Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 1

- Sarah Nurussalamah (15319004)


- Aurel Ardya Prameswari (15319035)
- Alif Aulia Nugraha (15319086)
- Shafiya Qonita (15319069)

Studi Kasus: Pajak kantong plastik

Untuk mengurangi sampah plastik, Pemerintah Kota Bandung baru-baru ini memberlakukan
pajak kantong plastik sekali pakai. Pajak ditetapkan sebesar Rp2.000 per kantong dan
berlaku untuk semua pengecer, termasuk pasar tradisional, supermarket, dan
minimarket.

Tugas Anda: Dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 orang, diskusikan potensi implikasi ekonomi
perilaku dari kebijakan ini. Secara khusus, pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana pengaruh pajak kantong plastik terhadap perilaku konsumen? Apakah


konsumen akan lebih cenderung membawa tas sendiri, atau mereka hanya membayar
pajak dan terus menggunakan kantong plastik?

Jawaban:

Pada awalnya, konsumen akan tetap membayar, namun lama kelamaan konsumen akan
membawa tas sendiri karena cukup mahal jika harus membayar 2000 per kantong plastik

Kalau harganya mahal akan cukup efektif untuk mengurangi penggunaan kantong plastik

2. Bagaimana pengaruh pajak kantong plastik terhadap pengecer? Apakah mereka akan
membebankan biaya pajak kepada konsumen, atau menyerapnya sendiri? Apakah
mereka akan beralih ke bahan kemasan alternatif, seperti kertas atau tas yang dapat
digunakan kembali?

Jawab:

Sebagai penjual keseluruhan: kalau penjual secara keseluruhan akan tetap menggunakan
plastik dan membebankan biaya pajak kepada konsumen

Jika beralih ke bahan kemasan alternatif → kertas → dari segi ketahanan tidak setahan plastik,
dari segi penguraian lebih mudah mengurai dibanding plastik

Jika tidak semua penjual harga plastik rata di setiap minimarket, tradisional, dll → pengurangan
akan kurang maksimal. Oleh karena itu, tetap harus dimulai dari pihak toko.
Jika tujuan mengurangi kantong plastik → Ketika harga plastik dari produsen mahal, oleh
karena itu pedagang-pedangan di pasar akan menyuruh konsumen untuk bayar. Misal harga
bawang yang mulainya (8000 per ½ kg) menjadi (10000 per ½ kg)

Jika tujuan meningkatkan pasar → Pembebanan ke konsumen hanya sebagian tidak


keseluruhan (jadi pedangan nanggung biayanya juga sebagian) → lebih akan menarik bagi
konsumen jika pembebanannya hanya sebagian dibandingkan secara keseluruhan. Akan tetapi
tidak akan mengurangi penggunaan plastik.

Opsi lain:

Bisa dilakukan pengadaan alternatif saat di pedagang → misal menggunakan kantong kertas
Rp.13000 biayanya atau menggunakan kantong plastik Rp. 2000

Melakukan pembebanan pada konsumen.

3. Apa prinsip ekonomi perilaku lainnya yang mungkin relevan dengan kebijakan ini?
Misalnya, bagaimana norma sosial atau bias kognitif mempengaruhi perilaku konsumen?

1. Loss aversion → seseorang lebih takut untuk rugi membayar mahal Rp.2000 per
kantong plastik, sehingga mereka lebih baik membawa tas sendiri. Terutama jika
berbelanja yang tidak terlalu banyak sehingga akan merasa rugi jika membeli kantong
plastik.
2. Green nudge → ada gambar pada kantong plastik/banner pada toko → terkait efek yang
ditimbulkan jika menggunakan kantong plastik terus menerus (misal hewan laut yang
tersakiti).
3. Cognitive bias → tidak menawarkan terlebih dahulu kantong plastik di
toko/supermarket/pasar → sehingga lama kelamaan seseorang akan inisiatif untuk
membawa tas belanja sendiri

4. Apa potensi pertimbangan etis dari kebijakan ini?

Berkaitan dengan autonomi → dengan tidak menawarkan kantong plastik terlebih dahulu
sehingga membatasi pilihan seseorang atau mempengaruhi perilaku seseorang tanpa
pertimbangan/consent dari mereka

Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam kelompok Anda, bersiaplah untuk


berbagi temuan kelompok Anda dengan seluruh kelas.

Anda mungkin juga menyukai