Anda di halaman 1dari 8

2014

SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN


BAR .............................................
Skema sertifikasi Pelayanan Bar merupakan skema sertifikasi klaster, yang dikembangkan oleh Komite Skema
Sertifkasi LSP LPK Monarch Bali. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu kepada unit kompetensi yang
terdpat di dalamStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Hotel dan Restoran
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja da Transmigrasi Nomor 239/MEN/X/2004 dan
dibuat atas permintaan industri perhotelan dan restoran. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan
kompetensi lulusan LPK Monarch Bali dan industri pengguna, dan sebagai acuan bagi LSP dan asesor di dalam
pelaksanaan sertifikasi.

Ditetapkan tanggal :22-8-2014 Disahkan tanggal : 25-8-2014


Oleh : Oleh :

_ Made Bobi Asmara__ I Nengah Yasa Adi Susanto


Ketua Komite Skema Sertifikasi Ketua LSP LPK Monarch Bali

Nomor Dokumen :
Nomor Salinan : SKK.01/FB/LPK MONARCH/2015 Commented [IM1]: Kode dibuat unik ahar mudah diidentifikasi
Status Distribusi :
SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

v Terkendali
Tak Terkendali

LEMBAR VERIFIKASI SKEMA


SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KLASTER
PELAYANANBAR

Jakarta, ……………………………….2014

DIVERIFIKASI OLEH BNSP

(………………………………………………….)

LSP LPK Monarch Bali 2


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

1. Latar Belakang
Disusun atas dasar kebutuhan tenaga kerja di bidang pelayanan bar untuk membangun, memelihara, dan memastikan
kompetensi tenaga kerja yang bekerja di bidang pelayanan bar (hotel dan kapal pesiar). Dan skema ini dapat
digunakan dalam sertifikasi profesi Pelayan bar.

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor priotas di dalam menghadap masyarakat ekonoi ASEAN (MEA) pada
tahun 2015, dimana salah satunya akan terjadinya aliran tenaga kerja diantara negara-negara ASEAN. Sehubungan
dengan itu, maka Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 pasal … , dan diturukan ke dalam Praturan pemerintah nomor
52 Tahun 2012 psl …. yang mengamanatkan bahwa seluruh tenaga kerja di sektor pariwisata harus memiliki
sertifikat kompetensi. Salah satu sektor di bidang pariwisata adalah pada sektor hotel dan restauran. Di sektor ini
dituntut sumber daya manusia yang berdaya saing dan memiliki kompetensi untuk bekerja di bidangnya. Salah satu
bidang pekerjaa yang membutukan tenaga kompetens adalah pada pekerjaan pelayanan bar. Kompetensi di dalam
pelayanan bar dibutuhkan oleh industri hotel dan restauran.

2. Ruang lingkup Skema Sertifikasi


2.1. Tenaga Pelayan bar
2.2. Lingkup Penggunaan : Industri perhotelan dan kapal pesiar
2.3. Ruang lingkup sertifikasi ini digunakan sektor pariwisata di hotel, restoran dan kapal pesiar

3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan bahwa program pelatihan satu tahun tata hidangan memiliki kompetensi pelayanan bar
3.2. Memastikan dan memelihara kompetensi dari tenaga Pelayanan bar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
3.3. Sebagai acuan bagi pengelola dan asesor LSP Monarch Bali dalam melaksanakan sertifikasi.

4. Acuan Normatif :
4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang
Pariwisata
4.6. Undang-Undang Nomor . 31 tahun 2006 Sistem Pelatihan Tenaga Kerja Nasional
4.7. Perpres No. 8 tahun 2012 tentang KKNI
4.8. Keputusan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor 239/MEN/X/2004 tentang Penetapan SKKNI Sektro
Pariwisata Sub Sektor Hotel dan Restoran
4.9. Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tentang Sistem Standar Kompetensi Kerja Nasional
4.10. Permenakertrans No. 8 tahun 2012 tentang Tatacara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
4.11. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005 (KBLUI 2005)
4.12. ISIC (International Standard for International Classification of all Economic Activities) Revision 4, 2008
4.13. ILO Guide to National Qualifications Frameworks, 2007
4.14. ILO Guide to RMCS, 2006
4.15. SKKNI sesuai dengan sektornya
4.16. Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian-Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Profesi (PBNSP 201: 2014)
4.17. Peraturan BNSP Nomor 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi Kompetensi Profesi (PBNSP 210 : 2014)

5. Kemasan / Paket Kompetensi


5.1. Jenis Kemasan : Klaster Pelayanan Bar
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

Kode Unit Unit Kompetensi


PAR.HT01.001.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
PAR.HT01.003.01 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja
PAR.HT02.001.01 Membersihkan dan merapikan area Bar
PAR.HT02.002.01 Mengoperasikan Bar
PAR.HT02.014.01 Menyediakan dan menghidangkan cocktail
PAR.HT02.022.01 Berkomunikasi melalui telepon

LSP LPK Monarch Bali 3


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


6.1. Memiliki sertifikat kelulusan pelatihan kerja basic level/program 1 tahun di bidang pelayanan bar pada LPK
Monarch Bali, atau
6.2. Peserta pelatihan pada LPK Monarch Bali yang telah menyelesaikan materi pelatihan pelayanan bar, atau
6.3. Memiliki sertifikat latih berbasis kompetensibdi bidang pelayanan bar dari LPK Monarch, atau
6.4. Tenaga kerja pada bidang pelayanan bar dari industri mitra LPK Monarch Bali yang telah bekerja minimal 6
bulan.
6.5. Memiliki pengalaman on the job training / magangselama minimal 5 bulan di departemen pelayanan bar atau
6.6. Telah bekerja dibidang pelayanan bar minimal selama 6 bulan

7. HakPermohonan Sertifikasi dan Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.1. Hak Pemohon: (lihat PBNSP 201 2014)
7.1.1. Memperoleh informasi terkiat dengan pelaksanaan uji kompetensi
7.1.2. Memperoleh jaminan atas kerahasiaan atas hasilproses sertifikasi
7.1.3. Peserta yang dinyatakan kompeten dalam asesmen kompetensi akan memperoleh sertifikat kompetensi
7.1.4. Menggunakan sertifikat kompetensi untuk promosi diri sebagai Tenaga Pelayan bar
7.1.5. Mengajukan banding jika tidak puas terhadap keputusan sertifikasi

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Melaksanakan keprofesian sebagai Tenaga Pelayan bar dengan tetap menjaga kode etik profesi
7.2.2. Mengikuti program surveilan yang ditetapkan LSP LPK Monarch Bali minimal satu tahun sekali

8. Biaya Sertifikasi
8.1. Struktur biaya sertifikasi mencakup biaya asesmen dan administrasi
8.2. Biaya sertifikasi Tenaga Pelayan bar : Rp. 500.000,-
8.3. Biaya sertifikasi ulang apabila asesi dinyatakan belum kompeten sebesar Rp. 250.000,-

9. Proses Sertifikasi
9.1. Persyaratan Pendaftaran

9.1.1. Pemohon memahami gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

9.1.2. Pemohon mengisi :

 Mengisi Form FR APL-01 Formulir Permohonan Asesmen yang dilengkapi dengan buktu
 Mengisi Form FR APL-02 Asesmen Mandiri
 Permohonan melampirkan syarat – syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti proses
sertifikasi berupa fotocopy dokumen/portofolio, pas foto 3x4 berwarna 3 lembar dan Commented [IM2]: Yang diminta dalam persyaratan dasar
mengisi Form APL-01
 pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi

dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian;

. 9.1.3 LSP Monarch Bali menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa
pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi.


9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesi menyerahkan bukti – bukti pendukung sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang akan diases
9.2.2. Asesor mencocokan bukti pendukung yang dimiliki asesi dengan ruang lingkup sertifikasi atau skema
sertifikasi

LSP LPK Monarch Bali 4


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

9.2.3. Asesor menentukan apakah bukti pendukung yang dimiliki asesi :


a. Valid, Terkini, Asli, dan Memadai, sehingga Asesor dapat langsung memberikan Rekomendasi, atau
b. Bukti pendukung Belum Memadai, sehingga perlu dilakukan pencarian bukti dengan cara Uji
Kompetensi

5.2.1. Asesmen Pelayanan Bar direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa
verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis
dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi .
5.2.2. Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) pelayanan bar yang dipilih
diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana
bukti tersebut akan dikumpulkan
5.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan
diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi
5.2.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan
dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas
5.2.5. Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi
aturan bukti (VATM )
5.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan
Kompeten

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. LSP LPK Monarch Bali megakui ulang permohonan sertifikasi untuk menjamin bahwa:
a. LSP LPK Monarch Bali mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup yang
diajukan;
b. LSP LPK Monarch Bali menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan
alasan yang tepat dapat mengakomodasi keperluan khusus pemohon seperti bahasa dan/atau
portofolio.
9.3.2. LSP LPK Monarch Bali menugaskan tim asesor untuk mengases kompetensi dari asesi berdasarkan
persyaratan skema melalui satu atau lebih metode seperti tertulis, lisan, praktek, pengamatan dan/atau
portofolio.
9.3.3. Asesmen direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan
skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk
menegaskan kompetensi calon.
9.3.4. LSP LPK Monarch Bali menjamin kerja dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil asesmen, yang
didokumentasikan secara tepat dan dimengerti
9.3.5. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan
atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi.
Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama
lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan
atau ketidaklulusan.
9.3.6. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian pelayanan bar diverifikasi atau
dikalibrasi secara tepat
9.3.7. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas
9.3.8. Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan
bukti (VATM )
9.3.9. Hasil proeses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten”
dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”

LSP LPK Monarch Bali 5


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang calon skema Pelayanan bar oleh LSP LPK Monarch
Bali harus berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat
keputusan sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan sertifikasi dan atau pelatihan calon.
9.4.2. Berdasarkan dokumen selama proses sertifikasi dan rekomendasi dari Asesor, LSP LPK Monarch Bali
memberikan sertifikat kompetensi kepada Asesi yang disertifikasi
9.4.3. LSP LPK Monarch Bali menerbitkan sertifikat kompetensi dalam bentuk surat yang ditandatangani oleh
Direktur LSP LPK Monarch Bali. Sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSP LPK Monarch Bali
memuat :
- Nama orang pemegang sertifikat
- Nama Badan yang menerbitkan sertifikat
- Skema Sertifikasi
- Ruang lingkup sertifikasi
- Tanggal terbit sertifikat dan tanggal berakhirnya sertifikat (masa berlaku sertifikat)
9.4.4. Apabila Asesi dinyatakan belum kompeten, maka harus mengikuti sertifikasi ulang, hanya pada unit – unit
yang belum kompeten saja.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat dapat dilakukan apabila :
a. Menyalahgunakan sertifikat
b. Menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP LPK Monarch Balidan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP LPK Monarch Balidianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi


Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP LPK Monarch Balimelakukan survailen yang
mencakup:
a. Surveilan dilaksanakan dengan menggunakan metoda LOGBOOK (terlampir)dan atau kegiatan
pemeliharaan kompetensi dengan menyertakan dokumen bukti kehadiran pada Program Penyegaran.
b. Surveilan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan LSP LPK Monarch Balisetiap tahunnya.
c. Kelalaian dan atau kegagalan dari surveilan akan mengakibatkan dicabutnya sertifikat kompetensi.
d. Surveilan dapat dilakukan diluar jadwal semestinya, manakala adanya keluhan pihak ke-3 atau adanya
kasus sangkaan malpraktek.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


a. LSP LPK Monarch Bali menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi persyaratan sertifikasi yang mutakhir.
b. Apabila masa berakhirnya sertifikat kurang dari 1 (satu) tahun, dapat langsung diberikan sertifikat dengan
menunjukkan bukti – bukti atau portofolio yang sesuai; apabila lebih dari 1 (satu) tahun maka akan dianggap
sebagai peserta baru
c. Fokus metode asesmen
d. Rekaman kegiatan asesmen
e. Portofolio
f. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.

