Anda di halaman 1dari 4

Suhu penyimpanan obat

Lihat kemasan obat untuk menentukan suhu spesifik penyimpanan obat yang benar. Jika Anda tidak
mendapatkan kemasan yang memuat keterangan penyimpanannya, tanyakan pada apoteker
tempat Anda membeli obat tersebut.

Berdasarkan buku panduan resmi standarisasi sediaan obat, Farmakope Indonesia, suhu
penyimpanan maupun suhu yang harus diperhatikan pada obat memiliki kriteria sebagai berikut:

 Dingin: suhu tidak boleh melebihi 8 °C


 Sejuk: suhu harus berkisar antara 8 – 15 °C
 Suhu kamar: suhu harus berkisar antara 8 – 30 °C
 Lemari pendingin/kulkas: suhu lemari pendingin atau kulkas harus berkisar antara 2 – 8 °C
 Lemari pembeku/freezer: suhu lemari pembeku atau freezer harus berkisar antara 2 hingga
-10 °C
 Hangat: suhu harus berkisar antara 8 – 30 °C
 Panas berlebih: suhu lebih dari 40 °C

Berdasarkan panduan di atas, penyimpanan obat kemudian dibagi sesuai bentuk sediaan obat-
obatannya dengan kategori sebagai berikut:

1. Tablet dan kapsul

Obat dalam bentuk tablet dan kapsul harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, serta terlindung
dari cahaya dan kelembaban.

2. Emulsi

Emulsi adalah obat dalam kemasan botol yang berisi bubuk yang harus dicampur dengan cairan
tertentu sebelum dikonsumsi. Emulsi harus disimpan dalam wadah kedap udara serta terlindung
dari cahaya dan suhu tinggi. Beberapa emulsi juga diminta disimpan dalam suhu beku atau di
tempat yang dingin.

3. Suspensi

Suspensi adalah obat cair namun partikelnya tidak mudah larut air. Suspensi harus disimpan di
tempat yang dingin tetapi bukan di lemari es. Pembekuan di suhu yang sangat rendah harus
dihindari karena dapat menyebabkan penggumpalan serbuk yang terdapat pada obat berjenis
suspensi.

4. Salep/krim/gel

Sediaan topikal seperti salep, krim atau, gel harus disimpan di tempat yang dingin dengan wadah
tertutup agar zat yang terkandung tidak mudah rusak maupun hilang karena udara. Sediaan jenis ini
juga harus selalu terlindung dari suhu tinggi dan sinar matahari langsung.

5. Pasta

Jika mendapati obat dalam bentuk pasta, pastikan obat tersebut disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat di tempat yang dingin untuk mencegah terjadinya penguapan akibat kelembapan.

6. Sirup

Sirup harus disimpan dalam botol yang tertutup rapat dan berada di tempat gelap yang dingin. Suhu
penyimpanan sirup tidak boleh melebihi 25 ºC.

7. Sirup drop/sirup tetes

Simpan pada suhu tidak melebihi 30 ºC di tempat yang kering dan terlindung dari cahaya matahari
langsung.

8. Injeksi

Untuk sediaan obat injeksi, penyimpanannya harus berada pada suhu di bawah 30 ºC dan
terlindung dari cahaya.

Bagaimana cara menyimpan obat yang benar?

Setelah mengetahui berapa suhu penyimpanan berdasarkan jenis obat, Anda juga harus
memerhatikan hal-hal berikut ini:

 Untuk menghindari kontaminasi, tempat penyimpanan obat harus dipastikan bersih, kering,
serta bebas dari hama rumah seperti tikus, kecoa, maupun binatang pengganggu sejenis. Bersihkan
setiap debu, sampah, dan kotoran lainnya yang mungkin ada di tempat penyimpanan. Perbaiki
segera bila ada kebocoran yang memungkinkan air masuk pada wadah penyimpanan obat
tersebut.
 Simpan obat pada suhu dan tempat yang disarankan oleh kemasan obat. Tanyakan
apoteker Anda tentang instruksi penyimpanan yang spesifik.
 Hindari menyimpan obat di lemari kamar mandi karena panas dan kelembapan dari
pancuran, bak mandi, dan wastafel Anda dapat merusak obat.
 Hindari menyimpan obat di dapur. Jauhkan kotak obat dari kompor dan semua peralatan
yang mengeluarkan panas.
 Selalu simpan obat dalam kemasan aslinya.
 Jika ada bola kapas dari botol obat, segera keluarkan. Bola kapas pasalnya dapat menarik
kelembapan ke dalam botol.
 Selalu simpan obat Anda jauh dari jangkauan anak-anak. Jika perlu, simpan obat di lemari
dengan kait atau kunci.
 Jangan konsumsi obat yang sudah terlihat rusak meskipun belum kedaluwarsa. Obat yang
rusak biasanya ditandai dari berubahnya warna, tekstur, atau baunya,
 Jangan konsumsi tablet yang sudah saling menempel, retak, mengelupas, lebih keras atau
lebih lembut dari bentuk aslinya.
 Singkirkan obat-obatan yang tidak lagi dikonsumsi.
 Periksa tanggal kedaluwarsa obat. Segera buang obat-obatan yang sudah melewati tanggal
kedaluwarsa.
 Jangan membuang obat ke toilet karena dapat mencemari saluran air.
 Jika Anda membuang obat ke tempat sampah, campurkan obat terlebih dahulu dengan
sesuatu yang dapat merusaknya. Misalnya campur dengan bubuk kopi atau sisa makanan.
Masukkan seluruh campuran ke dalam kantong plastik tertutup.
 Pisahkan obat yang memiliki nama yang hampir sama agar tidak tertukar, misalnya
paracetamol dan piracetam. Untuk tenaga medis, mungkin nama ini terdengar jauh berbeda, tapi
untuk orang awam bisa jadi membingungkan.
Suhu penyimpanan obat sangat penting dalam menjaga khasiat, potensi dan stabilitas obat. Karena
obat-obatan bergantung pada suhu dan merupakan faktor yang menyebabkan obat tersebut
memburuk dan rusak, suhu penyimpanan harus dipertahankan dan dikontrol dengan
baik. Farmakope Indonesia VI telah menetapkan panduan suhu artikel agar mendapatkan stabilitas
obat yang memenuhi syarat. Arahan tersebut berlaku ke semua obat, kecuali label pada obat
menyatakan suhu penyimpanan yang berbeda berdasarkan studi stabilitas formulasi yang dilakukan
oleh industri farmasi.

Anda mungkin juga menyukai