Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS GERAK LEMPAR LEMBING

Disusun Oleh

Julia Asni Fajrina


M. Agung Rizki
M. Akbar Derajat
Marwani Nurhati
Melisa Permata Rosha
M. Ilham T. S
M. Ridwan
M Rizki Wahyudi
Nur Efti Martarina
Nursela Wahyuni
Retno Andriyani
Reviani Yulita
Rheinna Faradillah
Sally Monita
Shenny Novtaridha
Tio Ramanda
Tri Hariyanto
Triana Krisandini

Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong


SMA Negeri 1 Curup
Jln Basuki Rahmat No 1
DAFTAR ISI

Daftar isi

...................................................................................................................2

Bab I pendahuluan

.......................................................................................................3

A. Latar belakang

...........................................................................................3

B. Rumusan masalah ...........................................................................................3


Bab II pembahasan

.......................................................................................................4

A. Materi lempar lembing

...............................................................................4

B. Kesulitan yang dihadapi ...............................................................................8


C. Solusi dalam menghadapi kesulitan
Bab III penutup
A. Kesimpulan

.......................................................8

.......................................................................................................9
.......................................................................................................9

B. Saran ...................................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), di
mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki
oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan
cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib
diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan
menengah atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.
Lempar lembing merupakan bagian dari nomor lempar yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik. Dalam lempar lembing terdapat lari awalan dan kebutuhan akan koordinasi gerak
lempar yang lancar, yang dilakukan sambil berlari dalam kecepatan optimal.
Lempar lembing mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan lempar cakram dan tolak
peluru, dimana lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan
maksimum si atlet, tetapi membutuhkan power dan kekuatan khusus lempar di atlet sebagai
hasil dari panjangnya lari awalan. Oleh karena itu secara teknis, lembing hanya dapat
dilempar dengan baik bila dilakukan dengan irama, timing, serta koordinasi gerakan halus
yang dimulai dari kaki, tungkai, torso, dan lengan.
Selanjutnya gerakan dalam lempar lembing dapat dianalisis dan dihubungkan dengan prinsipprinsip dalam biomekanika.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditulis rumusan masalah, yaitu
Bagaimanakah analisis untuk gerakan lempar lembing jika dihubungkan dengan prinsipprinsip biomekanika?

BAB II
PEMBAHASAN
A . Materi Lempar Lembing
Dalam lempar lebing terdapat 3 cara untuk memegang lembing (Grip), yaitu:
1. Pegangan ibu jari dan jari telunjuk.
Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali balutan lembing,
sedangkan jari-jari yang lain berada di dalam ikatan.
2. Pegangan ibu jari dan jari tengah.
Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk
memanjang badan lembing.
3. Pegangan V
Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah.
Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan berlebihan
(Over extended).
4. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram
dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Gambar lapangan lempar lembing:

Untuk melakukan gerakan melempar dalam lempar lembing dapat dilakukan


dengan teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Lari Awalan (Approach)

Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki
sejajar. Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu
transfer kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi
tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa lembing
ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menunjuk
sedikit ke atas.
2. Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan
kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis
lurus. Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap
menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (latera). Selama
lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang
lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang
siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan kiri kanan
kiri lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak
persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat
putaran tersebut ada pada

1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.


2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri
menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga
keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu
langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih
tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan
kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus
dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke
atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala
menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah
impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima
atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan
dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di
belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu adalah
paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah
lemparan lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan
kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan
menghasilkan tegangan seperti tali busur yang memungkinkan penggunaan
sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat dengan

menahan lengan ke belakang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah
ini:

3. Pelepasan Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar
secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku
mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut
lemparan kira-kira 45 dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan
kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu
garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit
ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong ke kiri pada saat
tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan
lembing.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski
seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda
yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya
yang terjadi pada lembing, setelah melambung tinggi maka lembing tersebut akan
jatuh dan menancap di tanah.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi
tubuh ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan
memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori yang tepat yaitu keseimbangan
dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus
kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan
semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar
power kita dalam melempar benda maka akan semakin besar pula kecepatan benda
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:

4. Pemulihan
Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke
kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan
membengkokkan badan bagian atas ke depan.
A. Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara
membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar
lembing.
a) Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke
atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para
pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan
melempar.
b) Membawa lembing Di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata
lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat
dengan tanah.

c) Membawa lembing di depan dada


Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas
melewati pundak sebelah kanan.

B. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH


Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas
bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara
membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya.Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh
memotong salah satu garis atau jalur paralel.Lemparan tidak syah bila si pelempar
menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis
perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh
tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.Pelempar tidak boleh meninggalkan
jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri
meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis
perpanjangan.
C. Peralatan lembing
I.

Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing
dan (3) tali pegangan.

II.

Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah
mata lembing yang runcing.

III.

Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing
harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.

IV.

Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 2,7 m dan putri adalah 2,2 2,3 m.
Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.

D. Jalur Lari Awalan


Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m
dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4
m. Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
E. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur
dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih

selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis
lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak
lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan
panjangnya 0,75 m.
F. TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari
melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah
ditentukan. Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan
pada ujungnya terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari
tiga bagian, yaitu mata lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali
pegangan pada lembing. Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing
yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat
800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan
beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang
harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
B . Kesulitan Yang Dihadapi
1. Tolakan awal yang sering salah
2. Cara memegang lembing salah
3. Arah lemparan tidak lurus
4. Mata lembing tidak menancap ke tanah
5. Cara melempar salah
6. Saat melempar terjadinya kesulitan dalam mengatur tenaga
C . Solusi Dalam Menghadapi Kesulitan
1. Berlatih menolak dengan benda yang lebih ringan
2. Berlatih memegang lembing dengan benar
3. Berlatih melempar lembing dengan baik dan benar
4. Berlatih terus menerus secara rutin dan dengan teknik yang benar

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil lemparan
yang optimal diperlukan rangkaian gerakan yang benar dan penerapan asas-asas atau prinsipprinsip dalam biomekanika yang tepat. Sehingga dalam olahraga ini tidak hanya otot yang
diandalkan. Keharmonisan gerakan antara tungkai, lengan, dan torso disertai dengan irama
dan timing yang tepat merupakan kunci dari keberhasilan melakukan gerakan lempar
lembing.
B. Saran
Yang dapat kami sarankan untuk para pembaca adalah bahwa dalam memdalami atau bila
kita akan melakukan gerakan lempar lembing selain memperhatikan kesiapan fisik juga harus
memperhitungkan prinsip-prinsip biomekanika yang terjadi dalam gerakan tersebut.

10

Anda mungkin juga menyukai