Anda di halaman 1dari 35

PERANCANGAN SISTEM

KERJA & ERGONOMI

PERTEMUAN 11

BIOMEKANIKA

M. ANSYAR BORA, ST., MT.


Pendahuluan

Salah satu acauan utama dalam perancangan


ergonomi adalah tuntutan beban kerja (D, demend of
the task) haruslah lebih kecil dari kapasitas pekerja
(C, capacity of the worker) atau prinsip D < C. Inilah
prasyarat agar resiko kecelakan kerja (jangka pendek)
atau penyakit akibat kerja (jangka panjang) dapat
diminimalkan. Jika D lebih kecil, dapat kita simpulkan
bahwa pekerjaan tersebut ergonomis dan sebaliknya
jika D lebih besar maka pekerjaan tersebut beresiko.
Prinsip D < C
Tuntutan pekerjaan Kemampuan pekerja
(D, task demand) (C, Capacity)

Fisik: Fisik:
 Bobot beban angkat/angkut  Bobot beban angkat/angkut
 Beban dorong/Tarik  Daya tahan/stamina
 Posisi kerja  Fleksibilitas
 Frekuensi pengulangan kerja  Koordinasi, dll.
 Kecepatan Kerja
 Tuntutan ketelitian, dll.
Non Fisik:
 Persepsi
Non Fisik:  Memori
 Pembelajaran  Kewaspadaan, dll
 Kewaspadaan, dll
Tidak
D < C?
Resiko Cedera Tinggi
Sumber: Diadaptasi dari Chaffin et
al, 1999

Ya
Resiko Cedera Rendah
Gambar Konsep dasar analisis ergonomi berdasarkan perbandingan D dan C
Definisi

• Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan


hukum-hukum fisika dan mekanika teknik untuk
mendeskripsikan gerakan pada bagian tubuh
(Chaffin (kinetika) dan memahami efek gaya dan momen
dkk, 2006) yang terjadi pada tubuh

• Biomekanika kerja merupakan salah satu subdisiplin


keilmuan biomekanika yg mempelajari interaksi fisik
antara pekerja dan peralatan, mesin, dan material
(Chaffin untuk meminimalkan resiko gangguan pada sistem
dkk, 2006) otot-rangka yang terkait dengan kerja.
Terdapat 2 mekanisme gangguan yang timbul pada
sistem otot-rangka

Gangguan pertama diakibatkan oleh pembebanan atau


tekanan tiba-tiba pada tubuh atau anggota tubuh.
Dampak yg terjadi pada sistem otot-rangka berupa
cedera patah tulang, kerusakan sendi, dll. Kejadian ini
biasanya dikategorikan kecelakan kerja, yg dapat
terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti leher, bahu,
pergelangan tangan dan punggung bagian bawah.

Ganguan kedua berhubungan dgn pembebanan terus-


menerus dan bersifat akumulatif dalam jangka panjang
yg mengakibatkan kelainan pada sistem otot-rangka,
seperti kelainan fungsi otot, kelainan pada kemampuan
gerak sendi, kelainan pada saraf, kelainan pada tendon
(penghubung otot dan tulang). Kelainan seperti ini
dikategorikan penyakit akibat kerja
Sejarah

Leonardo da Vinci yang menggambarkan fungsi otot


dan tulang dalam karya seninya di abad ke-15.
BIOMEKANIKA

Galileo Galilei yang menggunakan konsep fisika dalam


pengukuran denyut jantung pada abad ke-16.

Ramazzini menggunakan analisis biomekanika dalam


evaluasi kerja pada abad ke-18, meneliti gangguan pada
sistem otot-rangka yang diderita pekerja akibat gerak dan
sikap kerja yg tidak alami.

F.W Taylor, Frank dan Lilian gilbreth pada abad ke-20


memasukkan pertimbangan biomekanika dalam perbaikan
dan penetapan standar kerja untuk meningkatkan
produktivitas.
Sistem Otot-Rangka Manusia

Struktur otot-rangka
(mulculoskeletal) manusia dibentuk
oleh komponen utama, seperti
tulang, ligament, tendon, otot dan
sendi. Fungsi utama sistem otot-
rangka kita adalah untuk
menyokong dan melindungi
anggota tubuh, mempertahankan
posisi tubuh, dan menghasilkan
gerakan.
Tulang, Ligamen, dan Tendon

Tulang sebagai penyokong struktur tubuh dan


membentuk formasi rangka tubuh, selain itu tulang
berfungsi sebagai pelindung organ-organ internal tubuh,
fungsi lain untuk pergerakan bersama-sama dgn otot
terutama tulang-tulang panjang pada lengan dan kaki.

Ligamen merupakan jaringan yg menghubungkan antara


dua buah tulang dan berfungsi untuk mempertahankan
stabilitas sendi. otot-otot terhubung pada tulang melalui
tendon.

Tendon berfungsi untuk meneruskan gaya dari otot,


selain memiliki fungsi yg serupa, ligament dan tendon
memiliki mofpologi yg sama.
Otot Rangka

Struktur tubuh kita mempunyai sekitar 400 otot yang mempunyai fungsi
masing-masing. Berdasarkan jenis kontraksinya, otot dapat dibagi atas 3
golongan, yakni otot jantung, otot rangka (motorik) dan otot polos (otonom).
Otot Rangka

Berdasarkan aktivitas geraknya, otot rangka dapat dikelompokkan seperti


berikut ini:

Otot Sinergis, Yaitu otot yg bekerja bersama-sama sesuai dengan arah


yang diinginkan

Otot Antagonis, Yaitu otot yg bekerja berlawanan terhadap otot


sinergis

Otot Fleksor, Yaitu otot yg bekerja dengan membengkokkan sendi

Otot Ekstensor, Yaitu otot yg bekerja dgn meluruskan kembali


sendi ke posisi awal

Otot Abduktor, Yaitu otot yg bekerja dgn menggerakkan anggota


tubuh menjauhi
• garis tengah tubuh
Otot adductor, Yaitu otot yg menggerakkan anggota tubuh mendekati
garis tengah tubuh
Otot Rangka

Otot (rangka) mampu berkontraksi (memendek) dan berelaksasi


(memanjang). Jika otot sinergis berkontraksi, maka otot antagonis
berelaksasi. Sebagai contoh adalah pasangan otot biseps dan triseps yg
menjalankan fungsi sinergis dan antagonis untuk menggerakkan lengan
bawah. Setiap proses kontraksi membutuhkan energy yg diperoleh dari
ATP (Adenosine triphosphate) yang dipecah menjadi ADP (Adenosine
diphosphate). Kebutuhan ATP dalam jumlah besar (untuk kerja otot yang
berat dan dalam jangka waktu yg lama) disuplai oleh sistem metabolism
tubuh dengan mengurangi karbohidrat, lemak dan protein yang tersimpan
dalam tubuh manusia.
Gangguan Pada
Sistem Otot Rangka

Beban fisik yg melewati batas kemampuan dapat membawa


resiko gangguan pada sistem otot-rangka. Gangguan yg
mungkin terjadi dapat dibagi kedalam dua bentuk yaitu,
1) Cedera akibat pembenanan yg tiba-tiba, hal ini disebabkan
misalnya mengangkat benda yg sangat berat sambil
membungkuk.
2) Kelainan sistem otot-rangka dalam jangka panjang, hal ini
biasanya disebabkan oleh pembebananyg berlebihan secara
berulang-ulang atau MSDs (musculoskeletal disorders).
Gangguan MSDs ini dibagi atas 4 kelompok yaitu:
 Gangguan pada tendon
 Gangguan pada sendi
 Gangguan pada jaringan saraf
 Gangguan pada jaringan neurovaskular
Survei Keluhan Otot Rangka

Survei keluhan otot rangka ditujukan untuk


mendapatkan umpan balik langsung dari pekerja
tentang keluhan-keluhan yg dirasakan berkaitan
dengan pekerjaan yg dilakukan. Biasanya melalui
wawancara atau kuesioner dgn menanyakan
secara umum bentuk dan tingkat keluhan yg
dirasakan untuk setiap anggota tubuh, mulai dari
leher hingga kaki. Salah satu kuesioner yg sering
digunakan di industri yaitu kuesioner NORDIC .
Contoh Kuesioner NORDIC
Evaluasi Kerja Biomekanika

Salah satu cara untuk memperkirakan dampak beban


kerja pada pekerja secara kuantitatif adalah dengan
pemodelan biomekanika. Model yang dapat
digunakan yaitu:
1. Model tangan-siku digunakan untuk menghitung
besaran momen pada siku yg ditimbulkan akibat
tangan menahan suatu beban.
2. Model punggung bawah digunakan untuk
menghitung momen dan gaya yang terjadi pada
punggung bawah akibat pengangkatan suatu
beban.
Model Tangan - Siku
Model Tangan - Siku

Model Analisis tangan-siku dalam menahan sebuah beban


Model Tangan - Siku

Contoh Soal

Pekerja mengangkat beban secara manual dengan berat 30 kg. apakah


pekerjaan tersebut aman untuk pekerja tersebut?. Lakukan pemodelan
dengan tangan-siku.

Solusi
Dalam penyelesaian semua bentuk analisis dan pemodelan biomekanik,
langkah-langkah yg harus dilakukan adalah:
 Buatlah sebuah diagrambenda bebas (free body diagram)
menggambarkan seluruh gaya momen, baik yg sudah diketahui nilainya
maupun belum, lengkapi dengan arah dan nilainya.
 Tetapkan konvensi tanda
 Lakukan analisis terhadap gaya-gaya eksternal yg terjadi akibat
pembebanan dari kerja (termasuk bobot segmen tubuh)
 Lakukan analisis terhadap gaya-gaya internal pada sistem otot-rangka
Model Tangan - Siku

Diagram benda bebas model tangan siku

Ket: Nilai yang tidak diketahui


a. Gaya pada bisep dan siku eksternal (F Bisep F siku )
b. Momen eksternal pada siku (M siku )
Model Tangan - Siku

Beban yg ditahan oleh satu sisi tangan adalah setengah dari beban
total, yakni menjadi 15 kg. Maka gaya yg terdapat pada tangan yang
disebabkan oleh benda tersebut adakah sebesar 150 N (asumsi
gravitasi 10 m/s2 ) dengan arah kebawah dan diasumsikan berada di
ujung tangan (atau 32 cm dari siku). Jika diasumsikan bobot tangan 1
kg, maka akan ada gaya pada titik pusat massa tangan sebesar 10 N.
gaya ini juga memiliki arah kebawah dan diasumsikan 15 cm dari siku.
Hal yg ingin diketahui adalah besarnya gaya yang dilakukan oleh otot
bisep (F Bisep ) yg berjarak sekitar 2 cm dari titik siku dan besarnya
momen yg bekerja pada siku (M Siku )
Model Tangan - Siku

Lanjutan penyelesaian contoh soal

Karena tangan-siku berada dalam kondisi statis, maka resultan


momen haruslah nihil atau nol. Dalam artian, momen yg timbul
akibat gaya eksternal (momen eksternal) terkompensasi oleh
momen internal (kerja otot)
Model Tangan - Siku

Lanjutan penyelesaian contoh soal


Model Tangan - Siku

Lanjutan penyelesaian contoh soal


Model Tangan - Siku

Apakah pekerjaan tersebut aman atau tidak?

Untuk menjawab hal tersebut kita menggunakan perbadingan D


dan C, dalam hal ini, besaran D (tuntutan pekerjaan) dapat
diwakili oleh M siku dan F bisep . Jadi pekerjaan tersebut aman
karena F bisep Sebesar 2.475 N atau M siku sebesar 49,5 Nm
lebih kecil dari 3500 N (Batasan gaya angkat normal
berdasarkan NIOSH atau nasional institut of occupational safety
and health)
Model Punggung Bawah

Pemodelan Biomekanika punggung saat aktivitas pengangkutan


Sikap Kerja seperti ini terdapat
beberapa parameter dan gaya
yg harus dipertimbangkan yaitu:
 Beban bagian tubuh di atas
pinggang
 Beban pada tangan sesuai
beban yg diangkat
 Gaya otot punggung
 Momen pada titik tulang
belakang
 Gaya pada titik tulang
belakang, terdiri atas gaya
tekan (Fc) dan gaya geser
(Fs)
 Asumsi jarak antara otot
punggung dan tulang
belakang sekitar 3 cm.
Model Punggung Bawah

Daigram benda bebas aktivitas pengangkatan beban


Model Punggung Bawah

Pada model ini, momen yg diukur pada tulang


belakang adalah pada ruas L5/S1 (ruas sendi
antara tulang lumbar ke-5 dan sacrum ke -1).
Ruas L5/S1 dipilih karena merupakan salah
satu bagian tubuh yg paling kritis dan
mendapatkan beban yg tinggi saat
pengangkatan dengan posisi umum agak
membungkuk.

Kriteria aman suatu aktivitas bergantung pada


besarnya gaya tekan dan gaya geser yg
ditimbulkan pada tulang belakang. Para ahli
merumuskan 2 kriteria pengangkatan yg aman,
yakni Fcompression < 3.400 N dan Fshear
< 500 N. Jika salah satu dari dua kriteria
tersebut tidak dipenuhi dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan tersebut beresiko.
Model Punggung Bawah

Contoh Soal

Seseorang hendak mengangkat dus air kemasan


dengan bobot beban sebesar 11,52 kg (1 dus = 48
buah air kemasan dengan bobot masing-masing air
kemasan sebesar 240 gram. Dus yang akan
diangkat berada di atas sebuah meja dengan tinggi
sepinggang. Sikap tubuh ketika mengangkat dus
kira-kira seperti gambar di slide 27. massa tubuh
bagian atas pekerja diketahui sebesar 65 kg. apakah
pengangkatan tersebut aman bagi yang
bersangkutan.
Model Punggung Bawah

Diagram benda bebas contoh soal di slide 29


Model Punggung Bawah

Karena analisis yg dilakukan adalah statis, maka besaran momen haruslah nihil.
Dalam hal ini besaran momen internal sama dengan momen eksternal. Momen
eksternal dihitung akibat adanya beban ditangan yg harus diangkat dan massa
tubuh bagian atas pekerja yg harus ditahan.
Model Punggung Bawah

Momen internal yg terjadi sebagai respon adanya momen eksternal


disebabkan adanya kerja otot punggung.
Model Punggung Bawah

Kerja otot tersebut mengakibatkan adanya gaya tekan Fcompression dan gaya
geser dan Fshear pada ruas L5/S1. kedua gaya tersebut dapat dihitung
sebagai berikut:
Model Punggung Bawah

Kesimpulan:

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai gaya tekan (Fc)


sebesar 7.356,4 N dan gaya geser (Fs) sebesar 261,7
N. Karena nilai Fc lebih besar dari 3.400 N maka
dapat disimpulkan bahwa pengangkatan dus tersebut
beresiko (tidak aman) walaupun nilai Fs yg didapatkan
lebih kecil dari 500 N.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai