Oleh :
RENI SALMI
ANANDA AWALIA
Di mana
p = momentum ( kg m/s)
Sedangkan impuls (I) adalah hasil kali gaya impulsif rata-rata (F) dan selang waktu singkat
(Δt) selama gaya impulsif bekerja. Impuls merupakan besaran vektor dan arahnya searah
dengan arah gaya impuls F. secara matematis, impuls dirumuskan sebagai berikut:
Jika gaya impulsif, F, termasuk yang berubah terhadap waktu, t, dapat Quipperian gambarkan
grafik F-t nya. Nilai impulsnya merupakan luasan raster di bawah grafik F-t.
Sumber: http://
www.materi78.co.nr
2
Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal dengan nama teorema
impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya”.
Momentum
Suatu momentum selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, bola billiar A dan bola
billiar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan
momentum mava dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan momentum mbvb.
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja sama dengan jumlah
momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.
Sumber: http://
www.materi78.co.nr
3
Momentum sistem partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum
bola A dan bola B sesudah tumbukan.
Sumber: http://www.materi78.co.nr
Dari peristiwa tumbukan mendatar di atas, dapat simpulkan bahwa momentum total
sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah
tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Pernyataan ini dikenal
dengan nama hukum kekekalan momentum linier. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
Gaya Impulsif
Untuk membahas hubungan gaya impulsif pada tubuh, Quipper Blog akan memberikan 2
ilustrasi sebagai berikut:
4
menarik kepalan tangannya secara cepat sewaktu melayangkan pukulan lurus pada diri
lawannya. Pada kasus pertama ketika pejudo dibanting di atas matras atau lantai, impuls
yang dialaminya sama.
Sebuah kantung udara diletakkan di antara setir dan pengemudi dibuat dari bahan yang
lunak. Hal ini dikarenakan supaya impuls yang diberikan kantong udara akan
berlangsung lebih lama dan akan mengurangi gaya impulsif yang dikerjakan kantong udara
pada pengemudi. Fungsi kantung udara antara lain : sebagai penyangga karena tabrakan
membuat mobil berhenti dengan cepat, pengurang momentum karena pengendara bergerak ke
depan dengan cepat, sebuah impuls untuk pengurang momentum pengendara sehingga
menjadi nol (memberhentikan pengendara).
Sebuah sabuk keselamatan dibuat dari bahan elastis seperti karet dan letaknya kira-kira
kurang dari 50 cm. Sabuk keselamatan ini didesain untuk dapat memberikan impuls yang
dapat memberhentikan pengemudi dalam selang waktu tertentu (waktu kontak) setelah
pengemudi dan sabuk keselamatan menempuh jarak tertentu yang aman. Sabuk keselamatan
harus dibuat dengan bahan elastis dan tidak boleh dari bahan yang kaku hal ini
dikarenakan pada saat tabrakan, sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi
dalam waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Hal tersebut memberikan gaya impulsif
yang sangat besar yang bekerja pada tubuh pengemudi sehingga akan sangat menyakitkan
pengemudi, bahkan dapat membahayakan jiwanya.
5
b. Gaya dorong pada roket
Sebuah roket yang akan bergerak menuju ke luar angkasa akan mengalami gaya dorong.
Gaya dorong ini sesuai dengan prinsip dari perubahan momentum yaitu:
Perubahan momentum udara yang terjadi di dalam roket menyebabkan roket mengerjakan
gaya vertikal ke bawah pada udara dalam roket. Sesuai dengan hukum III newton, muncul
reaksi, yaitu udara dalam roket mengerjakan gaya pada roket dengan besar yang sama, tetapi
arahnya berlawanan sehingga gaya yang dikerjakan udara dalam roket pada roket berarah
vertikal ke atas. Gaya vertikal ke atas yang bekerja pada roket inilah yang kita sebut
sebagai gaya dorong pada roket sehingga roket dapat bergerak naik.
WhatsAppLINEFacebookTwitterTelegramGmail