Anda di halaman 1dari 113

BIOMEKANIKA DAN KINESIOLOGI

T . A A N S U H A D A Q , S S T. F T. , F T R
 ARTI PENTING BIOMEKANIKA

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system


biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika
terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-
prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.
Dari skema di atas bisa dilihat bahwa Bidang ilmu biomekanik terdiri dari dua macam
gerakan, yaitu kinematik, dan kinetik.

a. Kinematik
Mempelajari gerakan baik mengenai perpindahannya, kecepatan dan percepatan, tanpa
memperhatikan penyebab gerakan.

b. Kinetik
Berhubungan dengan kerja gaya-gaya pada benda dan akibat (hasil) kerja gaya-gaya
tersebut.

Baik gerakan kinematik maupun kinetik dibedakan menjadi dua macam gerakan yaitu:

a. Gerakan linear
adalah gerakan lurus ataupun melengkung sepanjang jalur dimana seluruh titik pada
tubuh manusia bergerak pada jarak dan waktu yang sama.

b. Gerakan angular
adalah gerakan disekitar titik yang sama sehingga daerah yang berbeda pada segmen
tubuh yang sama tidak bergerak pada jarak dan waktu yang sama. Gerakan ini bekerja
pada jalur imaginer yang disebut sumbu rotasi.
 ARTI PENTING KINESIOLOGI

Kinesilogi berasal dari kata Kinesis --- logos.


Kinesis adalah gerak,
logos adalah ilmu.

Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan manusia yang efesien,
efektif dan aman.

Gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan gerak yang
baik( teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan menggunakan energi ( tenaga) yang
efesien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera
dalam melakukan gerakan (aman). Misalnya seorang pemain bola basket dalam
memasukkan bola ke ring basket dengan pola-pola gerak(teknik) yang menggunakan energi
seminim mungkin (efesien) dengan hasil bola masuk ke ring basket (efektif), serta selama
melakukan pola-pola gerak tidak terjadi cedera (aman).
DASAR, TUJUAN, FUNGSI, ASAS DAN PRINSIP KINESIOLOGI &
BIOMEKANIKA

• Anatomi
Ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dengan bagian-bagiannya, seperti tulang
otot, persendian dan lain sebagainya.
• Fisiologi
Ilmu yang memelajari proses, fungsi maupun gejala-gejala dari organ tubuh manusia.
• Fisika
Dasar-dasar fisika seperti keseimbangan, gerak, gaya, energi dan sebagainya.
 TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis tulang
dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan asas- asas
hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia (mekanika).

Pendekatan ketiga bidang ilmu (anatomi, fisiologi dan mekanika) dapat memberi jawaban
yang tepat bagaimana gerak yang efesien, efektif dan aman (teknik yang baik), mangapa
teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat kejadiaannya.

Seperti halnya ilmu-ilmu lain, yang tak pernah berdiri sendiri. Kinesiologi ini untuk
mempelajarinya dibutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain. Dengan perkataan lain, kinesiologi
adalah gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi dan mekanika
KEMAMPUAN DASAR GERAK TUBUH

Kekuatan (strength), adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima


beban sewaktu bekerja.

Daya tahan (endurance), adalah kemampuan seseorang untuk bekerja dalam jangka
waktu yang relatif lama dengan kelelahan yang tidak berarti.

Daya otot (muscular power), kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan


maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek pendeknya.

Kecepatan (speed), kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan


berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Daya lentur (flexibility), efektifitas seseorang dalam penyesuiaan diri untuk segala aktivitas
dengan penguluran tubuh yang luas.

Kelincahan (agility), kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.

Koordinasi (coordination), kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacam-


macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

Keseimbangan (balance), kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.

Ketepatan (accuracy), kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas


terhadap suatu sasaran.

Reaksi (reaction), kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam


menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syarat atau feeling lainnya
MACAM – MACAM GERAKAN DASAR 

Gerakan yang terjadi pada extremitas dikelompokan 2 macam :

OSTEOKINEMATIKA dan  ARTHROKINEMATIKA.  

Osteokinematika.   Adalah gerakan yang terjadi diantara kedua tulang. Ini meliputi ;

- SWING  ( suatu gerakan ayunan sehingga  terjadi perubahan sudut diantara axis
panjang tulang – tulang pembentuknya.

- SPIN / CONJUNCTION ROTASI ( suatu gerakan dimana tulang bergerak tetapi axis
mekanik sendi tidak bergerak.
Arthrokinematika  Adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi ( gerak intra 
artikuler ) gerakan ini juga disebut JOINT PLAY MOVEMENT. Ini meliputi :  

ROLL ( gerakan dimana perubahan jarak titik kontak pada satu permukaan sendi sama
besarnya dengan perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawanya.

