Anda di halaman 1dari 11

Momentum dan Impuls

Definisi Momentum dalam fisika adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan

gerak suatu benda. Momentum merupakan besaran vektor. Secara

matematis, rumusnya adalah sebagai berikut: 

Di mana 

p = momentum ( kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda ( m/s)

Sedangkan impuls (I) adalah hasil kali gaya impulsif rata-rata (F) dan selang waktu

singkat (Δt) selama gaya impulsif bekerja. Impuls merupakan besaran

vektor dan arahnya searah dengan arah gaya impuls F. secara matematis, impuls

dirumuskan sebagai berikut: 

Jika gaya impulsif, F, termasuk yang berubah terhadap waktu, t, dapat Quipperian

gambarkan grafik F-t nya. Nilai impulsnya merupakan luasan raster di bawah

grafik F-t.
Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal dengan nama

teorema impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang dikerjakan

pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda

tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya”. 

Secara matematis, rumusan teorema impuls-momentum adalah sebagai berikut: 

Suatu momentum selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, bola billiar A

dan bola billiar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan

dengan momentum mava dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan


momentum mbvb. Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja

sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan. 

Momentum sistem partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah

momentum bola A dan bola B sesudah tumbukan. 

Sumber: http://www.materi78.co.nr

Dari peristiwa tumbukan mendatar di atas, dapat simpulkan bahwa momentum

total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total

sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang


bekerja pada sistem. Pernyataan ini dikenal dengan nama hukum kekekalan

momentum linier. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: 

Suatu benda yang mengalami pergerakan dalam selang waktu yang singkat disebut gaya

impulsif. Untuk memahami konsep gaya impulsive pada pertandingan sepak bola

Misalnya seorang penjaga gawang meletakkan bola yang diam di garis gawang, lalu

menendang bola tersebut ke arah depan, menyebabkan bola tersebut bergerak ke depan

menuju kawan dari penjaga gawang tersebut. Nah, kita mengetahui bahwa bola yang diam

akan bergerak ketika gaya tendangan penjaga gawang pada bola. Gaya tendangan pada

bola termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu singkat disebut gaya

impulsif. Gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola

bergerak cepat dan semakin cepat. 

Gaya impulsif menyebabkan rasa sakit pada diri apabila kontak yang

terjadi pada tubuh kita dalam selang waktu yang kecil. Contohnya dalam

pertandingan atau latihan judo selalu diadakan di atas matras bukan di atas lantai

dan juga seorang atlet karateka selalu menarik kepalan tangannya secara

cepat sewaktu melayangkan pukulan lurus pada diri lawannya. Pada kasus

pertama ketika pejudo dibanting di atas matras atau lantai, impuls yang dialaminya

sama. 

Namun karena selang waktu kontak antara punggung pejudo dan matras

berlangsung lebih lama daripada antara punggung pejudo dan lantai,

maka gaya impulsif yang dikerjakan matras pada punggung lebih kecil daripada


gaya impulsif yang dikerjakan lantai pada punggung. Sebagai akibatnya, pejudo

yang dibanting di matras dapat menahan rasa sakit akibat bantingan yang

dialaminya. Pada kasus yang kedua, teknik karateka tersebut dimaksudkan

agar selang waktu kontak antara kepalan tangan karateka dan badan lawan

yang dipukulnya berlangsung sesingkat mungkin sehingga lawannya

menderita gaya impulsif yang lebih besar. Jadi kesimpulannya adalah rasa sakit

pada atlet disebabkan oleh gaya impulsif. 

Penerapan Konsep Momentum dan Impuls

Ada beberapa penerapan konsep impuls dan hukum kekekalan momentum linier
di dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya desain faktor keselamatan mobil
(impuls) dan peluncuran roker (hukum kekekalan momentum). Prinsip dan
konsep dari contoh tersebut  adalah sebagai berikut: 
a. Desain faktor keselamatan mobil
Sebuah mobil yang memperhatikan faktor keselamatan di dalamnya terdiri
dari kantung udara, sabuk pengaman, rangka bodi yang kuat, dan gumpalan
pada bagian depan dan belakang mobil. Desain faktor keselamatan pada mobil
ditunjukkan pada gambar 5. Dalam pembuatan desain faktor keselamatan mobil
menggunakan prinsip dari gaya impulsif. Bagian depan dan belakang mobil
didesain agar dapat menggumpal secara perlahan ketika tabrakan yang terjadi
sehingga menyebabkan selang
waktu kontak lebih lama dan sangat mengurangi gaya impulsif yang akan
diterima pengemudi. 
Sebuah kantung udara diletakkan di antara setir dan pengemudi dibuat dari bahan
yang lunak. Hal ini dikarenakan supaya impuls yang diberikan kantong udara akan
berlangsung lebih lama dan akan mengurangi gaya impulsif yang dikerjakan
kantong udara pada pengemudi. Fungsi kantung udara antara lain : sebagai
penyangga karena tabrakan membuat mobil berhenti dengan cepat, pengurang
momentum karena pengendara bergerak ke depan dengan cepat, sebuah impuls
untuk pengurang momentum pengendara sehingga menjadi nol (memberhentikan
pengendara). 
Sebuah sabuk keselamatan dibuat dari bahan elastis seperti karet dan letaknya
kira-kira kurang dari 50 cm. Sabuk keselamatan ini didesain untuk dapat
memberikan impuls yang dapat memberhentikan pengemudi dalam selang
waktu tertentu (waktu kontak) setelah pengemudi dan sabuk keselamatan
menempuh jarak tertentu yang aman. Sabuk keselamatan harus dibuat
dengan bahan elastis dan tidak boleh dari bahan yang kaku hal ini dikarenakan
pada saat tabrakan, sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi
dalam waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Hal tersebut memberikan
gaya impulsif yang sangat besar yang bekerja pada tubuh pengemudi sehingga
akan sangat menyakitkan pengemudi, bahkan dapat membahayakan jiwanya.

b. Gaya dorong pada roket


Sebuah roket yang akan bergerak menuju ke luar angkasa akan mengalami gaya
dorong. Gaya dorong ini sesuai dengan prinsip dari perubahan momentum yaitu:

ke bawah pada udara dalam roket. Sesuai dengan hukum III newton, muncul reaksi,
yaitu udara dalam roket mengerjakan gaya pada roket dengan besar yang sama,
tetapi arahnya berlawanan sehingga gaya yang dikerjakan udara dalam roket pada
roket berarah vertikal ke atas. Gaya vertikal ke atas yang bekerja pada roket inilah
yang kita sebut sebagai gaya dorong pada roket sehingga roket dapat bergerak
naik (gaya dorong ke atas roket). Rumusan matematis yang terjadi pada roket
adalah sebagai berikut: 
Ternyata banyak juga penerapan konsep dari pelajaran yang kita pelajari selama ini
di kehidupan sehari-hari.

Sehingga hukum kekekalan momentum yang dikerjakan roket adalah: 

Sehingga hukum kekekalan momentum yang dikerjakan roket adalah: 


CONTOH SOAL

Soal No. 1
Sebuah balok 2 kg yang diam di atas lantai di tembak dengan sebutir peluru bermassa 100 gram dengan
kecepatan 100 m/s.

Jika peluru menembus balok dan kecepatannya berubah menjadi 50 m/s, tentukan kecepatan gerak
balok!

Pembahasan
Hukum kekekalan momentum :

Soal No. 2
Peluru bermassa 100 gram dengan kelajuan 200 m/s menumbuk balok bermassa 1900 gram yang diam
dan bersarang di dalamnya.

Tentukan kelajuan balok dan peluru di dalamnya!

Pembahasan
Hukum kekekalan momentum dengan kondisi kecepatan balok sebelum tumbukan nol dan kecepatan
balok setelah tumbukan sama dengan kecepatan peluru setelah tumbukan, namakan v'

Soal No. 3
Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola kedua yang bergerak
dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan lenting sempurna.
Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan kecepatan masing-masing
bola setelah tumbukan!

Pembahasan
Terlebih dahulu buat perjanjian tanda :
Arah kanan (+)

Arah kiri (−)

Dari hukum Kekekalan Momentum didapat persamaan :

(Persamaan 1)

Koefisien restituti (e) untuk tumbukan lenting sempurna adalah e = 1.

(Persamaan 2)

Gabungan persamaan 1 dan 2 :


Soal No. 4

Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola hijau bermassa 1

kg yang diam di atas lantai.

Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan tidak lenting (sama

sekali)!

Pembahasan

Kecepatan benda yang bertumbukan tidak lenting sempurna setelah bertumbukan adalah sama,

sehingga v'1 = v'2 = v'

Dari hukum Kekekalan Momentum di dapat :

Soal No. 5

Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti diperlihatkan gambar di bawah!
Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah sama sebesar 1 kg,

tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!

Pembahasan

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)

Gabungan 1 dan 2 :

Anda mungkin juga menyukai