Anda di halaman 1dari 3

Ayo kurangi penggunaan tas plastic (untuk lomba)

Filed in: lain-lain, pengetahuan tambahan :: Written by andre on February 15th, 2011 8:02 am :: Viewed 775 times

Saya mempunyai pengalaman unik ketika saya sedang berbelanja di salah satu supermarket di Kuta, bali. Saya melihat seorang bule yang mengomel kepada kasirnya. Saya penasaran dengan kejadian ini, sehingga saya memperhatikan kenapa bule tersebut mengomel kepada kasir. Ternyata bule tersebut tidak mau jika menggunakan tas plastik untuk membungkus barang dagangannya. Bule tersebut meminta agar tas belanjanya diganti dengan tas kertas saja. Alasannya karena tas plastik tidak baik untuk alam. Setelah kejadian ini, yang saya tau supermarket tersebut langsung menerapkan penggantian tas plastik menjadi tas kertas. Berdasar pengalaman inilah saya ingin bercerita pada artikel ini.

Dilema tas plastik Tidak dipungkiri penggunaan tas kresek atau plastik di negara ini memang sudah tidak bisa dipisahkan. Lihat saja ketika membeli makanan di pasar atau membeli permen kecil di minimarket sampai membeli handphone dengan merk mahal pasti mendapatkan tas plastik. Memang tas plastik tidak memberi dampak langsung terhadap manusia bahkan cenderung membantu manusia, namun di lain sisi tas plastik adalah salah satu polusi bagi alam. Ini dikarenakan tas plastik sangat susah diurai.

Ketika SMU, sekolah saya penah mengadakan semacam pelajaran umum tentang bakteri. Kamipun diajak jalan-jalan ke TPA(tempat pembuangan akhir. Dari situ saya mendapat info bahwa sampah yang paling susah untuk diurai oleh bakteri adalah sampah plastik. Butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk mengurai plastik. Dan satu-satunya cara untuk mengurangi polusi plastik adalah dengan cara membakarnya. Tapi cara ini tidak efektif karena dapat menimbulkan polusi udara, sehingga sampah plastik dibiarkan saja. Menurut harian pelita, penggunaan plastik dan kantong plastik memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. sehingga jumlah sampah plastik pun ikut bertambah. Data dari Deputi Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan, setiap individu rata-rata menghasilkan 0,8 kilogram sampah dalam satu hari di mana 15 persennya adalah plastik. Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton per hari; sedangkan jumlah timbunan sampah nasional diperkirakan mencapai 176.000 ton per hari. Banyak sekali dampak akibat sampah plastik yang dikatakan oleh pembimbing saya waktu SMU, seperti : Tercemarnya tanah, air tanah dan nantinya akan membunuh hewan-hewan pengurai. Nantinya ini akan merusak rantai makanan. Mengurangi kesuburan tanah. Hal ini terjadi karena plastik mengandung bahan kimia yang nantinya dapat merusak kandungan tanah. Sampah plastik juga dapat menyebabkan banjir jika terlalu menumpuk di sungai. Masih banyak lagi dampak lainnya.

Nah, sudah sadarkah kita akan bahaya sampah plastik?

Apa yang dilakukan untuk mencegah polusi plastik? Tindakan penghapusan polusi plastik memang susah untuk dilaksanakan, namun kita bisa mengurangi jumlah penggunaan plastik itu sendirri. Kuncinya tetap pada diri kita sendiri. Caranya adalah kita menggunakan barang lain untuk menggantikan tas plastik, contoh : - jika belanja ke pasar, usahakan membawa tas belanjaan seperti tas dari rotan untuk membawa barang belanjaan. Sehingga tidak perlu lagi meminta tas plastik untuk membawa dagangan. - usahakan membawa tas ketika belanja di minimarket dan memasukkan barang belanjaan ke dalam tas(tentunya setelah membayarnya ). sehingga tidak perlu meminta tas plastik lagi. - jika barang belanjaan tidak terlalu banyak, lebih baik memasukkannya ke dalam saku baju atau celana daripada menggunakan tas plastik.

Walaupun tindakan ini hanya tindakan kecil dan sederhana, tapi nantinya akan mampu mengurangi penggunaan tas plastik.

Sebisa mungkin, kurangilah penggunaan tas plastik.

Anda mungkin juga menyukai