Anda di halaman 1dari 3

Bjorka dengan aksinya meretas 1,3m data penduduk

Deret aksi Bjorka sang hacker dari


polandia

Nadiyatul ilmiah (21)


Aprilia eka

Peretasan Bjorka

Hacker Bjorka melalui akun twitternya @bjorkanism pada Sabtu malam (10/9/2022)
mengungkapkan alasan kenapa dirinya melakukan peretasan data Menteri Komunikasi dan
Informasi (Menkominfo) RI, Jhonny G Plate.

Dalam cuitannya ditwitter itu Bjorka menyatakan bahwa pada intinya pemimpin tertinggi
dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti.
"The supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a
politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people
(pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti,
bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah
orang-orang bodoh)," ungkap Bjorka dalam akun twitternya itu.

Bjorka dalam twitternya menambahkan, bahwa ia hanya ingin menunjukkan betapa


mudahnya untuk masuk ke berbagai pintu, karena kebijakan pemerintah atas perlindungan
data sangat buruk.

"I have a good indonesian friend in warsaw, and he told me a lot about how messed up
indonesia is, i did this for him (Saya punya teman orang indonesia yang baik di warsawa,
dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya indonesia. aku melakukan ini
untuknya)," terang Bjorka.

Sabtu (10/9/2022), Bjorka mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 Mega Byte (MB)
dalam bentuk data terkompres.

Dokumen yang diunggah di breached.to (Breached Forums) pada Jumat (9/9/2022) itu memiliki
rentang waktu 2019-2021.

Salah satu dokumen surat yang diunggah diduga berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tak hanya itu saja bjorka bahkan mengakui bahwa dirinya telah membocorkan 1,3 milliar data
register SIM Card. Data tersebut diunggah pada 31 Agustus 2022.

Data yang dibocorkan mulai dari nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), nomor
kartu keluarga (No KK), alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, bahkan
hingga keterangan soal disabilitas.

2 September 2022, pakar keamanan siber yang juga Chairman CISSReC, Pratama Persadha,
mengungkapkan jika diperiksa, sample data yang diberikan tersebut memuat sebanyak
1.597.830 baris berisi data registrasi sim card milik masyarakat Indonesia.

Isinya berupa NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor ponsel, nama provider, dan tanggal
registrasi.

Penjual juga mencantumkan harga sebesar 50.000 dolar atau sekitar 700 juta rupiah dan
transaksi hanya menggunakan mata uang kripto. Pratama mengemukakan, data pastinya
berjumlah 1.304.401.300 baris dengan total ukuran mencapai 87 GB.

6 September 2022, Bjorka menulis judul "INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE FROM


KPU 105M" pada postingannya tanggal 6 September 2022 di situs Breached Forums.

2
Dalam deskripsi informasi, data yang dijual Bjorka berjumlah 105.003.428. Data ini bisa
dibilang paket komplet karena menyertakan berbagai informasi sensitif dan lengkap dari warga
Indonesia.

Tak hanya itu, karena diklaim berasal dari KPU, data yang dijual juga memuat informasi soal
pemilu, seperti nama dan nomor ID provinsi, kota, kecamatan, serta nomor Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Data sensitif tersebut dijual seharga 5.000 dolar AS atau setara Rp
74,4 juta. Sang hacker menyebut, 105 juta data kependudukan warga Indonesia itu disimpan
dalam file berukuran 4 GB (Compressed) atau 20 GB (Uncompressed).

Anda mungkin juga menyukai