LANDASAN TEORI
9
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan meneliti
berbagai literatur yang bersumber dari jurnal ilmiah, paper, situs internet dan bacaan-
bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian
dan peninjauan secara langsung terhadap permasalahan yang diambil. Studi lapangan
dalam pembuatan tugas akhir ini dilakukan secara langsung, yang meliputi :
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
yang ada kaitannya dengan topik yang diambil dengan cara tatap muka dengan
bahasa verbal pada pihak yang berkompeten atau berwenang di dalam pemerintahan
kota Pangkalpinang dan divisi IT untuk pembangunan aplikasi.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan
langsung terhadap permasalahan yang diambil. Dengan membagikan kuesioner
kepada mahasiswa langsung dalam pengumpulan data terhadap masalah yang terjadi
di lingkungan mahasiswa kota Pangkalpinang.
10
diagram.[6]
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan visual yang
digunakan untuk merancang, menggambarkan, dan dokumentasi sistem perangkat
lunak. UML memberikan notasi standar dan representasi grafis yang digunakan untuk
menggambarkan berbagai aspek dari sistem yang direncanakan, seperti struktur,
perilaku, dan interaksi antara komponen sistem.
Berikut adalah beberapa komponen penting dari Unified Modeling Language
(UML):
1. Diagram Struktur: UML menyediakan berbagai jenis diagram struktur, seperti
diagram kelas, diagram objek, dan diagram komponen. Diagram ini digunakan
untuk menggambarkan struktur statis dari sistem, termasuk entitas (kelas,
objek, komponen), hubungan antara entitas, atribut, dan metode.
2. Diagram Perilaku: UML juga menyediakan diagram perilaku untuk
menggambarkan aspek dinamis dari sistem. Beberapa jenis diagram perilaku
yang umum digunakan adalah diagram aktivitas, diagram urutan, dan diagram
state. Diagram ini membantu dalam menggambarkan aliran logika, interaksi
antara objek, urutan aktivitas, dan perubahan status sistem.
3. Diagram Interaksi: Diagram interaksi dalam UML meliputi diagram urutan dan
diagram kolaborasi. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan interaksi
dan komunikasi antara objek atau aktor dalam sistem, baik dalam urutan waktu
maupun dalam konteks kolaborasi.
4. Diagram Kasus Penggunaan: Diagram kasus penggunaan (use case) adalah cara
untuk menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari perspektif pengguna. Diagram
ini mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat dalam sistem dan skenario-
skenario penggunaan yang berbeda.
5. Diagram Aktivitas: Diagram aktivitas dalam UML digunakan untuk
menggambarkan alur kerja atau proses dalam sistem. Diagram ini berfokus
pada tindakan, keputusan, kondisi, dan aliran kontrol dalam suatu aktivitas.
UML digunakan secara luas dalam pengembangan perangkat lunak untuk
11
membantu analisis, perancangan, dan dokumentasi sistem. Notasi yang jelas dan
representasi grafis UML memfasilitasi komunikasi yang efektif antara tim
pengembang dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek perangkat lunak.
12
(perulangan) atau alt (alternatif).
7. Waktu: Diagram sekuens juga dapat menunjukkan urutan waktu menggunakan
angka pada garis vertikal, menunjukkan saat pesan dikirim dan diterima.
Sequence diagram menunjukkan pesan yang lewat di antara objek untuk use
case tertentu dari waktu ke waktu. Sequence diagram mengilustrasikan objek-objek
yang berpartisipasi di dalam suatu use case.[7] Berikut adalah elemen-elemen dari
sequence diagram:
1. Actor Adalah orang atau sistem yang memperoleh manfaat dari dan berada di
luar sistem. Berpartisipasi dalam suatu urutan dengan mengirim dan atau
menerima pesan. Ditempatkan di bagian atas diagram.
Gambar 2. Actor
2. Object Berpartisipasi dalam suatu urutan dengan mengirim dan atau menerima
pesan. Ditempatkan di bagian atas diagram.
Gambar 3. Object
Adapun penggambarn lain dari object bisa dilihat seperti di bawah ini:
13
Gambar 4. Boundary Class: Menggambarkan tampilan program.
Gambar 7. Lifeline
14
Gambar 8. Execution Occurrence
Gambar 9. Message
6. Guard Condition Merupakan tes yang harus dipenuhi untuk pesan yang akan
dikirim.
15
Gambar 12. Frame
2.5.1 Android
16
Android adalah sebuah sistem operasi yang dikembangkan oleh Google untuk
perangkat seluler seperti smartphone, tablet, smartwatch, dan perangkat pintar
lainnya. Android menggunakan kernel Linux sebagai dasar sistem operasinya dan
memberikan lingkungan yang terbuka (open-source) bagi pengembang untuk
membuat aplikasi dan mengadaptasi sistem sesuai kebutuhan.
Sebagai sistem operasi, Android memberikan antarmuka pengguna yang intuitif
dan beragam fitur, termasuk kemampuan menjalankan aplikasi, mengakses internet,
mengirim pesan, menjalankan media, mengelola kontak, dan masih banyak lagi.
Android juga mendukung berbagai konektivitas seperti Wi-Fi, Bluetooth, dan
jaringan seluler, serta memiliki kemampuan untuk menginstal dan mengupdate
aplikasi melalui Google Play Store.
Salah satu aspek kunci dari Android adalah kemampuan adaptasinya yang
tinggi. Hal ini memungkinkan produsen perangkat seluler untuk mengkustomisasi
antarmuka pengguna dan menambahkan fitur-fitur tambahan sesuai dengan keinginan
mereka. Selain itu, Android memiliki lingkungan pengembangan aplikasi yang kuat
dengan dukungan bahasa pemrograman seperti Java dan Kotlin, serta menyediakan
berbagai API (Application Programming Interface) untuk mengakses fitur perangkat
keras seperti kamera, sensor, dan lainnya.
Android juga terintegrasi dengan layanan Google seperti Gmail, Google Maps,
Google Drive, dan lainnya. Pengguna Android dapat mengakses berbagai layanan ini
dan mengelola akun mereka dengan mudah melalui perangkat Android mereka.
Secara keseluruhan, Android telah menjadi salah satu sistem operasi mobile
yang paling populer dan digunakan secara luas di seluruh dunia. Keberadaannya yang
terbuka dan ekosistem aplikasi yang luas memungkinkan pengguna untuk
memanfaatkan berbagai fitur dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi mereka.
17
1. Android sebagai Sistem Operasi: Android adalah sebuah sistem operasi
berbasis Linux yang dikembangkan oleh Google dan digunakan pada berbagai
perangkat seluler seperti smartphone, tablet, smartwatch, dan perangkat pintar
lainnya. Android memiliki antarmuka pengguna yang intuitif, menyediakan
akses ke berbagai aplikasi melalui Google Play Store, dan mendukung berbagai
fitur dan layanan.
2. Android sebagai Platform Pengembangan Aplikasi: Android juga merujuk pada
platform pengembangan aplikasi yang disediakan oleh Google. Platform ini
memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi yang berjalan pada
perangkat Android menggunakan bahasa pemrograman Java, Kotlin, atau
bahasa pemrograman lainnya. Android menyediakan berbagai API (Application
Programming Interface) yang memungkinkan pengembang memanfaatkan fitur
perangkat, seperti kamera, sensor, dan konektivitas jaringan.
3. Android sebagai Ekosistem Aplikasi dan Layanan: Android juga merujuk pada
ekosistem yang dibangun di sekitar sistem operasi tersebut. Ini termasuk
Google Play Store, di mana pengguna dapat mengunduh berbagai aplikasi,
permainan, buku, film, dan lainnya. Selain itu, Android juga menyediakan
integrasi dengan berbagai layanan Google, seperti Gmail, Google Maps, Google
Drive, dan banyak lagi. Pengguna dapat memanfaatkan ekosistem ini untuk
meningkatkan produktivitas, hiburan, dan berbagai kebutuhan sehari-hari
mereka.
Jadi, Android dapat dilihat sebagai sistem operasi, platform pengembangan
aplikasi, dan ekosistem aplikasi dan layanan yang luas yang berfungsi untuk
memperkaya pengalaman pengguna pada perangkat seluler.
Sejarah Android dimulai pada tahun 2003 ketika Andy Rubin, Rich Miner,
Nick Sears, dan Chris White mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Android
Inc. Tujuan awal mereka adalah mengembangkan sistem operasi cerdas untuk kamera
digital. Namun, mereka kemudian mengubah fokus mereka menjadi mengembangkan
sistem operasi untuk perangkat seluler.
18
Pada tahun 2005, Google memperoleh Android Inc., dan itu menjadi langkah
awal bagi Google untuk masuk ke pasar perangkat seluler. Google melihat potensi
besar dalam pengembangan sistem operasi yang terbuka dan bersifat open-source
untuk perangkat seluler.
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) diumumkan.
OHA adalah konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan teknologi, termasuk
Google, Samsung, HTC, Motorola, dan lain-lain. Tujuan OHA adalah untuk
mengembangkan platform perangkat seluler yang terbuka, berbasis Linux, dan
menggunakan sistem operasi Android.
Pada tanggal 23 September 2008, Android versi pertama, yang dinamai
"Android Cupcake," dirilis secara resmi. Versi ini masih relatif sederhana
dibandingkan dengan versi Android yang lebih baru. Namun, Android Cupcake
membawa beberapa fitur penting seperti notifikasi di layar, integrasi dengan kamera,
dan akses ke Google Play Store.
Sejak itu, Google terus mengembangkan Android dengan meluncurkan
berbagai versi baru dengan fitur-fitur yang semakin canggih. Beberapa versi Android
yang signifikan termasuk Android Donut (1.6), Eclair (2.0-2.1), Froyo (2.2),
Gingerbread (2.3), Honeycomb (3.0-3.2), Ice Cream Sandwich (4.0), Jelly Bean (4.1-
4.3), KitKat (4.4), Lollipop (5.0-5.1), Marshmallow (6.0), Nougat (7.0-7.1), Oreo
(8.0-8.1), Pie (9.0), dan Android 10, 11, dan 12 pada saat pemotongan pengetahuan
saya pada September 2021.
Selama perkembangannya, Android telah menjadi sistem operasi yang paling
banyak digunakan di perangkat seluler di seluruh dunia. Dengan populasi pengguna
yang besar dan dukungan yang luas dari pengembang aplikasi, Android terus
berkembang dan menghadirkan inovasi baru untuk meningkatkan pengalaman
pengguna pada berbagai perangkat mobile.
2.5.2 Firebase
Firebase adalah sebuah platform pengembangan aplikasi yang disediakan oleh
19
Google. Firebase menyediakan berbagai layanan yang membantu pengembang
membangun dan mengelola aplikasi secara efisien, termasuk pengelolaan database,
otentikasi pengguna, penyimpanan file, hosting, analitik, dan masih banyak lagi.
Berikut adalah beberapa komponen utama dalam Firebase:
1. Firebase Realtime Database: Merupakan database cloud yang menggunakan
model JSON untuk menyimpan dan menyinkronkan data secara real-time antara
klien dan server. Hal ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi
yang responsif dan dapat berbagi data secara langsung antar pengguna.
2. Firebase Authentication: Layanan otentikasi pengguna yang menyediakan
berbagai metode otentikasi, seperti email dan password, Google Sign-In,
Facebook Login, dan banyak lagi. Firebase Authentication memungkinkan
pengembang untuk mengelola identitas pengguna dan mengamankan akses ke
fitur-fitur dalam aplikasi.
3. Firebase Cloud Firestore: Database cloud yang menyediakan fleksibilitas dalam
menyimpan dan mengelola data. Firestore menggunakan koleksi, dokumen, dan
bidang untuk menyimpan data dalam struktur yang teratur. Fitur-fitur seperti
penyortiran, filtering, dan pengamatan perubahan data memudahkan
pengembang dalam mengakses dan mengelola data aplikasi mereka.
4. Firebase Storage: Layanan penyimpanan file yang memungkinkan pengembang
untuk mengunggah dan mengunduh file seperti gambar, video, dan dokumen ke
cloud. Firebase Storage menyediakan keandalan, skalabilitas, dan keamanan
untuk penyimpanan file aplikasi.
5. Firebase Cloud Messaging (FCM): Layanan notifikasi push yang
memungkinkan pengembang untuk mengirimkan pesan langsung ke perangkat
pengguna. Dengan FCM, pengembang dapat memberikan pemberitahuan dan
interaksi real-time kepada pengguna mereka.
6. Firebase Hosting: Layanan hosting web yang memungkinkan pengembang
untuk dengan mudah menerbitkan aplikasi web mereka. Firebase Hosting
menyediakan kecepatan dan keamanan yang tinggi dengan menggunakan CDN
20
(Content Delivery Network) untuk mendistribusikan konten aplikasi di seluruh
dunia.
Selain itu, Firebase juga menyediakan layanan seperti Firebase Performance
Monitoring, Firebase Remote Config, Firebase Test Lab, dan banyak lagi, yang
membantu pengembang dalam mengoptimalkan kinerja aplikasi, mengelola
konfigurasi, melakukan pengujian, dan mengumpulkan data analitik.
Dengan menggunakan Firebase, pengembang dapat memanfaatkan layanan-
layanan tersebut untuk mengurangi kerumitan dalam mengembangkan dan mengelola
aplikasi, serta mempercepat proses pengembangan dengan menggunakan solusi yang
sudah ada dari Firebase.
21
banyak lagi.
Firebase Cloud Firestore, yang dirilis pada tahun 2017, menyediakan database
cloud yang dapat menyimpan data dalam struktur koleksi-dokumen yang fleksibel.
Layanan ini memperkenalkan fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan Firebase Realtime Database.
Selama bertahun-tahun, Firebase terus mengembangkan dan memperluas
portofolio layanannya. Firebase Performance Monitoring, Firebase Remote Config,
Firebase Test Lab, dan Firebase Crashlytics adalah contoh lain dari layanan-layanan
yang ditambahkan untuk membantu pengembang dalam mengoptimalkan kinerja
aplikasi, mengelola konfigurasi, melakukan pengujian, dan menganalisis kesalahan.
Seiring dengan waktu, Firebase telah menjadi salah satu platform yang populer
dan banyak digunakan oleh pengembang aplikasi di seluruh dunia. Firebase
menyediakan solusi yang lengkap untuk pengembangan aplikasi mobile dan web
dengan kelebihan dalam kecepatan, skalabilitas, dan kemudahan penggunaan.
1. Kelebihan Firebase:
a. Mudah Digunakan: Firebase dirancang untuk mempermudah pengembangan
aplikasi dengan menyediakan berbagai fitur dan layanan yang siap digunakan.
Firebase memiliki antarmuka yang intuitif dan dokumentasi yang baik,
membuatnya lebih mudah bagi pengembang untuk memulai dan
mengintegrasikan Firebase ke dalam proyek mereka.
b. Real-time Database: Firebase Realtime Database menyediakan kemampuan
untuk menyimpan dan menyinkronkan data secara real-time antara pengguna
dan server. Ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi yang
22
responsif dan berbagi data secara langsung antar pengguna.
c. Hosting dan Penyimpanan File: Firebase menyediakan layanan hosting web
yang cepat dan andal, serta layanan penyimpanan file untuk mengelola file
seperti gambar, video, dan dokumen.
d. Otentikasi Pengguna: Firebase menyediakan layanan otentikasi pengguna yang
dapat digunakan untuk mengelola identitas pengguna dan mengamankan akses
ke fitur-fitur dalam aplikasi. Firebase mendukung berbagai metode otentikasi,
termasuk email dan password, Google Sign-In, Facebook Login, dan banyak
lagi.
e. Analitik dan Pengujian: Firebase menyediakan fitur analitik yang kuat untuk
melacak kinerja aplikasi dan perilaku pengguna. Selain itu, Firebase juga
menyediakan alat pengujian seperti Firebase Test Lab untuk menguji aplikasi di
berbagai perangkat dan konfigurasi.
2. Kekurangan Firebase:
a. Ketergantungan pada Layanan Pihak Ketiga: Firebase merupakan layanan cloud
yang disediakan oleh Google. Pengguna Firebase harus bergantung pada
infrastruktur dan kebijakan Google. Jika terjadi gangguan pada infrastruktur
Firebase atau perubahan dalam kebijakan Google, dapat mempengaruhi kinerja
dan keberlanjutan aplikasi.
b. Keterbatasan Skalabilitas: Firebase memiliki batasan tertentu dalam hal
skalabilitas. Ketika aplikasi Anda tumbuh dan jumlah pengguna atau data
meningkat secara signifikan, mungkin perlu mengelola skalabilitas dan
performa dengan hati-hati agar Firebase tetap berkinerja optimal.
c. Penguncian Vendor: Menggunakan Firebase berarti Anda terikat pada layanan
tersebut dan menjadi bergantung pada ekosistem Firebase. Jika Anda ingin
beralih ke platform atau penyedia layanan lain di masa depan, mungkin
membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan untuk mentransfer atau
23
mengganti kode dan infrastruktur aplikasi.
d. Kustomisasi Terbatas: Meskipun Firebase menyediakan banyak fitur dan
layanan yang siap digunakan, ada keterbatasan dalam kustomisasi tertentu. Jika
Anda memerlukan kontrol yang lebih tinggi atas infrastruktur atau
membutuhkan fitur khusus yang tidak disediakan oleh Firebase, mungkin perlu
mempertimbangkan alternatif lain.
24
1. Konsistensi data: Database memungkinkan data untuk diatur dengan cara yang
terstruktur, sehingga memastikan konsistensi dan keakuratan data.
2. Efisiensi penyimpanan: Database memungkinkan penggunaan ruang
penyimpanan yang efisien dengan menghilangkan duplikasi data yang tidak
perlu.
3. Akses data yang cepat: Database dirancang untuk menyediakan mekanisme
yang cepat dan efisien dalam mengakses dan mengambil data.
4. Keamanan data: Database dapat dilengkapi dengan mekanisme keamanan yang
melindungi data dari akses yang tidak sah atau manipulasi yang tidak
diinginkan.
5. Integrasi data: Database memungkinkan penggabungan data dari berbagai
sumber yang berbeda, sehingga memudahkan analisis dan pengambilan
keputusan.
25
pengelola proyek, alat desain antarmuka pengguna (UI), dan banyak lagi. IDE
Android Studio dirancang khusus untuk memudahkan pengembangan aplikasi
Android dengan menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam satu tempat.
2. Android SDK (Software Development Kit): Android Studio secara otomatis
mengintegrasikan Android SDK. SDK menyediakan berbagai perpustakaan,
alat, dan utilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi Android. Ini
termasuk API (Application Programming Interface) Android yang
memungkinkan pengembang untuk mengakses berbagai fitur dan layanan
Android.
3. Emulator dan Perangkat Virtual: Android Studio dilengkapi dengan emulator
Android bawaan yang memungkinkan pengembang untuk menjalankan dan
menguji aplikasi mereka di lingkungan yang terisolasi sebelum memasangnya
di perangkat fisik. Selain itu, Android Studio juga mendukung konektivitas
dengan perangkat fisik sehingga pengembang dapat menguji aplikasi langsung
pada perangkat Android yang sesungguhnya.
4. Layout Editor: Android Studio menyediakan alat desain UI yang kuat yang
disebut Layout Editor. Ini memungkinkan pengembang untuk membuat tata
letak antarmuka pengguna dengan tampilan visual langsung, serta menyediakan
kontrol dan widget yang dapat ditarik dan dijatuhkan ke dalam tata letak.
5. Gradle Build System: Android Studio menggunakan sistem build Gradle yang
kuat untuk membangun dan mengelola proyek Android. Gradle memungkinkan
pengembang untuk mengatur dependensi proyek, mengelola konfigurasi build,
dan melakukan tugas-tugas lain seperti mengompilasi kode, mengemas aplikasi,
dan menghasilkan file APK.
6. Pengujian dan Debugging: Android Studio menyediakan fitur pengujian dan
debugging yang kuat. Pengembang dapat menjalankan unit test, uji coba alat,
dan juga melakukan debugging aplikasi langsung dari IDE. Ini membantu
dalam mengidentifikasi bug, melacak kode, dan memperbaiki masalah dengan
cepat.
26
Selain itu, Android Studio juga mendukung integrasi dengan layanan
pengembangan aplikasi lainnya, seperti Firebase, untuk menambahkan fitur tambahan
seperti analitik, otentikasi, pemberitahuan, dan penyimpanan cloud ke aplikasi
Android.
Android Studio adalah alat yang sangat berguna bagi para pengembang untuk
membuat, menguji, dan menerapkan aplikasi Android secara efisien. Dengan fitur-
fitur yang komprehensif dan dukungan yang terus diperbarui dari Google, Android
Studio menjadi IDE yang populer dan disukai oleh para pengembang Android.
27
3. Menyajikan skenario-skenario yang mungkin terjadi saat aktor menggunakan
sistem.
4. Memperjelas persyaratan pengguna yang harus dipenuhi oleh sistem.
5. Membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pengembangan
sistem.
28
menggabungkan elemen-elemen diagram aktivitas dengan diagram use-case. Ini
memberikan pemahaman tentang urutan langkah-langkah yang terlibat dalam
setiap use-case.
6. Use-case Diagram Kerjasama (Collaboration Use-case Diagram): Diagram ini
digunakan untuk menggambarkan interaksi antara objek-objek yang terlibat
dalam use-case tertentu. Ini membantu dalam memodelkan hubungan antara
objek-objek yang bekerja bersama dalam satu use-case.
7. Use-case Diagram Paket (Package Use-case Diagram): Diagram ini
mengorganisir use-case ke dalam paket-paket yang terkait. Ini membantu dalam
mengelompokkan use-case berdasarkan fitur atau area fungsional tertentu
dalam sistem.
Perlu diingat bahwa jenis-jenis diagram ini dapat saling tumpang tindih dan
digunakan bersama untuk menggambarkan berbagai aspek dan rincian sistem.
Penting untuk memilih dan menggunakan jenis diagram use-case yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kompleksitas sistem yang sedang dianalisis atau
dikembangkan.
2.5.8 Sequence Diagram
Diagram urutan (sequence diagram) adalah jenis diagram interaksi dalam
rekayasa perangkat lunak yang menggambarkan interaksi antara objek-objek dalam
sistem sepanjang waktu. Diagram ini memvisualisasikan urutan pesan atau
pemanggilan metode yang dikirim antara objek-objek tersebut dan menunjukkan
bagaimana objek berinteraksi satu sama lain dalam rangkaian langkah-langkah yang
terjadi.
29
menggambarkan aliran eksekusi dalam sistem.
Diagram urutan memberikan pemahaman yang visual tentang bagaimana objek-
objek berinteraksi satu sama lain dalam sistem, termasuk urutan pesan yang dikirim,
parameter yang diberikan, dan respons yang diterima. Hal ini membantu dalam
memodelkan logika perilaku sistem dan mengidentifikasi ketergantungan antara
objek-objek.
30
Berikut adalah penjelasan beberapa simbol yang umum digunakan dalam
diagram aktivitas:
1. Tindakan (Action): Representasi dari tindakan atau kegiatan yang dilakukan
dalam proses. Tindakan dapat berupa tindakan yang sederhana, seperti
mengirim pesan atau menghitung data, atau tindakan yang kompleks, seperti
menjalankan algoritma atau memanggil metode.
2. Keputusan (Decision): Menunjukkan titik dalam proses di mana pengambilan
keputusan harus dilakukan. Keputusan dibuat berdasarkan kondisi tertentu, dan
hasilnya akan mempengaruhi aliran langkah-langkah selanjutnya dalam
diagram.
3. Garis waktu (Control Flow): Garis panah yang menghubungkan tindakan-
tindakan dan keputusan-keputusan dalam urutan yang tepat. Ini menunjukkan
aliran eksekusi dari satu langkah ke langkah berikutnya dalam proses.
4. Bercabang (Branch): Menunjukkan adanya percabangan dalam proses, di mana
beberapa langkah atau jalur yang berbeda dapat diambil tergantung pada
kondisi atau keputusan tertentu.
5. Penggabungan (Merge): Menunjukkan penggabungan kembali dari beberapa
jalur atau langkah dalam proses setelah adanya percabangan.
6. Fork (Percabangan): Menunjukkan percabangan dalam proses di mana beberapa
langkah dapat dieksekusi secara paralel atau bersamaan.
7. Join (Penggabungan): Menunjukkan penggabungan kembali dari beberapa
langkah yang sedang dieksekusi secara paralel menjadi satu langkah tunggal.
Diagram aktivitas membantu dalam memodelkan aliran kerja, algoritma, atau
proses bisnis dalam sistem. Mereka membantu dalam memahami dan menganalisis
urutan langkah-langkah yang terjadi, mengidentifikasi ketergantungan antara
tindakan-tindakan, mengidentifikasi cabang atau keputusan yang harus diambil, dan
mendokumentasikan logika perilaku sistem.
Diagram aktivitas sering digunakan bersama dengan diagram use-case, diagram
31
urutan, dan diagram lainnya untuk memperjelas aliran kerja dan perilaku sistem
secara keseluruhan.
32