Kinetika adalah studi tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia, dan
menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada
kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya. Kinetika mempelajari gaya-gaya yang
menyebabkan atau mengubah gerak, termasuk penyebab gerak, bagaimana gerak berubah, dan
pengaruh gaya terhadap gerak benda. Kinematika, di sisi lain, lebih menjurus pada karakteristik
gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang bersifat
sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan
yang menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, seberapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek
menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan merupakan studi kinematika. Kinematika
adalah ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa mempertimbangkan gaya yang menyebabkan atau
mengubah gerak tersebut. Kinematika berkaitan dengan deskripsi gerak.
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerakan benda dan sistem benda tanpa
mempertimbangkan gaya penyebab gerakan. Kinematika berkaitan dengan menjelaskan posisi,
kecepatan, dan percepatan gerakan benda. Kinematika juga mempelajari karakteristik gerakan suatu
partikel, seperti posisi dan kecepatan. Kinematika biasa disebut juga sebagai geometri gerak.
Kinematika berbeda dengan dinamika atau kinetika, yang mempersoalkan gaya yang memengaruhi
gerakan. Kinematika sangat penting dalam studi gerakan tubuh manusia, seperti dalam
biomekanika. Dalam biomekanika, kinematika digunakan untuk memahami gerakan tubuh manusia
dan memberikan solusi untuk meminimalkan gaya dan momen yang dibebankan pada pekerja agar
tidak terjadi kecelakaan kerja.
5. Pesawat sederhana
Pada manusia, terdapat beberapa contoh pengungkit yang digunakan dalam sistem gerak. Salah
satu contohnya adalah tulang paha (femur) yang berfungsi sebagai pengungkit pada gerakan
melangkah. Ketika seseorang melangkah, otot-otot di sekitar sendi panggul dan lutut bekerja untuk
menggerakkan tulang paha sehingga menghasilkan gerakan melangkah.
Selain itu, tulang lengan atas (humerus) juga berfungsi sebagai pengungkit pada gerakan
mengangkat benda. Ketika seseorang mengangkat benda, otot-otot di sekitar sendi bahu bekerja
untuk menggerakkan tulang lengan atas sehingga menghasilkan gerakan mengangkat.
. Sistem pengungkit tersebut terdiri dari tulang sebagai batang pengungkit,
otot sebagai penghasil kekuatan, dan persendian sebagai fulcrum atau
sumbu atau titik tumpu
. Dalam tubuh manusia, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban
yang berat dan merupakan alat gerak penghasil gerak rotasi
. Berdasarkan prinsip kerjanya, pesawat sederhana dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
Pengungkit Jenis 1
Pengungkit Jenis 2
Pengungkit Jenis 3
.
Pengungkit atau tuas pada sistem gerak manusia dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tuas pertama,
tuas kedua, dan tuas ketiga.
1. Tuas Pertama: Pada tuas pertama, titik tumpu berada di antara beban dan titik aplikasi gaya.
Contoh pengungkit ini adalah gerakan kepala saat mengangkat beban dengan menggunakan otot
leher. Titik tumpu berada di persendian leher, beban berada di ujung kepala, dan otot leher
memberikan gaya untuk mengangkat beban.
2. Tuas Kedua: Pada tuas kedua, beban berada di antara titik tumpu dan titik aplikasi gaya. Contoh
pengungkit ini adalah gerakan saat mengangkat beban dengan menggunakan otot lengan. Titik
tumpu berada di sendi siku, beban berada di tangan, dan otot lengan memberikan gaya untuk
mengangkat beban.
3. Tuas Ketiga: Pada tuas ketiga, titik aplikasi gaya berada di antara titik tumpu dan beban. Contoh
pengungkit ini adalah gerakan saat mengangkat beban dengan menggunakan otot betis. Titik tumpu
berada di persendian kaki, titik aplikasi gaya berada di ujung kaki, dan otot betis memberikan gaya
untuk mengangkat beban.
6. Faktor keseimbangan pengungkit
Faktor keseimbangan pada pengungkit sistem gerak manusia melibatkan beberapa faktor,
antara lain:
1. Panjang lengan pengungkit: Panjang lengan pengungkit akan mempengaruhi kekuatan dan jarak
gerakan yang dihasilkan. Semakin panjang lengan pengungkit, semakin besar kekuatan yang dapat
dihasilkan namun jarak gerakan akan lebih kecil.
2. Posisi titik tumpu: Posisi titik tumpu atau pivot pada pengungkit juga mempengaruhi
keseimbangan. Jika titik tumpu berada dekat dengan beban yang diangkat, maka keseimbangan
akan lebih mudah dicapai.
3. Kekuatan otot: Kekuatan otot yang bekerja pada pengungkit juga mempengaruhi keseimbangan.
Semakin kuat otot yang bekerja, semakin baik keseimbangan yang dapat dicapai.
4. Massa beban: Massa beban yang diangkat juga mempengaruhi keseimbangan. Semakin besar
massa beban, semakin sulit untuk menjaga keseimbangan.
5. Distribusi massa: Distribusi massa pada pengungkit juga mempengaruhi keseimbangan. Jika
massa terdistribusi secara merata, maka keseimbangan akan lebih mudah dicapai.