Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Ilham Candra Harmawan

NO : 23
KELAS : XII 4

KEBOCORAN DATA KOMINFO

Tesis
Kebocoran data kominfo mencapai tiga kali dalam satu bulan. Tiga kasus kebocoran
yang dimaksud adalah 17 juta pelanggan PLN dan Indihome 26 juta data pada Agustus lalu.
Belum lama ini juga ada 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar. Perusahaan Listrik
Negara (PLN) menyelidiki pusat data (data center) utama guna menyelidiki dugaan 17 juta
data pelanggan bocor. Sejauh ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu memprediksi
bahwa dampak ke konsumen tidak besar.
Selain itu, kebocoran juga terjadi pada 26 juta data pelanggan indihome. Adapun data-
data itu terdiri dari Tanggal, Keyword (kata kunci), Platform Browser, URL, Google
keyword, IP, Screen resolution, Geo location, User info (email, name, gender, national id
card number). Selain data PLN dan Indihome kebocoran data juga terjadi pada 1,3 Miliar
Data Registrasi Kartu SIM Warga Indonesia. Data registrasi nomor kartu seluler warga
Indonesia yang didaftarkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diduga
bocor dan dijual di forum peretas Breach Forums, Rabu (31/8/2022).

Rangkaian Argumen

Sungguh disayangkan, mengapa kebocoran data ini bisa terjadi kepada kominfo.
Masyarakat sebagai konsumen terheran-heran, Kominfo yang seharusnya menjaga data
mengapa malah kebobolan data. Sangat memalukan dalam satu bulan kominfo 3 kali
kebocoran data dengan angka yang besar. Selain itu, hingga saat ini belum diputuskan Sistem
elektronik mana yang terdampak dari kebocoran data ini. Sudah seharusnya Kominfo
memberikan hasil analisis dan penjelasan bukan hanya geleng-geleng kepala.
Nomor telepon seluler di Indonesia sejumlah satu sepertiga miliar yang bocor, dijual
di sebuah forum online “breached Forums”. Kebocoran data tersebut terungkap dari
unggahan seorang anggota forum Breached, Bjorka pada 31 Agustus 2022. Unggahan diawali
dengan logo Kementrian kominfo dan narasi kewajiban registrasi SIM prabayar di Indonesia
yang dimulai pada 31 oktober 2017. Bjorka kemudian mengklaim memiliki data
1.304.401.300 nomor ponsel pengguna di Indonesia. Kebocoran data ini terjadi sebagai mega
kasus, karena angkanya yang besar. Rasanya mustahil Kominfo bisa kebobolan terus, tidak
menutup kemungkinan bahwa adanya orang dalam yang sengaja membocorkan data ini demi
keuntungan pribadi.

Selanjutanya, kebocoran data PLN yang menyangkut 17 juta pelanggan yang terjadi
pada 19 Agustus lalu juga merupakan kasus yang besar. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
menyelidiki pusat data (data center) utama guna menyelidiki dugaan 17 juta data pelanggan
bocor. Sejauh ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu memprediksi bahwa dampak ke
konsumen tidak besar. Seharusnya, Kominfo dan PT PLN melakukan pencegahan berupa,
upaya pengamanan data milik konsumen agar kejadian seperti ini tidak terjadi. Forensic
digital perlu dilakukan untuk mengetahui celah keamanan yang dipakai untuk menerobos
data tersebut. Dampak yang besar maupun kecil tetaplah penting, perusahaan seharusnya
tidak memberi resiko kepada konsumen.

Selanjutnya, mengenai kasus kebocoran yang ketiga adalah 26 juta data pribadi
pelanggan indihome. Dalam twitnya bjorka mengatakan 26 juta browsing history yang dicuri
itu bocor dan dibagikan gratis, berikut dengan nama dan NIK. Vice President Corporate
Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, pihaknya masih memeriksa dan
memastikan validitas data tersebut. Pujo memastikan bahwa Telkom tidak pernah mengambil
keuntungan komersial. Ia juga menegaskan, Telkom tidak memperjualbelikan data pribadi
pelanggannya, yakni Indihome. Sudah semestinya perusahaan sebesar Telkom menjaga
kemanan data, apalagi data pelanggan dengan sistem keamanan terbaik mereka. Tindakan
telkom dalam menangani dugaan kasus kebocoran tersebut sudah benar dengan melakukan
pengecekan dan pendalaman, serta Kominfo yang juga telah melakukan pendalaman terhadap
kejadian ini sudah bisa menenangkan hati konsumen yang berlangganan kepada PT Telkom
Indonesia.

Penegeasan Ulang

Ketiga mega kasus tersebut seharusnya bisa dicegah oleh pihak yang bertanggung
jawab. Perusahaan seharusnya bisa menjaga data, tanpa memberikan resiko sedikitpun
kepada konsumen. Sebagai perusahaan BUMN yang besar baiknya PT PLN dan PT Telkom
Indonesia dapat memberikan pelayanan terbaik untuk konsumen yang telah berlangganan.
Kominfo seharusnya bisa menegah kebocoran data yang terjadi, mengingat adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap keamanan digital di Indonesia, tidak hanya geleng-geleng kepala
tetapi cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah yang ada. Semua pihak yang bertanggung
jawab sudah seharusnya bisa memberikan ketenangan hati bagi seluruh masyarakat di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai