Anda di halaman 1dari 4

“Tinjauan Hukum Pendirian dan Kegiatan Usaha Depo Peti Kemas”

Usaha Depo Peti Kemas adalah Suatu kegiatan penyimpanan dan penumpukan (storage),

pembersihan atau pencucian (washing), perawatan dan perbaikan (maintenance and repair) Peti
Kemas, pemuatan (stuffing), pembongkaran (stripping), serta kegiatan lain yang mendukung

kelancaran penanganan peti kemas isi (full container) dan/atau peti kemas kosong (empty
container) pada area terbuka di dalam atau di luar Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr).

Kegiatan depo peti kemas.

Pada pasal 18 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan

bahwa “Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang dicantumkan
dalam Anggaran Dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Maksud dan tujuan merupakan usaha pokok perseroan. Sedangkan kegiatan usaha merupakan

kegiatan yang dijalankan oleh perseroan dalam rangka mencapai maksud dan tujuannya, yang
harus dirinci secara jelas dalam anggaran dasar, dan rincian tersebut tidak boleh bertentangan

dengan anggaran dasar. Inti dari ketentuan tersebut adalah suatu perusahaan harus
menjalankan kegiatan usaha sebagaimana yang dicantumkan dalam anggaran dasar.

Jenis bidang usaha dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Bidang usaha umum dan bidang usaha

khusus, Bidang Usaha Umum adalah mencakup perdagangan umum dan jasa,
sedangkan Bidang Usaha Khusus adalah bidang usaha yang secara khusus melakukan

suatu bidang usaha khusus yang perizinannya juga harus dimohonkan ke instansi khusus.
Bidang Usaha Umum dan Bidang Usaha Khusus tidak dapat digabung dalam satu anggaran

dasar dari suatu Perseroan Terbatas.

Kegiatan usaha Peti Kemas wajib mendapatkan Surat Izin Usaha Depo Peti Kemas (SIUDPK) dari
Kepala Dinas Perhubungan. Permohonan izin usaha depo peti kemas diajukan kepada Kepala

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dengan tembusan disampaikan kepada Direktur
Jenderal Perhubungan Laut dan Otoritas Pelabuhan setempat. Hal ini berarti usaha Peti Kemas
merupakan bidang usaha khusus karena pendirian Depo peti Kemas harus dimohonkan kepada
instansi khusus yaitu kepada Dinas Perhubungan.

Menurut pasal 45 ayat (2) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun

2021 Tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Terkait Dengan Angkutan di Perairan, Kegiatan
Usaha Depo Peti Kemas dilaksanakan oleh Badan Usaha yang didirikan khusus untuk Usaha

Depo Peti Kemas.

Berdasarkan uraian diatas, Pendirian kegiatan usaha Depo Peti Kemas tidak dapat digabungkan
dengan bidang usaha lainnya, karena kegitan usaha depo Peti Kemas adalah bidang usaha

khusus. Namun pendirian depo peti kemas dapat didirikan menggunakan perusahaan yang
sudah ada apabila perusahaan tersebut bergerak dibidang usaha peti kemas yang mana hal ini

tertera dalam maksud dan tujuan perusahaan serta di tuangkan dalam anggaran dasar
perusahaan.

Aturan mengenai tata cara pengajuan Izin usaha dan kewajiban Depo Peti Kemas diatur dalam

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 119 Tahun 2011 Tentang
penyelenggaraan Dan Pengusahaan Depo Peti Kemas

Perusahaan depo peti kemas yang telah memperoleh izin usaha harus menjadi anggota Asosiasi

Perusahaan Depo dan Pergudangan Indonesia yang diakui Pemerintah c.q.Menteri Perhubungan
dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Melakukan daftar ulang setiap 2 (dua) tahun terhitung

sejak tanggal izin dikeluarkan, menyampaikan laporan bulanan per triwulan atas kegiatan
operasional perusahaan kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, menyampaikan

laporan tahunan kegiatan operasional perusahaan kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi
DKI Jakarta, dan mendaftarkan kegiatan usahanya kepada Otoritas Pelabuhan/unit

penyelenggara pelabuhan setempat apabila melakukan kegiatan di dalam Daerah Lingkungan


Kerja Pelabuhan (DLKr) dan membayar pajak.
Besaran tarif pelayanan jasa usaha depo peti kemas, ditetapkan atas dasar kesepakatan bersama
antara penyedia jasa dan pengguna jasa. Sedangkan Tarif Bongkar Peti kemas didasarkan pada

jenis jasa pekerjaan yang dilakukan. Aturan lebih lanjut mengenai tarif bongkar muat peti kemas
diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesianomor Km.62 Tahun 1996

Tentang Tarif Pedoman Bongkar Muat Peti Kemas (Container) Di Dermaga Konvensional Di
Pelabuhan Yang Diusahakan.

Dalam hal Depo Peti Kemas menyediakan jasa pemeriksaan (surveyot) untuk mengecek kelaikan

Peti Kemas, maka surveyor tersebut harus memiliki kompetensi dibidang kelaikan Peti Kemas
atau pernah mengikuti Pendidikan dan pelatihan dibidang kelaikan Peti Kemas dengan

kompetensi yang setara serta dalam pelaksanaan pemeriksaan harus sesuai dengan standar-
standar sebagaimana ditentikan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

nomor 53 tahun 2018 tentang Kelaikan Peti Kemas dan Berat Kotor Peti Kemas Terverifikasi.

Refrensi:
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran.
 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 119
Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Depo Peti
Kemas.
 Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesianomor Km.62 Tahun
1996 Tentang tarif Pedoman Bongkar Muat Peti Kemas (Container) Di
Dermaga Konvensional Di Pelabuhan Yang Diusahakan.
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 53 Tahun
2018 Tentang Kelaikan Peti Kemas Dan Berat Kotor Peti Kemas
Terverifikasi.
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Terkait Dengan Angkutan Di
Perairan

Anda mungkin juga menyukai