Anda di halaman 1dari 8

2015

LSP PERTANIAN

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI


BUTCHER YUNIOR
Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang Peternakan untuk
memelihara dan memastikan kompetensi Butcher Yunior dalam perusahaan Pemotongan Hewan. Dan
skema ini dapat digunakan dalam sertifikasi profesi Butcher Yunior baik pemerintah maupun swasta.

Ditetapkan tanggal: Juli 2015 Disyahkan tanggal : Juli 2015


Oleh: oleh:

Dr.Ir. Bambang Gatut Nuryanto, M.Si Ir. Heri Suliyanto, MBA


Ketua Komite Skema Kepala LSP Pertanian

Nomor Dokumen : SS-BUTCHERJ-NAK-BC-2015


Nomor Salinan : 0
Status Distribusi :
√ Terkendali
Tak Terkendali
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

1. LATAR BELAKANG
1.1. Menyikapi kondisi pertanian di Indonesia, dimana masih sulit ditemukannya tenaga kerja yang profesional di
bidang peternakan yang memiliki sertifkat terlisensi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, LSP PERTANIAN
memfasilitasi sertfikasi kompetensi yang terlisensi BNSP dengan memperhatikan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang peternakan.
1.2. Sertifikasi kompetensi dibidang pertanian, dilakukan untuk meningkatkan kualitas Butcher Yunior agar
professional di bidangnya.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Pedoman ini berisi prinsip dan persyaratan umum skema sertifikasi Petugas Inseminasi Buatan, suatu paket
kompetensi yang mencakup kemampuan kerja setiap individu dalam bidang dunia usaha peternakan pemerintah
maupun swasta yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pertanian.
2.2. Penjenjangan kualifikasi kompetensi kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dunia kerja dalam profesi Butcher
Yunior di bidang peternakan.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi Butcher Yunior di bidang peternakan sehingga kompeten dan mampu
menjalankan tugasnya dengan professional..
3.2. Menjadi acuan bagi LSP PERTANIAN dan Asesor Kompetensi untuk melakukan Asesment.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.3. Keppres No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI
4.4. PP 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Permenakertrans No 8 Tahun 2012 Tata cara penetapan SKKNI
4.6. Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tenang Standar Kompetensi Kerja Nasional.
4.7. ISO 17024: Rev. 2012. General requirement for bodies operating certification systems of persons.
4.8. SKKNI No. KEP.319/MEN/XII/2011 Tentang Penetapan SKKNI Sektor Pertanian Bidang Pemotongan Daging
(BUTCHER).
4.9. Pedoman BNSP 210 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
4.10. ISIC (International Standard for International Classification of all Economic Activities) Revision 4, 2008.
4.11. ILO Guide to National Qualification Frameworks, 2007.
4.12. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLUI 2009).

2
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan :KKNI/Okupasi/Klaster
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas
Butcher Yunior

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1. NAK.BC01.001.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja


2. NAK.BC01.002.01 Menerapkan Jaminan Mutu Produk
3. NAK.BC01.003.01 Menerapkan Hygiene Sanitasi
4. NAK.BC01.004.01 Mengorganisasikan Pekerjaan
5. NAK.BC01.005.01 Melakukan Komunikasi Efektif
6. NAK.BC01.006.01 Membangun Jejaring Kerja
7. NAK.BC02.001.01 Mengoperasikan Berbagai Jenis Pisau
8. NAK.BC02.007.01 Mengemas Produk
9. NAK.BC02.009.01 Melakukan Penyimpanan Produk
10. NAK.BC02.010.01 Mengurangi Wastage
11. NAK.BC02.011.01 Memotong Daging
12. NAK.BC02.012.01 Display Produk
13. NAK.BC03.001.01 Mengoperasikan Brisketsaw
14. NAK.BC03.002.01 Mengoperasikan Leg Cutter
15. NAK.BC03.012.01 Membuat Bakso

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1. Memiliki Ijasah SMK Peternakan.atau
6.2. Memiliki sertifikat latih berbasis kompetensi pada jabatan Butcher Yunior atau
6.3. Tenaga kerja yang berpengalaman dibidang Butcher Yunior minimal selama 3.tahun berkelanjutan.
.
7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT
7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Menyampaikan keluhan, complain, dan permintaan penyelesaian perselisihan kepada LSP PERTANIAN.
7.1.2. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk setiap perubahan persyaratan sertifikasi Butcher Yunior.
7.1.3. Mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang program-program LSP PERTANIAN, khususnya
menyangkut dengan persyaratan, perubahan persyaratan, jadwal sertifikasi dan lain-lain.
7.1.4. Menggunakan sebutan/logo LSP PERTANIAN.
7.1.5. Mendapatkan sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Menandatangani surat persetujuan pemegang sertifikat Butcher Yunior sesuai dengan ketentuan LSP
PERTANIAN.
7.2.2. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi dari LSP PERTANIAN.

3
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

7.2.3. Memberikan pelayanan kepada klien atau bekerja ditempat kerja berdasarkan aturan dan kriteria sertifikasi,
memelihara serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi.
7.2.4. Pemegang sertifikat Butcher Yunior LSP PERTANIAN dapat menggunakan dokumen, brosur, atau iklan
seperti :
a. Memiliki sertifikasi Butcher Yunior dan dapat menggunakan sertifikatnya untuk keperluan profesinya.
b. Terdaftar dalam direktori pemegang sertifikat Butcher Yunior pada buku direktori yang akan diterbitkan
oleh LSP PERTANIAN.
7.2.5. Pemegang sertifikat Butcher Yunior harus menjalankan profesinya secara professional dan memenuhi
kaedah-kaedah sertifikasi.
7.2.6. Jika diperlukan dalam hal tertentu dan diminta oleh LSP PERTANIAN pemegang sertifikat harus
memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. LSP PERTANIAN menetapkan biaya sertifikasi sebesar Rp. 1.500.000,-/asesi.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen jabatan Butcher Yunior yang mencakup persyaratan dan ruang
lingkup sertifikasi ,penjelasan proses penilaian hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang
sertifikat.
9.1.2. Pemohon mengajukan permohonan demganmengisi formulir permohonan (APL-01) dan dilengkapi dengan
bukti berupa Fc KTP, Fc Ijasah terakhir, dll
9.1.3. Pemohon mengisi Formulir asesmen mandiri (APL-02) yang dilengkapi dengan bukti berupa portofolio.
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju dengan semua persyaratan yang berlaku.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen jabatan Butcher Yunior direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi
persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. Metoda asesmen dan perangkat asesmen Butcher Yunior dipilih dinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan
bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan
peserta sertifikasi
9.2.4. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.2.5. Bukti yang dikumpulkan dari portofolio yang merupakan lampiran dari APL-02 diperiksa dan dievaluasi
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti

4
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

9.2.6. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti ke proses lanjut uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Butcher Yunior dirancang untuk menilai kompetensi secara tertulis, lisan, praktek,
pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif,
9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian untuk Butcher Yunior diverifikasi dan dikalibrasi
secara tepat
9.3.3. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan dari Uji praktek, uji tulis, uji lisan yang diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan
bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah
memenuhi aturan bukti
9.3.5. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP PERTANIAN menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi
untuk:
a. mengambil keputusan sertifikasi;
b. melakukan penelusuran apabila terjadi, misalnya, banding atau keluhan
9.4.2. LSP PERTANIAN membatasi keputusan sertifikasi sesuai persyaratan dalam skema sertifikasi yang
digunakan.
9.4.4. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP PERTANIAN berdasarkan informasi yang
dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam
pelaksanaan uji kompetensi atau pelatihan peserta sertifikasi.
9.4.5. Personil yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman
dengan proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.6. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.7. Sertifikat Butcher Yunior berlaku selama 3 tahun terhitung sejak ditetapkan
9.4.8. LSP PERTANIAN memerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang berhak menerima dalam bentuk
surat dan dari atau kartu yang ditandatangani dan disyahkan oleh personil yang ditunjuk oleh LSP
PERTANIAN
9.4.9 Sertifikat kompetensi LSP PERTANIAN sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk mengurangi risiko
pemalsuan.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

5
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

9.5.1. LSP PERTANIAN mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan
sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak lanjut
oleh LSP PERTANIAN.
9.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam waktu yang
ditetapkan oleh LSP PERTANIAN, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan ruang
lingkup sertifikasi.
9.5.3. LSP PERTANIAN membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan
promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
9.5.4. LSP PERTANIAN membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan
sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6. Proses Sertifikasi Ulang


9.6.1. LSP PERTANIAN menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang,
sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi.
9.6.2. LSP PERTANIAN menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan kompetensi
pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi persyaratan skema sertifikasi
terkini.
9.6.3. Pemilik sertifikat dalam hal mengajukan perpanjangan harus mengajukan permohonan dengan mengisi
formulir APL-01 dan APL-02 lengkap dengan bukti
9.6.4. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.6.1. Bukti yang dikumpulkan berupa dokumen prtofolio atau log book diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi
telah memenuhi aturan bukti
9.6.2. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten
9.6.4. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP PERTANIAN menjamin bahwa dalam memastikan
terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui asesmen yang tidak memihak.
9.6.5. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP PERTANIAN disesuaikan dengan skema sertifikasi, minimum
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. asesmen di tempat kerja;
b. pengembangan profesional;
c. wawancara terstruktur;
d. konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman kerja;
e. uji kompetensi;
f. pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.

6
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

9.7. Penggunaan Sertifikat


9.7.1. LSP PERTANIAN mengatur dan mendokumentasikan persyaratan penggunaan logo atau penanda
sertifikasi kompetensi.
9.7.2. LSP PERTANIAN mensyaratkan pemegang sertifikat kompetensi untuk menandatangani perjanjian
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. untuk mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
b. untuk membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang
telah diberikan;
c. untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP PERTANIAN, dan tidak membuat
pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP PERTANIAN dianggap menyesatkan atau tidak dapat
dipertanggung jawabkan;
d. menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP PERTANIAN
atau sertifikasi LSP PERTANIAN apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan
sertifikat yang diterbitkan LSP PERTANIAN;
e. tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan.
9.7.3 LSP PERTANIAN menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan untuk setiap penyalahgunaan
sertifikat, termasuk penyalahgunaan logo dan atau penanda.

9.8. Banding
9.8.1 LSP PERTANIAN menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan tindakan
apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang
serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
c. memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
9.8.2 LSP PERTANIAN membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
9.8.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.8.4 LSP PERTANIAN bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. LSP PERTANIAN menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.8.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan
diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.8.6 LSP PERTANIAN menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya
kepada pemohon banding.
9.8.7 LSP PERTANIAN memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

7
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
BUTCHER YUNIOR

Anda mungkin juga menyukai