EKSTREMITAS ATAS
Oleh :
UNIKAL, 2011
1
INTRODUKSI KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK
PENDAHULUAN
Kinesiologi
Biomekanik yang diterapkan pada system hidup manusia, yaitu neuromuscular arthrogen system,
dipelajari sebagai Kinesiologi.
Biomekanik adalah studi tentang struktur dan fungsi biologis melalui metoda mekanika, yaitu
gaya dan pengaruhnya.
Dalam biomekanik dapat dipilahkan:
Biokinetika : mempelajari bagaimana system tubuh bergerak tanpa memperhitungkan
penyebabnya.
Biostatika : mempelajari sistem biologis dlm keadaan diam dgn mempelajari gaya yg
menimbulkan keseimbangan. Misal ketika berdiri, berbaring, duduk dll.
Biodinamika : Studi tentang gerak biologis hubungannya antara pusat masa dan gaya
penyebabnya.
Karena kompleksnya bentuk masa tubuh dimana bila diuraikan menimbulkan gejala yang sangat
kompleks, maka dalam dibuat model penyederhanaan (cybernetica).
Kepentingan biomekanik dalam fisioterapi untuk menganalisis gaya ketika orang diam dalam
keseimbangan dan gaya orang bergerak.
2
1.2. GERAK FISIOLOGIS SENDI SINOVIALIS
Merupakan gerak yang terjadi pada sendi yang diuraikan dalam tiga bidang gerak, bidang
frontal, bidang sagital dan bidang transversal (horizontal)
Gerak dalam bidang frontal misalnya abduksi-adduksi, elevasi-depresi.
Gerak dalam bidang sagital misalnya fleksi – ekstensi, dorsal fleksi-plantar fleksi.
Gerak dalam bidang transversal misalnya rotasi eksternal-rotasi internal.
Gabungan ketiganya sebagai sirkumduksi.
3
1.4. OSTEOKINEMATIC DAN ARTHROKINEMATIC
Bahwa tiap gerak fungsional sangat kompleks, untuk analisis geraknya perlu diuraikan
dalam osteokinematik dan artrokinematik.
1.4.1. OSTEOKINEMATIC
Osteokinematik adalah gerak sendi hanya dilihat dari gerak tulangnya saja. Pada
osteokinematik dikenal gerak rotasi ayun, rotasi putar dan rotasi spin.
Rotasi ayun.
Rotasi putar.
Rotasi spin.
4
1.4.2. RANGE OF MOTION (ROM)
ROM atau Lingkup Gerak Sendi adalah lingkup yang dicapai pada gerak sendi dalam
bidang gerak dan sumbu gerak tertentu. Pembatasan ROM normal dapat oleh peregangan jaringan
lunak capsule ligamentair, terganjal oleh jaringan lunak, atau oleh pembatasan tulang.
Rasa akhir ROM pada pengukuran ROM pasif disebut end feel, merupakan rasa yang
timbul dari pembatasan gerak tersebut. End feel normal sebagai standard meliputi:
a. Soft end feel: terganjal oleh jaringan lunak. Contoh fleksi siku.
b. Elastic end feel: peregangan jaringan lunak capsule ligamentai. Contoh rotasi
internal/eksternal sendi bahu.
c. Hard end feel: pembatasan tulang. Contoh ekstensi siku.
End feel patologis meliputi:
d. Empty end feel: gerak melebihi ROM normal seolah tanpa penghambat. Contoh pada
dilokasi sendi.
e. Springy end feel: pembatasan oleh ketegangan otot. Contoh fleksi panggul pada posisi
lutut lurus.
f. Firm harder end feel: pembatasan oleh kapsul-ligamen memendek. Contoh rotasi
eksternal pada frozen shoulder.
Pengukuran ROM dengan menggunakan goniometer universal atau khusus dalam derajad,
tetapi pada sendi/bidang gerak tertentu dapat diukur dengan tape measurer dalam centi meter.
Pengukuran ROM aktif yang diukur ketika dilakukan gerak aktif, disini pembatasan juga
ditentukan oleh kekuatan otot yang bersangkutan.
5
1.4.3. ARTHROKINEMATIC
Pada tiap gerak fisiologi selalu terdapat unsur gerak osteokinematic dan arthrokinematic.
