P-3
2020
LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI
CAKRA WISATA INDONESIA
Skema Klaster Penjamah Makanan (Food Handler) merupakan skema sertifikasi dengan
kemasan Klaster, yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifkasi LSP Cakra Wisata
Indonesia. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu kepada unit-unit kompetensi
yang terdapat di dalam SKKNI nomor 618 tahun 2016 Kategori Industri Pengolahan
Golongan Pokok Industri Makanan Bidang Keamanan Pangan. dan dibuat atas
permintaan industri perhotelan. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan
kompetensi kinerja pada bidang perhotelan dan memenuhi kebutuhan pada industri
pengguna, serta sebagai acuan bagi LSP Cakra Wisata Indonesia dan Asesor Kompetensi
di dalam pelaksanaan sertifikasi.
LEMBAR VALIDASI
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
1. Latar Belakang
1.3 LSP Cakra Wisata Indonesia sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang akan
melaksanakan sertifikasi kompetensi terhadap peserta yang telah memiliki
kompetensi melalui program pelatihan atau pengalaman kerja yang
menunjang dan relevan dengan skema sertifikasi Klaster Nasional untuk
memenuhi tuntutan persyaratan kompetensi tenaga kerja dalam rangka
menghadapi MEA dan persaingan global di kalangan industri Pariwisata
4. Acuan Normatif
4.1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Republik
Indonesia.
4.2. Undang - Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
4.3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 2018 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi
4.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 5
Tahun 2012 tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.7. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia nomor 19 tahun 2016
tentang pemberlakuan wajib sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi (Pedoman BNSP 202 – 2014)
4.9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 3/BNSP/III/2014 Tentang
Pedoman Ketentuan Umum Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi
4.10. Pedoman BNSP No. 210 Tahun 2017 Tentang pedoman pengembangan dan
pemeliharaan skema sertifikasi
6. Persyaratan Dasar
6.1. Memiliki identitas diri (KTP)
6.2. Memiliki ijasah minimal SLTA/sederajat dan surat pengalaman kerja minimal
1 (satu) tahun dengan bidang yang relevan pada Skema Sertifikasi
Penjamah Makanan (Food Handler) atau
6.3. Memiliki ijasah minimal SLTA/sederajat dan memiliki sertifikat Pelatihan yang
relevan dengan kemasan pada Skema Sertifikasi Penjamah Makanan (Food
Handler)
6.4. Pas foto berwarna 3X4 sebanyak 3 (tiga) lembar
8. Biaya Sertifikasi
8.1. Biaya Sertifikasi
8.1.1. Untuk Skema Sertifikasi Penjamah makanan (Food Handler) ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan biaya langsung (honor asesor dan
TUK), biaya tidak langsung dan biaya lain yang diperlukan.
8.1.2. Biaya tersebut belum termasuk biaya transportasi, akomodasi, dan
konsumsi peserta uji kompetensi yang diperhitungkan sesuai dengan
kondisi pelaksanaan asesmen.
8.1.3. Sumber anggaran biaya sertifikasi dapat berasal dari peserta uji, sponsor,
anggaran pemerintah (APBN/APBD), CSR, bantuan luar negeri, dan
sumber anggaran lain yang tidak mengikat.
8.1.4. Biaya sertifikasi kompetensi bagi peserta sebesar Rp 1,500,000.
9. Proses Sertifikasi
9.1 Proses Pendaftaran
9.9. Banding
Peserta Sertifikasi dapat melakukan banding jika tidak puas atas keputusan
yang diambil oleh asesor kompetensi, dengan mengisi form Banding
9.9.1. LSP Cakra Wisata Indonesia memberikan peluang banding untuk peserta
sertifikasi yang tidak puas terhadap hasil uji, mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan paling lambat 3 (tiga) hari setelah proses sertifikasi
kompetensi
9.9.2. Proses banding dilakukan oleh LSP Cakra Wisata Indonesia sampai
dengan keputusan banding selambat-lambatnya selama 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak permohonan banding di terima oleh LSP
Cakra Wisata Indonesia
9.9.3. LSP Cakra Wisata Indonesia menetapkan prosedur untuk menerima,
melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.
9.9.4. LSP Cakra Wisata Indonesia akan membuat kebijakan dan prosedur yang
menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak
berpihak, dan sesuai dengan tenggang waktu yang disepakati para
pihak.
9.9.5. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik
tanpa diminta.
9.9.6. LSP Cakra Wisata Indonesia bertanggung jawab atas semua keputusan
di semua tingkat proses penanganan banding. LSP Cakra Wisata
Indonesia menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan
keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang
terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.9.7. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak
akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.8. LSP Cakra Wisata Indonesia menerima banding, dan memberikan
laporan kemajuan serta hasil penangannya kepada pemohon banding.