Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329758323

PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN KUPANG TIMUR
KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Article in Jurnal Fisika Fisika Sains dan Aplikasinya · August 2018


DOI: 10.35508/fisa.v3i1.604

CITATIONS READS

14 2,485

3 authors:

Jehunias Leonidas Tanesib Ali Warsito


Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana
38 PUBLICATIONS 38 CITATIONS 19 PUBLICATIONS 36 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Nuryanti Yanti
Universitas Nusa Cendana
1 PUBLICATION 14 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Astronomy observatory View project

Observatorium Nasional Timau View project

All content following this page was uploaded by Jehunias Leonidas Tanesib on 18 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DENGAN PENGINDERAAN


JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN
KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR

Nuryanti, J.L. Tanesib, A. Warsito


Jurusan Fisika, Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kota Kupang, 8511, Indonesia
Universitas Nusa Cendana, Kota Kupang, 8511, Indonesia
Email: jehunias@staf.undana.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan pemetaan daerah rawan banjir di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis.
Metode penelitian berupa pembuatan peta curah hujan, pembuatan peta tutupan lahan dan
pembuatan peta kelas lereng. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kerawanan banjir di
kecamatan kupang timur kabupaten kupang dibagi dalam 3 kelas yaitu kelas tidak rawan dengn
luas wilayah 8284,32 Ha dengan persentase yaitu 50.70 %, kelas rawan dengan luas wilayah
3368,61 Ha dengan presentase yaitu 20.62 % dan kelas sangat rawan dengan luas wilayah 4686,93
Ha dengan presentase yaitu 28.68 %.

Kata kunci: Pemetaan, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG)

Abstract
[Mapping of flood - prone areas in the district of east Kupang, Regency of Kupang East Nusa
Tenggara Province using application of remote sensing and geographic information system] has
been done. The research method such as making a rainfall map, a land cover Map, and making a
slope class Map. The results of research showed that flood vulnerability level in east Kupang district
became three vulnerability classes: Class with an area not prone to flooding 8284.32 Ha (50.70 %),
class with an area rather prone to flooding 3368.61 Ha (20.62 %) and class with an area very prone
to flooding 72.912,96 Ha (28.68 %)

Keywords: Mapping, Remote Sensing, Geographic Information Systems (GIS)

PENDAHULUAN
Bencana banjir merupakan kejadian alam Salah satu upaya meminimalkan dampak
yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba negatif bencana banjir yaitu dengan tersedianya
dengan periodisitas yang tidak menentu, kecuali peta daerah rawan banjir, yang dapat dipakai
daerah-daerah yang sudah menjadi langganan untuk perencanaan pengendalian dan
terjadinya banjir tahunan. Secara umum banjir penanggulangan dini (early warning system).
adalah peristiwa dimana daratan yang biasanya Sistem informasi geografis (SIG) merupakan
kering menjadi tergenang oleh air. Hal ini salah satu metode yang tepat dalam pemetaan
disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan daerah rawan banjir untuk suatu cakupan daerah
kondisi topografi wilayah yang rendah hingga yang luas dengan waktu yang relatif singkat [2].
cekungan. Terjadinya bencana banjir Karena banjir terjadi setiap musim hujan
juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan dan cakupan wilayahnya pun telah melebar,
infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak hanya terjadi pada daerah yang biasa
tidak mampu lagi menyerap air. Selain itu terkena banjir, tetapi juga daerah sekitarnya.
terjadinya banjir dapat disebabkan oleh Oleh karena itu, diperlukan pemetaan daerah
limpasan air permukaan (runoff) yang meluap rawan banjir untuk mengurangi resiko adanya
dan volumenya melebihi kapasitas pengairan banjir. Pemetaan daerah rawan banjir dapat
sistem drainase atau sistem aliran sungai [1]. diidentifikasi secara cepat melalui sistem

73
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

informasi geografi dengan menggunakan daerah, topografi, dan sifat hujan. Intensitas
metode tumpang susun atau “overlay” terhadap curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah
parameter-parameter banjir, seperti infiltrasi curah hujan dalam satuan waktu dan disebut
tanah, curah hujan, kemiringan lereng dan intensitas curah hujan. Biasanya satuan yang
penggunaan lahan. Melalui sistem informasi digunakan adalah mm/jam. Jadi intensitas
geografi diharapkan akan mempermudah curah hujan berarti jumlah presipitasi atau
penyajian informasi spasial khususnya yang curah hujan dalam waktu relatih singkat.
terkait dengan penentuan tingkat kerawanan
banjir serta dapat menganalisis dan Penutupan Lahan
memperoleh informasi baru dalam Penutupan lahan adalah aktivitas manusia
mengidentifikasi daerah-daerah yang sering atas lahan, yang ditunjukkan dengan adanya
menjadi sasaran banjir. Berdasarkan uraian bentuk manusia seperti pemukiman dan
diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebagainya. Penutupan lahan atau pengunaan
penelitian dengan judul “Pemetaan Daerah lahan penting untuk diketahui. Informasi
Rawan Banjir dengan Penginderaan Jauh tentang penggunaan lahan dapat digunakan
dan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan untuk mengetahui penyebab bertambahnya
Kupang timur Kabupaten Kupang Provinsi volume banjir dan daerah yang terlanda banjir,
Nusa Tenggara Timur”. dalam hal ini konversi lahan dari pertanian ke
non pertanian, khususnya yang kedap air bisa
TINJAUAN PUSTAKA merubah besarnya koefisien run-off.
Banjir Sedangkan informasi tentang penutupan lahan
Banjir adalah peristiwa dimana daratan dapat digunakan untuk mengetahui daerah
yang biasanya kering menjadi tergenang air resapan air sehingga diperoleh penyebab
yang disebabkan oleh tingginya curah hujan bertambahnya volume banjir dan daerah yang
dan topografi wilayah berupa dataran rendah terlanda banjir.
hingga cekung ataupun kemampuan infiltrasi
tanah rendah sehingga tanah tidak mampu Jenis Tanah
menyerap air. Selain itu banjir Jenis tanah merupakan faktor yang penting
didefinisikan sebagai luapan air sungai akibat untuk menentukan daerah rawan banjir. Besar
ketidakmampuan sungai menampung air. kecilnya tingkat bahaya erosi ditentukan oleh
Curah Hujan jenis tanah tersebut. Tingkat bahaya erosi
Presipitasi (hujan) merupakan salah satu menjadi lebih besar apabila jenis tanah
komponen hidrologi yang paling penting. tersebut mempunyai formasi kemiringan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) lereng besar. Demikian pula struktur vegetasi
dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan penutup tanah yang bertingkat-tingkat dapat
merupakan salah satu komponen input dalam menurunkan bahaya erosi daripada alahan
suatu proses dan menjdi faktor pengontrol yang dengan dominasi vegetasi pohon yang tidak
mudah diamati dalam siklus hidrologi pada atau kurang disertai serasah dan tumbuhan
suatu kawasan (DAS). bawah [3].
Hujan yang terjadi secara merata diseluruh
kawasan yang luas hanya bersifat setempat. Kemiringan Lereng
Hujan bersifat setempat artinya ketebalan Kemiringan lereng mempengaruhi jumlah
hujan yang diukur dari suatu pos hujan belum dan kecepatan limpasan permukaan, drainase
tentu dapat mewakili hujan untuk kawasan permukaan, penggunaan lahan dan erosi.
yang lebih luas kecuali hanya untuk lokasi Diasumsikan semakin landai kemiringan
disekitar pos hujan. Peluang hujan pada lerengnya, maka aliran limpasan permukaan
intensitas tertentu dari suatu lokasi yang lain akan menjadi lambat dan kemungkinan
dapat berbeda-beda. Sejauh mana curah hujan terjadinya genangan atau banjir menjadi besar,
yang diukur dari suatu pos hujan dapat sedangkan semakin curam kemiringan lereng
mewakili karakteristik hujan untuk daerah yang akan menyebabkan aliran limpasan permukaan
luas. Hal ini tergantung pada berbagai fungsi menjadi cepat sehingga air hujan yang jatuh
yakni jarak pos hujan itu sampai titik tengah akan langsung dialirkan dan tidak menggenagi
kawasan yang dihitung curah hujannya, luas
74
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

daerah tersebut, sehingga resiko banjir menjadi dan manipulasi database. Database tersebut
kecil [4]. merupakan data-data yang tersimpan dalam
file-file Sistem Informasi Geografi yang
Sistem Peringatan Dini mengendalikan komputer untuk mengolah,
Sistem peringatan dini digunakan untuk menyajikan dan menyimpan informasi,
memberikan informasi tentang sesuatu hal yang sehingga data - data yang berupa grafis maupun
akan terjadi, agar bisa memberikan peringatan atribut dapat di import ke data digital. SIG
sedini mungkin untuk menghindari atau sebagai sarana dalam pengelolahan data spasial
meminimalkan akibat yang akan ditimbulkan. merupakan hal yang penting dalam pengolaan
Sistem peringatan dini banjir sangat penting, lingkungan dan pemetaan hasil dari sumberdaya
karena: (1) intensitas dan keragaman hujan alam, dan sebagainya.
menurut ruang dan waktu sangat tinggi Basis data SIG adalah kumpulan data
sehingga banjir bisa terjadi secara tiba- tiba, yang saling berkaitan, yang diperlukan dalam
(2) hujan besar umumnya terjadi dari sore SIG, baik data spasial maupun non spasial. Tipe
sampai malam hari. Sistem penyampaian basis data ada dua macam yaitu basis data
peringatan dini tentang banjir kepada spasial dan non spasial. Basis data spasial
masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai adalah data yang dapat diamati atau
peralatan komunikasi seperti telepon, radio diidentifikasi di lapangan, yang berkaitan data
dan televisi [5]. di permukaan maupun di dalam bumi. Data ini
dapat diukur atau ditentukan oleh besaran
Penginderaan Jauh lintang dan bujur atau oleh sistem koordinat lain
Penginderaan Jauh secara umum (termasuk peta, foto udara, citra satelit). Data
didefinisikan sebagai ilmu, teknik, seni untuk spasial ada tiga macam yaitu: titik, garis, dan
memperoleh informasi atau data mengenai poligon (daerah), yang diorganisasikan dalam
kondisi fisik suatu benda atau obyek, target, bentuk lapis-lapis (layer) peta. Sedangkan basis
sasaran maupun daerah dan fenomena tanpa data non spasial adalah data yang melengkapi
menyentuh atau kontak langsung dengan benda keterangan data spasial, keterangan
atau target tersebut. Penginderaan jauh dapat kenampakan data baik statistik, numerik,
digunakan untuk pemantauan bencana selama maupun deskriptif dengan tampilan tabular,
kejadian bencana berlangsung, dapat digunakan diagram maupun tekstual [8].
untuk peta situasi baru, update database untuk
rekonstruksi wilayah, dan juga dapat membantu Lokasi dan Waktu Penelitian
untuk pencegahan dini bencana dan pemetaan Tempat dan Waktu
distribusi spasial [6]. Penelitian ini dimulai dari bulan juni
2016 sampai dengan bulan Desember 2016
Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan lokasi penelitian di Kecamatan Kupang
Sistem Informasi Geografi merupakan Timur Kabupaten Kupang Provinsi Nusa
sistem informasi yang mendasarkan pada kerja Tenggara Timur
dasar komputer yang mampu memasukan,
mengelola, memberi dan mengambil kembali, Alat dan Bahan
memanipulasi dan analisis data dan memberi Alat yang digunakan 1 Set laptop
uraian [7]. TOSHIBA (spek: prosesor 1,80 Ghz, memory
Pemanfaatan SIG telah berkembang 2,00 GB dan system tipe 32 – bit operating
meliputi berbagai bidang dan aktivitas. SIG system), software SAGA GIS dan Surfer-10
sebagai alat bagi peneliti dan pengambil Bahan-bahan yang diperlukan dalam
keputusan untuk memecahkan masalah, penelitian ini antara lain:
menentukan pilihan atau Kebijakan Melalui 1. Peta Curah Hujan daerah penelitian
Metode Analisis keruangan diperoleh dari BMKG.
dengan memanfaatkan komputer. SIG member 2. Peta Digital Elevation Model (DEM)
ikan kemudahan dalam kompleksitas data, daerah penelitian diperoleh dari data Shuttle
seperti ditunjukan kebutuhan alat dan hasil Radar Topography Mission (SRTM).
manipulasi data dalam satu ruang kerja antara 3. Citra landsat diperoleh dari U.S. Geological
lain overlay, buffering, perencanaan gambar, Survey.
75
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

