Anda di halaman 1dari 26

PERBEDAAN FUNGSI

MUSEUM SASMITALOKA JENDERAL BESAR SUDIRMAN


PADA MASA KOLONIAL DAN SEKARANG

Karya ilmiah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti Penilaian
Akhir Tahun
SMA Negeri 1 Kawali Tahun ajaran 2018/2019

Disusun oleh :
Kelompok 6 Kelas XI IPA 2
Aziza Nur Sapyudin
Dendi Herdian Suandi
Dini Andhini
Fitri Nopianti
Hernawati
Irmanda Maulana Ibrahim
Lina Permatasari
Nurian Tiarno Adisurya
Popi Gifari
Silpana Fauziah
Syahrul Gopar Sidik
Zulfa Khoirunnisa

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIAMIS
SMA NEGERI 1 KAWALI
Jln. Poronggol Raya No. 9 Kawalimukti Ciamis Jawa Barat 46253

LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah berjudul

“Perbedaan Fungsi Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman”

telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : Jumat
Tanggal : 29 Maret 2019

Disetujui oleh :

Wali Kelas Pembimbing

Hj. Yetin Kusnartini S.Pd Dra. Setiarsih


NIP.196604191989032008 NIP.196011261985032004

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kawali

Drs. H. Suarman Guntara, M.Pd


Tingkat: Pembina Tk.1.IV/b
NIP.196407301987031004

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Perbedaan
Fungsi Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi laporan Study
Lapangan Kelas XI Tahun ajaran 2018/2019. Dalam penulisan karya ilmiah ini,
penulis mendapatkan banyak bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :
1. Drs. H. Suarman Guntara, M.Pd. Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Kawali.
2. Drs. H. Endang Sutrisna, M.Si. Ketua Komite.
3. Ishak Iskandar, S.Pd. M.Pd. Ketua pelaksana Study lapangan.
4. Emud, S.Ag. M.Pd.I. Wakil ketua pelaksana Study lapangan.
5. Seluruh panitia pelaksana Study lapangan.
6. Hj. Yetin Kusnartini, S.Pd. Wali kelas XI IPA 2.
7. Dra. Setiarsih. Pembimbing kelompok yang memberikan arahan dalam
proses penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.
8. Muhamad Farid, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan
bimbingan mengenai cara menyusun karya tulis ilmiah.
9. Guide Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman yang telah
memberikan informasi mendukung untuk penyusunan karya tulis
ilmiah.
10. Seluruh staf Citratour yang telah memfasilitasi pelaksanaan Study
lapangan.
11. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material.
12. Rekan-rekan dan semua pihak lain yang telah berkontribusi dalam
penyusunan karya tulis ilmiah.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang tentunya
bersifat membangun dari pembaca.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Kawali, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................................ 2
1.4 Kontribusi Penelitian ........................................................................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................................. 7
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................................................... 7
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................................. 7
3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................................................... 8
3.4 Jadwal Pelaksanaan ............................................................................................................................ 9
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 17
5.1 Simpulan ........................................................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampak Depan Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman ......................................... 11

Gambar 2 Seperangkat kursi dan meja untuk menerima tamu, dulunya merupakan

Ruang Tamu kediaman Sudirman ................................................................................................. 12

Gambar 3 Replika tandu yang pernah dipakai Jenderal Sudirman .............................................. 13

Gambar 4 Tempat tidur Jenderal Sudirman ................................................................................. 13

Gambar 5 Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya di atas tandu ....................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan hal yang tidak terlepas dari kehidupan. Sejarah merupakan

titik dimulainya cerita dimana kita bisa mengenangnya suatu saat nanti. Sang

proklamator, Soekarno pernah mengatakan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang

menghargai sejarah bangsanya”. Dibangunnya museum sebagai tempat untuk

mengenang sejarah-sejarah lampau agar tidak pernah terlupakan. Semua benda-benda

koleksi dipajang sedemikian rupa untuk memberikan kesan bahwa kita berada disana

menyaksikan masa-masa itu.

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah sebuah museum

yang berlokasi di Jln Bintaran Wetan No.3, Yogyakarta. Dibangun pada masa

kolonial dan saat ini bangunan itu dijadikan museum yang bisa dikunjungi untuk

menambah edukasi pengunjung tentang Jenderal Sudirman.

Tak banyak yang tahu untuk apa tempat ini dibangun pada awalnya. Yang

masyarakat ketahui adalah bahwa tempat tersebut kini merupakan museum untuk

mengenang perjuangan Jenderal Sudirman.

