Cuci Tangan
NO Langkah-langkah
1. Cuci tangan berbasis alkohol
1. Tidak memakai cincin, jam gelang dan perhiasan lainnya
2. Cairan berbasis alkohol 2-3 cc 20-30 detik
3. Meliputi, telapak tangan, punggung tangan, sela jari, kuku jari, jempol dan ujung kuku.
APD level 1 digunakan oleh petugas kesehatan di Ruang Triase dan Poli Umum
1. Persiapan Alat:
1. Masker bedah
2. Sarung tangan
3. Penutup kepala
APD Level 2
APD level 2 digunakan oleh petugas kesehatan di:
- Klinik demam
- Triase covid
- Ruang isolasi
- Pemeriksaan radiologi, pemeriksaan specimen non respiratori, dan pembersihan instrument
medis yang telah digunakan oleh pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
1. Persiapan alat:
1. Penutup kepala
2. Sarung tangan
3. Masker N95
4. Goggles/face shield
5. Surgical gown
APD Level 3
Secara prinsip penggunaan APD level tiga digunakan pada keadaan penanganan pasien dan
barang infeksius serta kemungkinan tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
melalui debri atau benda lainnya yang berkontak pada pelaku seperti:
1. Droplet
2. Airborne disease
3. Dan sebagainya
1. Persiapan alat:
1. Baju hazmat coverall (jika tidak ada, dapat diganti gown)
2. Googles (kacamata)
3. Penutup kepala
4. Masker N95
5. Penutup kaki
6. Sepatu boot (dan penutup sepatu)
7. 2 pasang sarung tangan: 1 pendek sampai pergelangan tangan, 1 panjang sampai
siku/setengah lengan bawah (jika tidak ada, dapat diganti sarung tangan steril/yg tebal,
kemasan satu-satu)
8. Cairan cuci tangan antiseptik berbasis alkohol
2. LANGKAH - LANGKAH PEMASANGAN APD LEVEL 3
1. Cuci tangan dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
2. Pasang masker N95, pastikan masker terpasang erat dan tidak ada udara bocor
3. Pasang penutup kepala
4. Pasang googles/kacamata
5. Pasang baju hazmat/coverall
6. Pasang penutup kaki
7. Pasang sepatu boot (dan penutup sepatu bila ada)
8. Pasang sarung tangan lapis 1 (yang pendek)
9. Pasang sarung tangan lapis 2 (yang panjangnya sampai siku/setengah lengan bawah)
3. LANGKAH - LANGKAH PELEPASAN APD LEVEL 3
1. Cuci tangan dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
2. Lepaskan sarung tangan lapis terluar, lalu buang ke tempat sampah
3. Lepaskan sepatu boot, letakkan di tempat pemrosesan ulang, lalu cuci tangan dengan
cairan berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
4. Lepaskan baju hazmat coverall dengan cara memegang bagian dalam (tidak menyentuh
bagian luar) sambil digulung dengan arah dari dalam ke luar, lalu masukkan ke tempat
sampah.
5. Lepaskan penutup kaki, dan langsung pakai alas kaki. Buang ke tempat sampah. Cuci
tangan dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
6. Lepaskan penutup kepala ke arah belakang, buang ke tempat sampah. Cuci tangan
dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
7. Lepaskan googles, letakkan di tempat pemrosesan ulang. Cuci tangan dengan cairan
antiseptik berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
8. Lepaskan masker N95, buang ke tempat sampah. Cuci tangan dengan cairan antiseptik
berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO
9. Lepaskan sarung tangan, buang ke tempat sampah. Cuci tangan dengan cairan antiseptik
berbasis alkohol dengan teknik 6 langkah WHO atau dinair mengalir dengan sabun.
10. Mandi bersih dan kenakan pakaian bersih yang dibawa dari rumah.
Imunisasi
BCG untuk mencegah TBC
DPT-HB-Hib untuk menceah Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia dan
Meningitis
OPV untuk mencegah Polio
PCV untuk mencegah Pneumonia dan Meningitis
MR untuk mencegah measles and rubella
JE untuk mencegah Ensefalitis Jepang
HPV untuk mencegah Papilloma Virus
Langkah-langkah
“Assalamu’alaikum Pak/Bu, selamat pagi, perkenalkan saya dr. Rischka, dokter yang
berjaga di klinik pada pagi hari ini.”
2. Menanyakan dan mencatat identitas anak (nama pasien dan orang tua, usia, tanggal
lahir pasien, alamat dan nomor telepon)
Kalau sudah, lakukan konfirmasi ulang. Tanyakan juga apakah membawa buku KIA
4. Menanyakan KIPI sebelumnya
Segi empat berubah gelap tapi lebih terang dari lingkaran sekitar
Bila belum kadaluwarsa: vaksin SEGERA DIGUNAKAN
SegiempatberwarnasamadenganlingkaransekitarVaksin
JANGAN DIGUNAKAN
Intramuskular
1. Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
2. Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam otot.
3. Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
4. Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
5. Plester
Subkutan
1. Pegang lengan anak dan regangkan kulitnya
2. Masukkan jarum menembus kulit dengan sudut 45°
3. Tekan plunger untuk memasukkan vaksin
4. Cabut jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
5. Plester
“Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin bapak sampaikan atau tanyakan?
Terima kasih Pak”
Langkah diagnosis demam secara umum
1 Memberikan salam pembuka, memperkenalkan diri
Assalamu’alaikum Pak/Bu, selamat pagi, perkenalkan saya dr. Hasymi, dokter yang
berjaga di klinik pada pagi hari ini.
2. Informed Consent
“Pak/Bu, disini saya akan melakukan tanya jawab kepada Bapak/Ibu untuk membantu
penegakan diagnosis penyakit Bapak/Ibu. Bagaimana Pak apakah Bapak/Ibu
bersedia?”
3. Identitas pasien
“Dengan Bapak/Ibu siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Sehari-hari bekerja
sebagai apa?”
4. Keluhan Utama
a. Apa keluhannya pak? (Demam)
Apabila demam terjadi kenaikan suhu tetapi beberapa hari ada waktu tidak demam
dan nanti naik lagi disebut remiten
Apabila demam turun ke suhu normal selama beberapa jam dalam sehari disebut
intermiten
Apabila demam naik ke tingkat tinggi sekali di malam hari dan diikuti menggigil
dan keringat disebut demam septik
Anamnesis:
Salam pembuka
“Selamat Pagi pak, saya dokter A yang bertugas pada hari ini. Dengan Bapaksiapa? Usianya
berapa pak? Alamatnya dimana pak ?
Informed consent
“Jadi pak, saya akan melakukan tanya jawab terkait dengan keluhan bapak, apakah bapak
bersedia? “
Gejala DBD
“Jadi keluhan apa yang bapak rasakan?” demam
“Sejak kapan pak demam nya?” udah 4 hari
“Demamnya hilang timbul atau terus menerus pak?” hilang timbul
“Bapak ada keluhan selain demam? ada
“ apa saja pak keluhan nya?” nyeri otot, gusi berdarah
“sudah lama pak keluhan lainnya terjadi?” kemarin
“Bapak ada riwayat berpergian jauh?” tdk ada
“bapak ada riwayat tergigit nyamuk?” mungkin ada
“Bapak bagaimana makannya? Teratur atau tidak?” teratur
“Bapak kemarin atau beberapa hari lalu ada makan apa pak?” makan masakan istri
“Bapak pernah mengalami hal serupa sebelumnya?” tidak
“Apakah keluarga bapak ada yang mengalami gejala serupa?” tidak
“Bagaimana pak lingkungan dirumah bapak?” kotor
“Sumber air di lingkungan rumah bapak bagaimana keadaanya?” tidak tau
Anamnesis:
Salam pembuka
“Selamat Pagi pak, saya dokter A yang bertugas pada hari ini. Dengan Bapaksiapa? Usianya
berapa pak? Alamatnya dimana pak ?
Informed consent
“Jadi pak, saya akan melakukan tanya jawab terkait dengan keluhan bapak, apakah bapak
bersedia? “
Gejala tifoid
“Jadi keluhan apa yang bapak rasakan?” demam
“Sejak kapan pak demam nya?” seminggu yg lalu
“Demamnya hilang timbul atau terus menerus pak?” terus menerus
“Bapak ada keluhan selain demam? diare
“ Sejak kapan pak diarenya pak?” baru kemarin
“Diarenya hilang timbul atau terus menerus pak?” hilang timbul
“Bapak ada riwayat berpergian jauh?” tidak ada
“Bapak bagaimana makannya? Teratur atau tidak?” teratur
“Bapak kemarin atau beberapa hari lalu ada makan apa pak?” makan di emperan
“Bapak pernah mengalami hal serupa sebelumnya?” belum
“Apakah keluarga bapak ada yang mengalami gejala serupa?” pernah
“Bagaimana pak lingkungan dirumah bapak?” kotor
“Sumber air di lingkungan rumah bapak bagaimana keadaanya?” kotor juga
Pemeriksaan penunjang
1. Pem. Lab (darah)
- Leukopenia
- Neutropenia, limfositosis, aneosinofilia
- Trombositopenia
- Kadang anemia
- SGPT SGOT meningkat
2. Tes serologi
- Tes Widal antibody thdp s.typhi, agglutinin O, H, Vi
- ELISA: IgM, IgG
- Tes tubex deteksi antibody igM
Hasil tes tubex
3. Deteksi DNA
- PCR lihat strain S. typhi
4. Sumsum tulang
- Biakan kuman dx pasti
Anamnesis Malaria
1. Secara umum, proses patologi penting pada malaria meliputi:
• Demam
Akibat ruptur eritrosit >> merozoit dilepas ke sirkulasi
• Anemia
Akibat hemolisis, sekuestrasi eritrosit di limpa dan organ lain, dan depresi sumsum
Tulang
• Kejadian immunopatologi
Aktivasi poliklonal à hipergamaglobulinemia, pembentukan kompleks imun,
depresi immun, pelepasan sitokin seperti TNF
• Anoxia jaringan
parasit P. falciparum matur: timbul knob pada permukaan sel darah merah
berparasit yang memfasilitasi cytoadherence P. falciparum-parasitized red cells ke
sel-sel endotel vaskular otak, ginjal, organ yang terkena lainnya à obstruksi aliran
darah & kerusakan kapiler à leakage protein dan cairan vaskular, edema, serta
anoxia jaringan otak, jantung, paru, usus, ginjal.
Anamnesis
1. Keluhan utama: Gejala klasik (menggigil, demam, berkeringat). Dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
2. Riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria.
3. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
4. Riwayat pernah sakit malaria.
5. Riwayat minum obat malaria.
6. Riwayat mendapat tranfusi darah
Pemeriksaan Fisik
Suhu aksila > 37,5˚C
Konjungtiva atau telapak tangan pucat
Sklera ikterik
Splenomegali
Hepatomegali
Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan kesadaran, demam tinggi,
konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat lemah (prostration).
Keterangan : penderita malaria berat harus segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.
Pemeriksaan Laboratorium (lanjutan)
a) PCR
▪ Jika jumlah parasit sangat sedikit.
▪ Dapat membedakan reinfeksi dan rekrudensi pada infeksi P. falciparum.
b) Periksa darah rutin, gula darah.
c) Jika malaria berat: Periksa bilirubin, SGOT/SGPT, alkali fosfatase, albumin, ureum,
kreatinin, Na, K, Analisa Gas Darah, hemoglobin urin.