Anda di halaman 1dari 6

KONSEP HUKUM MOMENTUM DAN IMPULS

Oleh :

RENI SALMI
ANANDA AWALIA

SMK AGRIBISNIS INSAN MUMAYAZ


BOGOR - 2021
Konsep Hukum Momentum dan Impuls

Definisi Momentum dalam fisika adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak


suatu benda. Momentum merupakan besaran vektor. Secara matematis, rumusnya adalah
sebagai berikut: 

Di mana 

p = momentum ( kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda ( m/s)

Sedangkan impuls (I) adalah hasil kali gaya impulsif rata-rata (F) dan selang waktu singkat
(Δt) selama gaya impulsif bekerja. Impuls merupakan besaran vektor dan arahnya searah
dengan arah gaya impuls F. secara matematis, impuls dirumuskan sebagai berikut: 

Jika gaya impulsif, F, termasuk yang berubah terhadap waktu, t, dapat Quipperian gambarkan
grafik F-t nya. Nilai impulsnya merupakan luasan raster di bawah grafik F-t.

Sumber: http://
www.materi78.co.nr

2
Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal dengan nama teorema
impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya”. 

Secara matematis, rumusan teorema impuls-momentum adalah sebagai berikut: 

Momentum

Suatu momentum selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, bola billiar A dan bola
billiar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan
momentum mava dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan momentum mbvb.
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja sama dengan jumlah
momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan. 

Sumber: http://
www.materi78.co.nr

3
Momentum sistem partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum
bola A dan bola B sesudah tumbukan. 

Sumber: http://www.materi78.co.nr

Dari peristiwa tumbukan mendatar di atas, dapat simpulkan bahwa momentum total
sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah
tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Pernyataan ini dikenal
dengan nama hukum kekekalan momentum linier. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut: 

Gaya Impulsif

Suatu benda yang mengalami pergerakan dalam selang waktu yang singkat disebut gaya


impulsif. Untuk memahami konsep gaya impulsif, Quipper Blog akan memberikan ilustrasi
singkat seperti ini: Pernahkah Quipperian melihat pertandingan sepakbola? Misalnya seorang
penjaga gawang meletakkan bola yang diam di garis gawang, lalu menendang bola tersebut
ke arah depan, menyebabkan bola tersebut bergerak ke depan menuju kawan dari penjaga
gawang tersebut. Nah, kita mengetahui bahwa bola yang diam akan bergerak ketika gaya
tendangan penjaga gawang pada bola. Gaya tendangan pada bola termasuk gaya kontak yang
bekerja hanya dalam waktu singkat disebut gaya impulsif. Gaya impulsif mengawali suatu
percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat dan semakin cepat. 

Untuk membahas hubungan gaya impulsif pada tubuh, Quipper Blog akan memberikan 2
ilustrasi sebagai berikut: 

Gaya impulsif menyebabkan rasa sakit pada diri apabila kontak yang terjadi pada tubuh


kita dalam selang waktu yang kecil. Contohnya dalam pertandingan atau latihan judo selalu
diadakan di atas matras bukan di atas lantai dan juga seorang atlet karateka selalu

4
menarik kepalan tangannya secara cepat sewaktu melayangkan pukulan lurus pada diri
lawannya. Pada kasus pertama ketika pejudo dibanting di atas matras atau lantai, impuls
yang dialaminya sama. 

Namun karena selang waktu kontak antara punggung pejudo dan matras


berlangsung lebih lama daripada antara punggung pejudo dan lantai, maka gaya
impulsif yang dikerjakan matras pada punggung lebih kecil daripada gaya impulsif
yang dikerjakan lantai pada punggung. Sebagai akibatnya, pejudo yang dibanting di
matras dapat menahan rasa sakit akibat bantingan yang dialaminya. Pada kasus yang
kedua, teknik karateka tersebut dimaksudkan agar selang waktu kontak antara kepalan
tangan karateka dan badan lawan yang dipukulnya berlangsung sesingkat
mungkin sehingga lawannya menderita gaya impulsif yang lebih besar. Jadi
kesimpulannya adalah rasa sakit pada atlet disebabkan oleh gaya impulsif. 

Penerapan Konsep Momentum dan Impuls


Ada beberapa penerapan konsep impuls dan hukum kekekalan momentum linier di dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya desain faktor keselamatan mobil
(impuls) dan peluncuran roker (hukum kekekalan momentum). Prinsip dan konsep dari
contoh tersebut  adalah sebagai berikut: 

a. Desain faktor keselamatan mobil

Sebuah mobil yang memperhatikan faktor keselamatan di dalamnya terdiri dari kantung


udara, sabuk pengaman, rangka bodi yang kuat, dan gumpalan pada bagian depan dan
belakang mobil. Desain faktor keselamatan pada mobil ditunjukkan pada gambar 5. Dalam
pembuatan desain faktor keselamatan mobil menggunakan prinsip dari gaya impulsif. Bagian
depan dan belakang mobil didesain agar dapat menggumpal secara perlahan ketika tabrakan
yang terjadi sehingga menyebabkan selang waktu kontak lebih lama dan
sangat mengurangi gaya impulsif yang akan diterima pengemudi. 

Sebuah kantung udara diletakkan di antara setir dan pengemudi dibuat dari bahan yang
lunak. Hal ini dikarenakan supaya impuls yang diberikan kantong udara akan
berlangsung lebih lama dan akan mengurangi gaya impulsif yang dikerjakan kantong udara
pada pengemudi. Fungsi kantung udara antara lain : sebagai penyangga karena tabrakan
membuat mobil berhenti dengan cepat, pengurang momentum karena pengendara bergerak ke
depan dengan cepat, sebuah impuls untuk pengurang momentum pengendara sehingga
menjadi nol (memberhentikan pengendara). 

Sebuah sabuk keselamatan dibuat dari bahan elastis seperti karet dan letaknya kira-kira
kurang dari 50 cm. Sabuk keselamatan ini didesain untuk dapat memberikan impuls yang
dapat memberhentikan pengemudi dalam selang waktu tertentu (waktu kontak) setelah
pengemudi dan sabuk keselamatan menempuh jarak tertentu yang aman. Sabuk keselamatan
harus dibuat dengan bahan elastis dan tidak boleh dari bahan yang kaku hal ini
dikarenakan pada saat tabrakan, sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi
dalam waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Hal tersebut memberikan gaya impulsif
yang sangat besar yang bekerja pada tubuh pengemudi sehingga akan sangat menyakitkan
pengemudi, bahkan dapat membahayakan jiwanya.

5
b. Gaya dorong pada roket

Sebuah roket yang akan bergerak menuju ke luar angkasa akan mengalami gaya dorong.
Gaya dorong ini sesuai dengan prinsip dari perubahan momentum yaitu:

Perubahan momentum udara yang terjadi di dalam roket menyebabkan roket mengerjakan
gaya vertikal ke bawah pada udara dalam roket. Sesuai dengan hukum III newton, muncul
reaksi, yaitu udara dalam roket mengerjakan gaya pada roket dengan besar yang sama, tetapi
arahnya berlawanan sehingga gaya yang dikerjakan udara dalam roket pada roket berarah
vertikal ke atas. Gaya vertikal ke atas yang bekerja pada roket inilah yang kita sebut
sebagai gaya dorong pada roket sehingga roket dapat bergerak naik.

WhatsAppLINEFacebookTwitterTelegramGmail

Anda mungkin juga menyukai