langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki
kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan. Setelah cakram terlepas, kaki
kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar
badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri
dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan
yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri
juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan.
Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap
berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak
dengan lari atau melompat.