SLIDE ( gerakan dimana hanya ada satu titik yang selalu kontak  dengan titik – titik yang
selalu berubah pada permukaan sendi lawanya.  

Arah gerak roll selalu searah dengan gerak tulang, sedangkan arah gerak slide  ditentukan
oleh bentuk permukaan sendi tulang – tulang pembentuknya. 
Rules of concavity and convexity movement:

Concave yang fix dan Convex yang Convex yang fix dan Concave yanng
bergerak bergerak
-permukaan convex roll dan glide ke arah -permukaan concave roll dan glide ke
yang berlawanan arah yang sama

-jika permukaan convex melakukan roll -jika permukaan concave melakukan roll
namun tidak melakukan glide dalam waktu namun tidak melakukan glide dalam
yang bersamaan maka akan waktu yang bersamaan maka akan
terjadi dislokasi/subluksasi terjadi impingement
HUKUM CONCAF DAN CONVEK 

Untuk itu berlaku :  

a. Apabila permukaan sendi konvek (cembung) bergerak pada permukaan sendi konkaf,
gerak rolling  berlawanan dengan arah gerak slide.  

b. Apabila permukaan sendi konkaf (cekung) bergerak pada permukaan sendi konvek,
gerak rolling dan slide searah.
JENIS GERAK

1. Gerak Translasi (gerak linier)


Gerak translasi terjadi karena objek bergerak dari satu tempat ke tempat lain (translate)
a. rectilinear (gerak lurus)
b. kurvilinear (gerak lengkung)

2. Gerak Rotasi atau Angular


Gerak rotasi atau angular atau berputar terjadi bila objek bergerak pada lintasan lingkaran
mengelilingi satu titik yang tetap

3. Kompresi
Adalah gerakan saling mendekati satu sama lain
TRANSLASI
Apabila gerakan translasi yang terjadi paralel / sejajar dengan bidang terapi (bukan sejajar
dengan permukaan sendi), dan menimbulkan geseran / luncuran antara kedua permukaan
sendi translatoric gliding dan untuk selanjutnya hanya disebut gliding.

Gerakan joint play ini dilakukan baik pada saat tes maupun terapi. Dalam melakukan
gliding selalu disertai dengan grade I. Gliding yang mungkin terjadi pada sendi hanya kecil
(jaraknya sangat pendek) karena kurva permukaan sendi tidak congruent dengan sempurna.

Pada gambar, arah gliding digambarkan dengan 2 panah besar dan traksi grade I
digambarkan dengan panah kecil.
Compression / Kompresi
Apabila arah gerakan translasi tegak lurus terhadap dan ke arah bidang terapi, dan kedua
permukaan sendi saling mendekat / menekan disebut kompresi.

Apabila timbul nyeri akibat kompresi sendi, hal ini mengindikasikan adanya lesi sendi.
Karena tes gerakan melawan tahanan juga dapat menimbulkan kompresi sendi maka kedua
tes tersebut sebaiknya dilakukan secara terpisah, dan tes kompresi sebaiknya dilakukan
sebelum tes melawan tahanan.

Kompresi sendi dapat membantu membedakan antara lesi artikuler dan ekstra artikuler.
Traction / traksi

Apabila gerakan translasi tulang arahnya tegak lurus dan menjauhi bidang terapi, serta
terjadi perenggangan permukaan sendi disebut traksi. Apabila gerakan tersebut tidak
sampai menimbulkan perenggangan sendi disebut distraksi.
Traksi untuk mengurangi nyeri yaitu
digunakan traksi grade I / traksi dalam grade
II tetapi tidak sampai terjadi slack taken up.
Traksi untuk mengurangi nyeri ini dilakukan
pada resting position atau actual resting
position.

Traksi untuk menambah mobilitas sendi yaitu


digunakan traksi grade II untuk meregang
jaringan yang memendek, menghambat
gerakan dan dilakukan pada resting position
atau actual resting position.
MATERI
PRAKTIK
 Mempraktekan gerakan Swing dan Spin dari Manekin dan memberikan contoh gerakan
pada gerak fungsional tubuh

 Mempraktekan gerakan Roll dan Slide dari Manekin dan memberikan contoh gerakan
pada gerak fungsional tubuh

 Mempraktekan gerakan :
 Translansi
 Rotasi
 Traksi
 Kompresi
dari Manekin dan memberikan contoh gerakan pada gerak fungsional tubuh
POSISI SENDI  
Posisi sendi sangat penting artinya pada saat pemeriksaan dan penanganan dengan manual
terapi, kita mengenal 3 posisi sendi :  

Close packed position ( CPP )


Adalah suatu posisi dimana kedua permukaan sendi dalam keadaan merapat / kompressi
yang maximal, keadaan ini terjadi pada posisi akhir suatu gerakan. Merapatnya persendian
tadi disebabkan karena menegangnya kapsul sendi dan ligamen. Pada posisi ini tidak
mungkin suatu persendian dilakukan mobilisasi. Contoh : Artic radiocarpea : max dorsi
fleksi, elbow joint : max ekstensi.  

