“Saudara Tua”
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah Sejarah Indonesia ini tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
i
BIODATA PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ....ii
BIODATA PENYUSUN........................................................................................................................iii
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
“ Saudara Tua”
3. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN
MILITER...............................................................................................................................4
KESIMPULAN...................................................................................................................................7
LATAR BELAKANG
Pada pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar Tentara
Jepang agar penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas
pertahanan dan kemiliteran (termasuk semimiliter).
Di seluruh Kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya
dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer :
a. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima
(Tomi Shudan) untuk Sumatera. Pusatnya di Bukittinggi.
b. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu
Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintah
militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
c. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk
daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada
8Desember 1941, serangan terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika
Serikat di Pasifik. Kemenangan pasukan Jepang seolah-olah tak dapat
dikendalikan dan pasukan itu berturut-turut menghancurkan basis militer
Amerika. Selain itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan
terhadap Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan
bahan industri perang, seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab,
persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan
Jepang selama PerangPasifik.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan
seluruh Maluku Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai
olehJepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang
kemudianmenyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak.
Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari
1942). Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan
perhatiannya untuk menguasai tanahJawa sebagai pusat pemerintahan Hindia
Belanda.
Dalam upaya menguasai Jawa, telah terjadi pertempuran di Laut Jawa,
yaitu antara tentara Jepang dengan Angkatan Laut Belanda di bawah
LaksamanaKarel Doorman. Tetapi belanda dan laksamana karel doorman gagal
. Jenderal Imamura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret
1942. Pendaratan itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh
Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu
dipimpin oleh Kolonel Tonishoridan pendaratan disekitar Bojonegoro
dikoordinir oleh Mayjen Tsuchihash.
2
Untuk menghadapi pasukan Jepang, sebenarnya Sekutu sudah
mempersiapkan diri, yaitu antara lain berupa tentara gabungan ABDACOM dan
sebagainya . Meskipun demikian, tentara Jepang mendarat di Jawa dengan
jumlah yang sangat besar, sehingga pasukan Belanda tidak mampu memberikan
perlawanan. Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara
Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor).
Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan Jepang.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada
Jepang yang diwakili Jenderal Imamura Penandatanganan ini dilaksanakan di
Kalijati, Subang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun Belanda
segeramendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di Australia di
bawahpimpinan H.J. Van Mook.
Sejak Jepang berkembang menjadi negara industri dan tampil sebagai
imperialis, Jepang mulai membutuhkan daerah-daerah baru. Salah satu daerah
baru yang dimaksud adalah Indonesia. Karena Indonesia kaya akan sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri Jepang. Di
samping itu, juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan
dengan Shintoisme, khususnya tentang Hakkoichiu, yakni ajaran tentang
kesatuan keluarga umat manusia. Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang
sebagai negara maju bertanggung jawab. Ajaran Hakko ichiu diperkuat oleh
keterangan antropolog yang menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia
serumpun
.
2. Selamat Datang “Saudara Tua”
Pada tahun 1942 timbul pemikiran dari markas besar tentara jepang untuk
melibatkan penduduk dalam kemiiliteran . Pemerintah Jepang di Indonesia
kemudian membentuk pemerintahan militer. Di seluruh Kepulauan Indonesia
bekas Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan
militer :
a) Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima
(Tomi Shudan) untuk Sumatera. Pusatnya di Bukittinggi.
b) Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam
Belas(Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan
pemerintah militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni
Nankenkantai).
c) Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk
daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar
Pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting waktu itu
masih diberlakukan pemerintahan sementara. Hal ini berdasarkanOsamu
Seirei (Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Ke-16). Di
dalam undang-undang itu antara lain berisi ketentuan sebagai berikut:
a) Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala
kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima tentara Jepang
di Jawa.
b) Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda
tetap diakui kedudukannya, asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara
pendudukan Jepang.
4
c) Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap diakui
secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentangan dengan aturan
pemerintahan militer Jepang.
4. Pemerintahan Sipil
Organisasi Militer
a. Heiho
b. Peta
5
Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan
rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil
adalah seorang ulama muda, guru mengaji di daerah Cot Plieng, Provinsi Aceh.
Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang terjadi di banyak tempat.
Begitu juga di Kalimantan, di sana terjadi peristiwa yang hampir sama dengan
apa yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Rakyat melawan Jepang karena himpitan
penin dasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan di Kalimantan
adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku
Dayak.
a. Politik
c. Pendidikan
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sejarah-negara.com/perlawan-peta-blitar-terhadap-jepang/
http://www.gurusejarah.com/2015/01/perang-melawan-tirani-jepang.html
www.sejarawan.com/170-latar-belakang-masuknya-jepang-ke-
indonesia.html
www.sejarah-interaktif.blogspot.com/2011/12/latar-belakang-jepang-
menguasai.html
Modul Bahan Ajar Sejarah kelas XI Semester Genap
Sejarah Indonesia kelas XI Semester Genap
8