9.6.1. LSP Moanrch Bali menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang,
sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi.
9.6.2. LSP Monarch Bali menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan
kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi persyaratan
skema sertifikasi terkini.
9.6.3. Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan penetapan periode
sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. persyaratan sesuai peraturan perundangan;
b. perubahan dokumen normatif;
c. perubahan skema sertifikasi yang relevan;

LSP LPK Monarch Bali 6


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

d. sifat dan kematangan industri atau bidang tempat pemegang sertifikat bekerj a;
e. risiko yang timbul akibat orang yang tidak kompeten;
f. perubahan teknologi, dan persyaratan bagi pemegang sertifikat;
g. persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan;
h. frekuensi dan muatan kegiatan penilikan/surveilan, bila dipersyaratkan dalam skema
sertifikasi.

9.6.4. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Monarch BAli menjamin bahwa dalam memastikan
terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui asesmen yang tidak memihak.
9.6.5. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP Monarch Bali disesuaikan dengan skema sertifikasi,
minimum mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
a. asesmen di tempat kerja;
b. pengembangan profesional;
c. wawancara terstruktur;
d. konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman kerja;
e. uji kompetensi;
f. pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.

9.6.5. Pemegang sertifikat wajib mengajukan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku
sertifikat kompetensi yang dimilikinya minimal 2 bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat.
9.6.6. Persyaratan permohonan sertifikasi ulang untuk perpanjangan masa berlaku sertifikat sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan sertifikasi ulang dengan melampirkan dokumen yang bisa
membuktikan masih kompeten minimal dalam 1 tahun terakhir.
b. Mengikuti asesmen penuh jika terjadi perubahan Skema Sertifikasi
c. Membayar biaya perpanjangan sertifikat.
9.6.7. Uji kompetensi sertifikasi ulang untuk perpanjangan sertifikat dilakukan dengan .............

9.7. Penggunaan Sertifikat


Profesi yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk:
9.7.5. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi;
9.7.6. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;
9.7.7. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP LPK Monarch Bali dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP LPK Monarch Bali dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;
9.7.8. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat
acuan LSP LPK Monarch Bali setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP LPK Monarch Bali yang menerbitkannya, dan
9.7.9. Tidak menyalahgunakan sertifikat

9.8. Banding
9.8.5. Banding adalah permintaan oleh pemohon sertifikasi, calon peserta sertifikasi, atau pemegang sertifikat
untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh badan atau lembaga sertifikasi terkait
dengan status sertifikasi yang mereka harapkan
9.8.6. Bagian Sertifikasi menerima banding paling lambat 14 hari setelah pelaksanaan uji kompetensi
9.8.7. Bagian Sertifikasi menerima banding disampaikan secara tertulisdilengkapi identitas asesi secara jelas
sekurang-kurangnya nama asesi, alamat rumah dan nomor telepon (disertai pernyataan bahwa
informasi yang disampaikan adalah benar)

LSP LPK Monarch Bali 7


SKEMA SERTIFIKASI PELAYANAN BAR LSP LPK MONARCH BALI

9.8.8. Bagian sertifikasi menyampaikan jawaban tertulis kepada pihak yang menyampaikan banding paling
lambat 7 hari setelah surat banding diterima

(Diambil dari Klausul 9 PBNSP 201 : 2014)

LSP LPK Monarch Bali 8

Anda mungkin juga menyukai