Maximally lose packed Position ( MLPP ).  


Adalah kedua permukaan sendi dalam keadaan melonggar maximal, kapsul sendi dan
ligement begitu pula. Pada MLPP inilah biasa dilakukan pemeriksaan dan penangganan
manual terapi.  

Loose packed position ( LPP ).  


Adalah posisi sendi diluar CPP dan MLPP, pada posisi ini biasanya dilakukan terapi.
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIKA
PERSENDIAN

BIDANG GERAK
Bidang gerak tubuh terdiri dar tiga bidang.

• Bidang yang memotong tubuh dari sisi kanan-kiri sebagai


bidang sagital

• Bidang yang memotong tubuh dari depan-belakang sebagai


bidang frontal.

• Bidang yang memotong tubuh secara horizontal dari


depan-belakang sebagai bidang transversal.
GERAK FISIOLOGIS SENDI SINOVIALIS
Gerak dalam bidang sagital misalnya fleksi – ekstensi, dorsal fleksi-plantar fleksi.

Gerak dalam bidang frontal misalnya abduksi-adduksi, elevasi-depresi.

Gerak dalam bidang transversal misalnya rotasi eksternal-rotasi internal

Gabungan ketiganya sebagai sirkumduksi


BENTUK SENDI SINOVIALIS
Dalam penyederhanaan bentuk sendi dipilahkan dalam 6 bentuk,
• Sendi Engsel (Hinge Joint),
• Sendi Elipsoida (Ovoid Joint),
• Sendi Putar (Rotatory Joint),
• Sendi Datar (Flat Joint) Sendi
• Pelana (Saddle Joint), Dan Sendi
• Peluru (Ball And Socket Joint).
JENIS-JENIS GERAK PADA PERSENDIAN DIBEDAKAN MENJADI :
1. Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh, sedangkan gerak eversi
merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak memiringkan kaki.

2. Gerak pronasi dan gerak supinasi 


Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerakSupinasi ialah gerak an
menegadahkan tangan .

3. Gerak elevasi dan gerak depresi 


gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah gerakan
menurunkan atau menundukkan kepala. 

4. Gerak adduksi dan gerak abduksi


gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah gerak menjauhi
tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan membuka tungkai kaki, gerak
merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan tangan. 

5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi


Gerak f eksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak ekstensi ialah
gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah : gerak pada siku, gerak pada
lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada bahu
OSTEOKINEMATIC

Osteokinematik adalah gerak sendi hanya dilihat dari gerak tulangnya saja.
Pada osteokinematik dikenal gerak rotasi ayun, rotasi putar dan rotasi spin
RANGE OF MOTION (ROM)

ROM atau Lingkup Gerak Sendi adalah lingkup yang dicapai pada gerak sendi dalam
bidang gerak dan sumbu gerak tertentu.

Pembatasan ROM normal dapat oleh peregangan jaringan lunak capsule ligamentair,
terganjal oleh jaringan lunak, atau oleh pembatasan tulang.
Pengukuran ROM dengan menggunakan goniometer universal atau khusus dalam derajad,
tetapi pada sendi/bidang gerak tertentu dapat diukur dengan tape measurer dalam centi
meter.

Pengukuran ROM aktif yang diukur ketika dilakukan gerak aktif, disini pembatasan juga
ditentukan oleh kekuatan otot yang bersangkutan
End feel

Rasa akhir ROM pada pengukuran ROM pasif disebut end feel,
merupakan rasa yang timbul dari pembatasan gerak tersebut. End
feel normal sebagai standard meliputi:
 Soft end feel: terganjal oleh jaringan lunak. Contoh fleksi siku.
 Elastic end feel: peregangan jaringan lunak capsule ligament.
Contoh rotasi internal/eksternal sendi bahu.
 Hard end feel: pembatasan tulang. Contoh ekstensi siku.

End feel patologis meliputi:


 Empty end feel: gerak melebihi ROM normal seolah tanpa
penghambat. Contoh pada dilokasi sendi.
 Springy end feel: pembatasan oleh ketegangan otot. Contoh fleksi
Hip pada ekstensi knee.
 Firm harder end feel: pembatasan oleh kapsul-ligamen
memendek. Contoh rotasi eksternal pada frozen shoulder.
SHOULDER JOINT

Beberapa karakteristik daripada Shoulder Join, yaitu:


• Perbandingan antara permukaan mangkok sendinya dengan kepala sendinya tidak sebanding.
• Kapsul sendinya relatif lemah.
• Otot-otot pembungkus sendinya relatif lemah, seperti otot supraspinatus, infrapinatus, teres
minor dan subscapularis.
• Gerakannya paling luas.
• Stabilitas sendinya relatif kurang stabil.
SHOULDER JOIN
SHOULDER JOIN
Sendi- sendi di daerah bahu diantaranya :
 Glenohumeral Joint,
 Acromioclavicular (AC) Joint
 Scapulothoracic Joint
 Sternoclavicular Joint
Sendi bahu mempunyai gerakan-gerakan sebagai berikut:

 Gerak flexi, penggeraknya adalah serabut otot deltoideus anterior

 Gerak ektensi, penggeraknya adalah otot serabut otot deltoideus posterior dan teres


minor serta dibantu oleh otot infra spinatus

 Gerak adduksi, penggeraknya adalah otot supra spinatus dibantu oleh


otot deltoideus

 Gerak abduksi horizontal, penggeraknya adalah otot deltoideus

 Gerak internal rotasi, penggeraknya adalah otot sub scapular

 Gerak eksternal rotasi, penggeraknya adalah otot infra spinatus


ELBOW JOINT

• Elbow joint terdiri atas 3 sendi yaitu : humeroulnar joint, humeroradial joint, dan
proximal radioulnar joint.
• Ketiga sendi tersebut dibungkus oleh kapsul sendi yang sama.
• Tulang yang membentuk elbow dan forearm adalah os humerus bagian distal, os
radius dan os ulna.
• Elbow joint diperkuat oleh ligamen collateral radial/lateral dan ligamen collateral
ulnar/medial serta ligamen annulare.
Elbow complex merupakan adaptor sendi distal sebagai tujuan dan proksimal sebagai
stabilisator, berfungsi untuk memperpendek atau memperpanjang jarak dan
menyesuaikan posisi, sehingga tangan dapat dalam berbagai posisi fungsional dalam
jarak terukur.
OS HUMERUS
OS RADIUS & ULNA
HUMEROULNAR JOINT DISTAL RADIOULNAR JOINT

HUMERORADIAL JOINT
MID-RADIOULNAR JOINT
PROKSIMAL RADIOULNAR JOINT
Anatomycal ELBOW JOINT
Ligamentum of ELBOW JOINT
ELBOW JOINT

Hinge joint (gynglimus), dibentuk oleh trochlea humeri konveks seperti katrol dan capitulum
yang berbentuk bola, bersendi dengan fovea trochlearis ulnae berbentuk konkaf menghadap
serong 450 ventroproximal.
 MLPP posisi fleksi 700 dan antara pronasi-supinasi.
 CPP maximal extension.
 Capsular pattern Humeroulnar joint ROM : ekstensi  fleksi.

Hinge joint dibentuk oleh trochlea humeri berbentuk konveks seperti bola, bersendi
dengan fovea trochlearis radii berbentuk konkaf seperti mangkuk menghadap ke
proximal searah sumbu os radii.
Arthrokinematic dan osteokinematic Humeroradial joint
• Gerak fisiologis fleksi-ekstensi sesuai dengan gerak humero ulnar joint dlm komponen
osteokinematik rotasi ayun dalam bidang sagital.

• Gerak arthrokinematic traksi ke distal searah sumbu longitudinal os radii, gerak translasi
saat fleksi kearah ventral dan saat ekstension kearah dorsal tegak lurus sumbu radii

• MLPP dan CPP sesuai dengan humero ulnar joint.

PROXIMAL RADIOULNAR JOINT

Jenis sendi putar, dibentuk oleh capitulum radii yang berbentuk konveks seperti
silinder, bersendi dengan fovea radii berbentuk konkaf seperti seperempat pipa.
Arthrokinematic dan osteokinematic
PROXIMAL RADIOULNAR JOINT

• Sendi putar, yaitu perputaran capitulum radii terhadap


fovea radii os ulna bersama dengan distal radioulnar joint,
dalam klinis gerak pronasi – supinasi.

• Arthrokinematiknya berupa gerak translasi saja, pronation


terjadi translasi caput radii ke dorsal dan saat supinasi
terjadi translasi ke ventral.
ELBOW MUSCLES
Elbow Nerve
Otot-otot fleksor elbow adalah :
 Otot brachialis; otot one-joint yang berpartisi-pasi dalam semua aktivitas fleksi elbow, tidak
dipengaruhi oleh posisi lengan bawah.
 Otot biceps brachii; otot two-joint yang berpe-ran besar dalam fleksi elbow saat lengan bawah
supinasi 
 Otot brachioradialis; berfungsi utama dalam stabilisasi elbow, berperan dalam fleksi elbow
saat midposisi lengan bawah.

Otot-otot ekstensor elbow adalah :


 Triceps brachii; otot two-joint yang memiliki 3 caput origo, berperan besar dalam ekstensi
elbow, membantu ekstensi shoulder.
 Anconeus; otot ini membantu ekstensi elbow dan berperan sebagai stabilisasi selama supinasi
& pronasi.

Otot-otot supinator lengan bawah :


 Supinator; sangat berperan dalam gerak supina-si & sebagai stabilitas elbow bagian lateral.
 Biceps brachii 

Otot-otot pronator lengan bawah :


 Otot pronator teres; otot ini menghasilkan gerak pronasi lengan bawah & sebagai stabilisasi
proksimal radioulnar joint.
 Otot pronator quadratus; otot yang bekerja aktif selama aktivitas pronasi lengan bawah.
Otot-otot wrist joint dan tangan yang berori-go di regio elbow (epicondylus medial dan lateral
humeri) berperan dalam stabilisasi elbow dan sedikit memberikan kontribusi terhadap gerakan
elbow.
Tiga otot flexor elbow utama adalah:
 M. Biceps brachii (n musculocutaneus, C5 C6) Penggerak utama fleksi siku dan
supinasi.
 M. Brachialis (n musculocutaneus, C5 C6)
 M. Brachioradialis (n. radialis, C5 C6)
 Fungsi fleksi siku pada posisi radioulnar netral.

Tiga otot extensor elbow utama adalah:


 M. Triceps brachii. (n. radialis, C7 C8)
 kerja otot (lihat gambar)
 M. Anconeus (n. radialis, C7 C8)
RANGE of MOTION ARTC ELBOW
• ROM. Flx. : 1400-1600 soft end
feel, pembatasan oleh
terjepitnya jaringan lunak
lengan atas dan bawah sisi
volair.
• Besarnya ROM ditentukan oleh
besarnya otot fleksor dan lemak
lengan atas.
• ROM. Ext. : 0-50 hard end feel,
oleh pembatasan tulang dengan
tulang
• ROM. Pronasi . : 850 harder end
feel karena benturan os radius
dan ulna yang dibatasi jaringan
lunak.
PRAKTEK
 Anatomical sendi Elbow
 Apa hukum Konkaf Konvek yang terjadi pada sendi Elbow
 Lakukan pemeriksaaan gerak dasar dari Elbow joint
Inspeksi
Palpasi
Active Movement and Passive Movement
 Lakukan test provokasi terhadap Elbow joint with Active Movement
 Pemeriksaan CPP dan MLPP
 Traksi, Translasi dan Kompresi

TUGAS
Membuat gambar anatomi sendi Elbow yang terdiri dari Osteo dan Muscle
Membuat tabel seagai berikut :

No Nama Otot Fungsi Origo Insetio Inervensi


WRIST JOINT
Tulang penyusun Wrist
• Os. Radius (distal)
• Os. Ulna
• Ossa Carpalia – proximal row (Schapoid, Lunate, triquetrum dan Pisiform)
Tulang Penyusun Hand
• Ossa Carpalia – Distal row ( Trapezium, Trapezoid, Capitate, dan Hamate)
• (5) Ossa. Metacarpal
Tulang Penyusun Finger
• (5) Proximal Phalang
• (4) Middle Phalang
• (5) Distal Phalang
• Tersusun sebagai sendi complex pergelangan dan tangan
• Paling aktif dan mudah cidera
• Terdiri dari : 18 tulang, 30 sendi, 19 otot intrinsic, 20 otot ekstrinsik ROM luas
• Fungsi ditunjang complex siku dan bahu. Sebagai organ “komunikasi” “motor” dan “sensor”
• Posisi dan gerak simultan dan saling mempengaruhi
Persendian
1. Distal Interphalangeal Joint WRIST ANATOMY
2. Proximal Interphalangeal Joint
3. Metacarpophalangeal Joint
4. Carpo Metacarpal Joint
5. Intercarpal Joint
6. Radio Carpal Joint
7. Distal Radio Ulnar Joint
WRIST ANATOMICAL
RADIO CARPAL JOINT

• Sendi ovoid / Kondiloid / Sendi Gulung


• Terdapat meniscus
• Corpus : scapoid – lunatum – triquetum
• Palmar / dorsal flexi  80° – 90° / 0 / 70° – 90° Elastic end feel
• Radial / ulnar deviation  15° / 0 / 30° – 40° Hard end feel
Arthrokinematic-osteokinematic

 Gerakan: Palmar-Dorsal Flexion serta Ulnar-Radial Deviation. dgn end feel


elastic, Kecuali Radial deviasi harder end feel.

 Gerak arthrokinematic : traction ossa carpea kearah distal searah axis os radii
(serong 50 ), translation selalu berlawanan arah, palmar flexion translation ke
dorsal dan saat dorsal flexion translation ke palmar, saat ulnar deviation terjadi
translation ke radial dan sebaliknya saat radial deviation translation ke ulnar

 MLPP posisi sedikit palmar flexion (50) dan ulnar deviation (50).

 CPP posisi dorsal flexion penuh.

 Capsular pattern: Extension lebih terbatas dari flexion


SLTPHCTT
MOVEMENTS OF WRIST JOINT

Persendian ini adalah multiartikular dan tersusun dari 2 gabungan sendi, memiliki biaksial untuk
memungkinkan terjadinya gerakan volar fleksi (fleksi), dorsofleksi (ekstensi), radial deviasi
(abduksi), dan ulnar deviasi (adduksi)
Range Of Motion (ROM)

ROM pada Wrist


 Flexi : 0-75o
 Extensi : 0-75o
 Ulnar Deviasi : 0-30o
 Radial Deviasi : 0-20o
 Pronasi : 0-75o
 Supinasi : 0-80o

ROM pada Thumb


 Flexi Interphalangeal : 0-80o
 Extensi Interphalangeal : 0-20o
 Flexi Metacarpophalangeal : 0-55o
 Extensi Metacarpophalangeal : 0-5o
 Abduksi Carpometacarpal : 0-20o
 Flexi Carpometacarpal : 0-15o

ROM pada Finger


 Flexi Metacarpophalangeal : 0-90o
 Extensi Metacarpophalangeal : Up to 45o
 Flexi Proximal Interphalangeal : 0-100o
 Flexi Distal Interphalangeal : 0-80o
Gerakan dan otot penggerak Wrist
• Flexi Wrist  : Flexor carpi radialis, Flexor carpi Ulnaris, Palmaris longus, Flexor Digitorum
superficial, Flexor Digitorum Profunda, Flexor Pollicis Longus.
• Extensi Wrist : Extensor carpi radialis longus, Extensor carpi radialis brevis, extensor carpi
ulnaris, extensor digitorum, Extensor indicis, Extensor digiti minimi, extensor Pollicis longus,
Extensor Pollicis Brevis.
• Radial deviasi : Extensor carpi radialis longus, Extensor carpi radialis brevis, flexor carpi
radialis, Abductor Pollicis Longus, Extensor Pollicis Brevis.
• Ulnar deviasi : Flexor carpi ulnaris, extensor carpi ulnaris

Gerakan dan otot penggerak pada Thumb


• Flexi Thumb : Flexor Pollicis Longus, Flexor Pollicis Brevis.
• Extensi Thumb : Extensor Pollicis Longus, Extensor Policis Brevis, Abductor Pollicis Longus.
• Abduksi Thumb : Abductor Policis Longus, Abductor Pollicis Brevis.
• Adduksi Thumb : Adductor Pollicis.
• Oposisi : Opponens Pollicis
HIP JOINT
Hip joint merupakan triaxial joint, karena memiliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan
hubungan proksimal dari extremitas inferior.
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang konveks bersendi dengan acetabulum yang konkaf.
Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari
penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, &
pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran
synovial.
 Struktur tulang pembentuk pelvis:
 Ilium - Pubis – Ischium.
 Sacrum – Coccygeus
 Merupakan satu rantai tertutup.
 Sacrum berhubungan dg kolumna vertebralis sbg lumbosacral joint dan berhubungan
dengan pelvis sbg sacroiliac joint, coccygeus berhubungan dg sacrum sebagai sacrococcygea.
Antar pelvis kiri-kanan dihubungkan symphisis pubis dan berhungan dg anggota gerak
bawah sbg hip joint.
 Hubungan antara lumbale-pelvis-hip merupakan satuan fungsi kompleks, dmn dalam fungsi
gerak tubuh, ambulasi dan gerak anggota bawah selalu terjadi secara bersama. Pada gerak
fleksi lumbale posisi berdiri selalu diikuti gerak sacroiliaca dan hip secara proporsional.
Demikian pula gerak fleksi panggul ataupun berjalan, gerak panggul diikuti gerak sacro iliac
dan lumbale
 Sistem ligamenta:
 Dihubungkan oleh lig sacrointerosseus (terkuat), lig. sacrospinal, dan lig sacrotuberal 
menahan nutasi, Lig sacroiliaca anterior (tertipis) dan lig sacroiliaca posterior yg menahan
kontra nutasi, serta lig iliolumbal.
 Muskulotendinogen
 Tak ada otot yg langsung melekat pada sacrum dan pelvis.
 Innervasi
 Dari seg. L3-S1 dan N. Gluteus superior (L3-S1)
• Jenis : ball and socked joint.
• Dibentuk: acetabulum pertemuan antara os ilium, os ischium, dan os pubis sebagai mangkuk
sendi.
• Dilapisi cartilago hyalin dan tertutup lagi glenoid labrum yg mrpk cartilago fibrosa, keduanya
tebal ditepi dan tipis di tengah.
• Caput femoris ½ bola dilapisi cartilago hyaline kedistal sbg collum femoris (sering fraktur), ke
distal terdapat trochantor mayor dan minor, selanjutnya kedistal sbg femur.
• Sistem ligamenta:
• Diperkuat oleh 5 ligamenta yg kuat: lig teres femoris, lig acetabulare, lig acetabulare
tranversus, lig iliofemorale, dan lig ischiofemorale
ANATOMI
Osteologi Hip Pelvic complex antara lain : Otot-otot penggerak dari Hip Pelvic complex
·         OS Femur antara lain:
·         Os ilium 1.       Hip Flexor
·         Os ischii a.       Prim ary
·         Os pubis ·         Iliopsoas
·         Os sacrum ·         Sartorius
·         Os coccygeus ·         Tensor fascia latae
·         Os vertebra dan Lumbal ·         Rectus femoris
·         Pectineus
·         Adductor longus
Muscles of HIP JOINT b.      Secondary
·         Adductor brevis
·         Gracilis
·         Gluteus minimus
  Hip Adductors
a.       Primary               
·         Adductor longus
·         Adductor brevis
·         Pectineus
·         Gracilis Sendi Hip Pelvic complex antara lain:
·         Adductor magnus ·         lumbo sacral
b.      Secondary ·          sacrococcygeal
·         Biceps femoris ·          sacroiliaca
·         Quadratus femoris ·         symphisis pubis
·         Gluteus maximus ·         hip joint(coxae)
Hip Abductors
a.       Primary
·         Gluteus medius
·         Gluteus minimus
·         Tensor fascia latae
b.      Secondary
·         Piriformis
·         Sartorius

Hip External Rotators


a.       Primary
·         Gluteus maximus
·         Piriformis
·         Obturator internus
Hip Internal rotators ·         Gemellus superior
·         Gluteus minimus ·         Gemellus inferior
·         Gluteus medius ·         Quadratus femoris
·         Tensor fascia latae ·         Sartorius
·         Adductor longus b.      Secondary
·         Adductor brevis ·         Gluteus medius
·         Pectineus ·         Gluteus minimus
·         Semitendinosus ·         Obturator externus
·         Semimembranosus ·         Biceps femoris
Sudut Pada Hip Joint
Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (normalnya
125o). Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika lebih kecil dari
normal disebut dengan coxa vara. Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis transversal
condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 – 25o atau 12o).
Peningkatan sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial).
Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).
Gerakan pada Hip
Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip
joint.
Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, abduksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi
Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-
tensi hip.
FLEKSI PASIF
Posisi terlentang dg lutut fleksi:
ROM : 140-1600 soft end feel.
Posisi terlentang dg lutut ekstensi:
ROM : 900 springy. Pembatasan oleh ketegangan otot hamstrings (lutut lurus).

EKSTENSI PASIF
Posisi terlungkup :
ROM : 300 springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan m. ilio psoas.
Bila lutut fleksi penuh ROM : 100 springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan m. rectus
femoris.
ABDUKSI PASIF
Posisi terlentang gerak tungkai kesamping.
ROM: 300 dg springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan mm. adductors.
ADDUKSI PASIF
Posisi terlentang dengan tungkai contra lateral fleksi dan tungkai yang diukur lurus dibawahnya,
gerak tungkai kedalam.
ROM: 150 dg springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan mm. abductors

ROTASI INTERNAL PASIF


Posisi telungkup dg lutut fleksi 900
ROM 400 elastic end feel. pembatasan oleh kapsulo ligamenter.
ROTASI EKSTERNAL PASIF
Posisi telungkup dg lutut fleksi 900
ROM 800 elastic end feel, pembatasan oleh kapsulo ligamenter
FLEKSI ISOMETRIK
Posisi terlentang dg lutut fleksi 40-600
Gerakan oleh m. ilio psoas.

EKSTENSI ISOMETRIK
Posisi telungkup dg lutut lurus
Gerakan oleh m. gluteus maksimus
Peragakan arthrokin Traction arah lateral serong ventrokaudal
Peragakan posisi M L P P yaitu flexion – abduction  400 dan sedikit external rotation
posisi Close Pack Position yaitu posisi flexion - adduction – internal rotation penuh
TIBIOFEMORAL JOINT

• Jenis Sinovial Hinge joint yg. punya dua derajat kebebasan gerak rotasi ayun dan spin sebagai
gerak fisiologis :
• Fleksi – ekstensi dlm sumbu latero-medial, bidang sagital
• Rotasi internal-eksternal dlm sumbu vertical bidang transversal.

Terdapat meniscus medialis (‘C’) dan meniscus lateralis (‘O’) yang terikat lig coronarius.
• 2/3 dalam meniscus avascular (nutrisi dari synovium), tidak memiliki syaraf afferent,
sepertiganya (perifer) memiliki vascular (nutrisi dari darah) dan ujung polymodal.
• Seolah membentuk sendi : tibia – meniscus – femur
• Fungsi: Sebagai peredam gaya axial, melicinkan gerak lutut dan cegah friksi sendi
• Pada abduksi-rotasi internal meniscus lateral terjepit, dan pada adduksi-rotasi eksternal
meniscus medial terjepit
Disamping oleh struktur tulang dan meniscus, Stabilisasi oleh sistem ligament:
Lig. Collaterale medial
Stabilisasi terhadap gaya valgus
Lig. Collaterale laterale
Stabilisasi terhadap gaya varus
Cruciat lig extra articular.
Lig. Cruciatum anterior
Stabilisasi tibia terhadap gaya anterior
Lig. Cruciatum posterior
Stabilisasi tibia terhadap gaya posterior
Osteokinematic :
 Hinge joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang sagital sebagai fleksi-ekstensi, rotasi spin
pada posisi menekuk dalam bidang transversal sebagai rotasi internal dan eksternal.
 Pada ekstensi terakhir terjadi rotasi eksternal tibia yang dikenal closed rotation phenomen.
 Disamping itu juga terjadi gerak valgus
Arthrokinematic
Traksi dan kompresi dg arah caudal-cranial searah sumbu longitudinal tibiae.
Translasi ke dorsal saat fleksi dan ke ventral saat ekstensi.
Translasi medial dan lateral terjadi saat fleksi-ekstensi
PATELLO FEMORAL JOINT

Struktur sendi
Modified plane joint
Permukaan patella tertutup cartilage tebal.
Fungsi membantu mekanisme kerja dan mengurangi friction
Quadriceps.
Kerja Quadriceps lebih efisien pada extension 30 terakhir.
Malalignment menimbulkan patellofemoral athralgia (chondromalacia ).
Arthrokinematic dan osteokinematic

Gerak geser patella terhadap femur mengikuti pola ulur gerak lurus - melengkung kemedial -
lurus.
Gerak geser patella keproximal dan kedistal saat extension dan flexion. Saat extension disertai
gerak geser patela kemedial hingga kembali lurus.

PROXIMAL TIBIO FIBULAR JOINT

Struktur sendi
• Plane sinovial joint antara caput fibulae dengan tibia.
• Gerakan karena pengaruh gerak Ankle joint kecranial dorsal.
• 10 % populasi kapsul sendinya menyatu dengan tibiofemoral
ANALISIS GERAK LUTUT

GERAK PASIF FLEKSI


• Posisi terlentang hip fleksi 900:
• ROM : 0 – 1600 soft end feel, oleh penekanan jaringan lunak.
• Dapat ditambah valgus dan rotasi pada Fleksi penuh sehingga tumit dilateral
trochantor major.
• Traksi tibia kedistal searah as longitudinal
• Translasi tibia ke posterior
GERAK PASIF HYPER EXTENSION
Posisi terlentang :
ROM : 0 – 100 hard end feel, oleh pembatasan tulang.
Penguncian dengan rotasi eksternal.
Terjadi gerak valgus
Translasi tibia ke anterior

GERAK PASIF ROTASI MEDIAL TIBIA DLM FLEXION


ROM : 30-350 dg elastic end feel oleh ketegangan ligament
Posisi telungkup 900 knee flexion:
Posisi duduk pinggir bed 900 knee flexion:

GERAK PASIF ROTASI LATERAL TIBIA DLM FLEXION


ROM : 45-500 dg elastic end feel oleh
Posisi telungkup 900 knee flexion:
Posisi duduk pinggir bed 900 knee flexion:
Pada gerak ini harus di isolasi gerak inversi dan inversi pergelangan kaki
ISOMETRIC KNEE FLEXION
 Posisi terlentang 600 knee flexion
 Gerak lutut menekuk, Oleh mm. hamstring,
 (m. bicepsfemoris, m. semimembranosus dan m. semitendinosus), m. gracilis, m. sartorius, m.
popliteus dan m. gastrocnemius.
ISOMETRIC KNEE EXTENSION
 Posisi terlentang Knee semi flexion.
 Gerak lutut lurus, oleh m. quadriceps.
 (m. Rectus femoris, m. vastus medialis, m. vastus intermedius dan m. vastus lateralis.

ISOMETRIC ROTASI INTERNAL


 Posisi terlentang 900 knee flexion:
 Posisi duduk pinggir bed 900 knee flexion:
 Gerak rotasi tibia kelateral, oleh m. sartorius, m. semitendinosus, m. semimembranosus, m.
gracilis dan m. popliteus.

ISOMETRIC ROTASI EKSTERNAL


 Posisi terlentang 900 knee flexion:
 Posisi duduk pinggir bed 900 knee flexion:
 Gerak rotasi tibia kemedial oleh m. biceps femoris dan m. tensor fascia latae
ANKLE
RANGE OF MOTION ANKLE

Anda mungkin juga menyukai