Gerak arthrokinematic adalah gerak dilihat dari gerak antar permukaan sendinya, sehingga dikenal
sebagai gerak intraarticular. Terdiri dari traksi-kompresi, translasi, dan spin. Dalam gerak
fungsional disamping gerak disamping terjadi gerak tulangnya, juga terdapat gerak intra artikular
dua atau tiga komponen tersebut.
Traksi-kompresi
Adalah gerak satu permukaan sendi tegak lurus terhadap permukaan sendi pasangannya
kearah menjauh-mendekat.
Translasi
Adalah gerak satu permukaan sendi sejajar terhadap permukaan sendi pasangannya.
Spin
Adalah gerak putar sesuai sumbu tulang terhadap permukaan sendi pasangannya.
6
ANATOMI TERAPAN KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK
ANGGOTA GERAK ATAS
GLENOHUMERAL SYSTEM
Posisi/sikap dan gerakan yang terjadi pada sendi glemohumeralis selalu berkaitan
dengan seluruh sub sistem dalam scapulohumeral system.
GLENOHUMERAL JOINT
Merupakan ‘ball and socket joint’ dibentuk oleh glenoid
cavity yang cekung menghadap ke lateral serong cranioventral
dengan caput humeri yang berbentuk cembung.
Memiliki 3 derajad kebebasan gerak dalam 3 bidang
gerak dan 3 sumbu utama:
1. Sumbu transversal mengontrol gerak fleksi-ekstensi
dalam bidang sagital
2. Sumbu antero-posterior mengontrol gerak abduksi-
adduksi dalam bidang frontal
3. Sumbu vertikal mengontrol gerak fleksi-ekstensi
dalam bidang horizontal pada posisi lengan abduksi 900
Pada sumbu longitudinal humerus terjadi gerak rotasi
Gerak fisiologis flexion -extension ROM. Flx : 1800 bersamaan rotasi axial, Ext : 30-
0
45 stretched end feel (elastic) dan gerak osteokinematic nya yang utama berupa : spin. Gerak
artrokinematik nya yang utama spin.
Gerak aktif Fleksi berlangsung tiga tahap, tahap I yaitu lingkup 00 sampai 50-600, dilakukan
oleh otot:
M. Deltoid anterior (n. axilaris, radiks C5,C6)
M. Coracobrachialis (n. musculocutanius, radiks C6,C7)
M. Pectoralis mayor serabut clavicular
Tahap II yaitu lingkup 60-1200, dilakukan oleh otot:
Ditambah m. serratus anterior
M. Trapezius ascendence
M. Latissimus dorsi
Tahap III yaitu lingkup 120-1800, dilakukan oleh otot:
m. serratus anterior
M. Latissimus dorsi
m. Erector spine.
Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang sagital dewasa ROM Fleksi : 1800 elastic
end feel, dan ROM Ekstensi : 600 elastic end feel. dan gerak arthrokinematic nya yang utama
berupa : spin
Gerak fisiologis Abduction dalam bidang frontal dengan ROM 900 dan end feel elastic
harder. Gerak arthokinematic nya berupa caudal translation
Gerak aktif abduksi dilakukan oleh otot:
M. Deltoid medius (n. axilaris, radiks C5,C6)
M. Supraspinatus (n. subscapularis C5)
Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang frontal orang dewasa ROM
Abduksi: 900 hard end feel.
Gerak isometric Terutama gerak abduksi dilakukan dengan tahanan manual untuk
7
melihat patologi m. Supraspinatus.
Gerak fisiologis Internal rotation dalam bidang tranversal dengan ROM 900 dan elastic
end feel. Dan gerak arthokinematic nya berupa dorsal translation.
Gerak aktif Internal rotation
M. subscapularis (n. subscapularis superior & inferior, C5,C6)
M. Pectoralis mayor(n. pectoralis medialis & lateralis,C5-8,T1)
M. Latissimus dorsi (n. thoraco dorsal, radiks C6-8)
M. Teres mayor (n. subscapularis inferior, C5,C6)
Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang
dewasa ROM rotasi internal: 900 elastic end feel.
Gerak isometric Gerak rotasi internal dilakukan dengan tahanan manual untuk melihat
patologi m. subscapularis.
