Jawab:
Menurut Webster’s, “Biomekanika adalah dasar-dasar mekanika
hayati, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dan studi tentang
prinsip-prinsip serta gubungannya”.
Menurut Dorland’s, “Biomekanika adalah penerapan hukum
mekanika pada struktur-struktur hidup khususnya pada sistem
lokomotor dari gerak manusia”.
5. Jelaskan tentang impuls dan momentum serta beri contoh aplikasinya dalam
olahraga!
Jawab:
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam
waktu hanya sesaat atau impuls merupakan peristiwa bekerjanya
gaya dalam waktu yang sangat singkat.
Contohnya : Gerakan seorang petinju ketika memukul, disana
gerakan petinju harus cepat. Karena kecepatan pukulan tersebut
tidak hanya bergantung dari kecepatannya saja, tetapi massa dari
kepalan tangan seorang petinju juga berpengaruh disana. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa massa dari glove dan kepalan tangan
serta kecepatan menentukan besarnya gerak. Benda yang memiliki
massa lebih besar mempunyai momentum yang lebih besar pula
dibandingkan benda yang memiliki massa lebih kecil.
Momentum adalah besarnya gaya dorong dari suatu benda,
momentum juga dikatakan sebagai kekuatan gerak. Jadi momentum
dari suatu benda itu bisa kita peroleh jika benda tersebut bergerak
dengan suatu kecepatan.
Contohnya : Seorang pesilat yang melakukan tendangan secepat-
cepatnya dimana hasil dari tendangan pesilat pada sasaran yang
diberikan gaya dengan waktu sesingkat mungkin disebut impuls.
Dimana besarnya kekuatan (K) dikali lamanyan kekuatan (t)
merupakan suatu pengerahan kekuatan atau kejutan kekuatan atau
momentum kekuatan atau impuls.
a. Awalan
Awalan lompat tinggi gaya flop dilakukan dengan berlari. Ketika
berlari seorang atlet melakukan bermacam-macam gerakan yang dilakukan
secara bersamaan. Ketika seorang atlet lompat tinggi mengambil awalan
dengan berlari, maka tungkai kaki akan bergerak melengkung ke depan
dan ke belakang, dengan sumbu (axis) pada pangkal paha. Bersamaan
dengan gerakan tersebut, tungkai kaki bagian bawah bergerak fleksi dan
ekstensi yang bersumbu pada sendi lutut. Perpindahan tempat menuju ke
dekat matras sebagai akibat dari gerak lari dengan posisi tubuh yang relatif
tetap tegak, dapat dikategorikan sebagai gerak translasi.
Gerakan awalan lari ini, selain melibatkan extremitas bagian bawah,
juga melibatkan extremitas bagian atas. Ayunan lengan yang bersumbu
pada sendi bahu merupakan gerakan anguler, sedangkan gerakan fleksi dan
ekstensi yang bersumbu pada sendi siku juga terjadi pada saat berlari.
Perubahan dari langkah pendek, menjadi langkah panjang pada saat
atlet sudah berada didekat matras, memerlukan keseimbangan tertentu,
sehingga atlet mampu mempertahankan posisinya agar badan tetap stabil,
dan dapat menumpu dengan baik.
Sedangkan gerakan tersebut membutuhkan kinerja otot-otot tungkai
seperti quadriceps, hamstring, gastrocnemeus dan gluteus. Untuk tetap
mendapat ayunan lengan yang baik tentunya gerakan lengan akan
didukung oleh deltoid dan travezeus. Sedangkan fleksi siku merupakan
kerja dari biceps.
b. Tolakan
Tolakan untuk lompat tinggi gaya flop, dilakukan dengan bertumpu
pada kaki sebelah luar yang jauh dari matras, dan sedapat mungkin
tumpuan dilakukan dengan kaki yang lebih kuat. Untuk memperoleh
tolakan secara maksimal, maka biomekanika mendekati dengan
menggunakan vektor.
Berdasarkan vector, sudut yang paling efisien digunakan oleh atlet
untuk memperoleh lompatan yang tertinggi adalah sudut 600. Atlet lompat
tinggi mengambil awalan, bergerak secara horisontal ke depan, gerakan ke
depan tersebut harus diubah dengan melakukan tolakan ke atas (vertikal).
Berdasarkan perhitungan vektor ditemukan bahwa gerakan untuk
mencapai titik tertinggi (vertikal) dari arah horisontal yang diubah menjadi
vertikal adalah pada sudut 600.
Tolakan kaki tumpu pada saat melompat diusahakan harus mampu
mendekati sudut 600, sehingga akan diperoleh daya dorong ke atas secara
optimal. Gerakan tolakan kaki tumpu ke atas, memunculkan gerakan
vertikal, transversal horisontal, dan medial horisontal. Tolakan ke atas
mengarah pada bidang vertikal, diikuti dengan gerakan transversal
horisontal, kemudian medial horisontal. Ayunan kaki ke atas membantu
daya dorong ke atas untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya.
Lintasan parabola juga dapat digunakan untuk menjelaskan
perpindahan horisontal dan vertikal, dimana untuk perpindahan horisontal,
sudut yang harus ditempuh untuk jarak terjauh adalah 45o, sedangkan
untuk perpindahan vertikal, pelompat tinggi harus melakukan tolakan
dengan sudut 60o.
Pada saat kaki melakukan tolakan lutut sedikit ditekuk, sehingga
terjadi gerakan fleksi yang bersumbu pada sendi lutut. Ketika kaki
menumpu di lantai, maka ada daya sebesar berat badan sehingga lantai
memberikan reaksiterhadap daya tersebut. Tolakan kaki dilakukan untuk
mengubah gerakan horisontal ke arah vertikal.
Dalam hal ini otot-otot yang dominan untuk dapat melompat secara
baik adalah peran dari kelompok otot-otot tungkai. Jadi daya ledak otot
tungkai merupakan kondisi fisi yang paling besar kontribusinya terhadap
lompat tinggi. Sehingga kebutuhan energi adalah anaerobic, dimana
penyediaan ATP yang relative cepat dibutuhkan.
c. Melayang di Atas Mistar
Gerakan melayang di atas mistar untuk atlet lompat tinggi yang
menggunakan gaya flop berbeda dengan gaya yang lain. Dalam gaya flop
ada titik tertentu yang digunakan sebagai sumbu, sehingga tubuh bergerak
melengkung di atas mistar.
Ketika atlet telah melakukan tolakan ke atas, maka posisi badan
melayang membentuk posisi hiper-ekstensi, kaki dan tangan pasif, posisi
tubuh melengkung di atas mistar dengan satu titik sumbu. Dalam hal ini
otot-otot punggung merupakan fungsi utama dalam hiperfleksi dimana
terjadi pengerutan dan peregangan pada otot-otot abdomen.
d. Pendaratan
Pendaratan yang dilakukan atlet lompat tinggi yang
menggunakangaya flop, ketika tubuh jatuh di matras, usahakan sikap
badan membentuk seperti huruf “L”.
Pada saat pendaratan punggung dalam posisi rileks, tungkai
membengkok dengan gerakan fleksi yang berporos pada pinggul, dengan
kedua kaki berada lebih tinggi dari badan.
No Motorik Organik
Power, Speed, Endurance, Accuracy,
1 Awalan
Coordinacy
Power, Balance, Agility, Accuracy,
2 Tolakan
Muscular Endurance
Speed, Flexibility, Accuraty, Balance,
3 Melayang di atas Mistar
Coordinaty
4 Pendaratan Accuraty, Balance, Muscular Endurance
Tabel 1 : Analisa Motorik dan Organik Cabang Atletik Nomor Lompat Tinggi
Teknik dasar yang harus dikuasi atlet lompat tinggi adalah (1) awalan, (2)
tolakan, (3) saat melayang di atas mistar, dan (4) pendaratan.
Pengambilan awalan dengan jalur lintasan “J terbalik” merupakan
pendekatan yang paling lazim digunakan dalam lompat tinggi gaya flop.
Mengingat waktu gerakan lompat tinggi relative singkat maka sistem
energi yang dominan adalah ATP-PC. Sedangkan komponen fisik yang utama
adalah daya ledak otot-otot tungkai. Jadi pengembangannya melalui peningkatan
power otot tungkai dengan memadukan latihan kekuatan dengan kecepatan.
Untuk meningkatkan kemampuan lompat tinggi gaya flop, tidak hanya
latihan yang ditiujukan pada teknik sempurna, melainkan dengan didukung oleh
latihan fisik. Jadi bagi pelatih peningkatan latihan fisik harus mengembangkan
kemampuan daya ledak otot tungkainya. Sedangkan penekanannya adalah
terhadap pemberdayaan sistem ATP-PC yang bersifat anaerobic.
b) Kepala
c) Kaki
d) Badan
Posisi badan tengkurap ke dalam air dengan posisi
mengapung. Dan badan sejajar dengan permukaan air.
C. Tungkai bawah
3. bidang : frontal
4. sumbu : sagital
5. pengungkit : jenis
10. Analisislah secara biomekanika berbagai macam pukulan dalam tenis meja!
Jawab: