54 5112 1 SM
54 5112 1 SM
1
Putu Ira Indayani, 1Edy Sujana, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh
gender, tingkat pendidikan formal auditor, pengalaman kerja auditor terhadap kualitas
audit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer
yang diperoleh dari kuesioner dan diukur dengan menggunakan skala likert. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah staf dalam jabatan fungsional yang
melaksanakan fungsi pemeriksaan di Inspektorat Kota Denpasar, Kabupaten Badung
dan Kabupaten Buleleng yang berjumlah 43 orang. Teknik analisis data yang digunakan
yaitu uji regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS
versi 19. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara gender terhadap kualitas audit, (2) terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara tingkat pendidikan formal auditor terhadap kualitas audit, dan (3)
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja auditor auditor
terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: gender, tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja auditor, kualitas audit.
Abstract
The research was aimed at gaining evidence empirically on the impact of gender,
formal education level of auditors and work experience of auditors on audit quality. This
is a quantitative research by using primary data gained by questionnaire and measured
using Likert scale. The sampling technique applied was purposive sampling. The
samples included 43 staff who did role of auditing at inspectorate offices of Denpasar
Municipality, Badung and Buleleng regency. The technique used to analyze data was
multiple linear regression test. The data was analyzed using SPSS version 19. The
results of the research showed that (1) there was positive and significant impact of
gender on audit quality, (2) there was positive and significant impact of the formal
education level of the auditors on the audit quality, (3) there was positive and significant
impact of the work experience of the auditors on the audit quality.
Keywords: gender, formal education level, work experience of auditor, audit quality
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015)
HASIL DAN PEMBAHASAN validitas butir bergerak dari 0,331 s.d 0,426
HASIL dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach
Kuesioner tingkat pendidikan formal sebesar 0,645 dengan klasifikasi tinggi.
auditor terdiri dari 5 butir dengan indeks Hasil pengujian normalitas data
validitas butir bergerak dari 0,694 s.d 0,787 menggunakan statistik angka Asymp. Sig.
dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach (2-tailed) lebih besar dari 0,05 untuk
sebesar 0,791 dengan klasifikasi tinggi. statistik Kolmogorov-Smirnov Z.
Kuesioner pengalaman kerja auditor terdiri Berdasarkan kriteria uji normalitas, data
dari 9 butir dengan indeks validitas butir terdistribusi normal jika angka signifikansi
bergerak dari 0,408 s.d 0,529 dan indeks lebih besar dari 0,05. Berdasarkan Tabel 1,
reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,689 ditunjukkan bahwa angka Asymp. Sig. (2-
dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner kualitas tailed) sebesar 0,668 yang disajikan pada
audit terdiri dari 11 butir dengan indeks Tabel 1.
Unstandardized Residual
N 43
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,83253691
Most Extreme Differences Absolute 0,111
Positive 0,058
Negative -0,111
Kolmogorov-Smirnov Z 0,726
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,668
a. Test distribution is normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah (2015)
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran yaitu 1,273 untuk variabel gender, 1,765
data gender, tingkat pendidikan formal untuk variabel tingkat pendidikan formal
auditor, pengalaman kerja auditor, dan auditor, dan 1,700 untuk variabel
kualitas audit berdistribusi normal. Pada pengalaman kerja auditor. Nilai tolerance
Tabel 2 hasil pengujian multikolinieritas lebih besar dari 0,1, yaitu 0,786 untuk
menggunakan Variance Inflation Factor variabel gender, 0,567 untuk variabel
(VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing- tingkat pendidikan formal auditor, dan 0,588
masing variabel bebas lebih kecil dari 10, untuk variabel pengalaman kerja auditor.
Collinearity Statistics
Model Keterangan
Tolerance VIF
(Constant)
Gender 0,786 1,273 Non Multikolinieritas
Tingkat pendidikan formal auditor 0,567 1,765 Non Multikolinieritas
Pengalaman kerja auditor 0,588 1,700 Non Multikolinieritas
Sumber: data diolah (2015)
Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, multikolinearitas pada model regresi linier.
korelasi di antara variabel bebas dapat Hasil pengujian heteroskedastisitas
dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. menggunakan uji Glejser menunjukkan
Dengan demikian di antara variabel bebas bahwa nilai signifikansi antara variabel
tidak ada korelasi atau tidak terjadi bebas dengan absolut residual lebih besar
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015)
dari 0,05, yaitu 0,233 untuk variabel gender, pada Tabel 3. Dengan demikian, tidak
0,059 untuk variabel tingkat pendidikan ditemukannya masalah heteroskedastisitas
formal auditor, dan 0,390 untuk variabel pada model regresi.
pengalaman kerja auditor yang ditunjukkan
Coefficients
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,593 1,765 0,336 0,739
Gender -0,231 0,190 -0,208 -1,211 0,233
Tingkat pendidikan formal auditor 0,097 0,050 0,392 1,941 0,059
Pengalaman kerja auditor -0,046 0,052 -0,172 -0,868 0,390
a. Dependent Variable: ABS
Sumber: data diolah (2015)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 22,922 2,821 8,127 0,000
Gender 0,679 0,304 0,167 2,232 0,031
Tingkat pendidikan formal auditor 0,363 0,080 0,400 4,558 0,000
Pengalaman kerja auditor 0,495 0,084 0,510 5,912 0,000
a. Dependent Variable: Kualitas audit
Sumber: data diolah (2015)
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015)
laki-laki. Wanita pada umumnya memiliki pendidikan formal auditor terhadap kualitas
tingkat pertimbangan moral yang lebih audit Justifikasi diambil dengan
tinggi daripada pria (Ruegger & King dalam mempertimbangkan kajian teori dan
Jamilah, et. al., 2007). Pertimbangan moral empiris. Secara teoretis, kualitas audit
yang dimaksudkan adalah sebagai langkah merupakan probabilitas dimana seorang
pengambilan keputusan dan informasi auditor menemukan dan melaporkan
dalam mengaudit perusahaan klien. tentang adanya suatu pelanggaran dalam
Pengambilan keputusan harus didukung sistem akuntansi kliennya (Anggelo dalam
oleh informasi yang memadai. Laki-laki Badjuri (2012:123). Adapun pelanggaran
dalam pengolahan informasi tersebut yang dimaksud adalah adanya
biasanya tidak menggunakan seluruh ketidaksesuaian antara pernyataan tentang
informasi yang tersedia sehingga keputusan kejadian ekonomi klien dengan kriteria yang
yang diambil kurang komprehensif dan telah ditetapkan. Faktor sumber daya
kualitas hasil kerjanya kurang baik. manusia instansi pemerintahan khususnya
Sedangkan perempuan, mereka dalam di Inspektorat merupakan salah satu hal
mengolah informasi cenderung lebih teliti penting yang akan menunjang kualitas audit
dengan menggunakan informasi yang lebih yang berkualitas. Faktor sumber daya
lengkap dan mengevaluasi kembali manusia yang mempengaruhi kualitas audit
informasi tersebut dan tidak gampang seorang auditor adalah tingkat pendidikan
menyerah (Meyer & Levy dalam Jamilah formal auditor. Tingkat pendidikan formal
(2007). Perempuan relatif lebih efisien merupakan adalah satu faktor yang sangat
dibandingkan laki-laki dalam mendapat penting dalam menunjang kompetensi
akses informasi. Selain itu, kaum wanita seorang auditor dalam melaksanakan
juga memiliki daya ingat yang lebih tajam tugasnya. Dengan memiliki pendidikan
terhadap suatu informasi baru dibandingkan formal yang baik dapat meningkatkan
kaum pria dan demikian halnya sumber daya manusia dan akan
kemampuan dalam mengolah informasi berpengaruh pada hasil audit. Pencapaian
lebih hati-hati sehingga dalam membuat pendidikan pada auditor dapat
keputusan judgment lebih tepat meningkatkan kualitas dari audit
dibandingkan kaum pria. Kualitas audit pemerintahan, serta pencapaian pendidikan
sangat penting karena dengan kualitas menjamin kualitas tenaga kerja. Dengan
audit yang tinggi maka akan dihasilkan memiliki pendidikan formal yang baik dapat
laporan keuangan yang dapat dipercaya meningkatkan sumber daya manusia dan
sebagai dasar pengambilan keputusan. akan berpengaruh pada hasil audit. Cheng
Secara empiris hasil penelitian ini et al. (2009) dalam Pebryanto (2013),
konsisten dengan penelitian yang dilakukan menyarankan bahwa capaian pendidikan
oleh Wibawa (2010), yang menyatakan pada auditor dapat meningkatkan kualitas
bahwa gender berpengaruh signifikan dari audit pemerintahan, serta pencapaian
terhadap kualitas audit. Penelitian ini pendidikan menjamin kualitas tenaga kerja.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Secara empiris hasil penelitian ini
oleh Kusumayanti (2013), yang menyatakan konsisten dengan hasil penelitian terdahulu
bahwa terdapat pengaruh positif dan yang dilakukan oleh Pebryanto (2013),
signifikan antara gender terhadap kualitas yang menunjukkan bahwa tingkat
hasil kerja audit internal. pendidikan formal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal
Auditor terhadap Kualitas Audit Pengaruh Pengalaman Kerja auditor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap Kualitas audit
pengaruh yang positif dan signifikan antara Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan formal auditor terhadap pengaruh yang positif dan signifikan antara
kualitas audit. Berdasarkan hasil analisis pengalaman kerja auditor terhadap kualitas
regresi linier ganda, maka dapat diambil audit. Berdasarkan hasil analisis regresi
suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh linier ganda, maka dapat diambil suatu
yang positif dan signifikan tingkat justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015)
positif dan signifikan pengalaman kerja Secara empiris hasil penelitian ini
auditor terhadap kualitas audit. Justifikasi konsisten dengan hasil penelitian yang
diambil dengan mempertimbangkan kajian dilakukan oleh Pebryanto (2013), yang
teori dan empiris. Secara teoretis, menunjukkan bahwa pengalaman kerja
pengalaman kerja adalah suatu acuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
seorang karyawan dapat menempatkan diri kualitas audit.
secara tepat kondisi, berani mengambil
resiko, mampu menghadapi tantangan SIMPULAN DAN SARAN
dengan penuh tanggung jawab serta Simpulan
mampu berkomunikasi dengan baik Berdasarkan hasil penelitian
terhadap berbagai pihak untuk tetap mengenai pengaruh gender, tingkat
menjaga produktivitas, kinerja dan pendidikan formal auditor, pengalaman
menghasilkan individu yang kompeten kerja auditor, dan peran internal audit
dalam bidangnya. Pengalaman kerja terhadap kualitas audit, maka dapat ditarik
profesional memegang peranan penting kesimpulan sebagai berikut. (1) Terdapat
dalam meningkatkan kinerja (Muzahid, pengaruh yang positif dan signifikan antara
2009). Pengalaman kerja erat kaitannya gender terhadap kualitas audit. (2) Terdapat
dengan lama masa kerja dan banyaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara
pemeriksaan yang dilakukan auditor. tingkat pendidikan formal auditor terhadap
Semakin lama masa kerja sebagai auditor kualitas audit. (3) Terdapat pengaruh yang
maka akan mempengaruhi dalam positif dan signifikan antara pengalaman
profesionalitasnya. Pengalaman merupakan kerja auditor terhadap kualitas audit.
salah satu sumber peningkatan keahlian
auditor yang dapat berasal dari Saran
pengalaman-pengalaman dalam bidang Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
audit dan akuntansi. Pengalaman tersebut saran yang dapat diberikan adalah sebagai
dapat diperoleh melalui proses yang berikut. (1) Bagi auditor, perlu
bertahap, contohnya: pelaksanaan tugas- ditingkatkannya pengalaman kerja dan
tugas pemeriksaan, pelatihan ataupun tingkat pendidikan formal agar bisa
kegiatan lainnya yang berkaitan dengan meningkatkan kinerja auditor, sehingga
pengembangan keahlian auditor. informasi yang diberikan auditor dapat
Bertambahnya waktu bekerja bagi seorang digunakan dengan baik dalam membantu
auditor tentu saja akan diperoleh berbagai pihak auditor. (2) Bagi peneliti selanjutnya,
hal baru menyangkut praktik-praktik audit dapat mengembangkan penelitian ini
dan akuntansi yang terjadi pada obyek dengan menambah variabel lain atau dapat
pemeriksaan. Pengalaman yang diperoleh meneliti faktor-faktor lain yang dapat
seorang auditor akan bisa meningkatkan mempengaruhi kinerja auditor seperti
judgement profesional dalam pemeriksaan, motivasi, ambiguitas, serta independensi.
di mana hal tersebut erat kaitannya dengan (3) Teknik pengumpulan data
profesionalitas seorang auditor. menggunakan penyebaran kuesioner
Pengalaman auditor akan terus meningkat secara langsung, peneliti selanjutnya
seiring dengan makin banyaknya audit yang hendaknya menggunakan juga metode
dilakukan serta kompleksitas transaksi pengumpulan data wawancara sehingga
keuangan perusahaan yang diaudit informasi yang didapat lebih akurat dan
sehingga akan menambah dan memperluas lengkap.
pengetahuannya di bidang akuntansi dan
auditing. Auditor yang tidak berpengalaman
akan melakukan atribusi kesalahan lebih DAFTAR PUSTAKA
besar dibandingkan dengan auditor yang Agustianto, Angga. 2013. Pengaruh
berpengalaman. Hal ini mengindikasikan Profesionalisme, Pengalaman Auditor,
bahwa semakin lama masa kerja dan Gender, dan Kualitas Audit terhadap
pengalaman yang dimiliki auditor maka Pertimbangan Tingkat Materialitas
akan semakin baik dan meningkat pula dalam Proses Pengauditan Laporan
kualitas audit yang dihasilkan.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015)