Gerak fisiologis External rotation dalam bidang tranversal dengan ROM 800 dan elastic
end feel serta dengan gerak arthokinematic nya berupa ventral translation.
Gerak aktif External rotation
M. Infraspinatus (n. suprascapular, C5,C6)
M. Terses minor (n. axilaris, C5)
Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang
dewasa ROM rotasi eksternal: 900 elastic end feel.
Gerak isometrik Gerak rotasi eksternal dilakukan dg tahanan manual utk melihat
patologi m. infraspinatus.
Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang
dewasa ROM abduksi horizontal: 300 adduksi horizontal: 1400 elastic end feel.
Seluruh komponen diatas memiliki gerak arthrokinematic Traction dengan arah lateral
sedikit serong ventrocranial
8
SUPRAHUMERAL (JOINT)
Bukan merupakan sendi yang sebenarnya tetapi
merupakan celah antara acromion pada bagian atas dan
head of humeri bagian bawah.
Terdapat Bursa subdeltoidea atau subacromialis
dan rotator cuff muscles yang terdiri atas subscapular m,
supraspinatus m, dan infraspinatus m, serta tendon long
head biceps.
Pada saat abduction-elevation terjadi benturan
antara head of humerus dengan acromion, kemudian
diantisipasi dengan humerus external rotation dan atau
scapular abduction.
SCAPULOTHORACAL SYSTEM
ACROMIOCLAVICULAR JOINT
Merupakan plane joint dimana acromion konkaf
menghadap ke medial dan clavicula konveks.
Dalam klinis gerakan yang dijumpai adalah Elevation -
Depression dan Protraction - retraction
Karena yg bergerak acromion yg merupakan permukaan
konkaf maka gerak arthrokinematic nya mengikuti gerak
osteokinematic tersebut, yaitu saat elevation terjadi translasi
acromion ke cranial dan saat depression terjadi translasi acromion
ke caudal
Demikian pula saat protraction terjadi translasi acromion
ke ventral dan saat retraction terjadi translasi acromion ke dorsal.
Gerak arthrokinematic Traction nya selalu kearah lateral searah
acromion ditarik.
MLPP pada posisi netral dan CPP pada posisi protraction penuh.
STERNOCLAVICULAR JOINT
Merupakan sendi jenis ‘Saddle joint’ dimana clavicula
konkaf kearah anteroposterior dan konveks kearah craniocaudal.
Gerak fisiologis dalam klinis seperti pada AC Joint sesuai
gerak osteokinematicnya, gerak arthrokinematicnya saat
elevation – depression terdapat unsur arthrokinematicnya caudal
translation – cranial translation, dan saat protraction – retraction
terdapat unsur arthrokinematic ventral – dorsal translation.
Gerak arthrokinematic Traction selalu searah dengan
tarikan sepanjang axis claviculae MLPP posisi netral.CPP posisi
protraction penuh seperti pada AC Joint.
9
SCAPULOTHORACAL (JOINT)
Bukan merupakan sendi yang sebenarnya, tetapi
merupakan pertemuan antara scapula dengan dinding thorax yang
dibatasi oleh subscapular m.dan serratus anterior m, dan
dipertahankan oleh otot-otot trapezius, rhomboideus major –
minor,
SECONDARY JOINTS
INTERVERTEBRAL JOINTS
Sendi intervertebral yang ikut terlibat dalam cervical bawah (C6-
7-Th1) dan thoracal atas (Th1-2-3-4) dimana saat gerak bahu flexion
atau abdudtion penuh terjadi rotation kearah ipsilateral dan lateral
flexion juga kontralateral.
Tinjauan osteo- dan arthro kinematic nya dibahas dalam
Cervical- dan thoracal-spine.
COSTOVERTEBRAL (TRANSVERSAL)
Costa 1 – 2 – 3 – 4 secara bertahap mengikuti gerak lengan
seperti pada intervertebral joint dengan winging dan rotation.
Gerak osteo- dan arthrokinematic nya dibahas dalam thoracal
spine.
SCAPULOHUMERAL RHYTHM
Abduction-elevation of shoulder.