1
Karena hal itulah kami melakukan penelitian dan mendapat beberapa informasi

yang akan kami tuturkan pada karya ilmiah ini untuk memberitahu pembaca

mengenai fungsi bangunan tersebut pada masa kolonial dan sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah sejarah Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman?

2. Apakah fungsi Museum Sudirman sekarang?

3. Mengapa dinamakan Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal Sudirman?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui :

1. Sejarah Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

2. Fungsi Museum Sudirman sekarang

3. Sebab-sebab digunakan istilah Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal

Sudirman

2
1.4 Kontribusi Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini bisa berguna untuk siswa, sekolah, maupun

masyarakat umum guna menambah wawasan dan referensi tentang tempat bersejarah

ini.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kontribusi Penelitian

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.3 Instrumen Penelitian

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN

3
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut KBBI, Perbedaan memiliki kata dasar beda yang berarti selisih,

panutan, sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yang satu dan

benda yang lain, serta ketidaksamaan. Perbedaan memiliki arti perihal yang

berbeda;perihal yang membuat berbeda.

Fungsi adalah kegunaan suatu hal, peran sebuah unsur bahasa dalam satuan

sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek), menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Sedangkan menurut Wikipedia, Fungsi adalah sekelompok

aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik,

dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi,

meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk

kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan (Wikipedia)

Sasmitaloka berasal dari Bahasa Jawa, “Sasmita” berarti pengingat,

mengenang, dan “loka” yang berarti tempat (Travel.detik.com)

Museum sasmitaloka adalah museum tempat mengenang sejarah penting yang

pernah terjadi di masa lalu.

5
Jenderal Besar Raden Soedirman adalah seorang perwira tinggi Indonesia

pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional

Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia.(Wikipedia)

Kolonial artinya hal yang berhubungan dengan penjajahan, menurut KBBI.

Masa kolonial Belanda berarti masa penjajahan Belanda.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu

menggambarkan berdasarkan data yang didapat dari penelitian mengenai perbedaan

fungsi museum sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman pada masa kolonial dan

sekarang.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif yaitu teknik penelitian yang

berfokus pada objek yang diteliti. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

a. Wawancara

Yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemandu di museum tersebut

terkait dengan masalah yang dijadikan fokus penelitian.

b. Observasi

Dilakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan masalah atau penyidikan

secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian. Dengan teknik ini, penulis

berkunjung langsung ke Museum Jenderal Besar Sudirman untuk melihat secara

langsung kondisi tempat tersebut.

7
c. Studi Kepustakaan atau Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang

tertulis di lapangan. Dilengkapi dengan gambar-gambar yang berhasil dijepret dari

lokasi penelitian. Sedangkan studi kepustakaan digunakan untuk mendapatkan

referensi tertentu terkait dengan masalah dalam penelitian yang dijadikan landasan

dalam berpikir.

d. Melalui internet

Pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber yang ada di internet untuk

melengkapi informasi yang telah ada.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Berikut

beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dalam wawancara kepada pemandu

museum :

a. Bagaimana sejarah awal mula dibangunnya gedung tersebut?

b. Berfungsi sebagai apa gedung tersebut pada awal mula dibangun?

c. Digunakan sebagai apa bangunan tersebut sekarang?

8
d. Bagaimana perbedaan fungsi bangunan tersebut pada awal dibangun dengan

saat ini?

e. Bagaimana peran jenderal sudirman sehingga namanya bisa dijadikan sebagai

nama museum?

Data hasil wawancara tersebut terlampir dalam karya ilmiah ini.

3.4 Jadwal Pelaksanaan

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :

Tanggal Pelaksanaan Agenda

25 Januari 2019 Pembagian tugas untuk pelaksanaan penelitian

Menyusun rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan untuk


31 Januari 2019
wawancara

Pelaksanaan penelitian di Museum Sasmitaloka Panglima Besar


04 Februari 2019
Jenderal Sudirman, Jalan Bintaran Wetan 3, Yogyakarta

07 Februari 2019 Rekap hasil penelitian

15 Februari 2019 Merancang pembuatan karya tulis ilmiah

23 Februari 2019 Menyusun karya tulis ilmiah

15 Maret 2019 Konsultasi perihal karya tulis ilmiah bersama pembimbing

11-12 April 2019 Uji Karya tulis ilmiah

9
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman berlokasi di Jalan Bintaran

Wetan No. 3 Yogyakarta. Didirikan pada masa pemerintahan kolonial Belanda,

sekitar tahun 1890. Pada awalnya, bangunan ini berfungsi sebagai rumah dinas

pejabat keuangan Pura Paku Alaman, Mr.Wijnchenk.

Gedung ini sudah beberapa kali berganti fungsi sejak didirikan. Pada masa

pendudukan Jepang, gedung ini dikosongkan dan perabotnya disita. Setelah Indonesia

merdeka digunakan sebagai Markas Kompi 'Tukul' Batalion Letkol Soeharto. Sejak

18 Desember 1945 sampai 19 Desember 1948 difungsikan sebagai kediaman resmi

Jenderal Sudirman, setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan

Rakyat.

Pada masa Perang Kemerdekaan menghadapi Agresi Militer Belanda II,

gedung ini digunakan sebagai Markas Informatie voor Geheimen Brigade T tentara

Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 difungsikan

sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta. Selanjutnya digunakan sebagai

asrama Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacat. Sejak 17 Juni 1968 sampai 30

Agustus 1982 difungsikan sebagai Museum Angkatan Darat.

10
4.2 Fungsi Museum Sudirman sekarang

Sejak tahun 1982 baru resmi digunakan sebagai memorial museum

“Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman”, setelah Sudirman diberi kenaikan

pangkat menjadi Jenderal Besar TNI, dan setelah Disjarahad diresmikan kembali

maka penyebutan Museum mengalami perubahan menjadi “Museum Jenderal Besar

Sudirman” hingga saat ini. Diresmikan oleh Kasad Jenderal TNI Poniman bersamaan

dengan peresmian Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama.

Gambar 1 Tampak Depan Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

Sumber : http://petatempatwisata.com/mengenang-sang-panglima-di-museum-sasmitaloka-jendral-soedirman-
jogja/

Museum Sasmitaloka ini menampilkan penggalan-penggalan sejarah

kehidupan seorang tokoh besar Sudirman. Mulai dari masa kanak-kanak di Purworejo

sampai beliau wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki

Yogyakarta. Museum ini memiliki 14 ruangan yang diisi oleh serangkaian informasi

11
yang disusun secara kronologis sehingga membentuk suatu cerita dan gambaran pada

saat itu. 14 ruangan tersebut adalah Ruang Tamu, Ruang Santai, Ruang Kerja, Ruang

Kantor Tamu, Ruang Tidur Pangsar Sudirman, Ruang Tidur Putra-putri, Ruang

Sekretariat, Ruang Palagan Ambarawa, Ruang RS Panti Rapih, Ruang Koleksi

Kendaraan, Ruang Koleksi Gunung Kidul dan Sobo, Ruang Diorama, Ruang Koleksi

Pribadi, dan Ruang Dokumentasi.

Museum ini merupakan biografi kehidupan Sudirman dalam kesehariannya

sewaktu mendiami rumah ini. Ruangan-ruangannya diibaratkan sebagai sampul

sebuah buku, sedangkan barang-barang koleksinya diibaratkan merupakan teks yang

tertulis pada lembaran halaman yang harus dibuka satu persatu bila ingin mengetahui

secara lengkap.

Beberapa koleksi barang yang ada di museum ini bisa dilihat pada gambar di

bawah.

Gambar 2 Seperangkat kursi dan meja untuk menerima tamu, dulunya merupakan Ruang Tamu
kediaman Sudirman

Sumber : (Foto Dok.Pribadi)

12
Gambar 3 Replika tandu yang pernah dipakai Jenderal Sudirman

Sumber : (Foto Dok. Pribadi)

Gambar 4 Tempat tidur Jenderal Sudirman

13
Sumber : (Foto Dok.Pribadi)

“Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi

prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk

keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara

yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan

bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga” (Panglima

Besar Jenderal Sudirman).

Untaian kalimat pengobar semangat di atas tertera dalam prasasti museum

Sasmitaloka Pansar Sudirman.

Bangunan yang dulunya merupakan kediaman Jenderal Sudirman ini kini

dijadikan museum sasmitaloka karena menyimpan kenangan besar mengenai

kehidupan Jenderal Sudirman serta perjuangannya sebagai jenderal besar bintang

lima dan juga pahlawan bagi bangsa Indonesia. Begitu berarti dan melegendanya

seorang Sudirman bagi bangsa Indonesia, peran besarnya bagi angkatan perang

Republik Indonesia dan perjuangannya sebagai gerilyawan di Pertempuran

Ambarawa.

14
Gambar 5 Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya di atas tandu

Sumber : https://historia.id/militer/articles/si-putih-waria-penunjuk-jalan-jenderal-
soedirman-voRjq

Begitu tingginya jiwa patriotisme dalam diri Jenderal Sudirman bahkan dalam

keadaannya yang sakit pun beliau masih memimpin perang gerilya tersebut walau

dengan ditandu. Inilah salah satu alasan mengapa bangunan ini dijadikan museum

untuk mengenang jasa-jasa Jenderal Sudirman mengingat betapa gigihnya perjuangan

seorang Sudirman untuk mempertahankan tanah airnya.

4.3 Sebab-sebab digunakan istilah Museum Samitaloka Pangsar Jenderal


Sudirman

Museum ini dinamai Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman. Adanya

kata “Sasmitaloka” setelah nama museum ini menandakan bahwa museum ini

menyimpan sejarah penting untuk dikenang. Seperti dikutip dari sumber yang berasal

dari internet, Sasmitaloka berasal dari Bahasa Jawa, “Sasmita” berarti pengingat,

mengenang, dan “loka” yang berarti tempat. Bisa disimpulkan bahwa Sasmitaloka

berarti tempat untuk mengenang. Dari hal ini kita bisa mengartikan bahwa museum

15
sasmitaloka berarti museum yang digunakan sebagai tempat mengenang kejadian

besar yang pernah terjadi.

"Nama Sasmitaloka tidak bisa sembarangan diberikan ke sebuah museum.

Harus ada peristiwa atau kejadian khusus yang terjadi di tempat itu, yang

membuatnya layak untuk dikenang,"dikutip dari Travel.detik.com.

Dari sekian banyak museum yang ada di Indonesia hanya ada 2 museum yang

menyandang nama Sasmitaloka di depannya, yaitu Museum Sasmitaloka Jenderal

Ahmad Yani di Menteng, Jakarta Pusat, dan Museum Sasmitaloka Panglima Besar

Jenderal Sudirman di Yogyakarta.

Karena itulah museum ini dinamai Museum Sasmitaloka Jenderal Besar

Sudirman karena gedung ini sempat dijadikan sebagai kediaman Jenderal Sudirman

yang pastinya menyimpan kenangan besar tentang kehidupannya bersama

keluarganya. Selain itu, peran besar Sudirman sebagai gerilyawan dalam Pertempuran

Ambarawa turut menjadikannya sebagai tokoh yang amat terkenang dalam ingatan

bangsa Indonesia.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Fungsi bangunan pada awal dibangun (pada masa kolonial Belanda) yaitu

sebagai rumah dinas pejabat keuangan Puro Paku Alaman.

2. Fungsi bangunan sekarang adalah sebagai museum sasmitaloka (tempat

mengenang) Panglima Besar Jenderal Sudirman.

3. Alasan mengapa bangunan tersebut dijadikan museum adalah karena dulu

bangunan tersebut pernah dijadikan sebagai kediaman Jenderal Sudirman,

maka saat ini tempat itu dijadikan museum yang didesain sedemikian rupa

hingga seperti kediaman Jenderal Sudirman dulu.

4. Museum tersebut dinamai Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman

karena untuk mengenang jasa-jasa beliau yang telah menyumbang peran

penting bagi angkatan perang Indonesia dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Beliau adalah jenderal dengan penghargaan bintang lima yang

berkesan di hati rakyat Indonesia terlebih perannya sebagai gerilyawan di

Pertempuran Ambarawa.

17
5.2 Saran

Dengan terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, penyusun menyampaikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk kelancaran pelaksanaan dan penyusunan hasil penelitian, perlu

ditingkatkannya pembekalan materi penelitian bagi siswa yang akan

melakukan observasi lapangan.

2. Dalam menjelaskan sejarah tentang museum tersebut diharapkan pemandu

tidak tergesa-gesa agar mudah disimak.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3042860/ini-dia-arti-nama-
sasmitaloka-di-museum-ahmad-yani
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Sasmitaloka_Panglima_Besar_Jenderal_Sudir
man
https://www.zonareferensi.com/pengertian-observasi/

http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/08/pengertian-wawancara-menurut-para-
ahli.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-dokumentasi.html

http://rayendar.blogspot.com/2015/12/teori-teori-metodologi-penelitian.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Internet

https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/museum-sasmitaloka/

https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi

19
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Regu Penelitian, Kelompok VI, Kelas XI IPA 2

Konsultasi bersama pembimbing sebelum penelitian

20
21

Anda mungkin juga menyukai