Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hidrodinamika

Pengukuran hidrodinamika pada daerah penelitian meliputi pengukuran

gelombang dan pasang surut, dimana penjelasannya yaitu sebagai berikut :

IV. 1.I. Gelombang

Pada daerah penelitian pantai lumpue terletak bagian barat daerah

penelitian memiliki topografi datar bergelombang dan memiliki muara sungai.

Pantai ini memanjang dari selatan ke utara, dan tidak memiliki pulau karang

(Barrier) yang menghalangi. Berlanjut kearah utara lerengnya mulai

bergelombang dan berombak (undulating) dengan kemiringan pantai yang terjal

yang disusun oleh batuan vulkanik berupa lava trakitik.

Foto 4.1 Morfologi pantai Datar Bergelombang pada daerah pantai Lumpue di
foto relative kearah selatan.

43
Kemudian jangkauan pasang surut yang panjang memberikan

kesempatan banyak energi gelombang laut yang kuat untuk mengikis pantai.

Energi gelombang pada daerah penelitian termasuk kuat hal ini dikarenakan

pengaruh waktu dan angin yang kuat oleh karena cuaca pada saat itu sementara

hujan dan tidak adanya penghalang pantai (keterbukaan muka laut) serta besarnya

tenaga penggerak. Hal ini juga diketahui oleh rata-rata nilai energi dan tenaga

yang didapat berdasarkan hasil perhitungan memiliki nilai 0,23 joule dan tenaga

0,56 watt dengan arah umum gelombang N 30o E. Titik tertinggi pada gelombang

adalah 1,66 dan kemudian titik terendah pada gelombang adalah 0,9.

IV.1.2. Pasang Surut Air Laut

Berdasarkan tabel pengukuran dan garfik pasang surut pada daerah

Pantai Lumpue, dimana pengamatan dilapangan terjadi apabila dala waktu 24 jam

terjadi satu kali air tinggi dan satu kali air rendah tidak teratur sehingga penentuan

jenis pasang surut ini adalah pasang surut campuran (mixed tide) tunggal. Hal ini

dipengaruhi oleh pengaruh iklim secara tiba-tiba, berupa hujan deras, saat dimana

dimana pasang surut ini normal dan berubah langsung secara signifikan pada

waktu pukul 21.10. Kemudian pasang surut tertinggi yaitu 275 dan pasang surut

terendah yaitu 212 dalam kurun waktu 20 jam.

44
Foto 4.2. Alat pengukuran Pasut pada daerah penelitian di foto
relative kea rah barat.

IV.2 Karakteristik Material Sedimen

Karakteristik sedimen pada daerah pantai merupakan hasil bentukan

sedimentasi materi yang diendapkan sungai yang bermuara ke pantai dan

pengikisan laut. Dari arah selatan ke barat semakin mendekati garis pantai dari

kasar ke pasir halus. Karakteristik material sedimen mempunyai warna gelap

material penyusun pantai dominant disusun oleh material berukuran butiran-pasir

sekitar 70%, Lempung sekitar 5%, dan material berukuran Lanau sekitar 5%.

menunjukan asal sedimen yakni dari sedimentasi sungai yang bermuara

dipantainya hal ini menunjukan material sedimen didominasi dari darat. Pada

bagian utara dari pantai Lumpue dijumpai adanya singkapan batuan vulkanik yang

menyusun dinding pantai membentuk pantai yang terjal

material sedimen ada yang berasal dari dalam laut akibat adanya pengaruh

endapan gelombang laut. Dimana dari arah garis pantai menuju laut ukuran butir

45
semakin menghalus. Adapun perolehan data dari swash back swash. Warna

material sedimen adalah umumnya berwarna gelap. Pada bagian utara dari pantai

Lumpue dijumpai adanya singkapan batuan vulkanik yang menyusun dinding

pantai membentuk pantai yang terjal.

Foto 4.3 Material sedimen hasil proses trencing memperlihatkan


perubahan ukuran butir semakin ke atas semakin halus
difoto relative kea rah utara.

IV.3 Uji Salinitas, pH, dan Suhu

Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang adalah

rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut bermacam-

macam garam. Yang paling utama adalah garam Natrium (NaCl) yang sering pula

disebut garam dapur. Selsi garam-garam khlorida, didalam air laut juga terdapat

pula garam-garam magnesium, kalsium kalium dan sebagainya.

46
Suhu merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam

pengkajian-pengkajian kelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja

untuk mempelajari gejala-gejala fisika. Didalam laut, tetapi juga dalam kaitannya

dapat dimanfaatkan untuk pengkajian meteorogi.

pH (Derajat
Suhu (oC) Salinitas
keasaman)

27 8 20

Tabel 1. Tabel hasil Pengukuran Suhu, pH, dan Salinitas pada daerah
Pantai lumpue.

Berdasarkan tabel pengukuran, pada daerah pantai Lumpue memiliki

pH8 yang berarti daerah penelitian memiliki kandungan air yang bersifat basa.

Diperairan samudera, salinitasnya biasanya berkisar antara 34-35%.

Diperairan pantai, karena terjadi pengencaran, misalnya karena aliran sungai,

salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya didaerah penguapan yang sangat kuat,

salinitas bisa meningkat tinggi, air payau adalah istilah umum yang digunakan

untuk menyatakan air yang salinitasnya antara air tawar dan air laut. Ada berbagai

cara dan istilah yang digunakan untuk memberi nama air berdasarkan salinitasnya.

Pada Pantai Lumpue penyebaran tingkat kadar garam atau salinitasnya dapat

diketahui dengan menggunakan salinometer dimana didapatkan data salinitas pada

setiap titik batimetrinya, data tersebut menunjukan memiliki kadar salinitas antara

24 – 28 %. Dimana semakin kearah darat kadar salinitasnya akan semakin kecil

dan semakin kearah laut tingkat salinitasnya akan semakin bertambah.

47
Pada Pantai Lumpue ini suhu air diukur dengan menggunakan termometer

dimana didapatkan suhu antara 270 – 32,50 . Dimana diketahui penyebaran suhu

atau temperatur pada daerah ini semakin ke arah darat akan semakin tinggi dan

semakin kearah laut akan semakin kecil.

IV.4. Abrasi dan Sedimentasi

Proses pengikisan pantai atau abrasi pada umumnya dilakukan oleh

gelombang laut sepanjang pantai. faktor-faktor yang mendukung terjadinya erosi

(dalam hal ini gelombang, arus, iklim dan beberapa faktor lainnya) memiliki

energi yang relatif kecil. Sehingga proses abrasi secara kompleks dari pengikisan,

transportasi dan pengendapan kembali, berlangsung agak cepat.

Foto 4.4 Batuan penyusun pinggir pantai dan posisi pantai sedimen
hasil proses erosi.

48
IV.5. Fisiografi

Dari hasil pengamatan di lapangan maka pantai Lumpueberdasarkan

material penyusunnyamerupakan pantai tipeBeach, yaitu pantai yang tersusun

oleh material lepas, daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu

dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut . dimana dominan tersusun oleh

endapan sedimen berukuran pasir (0,5-2mm)

Bila ditinjau dari sudut pandang proses yang bekerja membentuknya, maka

pantai Lumpue termasuk dalam Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai

yang terbentuk terutama kerena proses sedimentasi yang bekerja di pantai.

Termasuk kategori ini adalah beach pada daera selatan. Dimana morfologinya

relatif landai karena material-material sedimentasi yang menyebar mengikuti garis

pantai.

Kemudian, Bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai pada daerah Lumpue

termasuk dalam Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki

tebing vertikal. Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi

erosional dimana penyusun tebing tersebut dari proses vulkanik. Tebing yang

terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk, maupun endapan pasir pada

daerah utara. Morfolginya relatif agak curam karena batuan penyusun yang

terbentuk pada daerah pantai bagian utara ini.

49
Foto 4.6. Singkapan batuan beku pada pinggir pantai Lumpue
menunjukan pantai akibat erosi difoto relative ke utara.

Pada daerah ini tidak ditemukan adanya bangunan pantai. Hal ini dapat

diketahui proses-proses yang terjadi disekitar muara sungai pada pantai tersebut.

Bahwa daerah pantai merupakan daerah yang gangat dinamis. Kemudian laju dan

arah transpor sedimen sepanjang pantai dan reklamasi penambahan suplai

sedimen ke panatai tidak terkontrol

IV.6. Klasifikasi pantai

Dari hasil pengamatan di lapangan maka dapat dsimpulkan bahwa pantai

Lumpue merupakan pantai tipe sekunder yaitu pantai yang terbentuk akibat

adanya pengaruh proses pengendapan dari laut berupa arus dan gelombang air laut

terhadap pantai sehingga bedrock muncul dipermukaan ( pantai bagian utara ),

menurut Shepard. Sedangkan menurut Johson termasuk dalam jenis pantai

50
emergence yaitu pantai yang terbentuk akibat adanya pengangkatan dasar laut

sehingga terjadi regresi, yang menyebabkan terjadinya kemunduran garis pantai.

51

Anda mungkin juga menyukai