Pada selama gerakan shoulder abduction – elevation dan juga selama flexion terjadi
gerakan osteokinematic yang proporsional antara humerus dan scapula, yang disebut
scapulohumeral rhythm.
Pada awal gerak abduction 0-300 terjadi gerak humerus 300 sementara scapula pada
posisi tetap atau bahkan sedikit adduction.
Pada range 300 - 600 terjadi gerakan yang proporsional antara abduction humerus :
scapula sebesar 2 : 1.
Selanjutnya pada abduction 600 – 1200 juga terjadi humerus external rotation secara
bertahap sebesar 900 karena menghindari benturan acromion dengan head of humerus.
Sementara gerak proporsional antara humerus dan scapula 2 : 1 tetap berlanjut.
Pada abduction 1200 – 1800 gerak proporsional tersebut tetap berlanjut. Pada range ini
mulai terjadi gerakan intervertebral dan costae dan bermakna pada akhir ROM.
10
PALPATION
M. SUPRASPINATUS
Posisi Add-Internal rot penuh lengan bawah belakang punggung.
Palpasi ventrocaudal acromion, arah lateromedial.
Lokasi tendoperiosteal; tendon.
M. INFRASPINATUS
Posisi Sphynx, horizontal Add - external rot.
Palpasi tuberculum minus arah cranio-caudal.
M. SUBSCAPULARIS
Posisi netral sedikit external rotasi
Palpasi medial tuberculum minus sambil gerak external-internal rot
BURSA SUBDELTOIDEA
Posisi extension
Palpasi ventrocaudal acromion diatas tuberculum mayus humeri.
11
2. KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK SIKU (ELBOW COMPLEX)
Elbow complex merupakan adaptor sendi distal sebagai tujuan dan proksimal sebagai
stabilisator, berfungsi untuk memperpendek atau memperpanjang jarak dan menyesuaikan posisi,
sehingga tangan dapat dalam berbagai posisi fungsional dalam jarak terukur.
Terdiri atas humero ulnar joint, humero radial joint dan proximal radio ulnar joint.
12
2.3. PROXIMAL RADIOULNAR JOINT
Jenis sendi putar, dibentuk oleh capitulum radii yang berbentuk
konveks seperti silinder, bersendi dengan fovea radii berbentuk
konkaf seperti seperempat pipa.
13
6. GERAK ACTIVE EKSTENSI SIKU
M. Triceps brachii. (n. radialis, C7 C8)
kerja otot (lihat gambar)
M. Anconeus (n. radialis, C7 C8)
14
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK WRIST-HAND AND FINGER
Wrist-Hand and Finger tersusun dalam kesatuan fungsi yang kompleks, merupakan
terminal fungsi sebagai organ komunikator, sensor maupun motor dengan ROM luas dan
bervariasi serta mudah cidera.
Terdiri atas 28 tulang, 30 sendi, 19 otot intrinsich dan 20 extrinsich. Dalam aktifitas
ditunjang stabilitas dan dasar gerakan bahu dan siku.
Struktur sendi :
Jenis sendi putar, dibentuk oleh distal capitulum ulnae
yang convex dengan radius yg concave. Sendi ini pada lengan
bawah diperkuat lig. interosseus radioulnaris.
RADIOCARPAL JOINT
Merupakan ovoid joint dimana os radius konkaf
menghadap kedistal sedikit serong kepalmar 50 bersendi dengan
carpus yang berbentuk konveks.
Os ulnae dengan carpus tetapi melalui diskus.
Arthrokinematic dan osteokinematic:
Gerakan yang dijumpai adalah Palmar- dan Dorsal Flexion serta Ulnar- dan Radial
Deviation. dengan end feel elastic ulnar deviasi elastic harder.
Karena yang bergerak carpus dgn. permukaan convex
maka gerak arthrokinematic nya adalah : traction ossa
carpea selalu kearah distal searah axis os radii (serong
150) sedangkan translation selalu berlawanan arah, yaitu
saat palmar flexion translation ke dorsal dan saat dorsal
flexion terjadi translation ke palmar. Demikian pula saat
ulnar deviation terjadi translation ke radial dan sebaliknya
saat radial deviation translation ke ulnar.
MLPP pada posisi sedikit palmar flexion (50) dan
ulnar deviation (50).
CPP pada posisi dorsal flexion penuh.
Capsular pattern : Extension lebih terbatas dp
flexion.
15
INTERCARPAL JOINT
Struktur sendi
Scapoideum, lunatum dan triquetrum
merupakan sendi datar yang dihubungkan dengan
lig. interosseum kurang kuat dan merupakan
deretan proximal dari Mid carpal.
Deretan distal terdiri atas trapezium,
trapezoideum, capitatum dan hamatum yang
dihubungkan oleh lig. interosseum secara kuat.
Antara kedua deretan ini membentuk sendi Mid
carpal.
16
CARPOMETACARPAL JOINT (CMC) I
17
PROXIMAL & DISTAL INTERPHALANGEAL (PIP & DIP)
Struktur sendi
Merupakan sendi hinge dg ujung proximal
konveks dan distal konkaf.
18
10. REPOSISI PASIF CMC I
Gerak ibujari menjauhi kelingking. Terbatas dan nyeri kemungkinan karena capsular pattern CMC
I.
19
PREHENSION OF THE HAND
a, b dan c d 1) 2) dan 3)
20
ANATOMI TERAPAN, KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK
ANGGOTA GERAK BAWAH
PELVIS.
Sistem ligamenta:
Dihubungkan oleh lig sacrointerosseus (terkuat), lig. sacrospinal,
dan lig sacrotuberal ↔ menahan nutasi, Lig sacroiliaca anterior
(tertipis) dan lig sacroiliaca posterior yg menahan kontra nutasi,
serta lig iliolumbal.
SACROCOCCYGEAL JOINT
21
SYMPHYSIS PUBIS
HIP JOINT
Jenis : ball and socked joint.
Dibentuk: acetabulum pertemuan antara os ilium,
os ischium, dan os pubis sebagai mangkuk sendi.
Dilapisi cartilago hyalin dan tertutup lagi glenoid
labrum yg mrpk cartilago fibrosa, keduanya tebal
ditepi dan tipis di tengah.
Caput femoris ½ bola dilapisi cartilago hyaline
kedistal sbg collum femoris (sering fraktur), ke
distal terdapat trochantor mayor dan minor,
selanjutnya kedistal sbg femur.
Sistem ligamenta:
Diperkuat oleh 5 ligamenta yg kuat: lig teres
femoris, lig acetabulare, lig acetabulare tranversus,
lig iliofemorale, dan lig ischiofemorale.
Arthrokinematic dan osteokinematic:
1. FLEKSI PASIF
Posisi terlentang dg lutut fleksi:
ROM : 1600 soft end feel.
2. EKSTENSI PASIF
Posisi terlungkup :
ROM : 300 springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan m. ilio
psoas.
Bila lutut fleksi penuh ROM : 100 springy end feel. Pembatasan
oleh ketegangan m. rectus femoris.
3. ABDUKSI PASIF
Posisi terlentang gerak tungkai kesamping.
ROM: 300 dg springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan
mm. adductors.
4. ADDUKSI PASIF
Posisi terlentang dengan tungkai contra lateral fleksi dan
tungkai yang diukur lurus dibawahnya, gerak tungkai
kedalam.
ROM: 150 dg springy end feel. Pembatasan oleh ketegangan
mm. abductors.
7. FLEKSI ISOMETRIK
Posisi terlentang dg lutut fleksi 900
8. EKSTENSI ISOMETRIK
Posisi telungkup dg lutut lurus
9. ABDUKSI ISOMETRIK
Posisi terlentang dg lutut lurus
Gerakan oleh m. gluteus medius dan iliotibialis.
23
Kinesiologi dan Biomekanik sendi lutut
Knee joint merupakan perantara Ankle and Foot dengan Hip, berfungsi sebagai stabilizator dan
penggerak.
Terdiri atas Tibiofemoral joint, patello femoral joint dan Proximal tibio fibular joint.
1. TIBIOFEMORAL JOINT.
Struktur sendi
Jenis Sinovial Hinge joint yg. punya dua derajat
kebebasan gerak rotasi ayun dan spin sebagai
gerak fisiologis :
Fleksi – ekstensi dlm sumbu latero-medial, bidang
sagital
Rotasi internal-eksternal dlm sumbu vertical
bidang transversal.
24
closed rotation phenomen.
Disamping itu juga terjadi gerak valgus
Struktur sendi
Struktur sendi
Plane sinovial joint antara caput fibulae dengan tibia.
25
ANALISIS GERAK LUTUT.
Pada gerak ini harus di isolasi gerak inversi dan inversi pergelangan kaki.
26
ISOMETRIC ROTASI INTERNAL
Posisi terlentang 900 knee flexion:
Posisi duduk pinggir bed 900 knee flexion:
27
ANATOMI TERAPAN, KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK
PERG. KAKI DAN KAKI
Ankle and Foot merupakan distal ektremitas bawah yg berfungsi sebagai stabilizator dan
penggerak. Terdiri atas Distal TibioFibular joint, Ankle joint / TaloCrural joint, SubTalar / Talo
calcaneal joint, Inter Tarsal joint, Tarso Metatarsal joint, Metatarso Phalangeal joint, Proximal- dan
Distal- Interphalangeal joints.
Tulang pembentuk kaki adalah sbb :
1) Os talus paling atas
2) Os calcaneus, paling belakang
3) Os navicularis, medial
4) Os cuboideus, lateral
5) Ossa cuneiforme lateral – middle – medial,
6) Ossa metatarsalia 5 buah dan
7) Ossa palangea 14 buah.
Kelainan / sakit pada kaki dapat menimbulkan gangguan mekanik dan gangguan fungsi pada
sendi lutut, pelvis & hip, lumbar spine dan lebih jauh gangguan cervical spine.
28
2.2. ANKLE JOINT (TALO CRURAL JOINT)
Struktur sendi
Merupakan hinge joint yg dibentuk oleh cruris (tibia & fibula) dan os
talus.
Diperkuat oleh ligamenta tibio fibular lig sisi superior; juga posterior,
inferior dan anterior, Tibiotalar lig; serta posterior, inferior dan anterior
Talofibular lig.
Struktur sendi
Merupakan sendi jenis plan joint dibentuk oleh Talus dan Calcaneus bones.
Diperkuat oleh ligamenta Talocalcaneal lig.
29
2.4. INTER TARSAL JOINT
Calcaneocuboid joint
Merupakan plan joint; Bersama alonavicularis membentuk
tranverse tarsal (mid tarsal) joint .
Diperkuat lig :
1. Spring lig
2. Dorsal talo navicular lig
3. Bifurcatum lig
4. Calcaneo cuboid lig
5. Plantar calcaneocuboid lig.
Cuboideocuneonavicular joints
Cuneiform III-cuboid sbg sendi utama, berupa plan joint. Gerak
terpenting : Inversion dan eversion. Saat inversion cuboid translation
ke plantar medial terhadap cuneiforme III
Intercuneiforms joints
Bersama navicular membentuk tranverse arc, saat pronation-
supination atau eversion-inversion terjadi pengurangan-penambahan
arc.
Arthrokinematikanya berupa Gerak translasion antar os tarsal satu
terhadap lainnya.
30
2.5. TARSO METATARSAL JOINT (TMT)
Cuneiforms I–II–III bersendi dg metatarsal I–II–III, Cuboid bersendi
dg metatarsal IV–V.
Metatarsal II ke proximal sehingga bersendi juga dengan cuneiforme
I dan III, sehingga sendi ini paling stabil dan gerakannya sangat
kecil.
Gerakan TMT joint plantar dan dorsal flexion.
Pada plantar flexion terjadi peningkatan arcus
32
ISOMETRIC ANKLE DORSAL FLEXION
Posisi terlentang pegangan pada os calcaneus dan dorsal kaki, Gerakan
dorsal flexion ditahan.
Anterior tibial m, Ext. digitorum longus m, ext. halluxis longus m,
eperoneus m,
ISOMETRIC EVERVION
Posisi terlentang pegangan pada distal cruris dan lateral kaki, Gerakan
eversi ditahan manual.
m. Peroneus brevis dan longus
ISOMETRIC INVERSION
Posisi terlentang pegangan pada distal cruris dan medial kaki, Gerakan
eversi ditahan.
Anterior tibial m dan posterior tibial m.
33