Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Yayat Rahmat Hidayat

NIM

: 1004730

Mata Kuliah : Biomekanika Olahraga


Dosen

: Prof. DRS. H. Imam Hidayat. M.Pd

1. Pada aktivitas olahraga masing-masing segmen memberi kontribusi dalam


gerakan dan disebut kinetic link, misalnya pada gerakan melempar lembing,
akan terlihat peranan dari setiap segmen dalam menghmpun kecepatan
geraknya pada lembing yang dilempar. Peranan dari setiap segmen, mengikuti
prinsip-prinsip tertentu kinektic link.
a.

Setiap

aktivitas

olahraga

selalu

dicari

keterkaitan antara setiap segmen/ anggota tubuh.


b.

Setiap segmen/ anggota tubuh bergerak secara


suquentional (berurutan), tidak simultan (bersamaan)

c.

Gerakan secara sequentional berpegang pada


prinsip proses mentrasfer momentup sudut dari segmen yang satu
kesegmen yang lain dari suatu sistem.

d.

Melalui momentum sudut akan dapat dihimpun


kecepatan linier dari pangkal sampai ke ujung segmen, sehingga diperoleh
akumuasi kecepatan yang sebesar-besarnya.

2. Turbulensi merupakan hambatan gerak (drag)


Profil drag, arus udara yang menerpa permukaan depan dari bola disebut
profile drug atau pressure drag. Dibawah ini (1) tekanannya tinggi, makin
besar penampangnya makin besar pula penampangnya.
Surface drag;
Turbulensi terjadi dipengaruhi juga oleh besarnya gesekan dengan lapisan
luar bola (skin priction). Arus udara yang terjadi karena gesekan ini disebut
Surface drag.
3. Titik berat dan titik apung
Titik berat tubuh tidak selalu sama dengan titik apung, letaknya kurang lebih
57% dari tinggi tubuh. Ini disebabkan karena masa tubuh terfokus pada
daerah itu. Kalau titik berat tergantung pada massanya, titik apung tergantung
apa volumenya. Orang yang dadanya bidang titik apungnya lebih tinggi dari
pada orang yang bayak lemak pada pahanya.

Kemampuan orang mengapung dan diam diair banyak ditentukan oleh letak
titik berat terhadap titik apung.
Bila titik berat berada dititik apung, orang tersebut cenderung kakinya turun
kebawah.
Bila titik berat sama tinggi atau berimpit dengan titik apung, orang tersebut
dapat terapung dengan datar / horizontal, sedang bila titik berat berada dititk
apung orang tersebut cenderung kepalanya turun kebawah.
4. Massa Lift Theori
Pada tahun 1971 J.E. Counsilman dan Ronald brown memperkenalkan
propulsive force yang disebut lift propulsion. Pendekatan teorinya
berdasarkan prinsip bernouille yang penerapannya digunakan pada sayap
pesawat terbang dan pada baling-baling pesawat dan kapal laut.
5. Momentum dan Impuls
A. Momentum ialah besarnya gaya dorong dari suatu benda. Dikatakan juga
momentum adalah kekuatan gerak. Jadi momentum dari suatu benda itu
diperoleh bila benda tersebut bergerak dengan suatu kecepatan.
Bila seorang petinju memukul gerakan tinjunya harus cepat. Kerasnya
pukulan tidak hanya bergantung dari kecepatanya saja, tetapi massa (m) dari
kepalan tangannya ikut menentukan. Massa dari glove dan kepalan dan
kecepatan menentukan besarnya gerak.
Uraian dan contoh; lihat bola yang dalam keadaan bergerak. Bila bola
tersebut membentur kaca maka kaca pecah berkeping-keping. Ini baahwa
bola yang bergerak mempunyai kemampuan, kemampuan untuk memecah
kaca. Kemampuan ini timbul karena:
a. adanya gerak
b. bola mempunyai berat (massa)
Kalau bola tersebut bola pingpong, belum tentu kaca itu pecah, sedangkan
bola tenis yang lebih berat, kemungkinan kaca pecah lebih besar. Bola yang
bergerak tersebut dikatakan mempunyai momentum.
Pukulan pada tinju tadi, kalau berat badannya dipergunakan untuk
menimbulkan momentum, pukulan akanlebih keras. Memontum dari racket
tenis lebh besar dari pada momentum racket bulu tangkis, oleh karena racket
tenis lebih berat. Momentum tendangan kaki bersepatu, lebih besar dari pada
momentum tendangan kaki yang telanjang. Pada baseball memukul dengan
stick yang lebih berat, akan lebih keras pukulanya (momentunya lebih besar)

dari pada stick yang lebih ringan. Seorang perenang yang melakukan start
pada renang gaya bebas mengayunkan lengannya kedepan. Ayunan lengan ini
merupakan momentum kedepan.
Momentum = m x v disebut jumlah gerak atau momentum gerak atau
kekuatan gerak
B. Impuls; telah dijelaskan bahwa impuls dan momentum merupakan
hubungan sebab akibat, contoh; seorang atlet tolak peluru atau seorang
pitcher, bila tolakan atau ayunan lengannya

panjang, pengerahan

kekuatannya lebih lama sehingga impulsnya lebih besar. Impuls yang besar
mengakibatkan momentum yang dihasilkan juga besar.
Pada gerakan melempar (bola, lembing) atau menolak peluru, impuls dapat
dperbesar dengan membuat awalan besar (-t diperbesar)
Tetapi pada gerakan melompat saat menolakan kaki, t tidak dapat diperbesar.
Meluruskan tungkai saat menolak, tidak dapat dilakukan dengan berlamalama, tetapi harus cepat, sesaat, meledak seketika.
Jadi untuk memperbesar impuls saat menolak ialah dengan memperbesar K,
sebaliknya untuk memperbesar impuls pada saat mengayun ialah dengan
memperbesar t (awalan).
Besarnya impuls yaitu K x t kalau digambar dalam bentuk grafik gaya/ waktu
terlihat sebagai berikut;
a. secara teoritis mekanis
b. pada kontaksi otot.
6. Tenaga Kerja Potensial dan Kinetik
Tenaga kerja potensial adalah tenaga yang dimiliki tubuh karena tempatnya,
dan tenaga kerja kinetik adalah tenaga karena kecepatnnya.
Contoh tenaga kerja potensial; seoarang peloncat indah yang melompatlompat pada papan tolak, makin lama makin tinggi mengerahkan TKT-nya.
Pada titik tertingginya ia mempunyai TKT= G x h (G= berat badannya dan
h=tinggi lompatan).
Contoh tenaga kerja kinetik; Sebuah benda mempunyai tenaga kerja gerak
(TKG) apabila karena kecepatannya benda tersebut menimbun kemampuan
melakukan kerja. Bila tali busur dilepas, anak panah akan meluncur dengan
kecepatan gerak V karena geraknya, anak panah tersebut mempunyai TKG
sebesar m V2 (m = berat dan V= kecepatan anak panah).

Contoh; pada saat menolak ketas pada salto senam lantai, diperlukan tenaga
kinetic besarnya TKG ini tergantung dari besarnya V. bila berat pesenam m=
60 Kg, V=5m/dt; TKG= x 60 x 52 = 150 joule (Nm).

Anda mungkin juga menyukai