Metode Penelitian Analisis Atribut


Pembangunan Basis Data Dua proses dalam analisis data yaitu
1. Pembuatan Peta Curah Hujan pengskoran dan pembobotan. Dua proses
Pembuatan peta curah hujan yang akan tersebut dilakukan setelah proses klasifikasi
dipakai untuk pembuatan peta rawan banjir, nilai dalam tiap parameter. Setelah kedua
akan dibuat dengan bantuan software SAGA proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan
GIS dengan menggunakan peta curah hujan tahap klasifikasi tingkat kerawanan banjir.
yang diperoleh dari BMKG. Langkah yang A. Pengskoran kelas curah hujan
dilakukan pada pembuatan peta curah hujan Daerah yang mempunyai curah hujan
daerah penelitian yaitu dengan melakukan yang tinggi akan lebih mempengaruhi terhadap
pemotongan citra untuk membatasi lokasi kejadian banjir. Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian, dimana hanya pada Kecamatan pemberian skor untuk daerah curah hujan
Kupang Timur dan kemudian dilakukan tersebut semakin tinggi.Pemberian skor kelas
klasifikasi peta curah hujan curah hujan berdasarkan jenis data curah hujan
tahunan. Skor untuk kelas curah hujan tahunan
2. Pembuatan Peta Tutupan Lahan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Pembuatan peta tutupan lahan akan B. Pengskoran kelas Tutupan lahan
dilakukan dengan bantuan software SAGA GIS Tutupan lahan akan mempengaruhi
dengan menggunakan peta tutupan lahan yang kerawanan banjir suatu daerah. Penggunaan
diperoleh dari citra landsat 8 bulan maret 2016. lahan akan berperan pada besarnya air limpasan
Langkah yang dilakukan pada pembuatan peta hasil dari hujan yang telah melebihi laju
tutupan lahan daerah penelitian yaitu dengan infiltrasi. Daerah yang banyak ditumbuhi oleh
melakukan pemotongan citra untuk membatasi pepohonan akan sulit mengalirkan air limpasan.
lokasi penelitian, dimana hanya pada Hal ini disebabkan besarnya kapasitas serapan
Kecamatan Kupang Timur dan kemudian air oleh pepohonan dan lambatnya air limpasan
dilakukan klasifikasi peta tutupan lahan. mengalir disebabkan tertahan oleh akar dan
batang pohon, sehingga kemungkinan banjir
3. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami
Pembuatan peta kemiringan lereng atau oleh vegetasi.
peta kelas lereng akan dilakukan dengan C. Pengskoran kelas kemiringan lahan
bantuan software SAGA GIS. Peta yang Kemiringan lahan semakin curam,
digunakan untuk pembuatan peta kemiringan maka air semakin banyak yang diteruskan. Air
lereng yaitu Peta Digital Elevation Model yang berada pada lahan tersebut akan
(DEM) Kabupaten Kupang yang diperoleh dari diteruskan ke tempat yang lebih rendah semakin
data Shuttle Radar Topography Mission cepat, dibandingkan lahan yang kemiringannya
(SRTM). Langkah yang dilakukan pada rendah (datar). Sehingga kemungkinan terjadi
pembuatan peta kemiringan lahan daerah penggenangan atau banjir pada daerah yang
penelitian yaitu, awalnya dilakukan derajat kemiringan lahannya curam semakin
pemotongan citra untuk membatasi lokasi kecil. Skor untuk kelas kemiringan lahan dapat
penelitian, dimana hanya pada kecamatan dilihat pada Tabel 3.3.
Kupang timur, kemudian dari peta DEM
kecamatan Kupang timur diubah menjadi peta Pembobotan
slope dengan menggunakan operasi modul- Pembobotan adalah pemberian bobot pada
terrain analysis-morphometry-slope, peta digital terhadap masing-masing parameter
curvacture, atau pada modul-terrain analysis- yang berpengaruh terhadap banjir. Didasarkan
basic terrain analysis. Kemudian peta slope atas pertimbangan pengaruh masing-masing
hasil dari peta DEM dilakukan parameter terhadap kejadian banjir. Makin
klasifikasi/pengkelasan kemiringan lereng besar pengaruh parameter terhadap kejadian
berdasarkan batasan nilai yang sudah dibuat banjir, maka bobot yang diberikan semakin
untuk menghasilkan peta kelas lereng lokasi tinggi.
penelitian,

76
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

Analisa AHP (Pairwise Comparison) memiliki curah hujan berkisar 0–100


Analisa AHP dengan metode Pairwise mm/tahun.
Comparison ditujukan untuk menentukan
tingkat kepentingan (skala prioritas) dari
parameter curah hujan, kemiringan lereng dan
tutupan lahan yang dipakai sebagai parameter
pada analisa daerah rawan banjir yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty [9].
Z = CH + KM + TL
Di mana Z adalah jumlah total nilai rawan
banjir
CH adalah curah hujan
KM adalah Kemiringan lereng
TL adalah tutupan lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peta Curah Hujan Gambar 4.1 Peta Curah Hujan Hasil
Peta Curah Hujan Kecamatan analisis SAGA
Kupang Timur Kabupaten Kupang
diperoleh dari BMKG Stasiun Lasiana
Kupang. Peta tersebut memiliki intensitas
curah hujan rendah nilainya 0 – 100
mm/tahun dan intensitas curah hujan
tertinggi nilainya >500 mm/tahun. Kelas
curah hujan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Pembuatan peta curah hujan daerah
penelitian, dipanggil dalam surfer dan
didigitalisasi sesuai warna dan nilai pada
daerah penelitian. Kemudian diklasifikasi
dalam software SAGA GIS untuk
memperoleh peta curah hujan daerah
penelitian yaitu Kecamatan Kupang Timur. Gambar 4.2 peta tutupan lahan Hasil
Berdasarkan gambar 4.1 wilayah kecamatan Analisis SAGA
Kupang Timur memiliki intensitas curah hujan Curah hujan yang berlangsung lama
pada kelas rendah dengan luasan 11601 Ha, dan terus – menerus akan dapat mempengaruhi
intensitas curah hujan pada kelas menengah terjadinya banjir.
dengan luasan 3309,21 Ha dan intensitas curah Peta Tutupan lahan
hujan pada kelas tinggi dengan luasan 5035,32 Peta tutupan lahan Kecamatan Kupang
Ha. Timur Kabupaten Kupang dibuat berdasarkan
Ada beberapa wilayah yang memiliki citra landsat 8 bulan Maret 2016. Untuk
intensitas curah hujan tinggi yaitu desa Tanah memperoleh peta tutupan lahan daerah
Putih, desa Oesao dan desa Oefafi yang penelitian, terlebih dahulu dilakukan
memiliki curah hujan berkisar > 500 mm/tahun pemotongan citra dengan menggunakan
sedangakan untuk wilayah yang memiliki polygon kecamatan kupang timur. Peta tutupan
intensitas curah hujan menengah diantaranya lahan hasil pemotongan citra diklasifikasi
kel. Babau, desa Tuapukan dan kel. Tuatuka dengan nilai NDVI (Natural Different indeks
yang memiliki curah hujan berkisar 100 – 300 Vegetation). Secara umum peta tutupan lahan
mm/tahun dan wilayah yang memiliki intensitas dibagi dalam 4 kelas meliputi air/awan, tanah
curah hujan rendah diantaranya desa Oelatimo, kosong, padang rumput dan hutan. Peta tutupan
desa Nunkurus, desa Pukdale, kel. Oesao, kel. lahan daerah penelitian hasil klasifikasi untuk
Naibonat, desa manusak dan kel. Merdeka yang wilayah kecamatan kupang timur merupakan
kawasan awan/air dengan nilai 5254,29 Ha,
77
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

wilayah tanah kosong dengan nilai 2782,62 Ha, tersebut kemudian diklasifikasi untuk
wilayah padang rumput dengan nilai 6429,78 memperoleh peta kerawanan banjir.
Ha dan wilayah kawasan Hutan dengan nilai Berdasarkan gambar 4.4 tingkat kerawanan
2358,54 Ha. banjir kecamatan kupang timur kabupaten
Ada beberapa wilayah didominasi oleh kupang dibagi dalam 3 bagian yaitu kelas tidak
tanah kosong dan padang rumput, maka rawan, kelas rawan dan kelas sangat rawan.
kemungkinan untuk daerah tersebut terjadi Untuk kelas sangat rawan dengan luas 4686,93
banjir akan semakin besar sedangkan daerah Ha, untuk kelas rawan dengan luas 3368,61 Ha
yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan akan dan untuk kelas tidak rawan dengan luas
sulit mengalirkan air limpasan. Hal ini 8284,32 Ha. Desa Tanah Putih, desa Oesao,
disebabkan besarnya kapasitas serapan air oleh desa Oefafi dan sebagian besar kel. Tuatuka
pepohonan dan lambatnya air limpasan memiliki wilayah yang sangat rawan. Karena di
mengalir disebabkan tertahan oleh akar dan daerah tersebut tutupan lahannya berupa tanah
batang pohon, sehingga kemungkinan banjir kosong dan padang rumput serta curah hujan
lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami yang tinggi dan kemiringan
oleh vegetasi. lereng yang datar dan landai sehingga merupak
an wilayah yang sangat rawan terhadap banjir.
Peta kemiringan Lereng wilayah yang tidak ditumbuhi pohon atau
vegetasi akan sangat mudah mengalirkan air
Peta kemiringan lereng Kecamatan limpasan. Hal itu karena kecilnya kapasitas
Kupang Timur kabupaten Kupang dibuat serapan air sehingga kemungkinan banjir
berdasarkan peta DEM (Digital Elevation semakin besar. Untuk daerah yang sangat
Model) Timor Barat. Kemudian dilakukan rawan, rawan dan tidak rawan dapat dilihat pada
pemotongan untuk membatasi lokasi penelitian gambar 4.4 di bawah ini.
dan pengklasifikasikan kelas lereng.
kelas kemiringan lereng terbagi dalam
4 kelas yaitu Datar, Landai, Curam dan sangat
curam. Wilayah kecamatan kupang timur
merupakan daerah yang datar dengan luas
11421,36 ha, wilayah landai dengan luas
3636,81 ha, wilayah curam dengan luas
1279,17 dan sangat curam dengan luas 6,75.
semakin landai kemiringan lerengnya, maka
aliran limpasan permukaan akan menjadi
lambat dan kemungkinan terjadinya genangan
atau banjir menjadi besar, sedangkan semakin
curam kemiringan lereng akan menyebabkan
aliran limpasan permukaan menjadi cepat Gambar 4.3 Peta kemiringan lereng
sehingga air hujan yang jatuh akan langsung hasil Analisis SAGA
dialirkan dan tidak menggenagi daerah Sebagian wilayah kecamatan Kupang
tersebut, sehingga resiko banjir menjadi kecil. Timur merupakan wilayah yang rawan (20,62
Sebagian wilayah desa oelatimo berada %) dan sangat rawan (28,68 %) terhadap banjir
di wilayah yang sangat curam sedangakan karena memiliki curah hujan yang tinggi dan
sebagian wilayah yang berada dalam wilayah tutupan lahan berupa tanah kosong dan padang
yang curam diantaranya desa oefafi dan kel rumput serta kemiringan lereng yang datar dan
tuatuka. landai sehingga sangat rawan terhadap banjir.
Peta Rawan banjir Wilayah tersebut antara lain desa tanah putih,
Peta rawan banjir didapatkan dengan desa Oefafi, desa Oesao dan sebagian kel
penggabungan 3 parameter penyebab banjir Tuatuka.
yaitu peta tutupan lahan, peta curah hujan dan Secara umum banjir adalah peristiwa
peta kemiringan lereng. Parameter-parameter dimana daratan yang biasanya kering menjadi
tersebut dioverlay dan dikalkulasi untuk tergenang oleh air. Hal ini disebabkan oleh
menghasilkan peta baru. Peta hasil gabungan
78
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya
Vol. 3, No. 2 – Agustus 2018

curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi


wilayah yang rendah hingga cekungan. DAFTAR PUSTAKA
Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh 1. Rosytha, A., dan Taufik, M.,2011. Studi
rendahnya kemampuan infiltrasi tanah ( proses Analisis Banjir Dengan Menggunakan
masuknya air hujan melalui pori – pori Teknologi SIG Di Kabupaten Bojonegoro,
permukaan tanah ) sehingga menyebabkan Jurnal Seminar Nasional Penanganan
tanah tidak mampu lagi menyerap air. Selain itu Kegagalan Dan Pemeliharaan
terjadinya banjir dapat disebabkan oleh Infrastuktur.ITS: Surabaya.
limpasan air permukaan yang meluap dan 2. Primayuda, A., 2006. Pemetaan Daerah
volumenya melebihi kapasitas pengairan sistem Rawan dan Resiko Banjir Menggunakan
drainase atau sistem aliran sungai. Sistem Informasi Geografis: studi kasus
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
3. Sitompul, R.,2008. Pemodelan Spasial
Daerah Rawan Banjir di Daerah
AliranSungai (DAS) Deli dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografi
dan Analitycal Hierarchy Process, Skripsi
S1 Universitas Sumatera Utara: Medan
4. Pratomo, A.,2008. Analisis Kerentanan
Banjir Di Daerah Aliran Sungai
Sengkarang Kabupaten Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah Dengan Bantuan
Sistem Informasi Geografi. Skripsi S1
Gambar 4.4 Peta Rawan Banjir Universitas Muhamadiyah:Surakarta.
Hasil Analisis SAGA 5. Purnama, A.,2008. Pemetaan Kawasan
Rawan Banjir Didaerah Aliran Sungai
KESIMPULAN Cisadane Menggunakan Sistem Informasi
Tingkat kerawanan banjir Kecamatan Geografi.Skripsi S1 Institut Pertanian
Kupang Timur Kabupaten Kupang dapat di bagi Bogor:Bogor.
dalam 3 kelas yaitu kelas tidak rawan banjir, 6. Puturuhu, F., 2015, Mitigasi Bencana dan
kelas rawan banjir dan kelas sangat rawan Penginderaan Jauh, Yogyakarta: Graha
banjir. Kelas tidak rawan dengan luas 8284,32 Ilmu.
Ha dengan presetase 50.70 %, kelas rawan 7. Ria, A., 2013, Aplikasi Penginderaan Jauh
banjir dengan luas 3368,61 Ha dengan dan Sistem Informasi Geografi untuk
presentase 20.62 % dan kelas sangat rawan penentuan lokasi kawasan industri di
dengan luas 4686,93 Ha dengan presentase kabupaten karawang, Tugas Akhir,
28.68 %. Daerah yang sangat rawan terkena Yogyakarta: UGM
banjir adalah desa Tanah Putih, desa Oefafi, 8. Soenarmo, S.H., 2003. Penginderaan Jauh
desa Oesao dan sebagian kel. Tuatuka. dan Pengenalan Sistem Informasi Geografi
SARAN Untuk Bidang Ilmu Kebumian. ITB:
1. Untuk pembuatan peta rawan banjir yang Bandung.
akurat, perlu adanya penambahan 9. Hamdany, H, Sulwan Permana, Adi
parameter seperti peta jenis tanah dan peta susetyaningsih . 2014. Analisis Daerah
jarak dari sungai atau peta buffer. rawan banjir menggunakan Aplikasi Sistem
2. Perlu adanya verifikasi lapangan untuk Informasi Geografi. Studi kasus Pulau
titik-titik banjir di daerah penelitian. Bangka, Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi
3. Perlu adanya polygon untuk setiap Teknologi Garut : Garut
batas desa.

79

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai