NPM : 2306165080
Resume
Bidang tubuh, seperti sagital, frontal, dan transversal, membagi tubuh menjadi bagian-
bagian yang berbeda.
o Konsep Kinematika: Kinematika membahas gerakan tulang dalam ruang sekitar sumbu dan
bidang tertentu. Perubahan angulasi seperti ekstensi, fleksi, dan sebagainya
o Pergerakan Permukaan Sendi: Konsep pergerakan permukaan sendi, baik cembung maupun
cekung, dijelaskan. Contohnya adalah pergerakan kepala humerus pada sendi glenoid.
o Gerakan Gabungan: Gerakan gabungan terdiri dari rotasi dan translasi, yang ditentukan oleh
peran putaran dan luncuran, serta traksi dan kompresi.
CONVEX-CONCAVE
Aturan Cembung-Cekung untuk mobilisasi sendi menjelaskan bahwa saat tulang cembung
bergerak pada tulang cekung, "luncuran" sendi berada pada arah yang berlawanan dengan
gerakan tulang sendi tersebut. Ini berguna untuk menentukan arah mobilisasi yang tepat
untuk meningkatkan rentang gerak sendi. Misalnya, dalam abduksi bahu, mobilisasi
dilakukan ke arah yang sama dengan gerakan normal sendi.
CONCAVE- CONVEX
Aturan Cekung-Cembung menjelaskan bahwa saat tulang cekung bergerak pada tulang
cembung, "luncuran" sendi berada pada arah yang sama dengan gerakan tulang sendi
tersebut. Ini berguna untuk meningkatkan fleksi dan ekstensi lutut, di mana mobilisasi
terlebih dahulu dari cembung ke cekung, diikuti oleh cekung ke cembung. Mobilisasi
cembung-ke-cekung dapat meningkatkan ekstensi lutut, sedangkan mobilisasi cekung-ke-
cembung dapat meningkatkan fleksi lutut.
Gerakan sendi yang kompleks melibatkan penggulungan, meluncur, dan rotasi intra-artikular.
Posisi sendi, yang dikenal sebagai posisi tertutup rapat (CPP) dan posisi terbuka longgar
maksimal (ml PP), memengaruhi gerakan-gerakan ini. Memahami posisi ini sangat penting
dalam terapi fisik, karena membantu menilai permainan sendi dan merencanakan teknik
mobilisasi atau manipulasi yang tepat untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi
sendi.
Leverage Systems in the human body
I. Bagian Pengungkit
Pengungkit adalah salah satu mekanisme sederhana yang terdiri dari gaya usaha dan
gaya penahan di sekitar poros atau titik tumpu.
Keuntungan mekanis dari pengungkit diukur dengan membagi jarak lengan gaya
dengan jarak lengan hambatan.
Ada tiga kelas utama pengungkit: kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga, masing-masing
dengan fungsi khusus.
Pada pengungkit kelas satu, poros terletak di antara gaya dan hambatan,
mempengaruhi keuntungan mekanis.
Pengungkit kelas dua memiliki hambatan di antara gaya dan beban, meningkatkan
keuntungan mekanis namun mengorbankan rentang gerak.
Pengungkit kelas tiga memiliki usaha di antara poros dan hambatan, menghasilkan
kerugian dalam usaha tetapi menambahkan jarak pergerakan.
Contoh pengungkit kelas satu termasuk aksi otot seperti otot splenius, sementara
Pada tuas kelas tiga, gaya berada di antara titik tumpu dan hambatan, contohnya
adalah tongkat baseball.
Penggunaan tuas dalam tubuh manusia: otot dan sendi berperan sebagai titik tumpu,
beban, dan usaha dalam berbagai gerakan.
Tuas dapat dimanipulasi untuk meningkatkan kecepatan atau mengangkat beban berat,
tergantung pada panjang lengan gaya dan hambatan.
Desain tuas untuk kecepatan memiliki lengan hambatan yang panjang,
sementara tuas untuk mengangkat beban berat memiliki lengan gaya yang
panjang.
Contoh penggunaan tuas dalam tubuh manusia termasuk calf raise, bicep
curl, dan gerakan golf.
Pengetahuan tentang prinsip pengungkit membantu memahami mekanisme
gerakan tubuh dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.