Anda di halaman 1dari 1

KEBOCORAN DATA KOMINFO

Kebocoran data kominfo mencapai tiga kali dalam satu bulan. Tiga kasus dugaan
kebocoran yang dimaksud adalah 17 juta pelanggan PLN dan Indihome 26 juta data pada
Agustus lalu. Belum lama ini juga ada 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyelidiki pusat data (data center) utama guna
menyelidiki dugaan 17 juta data pelanggan bocor. Sejauh ini, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) itu memprediksi bahwa dampak ke konsumen tidak besar. Juru bicara PLN
Gregorius Adi Trianto menyampaikan, perusahaan melakukan pengecekan pada data center
utama, melalui sistem. Pengecekan juga dilakukan dari berbagai perimeter.

Selain itu, kebocoran juga terjadi pada 26 juta data pelanggan indihome. Dalam twit
tertera tangkapan layar akun Bjorka yang diduga berhasil mengeduk 26 juta data pelanggan
Telkom Indonesia (Indihome) pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Adapun data-data itu terdiri dari:
Tanggal Keyword (kata kunci) Platform Browser URL Google keyword IP Screen resolution
Geo location User info (email, name, gender, national id card number) Hingga Minggu,
(21/8/2022), twit itu sudah diretwit sebanyak 12.000 kali dan disukai. Selain data PLN dan
Indihome kebocoran data juga terjadi pada 1,3 Miliar Data Registrasi Kartu SIM Warga
Indonesia. Data registrasi nomor kartu seluler warga Indonesia yang didaftarkan ke
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diduga bocor dan dijual di forum
peretas Breach Forums, Rabu (31/8/2022). Peretas di forum dengan nama akun “Bjorka”
menyatakan data tersebut berjumlah sekitar 1,3 miliar yang terdiri dari Nomor Induk
Kependudukan (NIK), nomor telepon, provider, dan tanggal registrasi. Miliaran jumlah data
tersebut memiliki ukuran sebesar 87 gigabit dan dijual dengan harga 50.000 dolar AS atau
sekitar Rp744 juta.

Anda mungkin juga menyukai