PUSKESMAS BABAKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
a. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
c. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
d. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
e. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.1691 tahun 2011 tentang
keselamtan pasien rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di poli mtbs berjumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal sudah
melaksanakan pelatihan mtbs/mtbm,
Kategori :
1 orang dokter (Dokter bertindak sebagai konsultan)
1 orang perawat
1 orang bidan
C. JADWAL PELAYANAN
A. DENAH RUANG
Alur Pelayanan Menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
B. STANDAR FASILITAS
No Keadaan Barang
Nama Barang/jenis
Jumlah
Barang Baik Kurang Baik Rusak Berat
1. Stetoskop anak 1 1
2. Buku register MTBS 1 1
3. Buku Register sasaran 1 1
4. Meja BP anak 1 1
5. Format laporan bulanan 1 1
6. Timbangan anak 1 1
7 Obat-obatan standar 1 1
8 Microice pengukuran 1 1
badan
Fasilitas & Sarana
Peralatan poli mtbs adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan di poli mtbs
1. Kasa/ kapas
2. MAsker wajah
3. Sabun Tangan/ antiseptic
4. Sarung tangan non steril
C. Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Tirai
5. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup
D. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis 1/2 biro
A. TATALAKSANA PELAYANAN
1. Parasetamol sirup 1
2. Parasetamol tablet
3. Vitamin A 200.000 iu
4. Vitamin A 100.000 iu
5. Oralit
6. Gelas
7. Sendok
8. Teko tempat air
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan
obat, bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan. berdasarkan analisis kebutuhan obat dan
bahan habis pakai satu bulan yang lalu dengan cadangan 10 %,
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan penerapan keslamatan paisen adaah terciptanya budaya keselamtan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap apsien dan
masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas,
terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas Babakan wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang
meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
A. PENDAHULUAN
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. TUJUAN
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
BAB XI
PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli mtbs dan anak ini dibuat sebagai
acuan pelayanan bagi petugas di puskesmas Babakan. Mudah - mudahan dengan
adanya pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.