Anda di halaman 1dari 97

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN

KARYAWAN

PT. TRIAS MULTINASIOAL SIDOARJO

Oleh:

RAFI ANDI WIBAWA

NIM 091424253008

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

i
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN

KARYAWAN

PT. TRIAS MULTINASIOAL SIDOARJO

Oleh:

RAFI ANDI WIBAWA


NIM 091424253008

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

ii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KEPUASAN KARYAWAN

PT. TRIAS MULTINASIOAL SIDOARJO

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ilmu Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pada Program Pascasarjana Universitas Airlangga

Oleh:

RAFI ANDI WIBAWA

NIM 091424253008

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

iii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Disetujui
Tanggal, Februari 2019

Oleh:

iv
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Telah diuji oleh panitia penguji pada


Pada Tanggal, November 2018
PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., Msi.


Anggota 1. Dr. Bintoro Wardiyanto, Drs., M.Si.
2. Dr. Windijarto, SE., MBA.
3. Dr. Dewi Retno Suminar, Dra., M.Si.
4. Dr. Pinky Septandari Endang Pratiwi, Dra., MA.

v
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KEPUASAN KARYAWAN PT. TRIAS MULTINASIOAL SIDOARJO

Sebagian atau keseluruhan tesis ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademis pada bidang studi dan/atau Universitas lain dan tidak pernah dipublikasi/ditulis

oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi

penulisan. Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.

vi
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis dengan judul

“PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KEPUASAN KARYAWAN PT. TRIAS MULTINASIONAL SIDOARJO” dapat berjalan

lancar dan terselesaikan.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister.

Terselesaikannya tesis ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE, MT., Ak. Selaku Rektor Universitas Airlangga.

2. Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE, M.Si, Ak. Selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas

Airlangga.

3. Dr. Windijarto, SE., MBA. Selaku Kepala Program Studi Magister Pengembangan

Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga.

4. Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs. Msi. selaku pembimbing ketua yang dengan penuh

perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran yang membangun

untuk terselesaikannya penulisan tesis ini.

5. Dr. Bintoro Wardiyanto, Drs. M.Si. selaku pembimbing yang dengan penuh

perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran selama proses

penyusunan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar program studi Pengembangan Sumber Daya

Manusia, khususnya peminatan Industri dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu,

arahan dan bimbingannya kepada peneliti.

vii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7. PT. TRIAS MULTINASIONAL Sidoarjo beserta staff yang telah memberikan

banyak sekali informasi

8. Kedua orang tua, isteri yang tercinta dan keluarga kecil yang tercinta, serta seluruh

keluarga terkasih yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, serta motivasi

yang tidak ada hentinya kepada peneliti selama menyelesaikan tesis ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan di Magister PSDM Universitas Airlangga 2014 genap.

Terima kasih atas kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang luar biasa. Semoga

kesuksesan selalu menyertai kita, dimana pun kita berada.

10. Serta para pihak yang sudah banyak membantu dalam penyusunan Tesis ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak. Peneliti pun mengakui tulisan ini

masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun akan peneliti

terima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata, penulis ucapkan

terima kasih atas perhatian yang diberikan, Terima Kasih

viii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Karyawan


PT. Trias Multinasional.

Penelitian ini berfokus pada budaya organisasi, kepemimpinan, dan kepuasan


karyawan pada PT. Trias Multinasional Sidoarjo. Kepuasan karyawan dapat diciptakan
dengan beberapa cara, yakni pemimpin yang andal dan budaya perusahaan yang positif.
PT. Trias Multinational harus melakukan perbaikan di kedua bidang tersebut karena
perusahaan memiliki kepuasan karyawan yang relatif rendah. Perusahaan harus berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan kepuasan karyawan dengan cara
memaksimalkan sumber daya manusia yang ada melalui peningkatan kepuasan karyawan,
membangun budaya perusahaan yang positif, dan kepemimpinan yang dapat diandalkan,
karena perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan untuk
bersaing dengan perusahaan lain. Pendekatan kuantitatif dengan metode eksplanatori
digunakan dalam penelitian ini, penelitian ini mengambil semua anggota karyawan sebagai
populasi sampel, yakni 30 karyawan yang bekerja di bidang operator di PT. Trias
Multinasional Sidoarjo. Analisis data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas dan
menggunakan analisis jalur. Penelitian ini memiliki hasil penelitian yakni Budaya
Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan karyawan;
Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Budaya Organisasi;
Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Kepuasan Karyawan

ix
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

The Effect of Organizational Culture and Leadership on Employee Satisfaction at


PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

This study focuses on organizational culture, leadership, and employee satisfaction


at PT. Trias Multinational Sidoarjo. Employee satisfaction can be created in several ways,
namely reliable leaders and a positive corporate culture. PT. Trias Multinational must
make improvements in both fields because the company has relatively low employee
satisfaction. Companies must make every effort to improve employee satisfaction by
maximizing existing human resources through increasing employee satisfaction, building a
positive corporate culture, and reliable leadership, because these changes are expected to
increase the productivity of the company to compete with other companies. The
quantitative approach with explanatory methods was used in this study, this study took all
members of the employee as the sample population, namely 30 employees working in the
field of operators at PT. Multinational Trias Sidoarjo. Data analysis was performed by
testing the validity and reliability and using path analysis. This study has the results of
research namely Organizational Culture has a positive and significant influence on
employee satisfaction; Leadership has a positive and significant influence on
Organizational Culture; Leadership has a positive and significant influence on Employee
Satisfaction

Keywords: Organizational Culture, Leadership, Employee Satisfaction.

x
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Sampul Depan ................................................................................... i


Sampul Dalam ................................................................................... ii
Lembar Prasyarat Gelar ..................................................................... iii
Lembar Persetujuan ........................................................................... iv
Penetapan Panitia............................................................................... v
Pernyataan Tidak Plagiat ................................................................... vi
Ucapan Terima Kasih ........................................................................ vii
Ringkasan ........................................................................................... ix
Abstract .....................................................................................……. x
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................ 9
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
1.3.2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

Bab II. Tinjauan Pustaka

2.1 Budaya Organisasi ........................................................................... 11


2.1.1 Definisi Budaya Organisasi .......................................................... 11
2.1.2 Nilai Budaya Organisasi ............................................................... 13
2.1.3 Fungsi Budaya Organisasi ............................................................ 14
2.1.4 Konsep Budaya Organisasi ……………………........................... 15
2.1.5 Karakteristik Budaya Organisasi .................................................. 16
2.1.6 Dimensi Budaya Organisasi ………............................................. 18
2.2 Kepemimpinan …............................................................................ 18
2.2.1 Definisi Kepemimpinan................................................................ 18
2.2.2 Variabel Kepemimpinan ............................................................... 20
2.3 Kepuasan Kerja ……………………………................................... 22
2.3.1 Definisi Kepuasan Kerja ............................................................... 22
2.3.2 Perspektif Kepuasan Kerja ............................................................ 24
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ............................... 26
2.3.4 Dimensi Kepuasan Kerja ……………………............................... 27
2.4 Hubungan antara Variabel ………………………………………... 28
2.4.1 Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja ························· 28
2.4.2 Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja ·································· 29
2.4.3 Kepemimpinan dan Budaya Organisasi ………………………… 30

xi
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.5 Penelitian Terdahulu ……………………………………………… 31


2.6 Kerangka Konseptual …………………………………………….. 33
2.7 Hipotesis ………………………………………………………….. 33

Bab III. Metode Penelitian

3.1 Desain penelitian ............................................................................... 35


3.2 Identifikasi variabel ........................................................................... 35
3.3 Definisi operasional variabel ........................................................... 36
3.3.1 Variabel bebas (independent variable) (X) ................................... 36
3.3.2 Variabel terikat (dependent variable) (Y) ..................................... 37
3.4. Pengukuran variabel ........................................................................ 38
3.5. Populasi penelitian ........................................................................... 39
3.6. Jenis dan sumber data ...................................................................... 39
3.7. Prosedur pengumpulan data ............................................................. 40
3.8. Teknik Analisis ................................................................................ 40
3.8.1. Uji Kualitas Data ………………………………………………... 41
3.8.2 Analisis hasil penelitian ................................................................. 42
3.8.3 Path Analysis .................................................................................. 42
3.8.4. Uji asumsi model ·········································································· 43
3.8.5 Uji Hipotesis ................................................................................... 44
Bab IV. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………… 46


4.1.1 Reponden berdasarkan jumlah karyawan ................................... 46
4.1.2 Responden berdasarkan Usia ....................................................... 47
4.1.3 Responden berdasarkan pengalaman kerja .................................. 47
4.2 Distribusi Frekuensi Data ………………………………………… 48
4.2.1 Responsden terhadap variabel Budaya Organisasi (X1) ………. 48
4.2.2 Responden terhadap variabel Kepemimpinan (X2) .................... 51
4.2.3 Responden terhadap variabel Kepuasan karyawan (Y) .............. 53
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………… 55
4.3.1 Uji Validitas ................................................................................ 55
4.3.2 Uji Reliabilitas ............................................................................ 57
4.4 Analisis Hasil Penelitian ………………………………………… 58
4.4.1 Prinsip-Prinsip Dasar Analisis Jalur (Path Analysis) ………….. 59
4.4.1.1 Uji Normalitas .......................................................................... 59
4.4.1.2 Linieritas ................................................................................... 60
4.4.1.3 Homoskedastisitas ..................................................................... 61
4.4.1.4 Multikolinearitas Rendah ........................................................... 63
4.4.1.5 Rekursivitas ............................................................................... 64
4.4.1.6 Analisis Jalur atau Path Analysis .. .......................................... 64
4.4.1.7 Persamaan Substruktur 1........................................................... 65
4.4.1.8 Koefisien Beta............................................................................ 66
4.4.1.9 Uji F .......................................................................................... 67

xii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.2.1 Koefisien Determinasi ················································ 67


4.4.2.2 Uji t .............................................................................................. 67
4.4.2.3 Persamaan Substruktur 2 .............................................................. 68
4.5 Pembuktian Hipotesis ······················································ 69
4.5.1 Uji Hipotesis 1 …………………………………………………… 69
4.5.2 Uji Hipotesis 2 …………………………………………………… 70
4.5.3 Uji Hipotesis 3 …………………………………………………… 70
4.5.4 Pembahasan Pengaruh Langsung dan tidak langsung..................... 70

Bab V. Simpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ·································································· 72


5.2 Saran ·········································································· 73

Daftar Kepustakaan

Lampiran

xiii
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan .............. 46


Tabel 1.2 Data Responden Berdasarkan Usia .................................... 47
Tabel 1.3 Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja …........... 48
Tabel 2.1 Skor Responden atas Variabel Budaya Organisasi (X1) ....... 49
Tabel 2.2 Mean Responden atas Variabel Budaya Organisasi (X1) ...... 50
Tabel 2.3 Skor Responden atas Variabel Kepemimpinan (X2) ............. 51
Tabel 2.4 Mean Responden atas Variabel Kepemimpinan (X2) ……… 52
Tabel 2.5 Skor Responden atas Variabel Kepuasan Kerja (Y) ............. 53
Tabel 2.6 Mean Responden atas Variabel Kepuasan Kerja (Y) ............. 55
Tabel 3.1 Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1) ..................... 55
Tabel 3.2 Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X2) .......................... 56
Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (Y) ............................ 57
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 58
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas 1........................................................... 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas 2 .................................................... 61
Tabel 4.3 Uji Linieritas Variabel X1 dengan Y ..................................... 61
Tabel 4.4 Uji Linieritas Variabel X1 dengan X2 ..................................... 62
Tabel 4.5 Hasil Korelasi Rank Spearman Variabel X1 dan X2……....... 63
Tabel 4.6 Hasil Korelasi Rank Spearman …………………….……....... 64
Tabel 4.7 Nilai VIF …………………………………………………….. 65
Tabel 4.8 Persamaan Substruktur 1 …………………………………….. 67
Tabel 4.9 Persamaan Substruktur 2 …………………………………….. 70

xiv
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 33


Gambar 2.2 Persamaan Diagram Jalur ............................................... 64

xv
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

xvi
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi atau perusahaan yang dapat bertahan dan

memenangkan persaingan di era modern saat ini adalah perusahaan yang

mampu mengelola segala sumber daya (resources) dengan benar dan tepat.

Diantara sumber daya yang terdapat dalam perusahaan, sumber daya manusia

(human resources) merupakan salah satu faktor kunci untuk membangun

keunggulan kompetitif , karena banyak perusahaan yang mengalami sebuah

penurunan karena hanya terpaku oleh kegiatan operasional tanpa

memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki, Sumartini.1

Permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dalam

suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan, sebab secanggih apapun

teknologi yang digunakan dalam suatu perusahaan serta sebesar apapun modal

yang dikeluarkan perusahan, pada akhirnya karyawanlah yang pada akhirnya

akan menjalankan. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa didukung dengan

kualitas sumber daya manusia yang baik dari karyawan dalam melaksanakan

tugasnya keberhasilan perusahaan akan sulit tercapai. Kontribusi karyawan

pada perusahaan akan menentukan maju atau mundurnya perusahaan tersebut.

Kemudian Sumartini melanjutkan, berbagai pengaruh perubahan yang

terjadi akibat persaingan di era modern menuntut organisasi atau perusahaan

untuk melakukan berbagai inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan

tersebut. Suatu organisasi harus menyusun kebijakan yang tepat untuk

1Sumartini, Hubungan Budaya Organisasi Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan PT. Pertamina
Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya (2010). hlm.1.

1
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengatasi setiap perubahan yang suatu saat pasti terjadi. Penyusunan

kebijakan yang menjadi perhatian manajemen salah satunya menyangkut

pemberdayaan sumber daya manusia.2

Berdasarkan keterangan diatas, guna mewujudkan dan meningkatkan

sumber daya yang unggul, sebuah perusahaan wajib memperhatikan budaya

organisasi perusahaan tersebut, hal itu terjadi karena budaya organisasi yang

positif dapat menghasilkan tingkat kepuasan kerja pegawai yang lebih baik.

Selain itu, budaya organisasi yang positif juga dapat membentuk citra

organisasi yang positif. Gagasan budaya organisasi telah menjadi penting

dalam studi tentang perilaku organisasional. Meskipun ketidaksetujuan

diantara beberapa elemen definisi dan pengukuran, para peneliti tampak

sepakat bahwa budaya mungkin merupakan faktor penting dalam penentuan

bagaimana sebaiknya seseorang individu menyesuaikan dengan konteks

organisasi.3

Kemudian O’Reilly (1989) menambahkan, pada penelitian awal

tentang norma pengukuran memperlihatkan dua karakteristik penting dari

budaya organisasi yang kuat. Salah satunya adalah intensitasnya terhadap

bagian anggota organisasi yakni menunjukkan persetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap mereka yang bertindak dengan cara tertentu, kedua

adalah adanya kristalisasi atau kesepakatan yang luas terhadap nilai tersebut

diantara anggota. Jika tidak ada kesepakatan bahwa serangkaian nilai yang

terbatas penting dalam suatu unit sosial, budaya yang kuat tidak akan

terbentuk. Namun jika terdapat kesepakatan kuat dan meluas tentang arti

penting nilai-nilai tertentu, maka sistem nilai sentral atau budaya kuat dapat

2 Ibid
3 Ibid

2
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tercipta. Banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa kesesuaian karyawan

terhadap budaya organisasi meningkatkan komitmen, kepuasan, dan kinerja.

Namun penelitian empiris terhadap hubungan ini yang telah dilakukan masih

sedikit.

Selain budaya organisasi, kepemimpinan juga menjadi faktor penting

guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebuah perusahaan. Gaya

seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya mempunyai dampak yang

signifikan terhadap kepuasan dan kinerja karyawan. Karakteristik karyawan

sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan

karyawan, hal ini dipengaruhi oleh efektifitas pemimpin itu sendiri. Bagi

karyawan agar bekerja sesuai dengan program, maka sangat besar peran

seorang pemimpin untuk memimpin para karyawan. Oleh karena itu, seorang

pemimpin dalam membangkitkan kinerja karyawan adalah hal utama yang

perlu diperhatikan.4

Kemudian selain budaya organisasi dan kepemimpinan, kepuasan kerja

sebagai bentuk reaksi yang dirasakan karyawan banyak mendapat perhatian

dikalangan peneliti. Kepuasan kerja sangat penting artinya baik bagi karyawan

maupun bagi perusahaan. Bidang ini sangat menarik perhatian para akademisi

maupun para praktisi perusahaan. Kepuasan kerja merupakan salah satu

bentuk perilaku kerja karyawan yang didefinisikan sebagai sesuatu yang

menyenangkan atau sisi hasil emosional yang positif atas penilaian pekerjaan

atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja ditentukan oleh perbedaan antara

4 Trias Waliningsuci, M.Al Musadieq, Djamhur Hamid. Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan
Terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Entrepreneur Independent Bank (EIB)
Indonesia Surabaya). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang (2013). hlm.2.

3
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

semua yang diharapkan dengan semua yang dirasakan dari pekerjaannya atau

semua yang diterimanya secara aktual.5

Kepuasan kerja karyawan menggambarkan perasaan seorang individu

terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan

atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi serta memenuhi standar

kerja. Kepuasan kerja setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang

berbeda-beda. Kepuasan kerja karyawan adalah suatu sikap positif dari hasil

penyesuaian diri karyawan terhadap suatu lingkungan, budaya serta situasi

kerja yang dirasakan oleh karyawan dan mendukung karyawan untuk merasa

puas atau tidak puas pada suatu pekerjaan yang dilakukan dalam suatu

perusahaan.6

Fenomena kepuasan kerja banyak terjadi di berbagai perusahaan di

Indonesia. Belakangan ini banyak perusahaan besar mengalami penurunan

tingkat kepuasan kerja dari tahun ke tahun. Dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan, faktor kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan salah

satu penyebabnya. Salah satu contoh fenomena tersebut terjadi pada PT.

Pertamina, dari hasil survei kepuasan kerja karyawan yang dilakukan bagian

Employee Information Services - HR Operation pada tahun 2014, dari 8

layanan yang diberikan didapatkan score total yaitu sebesar 3,519 atau dapat

dikatakan cukup puas karena masih dibawah target yang ingin dicapai yaitu

3,60 (puas). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada

karyawan di PT.Pertamina masih dibawah rata-rata puas yaitu cukup puas. Hal

ini juga diperkuat dengan data pada tahun 2014 indeks kepuasan kerja

5 Sudarmadi, Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan (Studi Empiris: Karyawan Administratif Universitas Semarang). Thesis, Universitas Diponegoro (2007). hlm.18
6 Trias Waliningsuci, M.Al Musadieq, Djamhur Hamid. Loc.Cit.

4
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

karyawan pada tahun 2014 secara keseluruhan yaitu sebesar 3,52 atau 63%

dan dapat dikatakan secara umum responden cukup puas. Dari data tersebut

juga dapat dilihat bahwa kepuasan kerja karyawan mengalami sedikit

penurunan dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 1%. Dari kedua data tersebut

didapatkan hasil bahwa kepuasan kerja pada karyawan di PT Pertamina masih

dalam tingkat cukup puas dan mengalami sedikit penurunan, untuk itu PT

Pertamina harus terus meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan

mengevaluasi 8 layanan yang diberikan agar kepuasan kerja karyawan dapat

mencapai tingkat puas yaitu sebesar 3,60.7

Dari data yang diperoleh, peneliti ingin meneliti tentang fenomena

serupa, baik yang berhubungan dengan Budaya Organisasi, Kepemimpinan,

serta Kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini mengambil obyek penelitian

pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa yakni SPPBE PT.

Trias Multinasional. Perusahaan tersebut melayani pengisian dan penyaluran

gas LPG ukuran 3 kg. SPPBE ini berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa

Timur. Visi dari SPPBE PT. Trias Multinasional adalah memperluas segmen

pasar LPG melalui penerapan dan manajemen mutu terpadu. Sedangkan Misi

perusahaan ini adalah positioning brand image terhadap agen, menjaga

hubungan dengan pelanggan, meningkatkan mutu pelayanan terhadap

konsumen dan meningkatkan kepuasan karyawan.

Guna merealisasikan visinya “positioning brand image” terhadap agen,

PT. Trias Multinasional bertekad untuk mengembangkan perusahaan menjadi

lebih unggul dibanding perusahaan lain. Oleh karena itu, PT. Trias

7Fakhrudin Arif, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pertamina. Skripsi Tesis.
Universitas Airlangga Surabaya (2016). hlm.4.

5
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Multinasional perlu didukung oleh para karyawan yang mempunyai keahlian,

kemampuan, serta kapasitasnya yang mumpuni. Di mana dalam hal ini

diperlukan adanya kepuasan kerja pada diri setiap individu karyawan yang

terbentuk melalui budaya organisasi dan kepemimpinan di dalam PT. Trias

Multinasional sehingga dapat menciptakan kepuasan kerja maksimal guna

menghasilkan kinerja yang optimal.

Tidak hanya pada perusahaan sebesar PT. Pertamina yang memiliki

masalah serius mengenai kepuasan kerja karyawan, demikian pula dengan

PT.Trias Multinasional. Masalah kepuasan kerja karyawan juga menjadi

sorotan utama yang harus segera diselesaikan oleh PT.Trias Multinasional.

Menurut Ikhwanto, kepuasan kerja karyawan sangat penting untuk

diperhatikan guna mendongkrak produktifitas perusahaan, menjaga

kelangsungan dan perkembangan perusahaan dimasa mendatang. Hal tersebut

muncul karena jika kesejahteraan karyawan tidak dipenuhi, maka kepuasan

kerja karyawan menurun dan hal itu dapat menimbulkan dua hal negatif

terhadap perusahaan yakni Turnover dan Absenteisme. Karyawan yang keluar

atau pindah kerja dan melakukan pemogokan dapat mengganggu kelancaran

pekerjaan di perusahaan, apabila ini sering terjadi dapat mengganggu

pencapaian tujuan perusahaan. 8

Data yang diperoleh melalui observasi awal, ditemukan bahwa tingkat

Labour Turnover dan Absenteisme yang dimiliki oleh PT.Trias Multinasional

patut untuk lebih diperhatikan karena masih ditemukan angka yang cukup

tinggi dari dua hal tersebut. Dalam periode 2010-2017 PT. Trias Multinasional

8Ikhwanto jamal, hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover pada karyawan PT. Sari Warna Asli Unit II
Boyolali, Jurnal Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta (2015). hlm.1

6
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

telah kehilangan tujuh orang personil atau satu orang tiap tahunnya. Kemudian

dalam periode 2010-2017 jumlah absensi yang dimiliki oleh para karyawan

masih jauh dari kata memuaskan, yakni setidaknya dalam satu hari rata-rata

terdapat minimal satu personil yang tidak hadir. Data menunjukkan bahwa

pada tahun 2015 sebanyak 97,4% data kehadiran yang dimiliki oleh PT.Trias

Multinasional, kemudian menurun pada tahun 2016 yakni sebesar 97,3%, dan

96,75% pada tahun 2017. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat absensi

yang dimiliki perusahaan masih jauh dari memuaskan dan merupakan

kerugian besar bagi perusahaan karena sangat menghambat irama produksi

yang sudah ada.9

Selain kepuasan kerja karyawan, budaya organisasi juga memiliki

fenomena yang sering terjadi, sebagai contoh fenomena yang terjadi yakni

pada sebagian besar SPBU yang dahulu memiliki tingkat budaya organisasi

rendah misalnya pengisian bahan bakar tidak benar-benar full dan sering kali

terjadi pengembalian pembayaran yang selalu “dibulatkan”. Hal tersebut

sangat merugikan pihak perusahaan karena banyak konsumen yang merasa

dirugikan oleh budaya tersebut. Tidak hanya itu, dahulu sering terjadi

kebiasaan buruk saat pengisiaan bahan bakar dilakukan yakni pelanggan tidak

mematikan mesin mobil atau motor pada saat pengisian bahan bakar

berlangsung. Hal tersebut dapat membahayakan seisi SPBU karena dapat

memicu kebakaran yang selama ini sering terjadi.10

Hal serupa juga sering terjadi pada perusahaan SPPBE yang bergerak

dalam bidang gas elpiji. Budaya perusahaan yang rendah kerap terjadi pada

9
Laporan Akhir Tahun PT.Trias Multinasional. Sidoarjo (2017).
10
Emron Edison, Yohny Anwar, Imas Komariyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Strategi dan Perubahan Dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi), Bandung: Alfabeta (2016). hlm. 124

7
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SPPBE PT. Trias Multinasional. Pertama adalah pada saat pengisian tabung

gas, pengisian sering kali tidak benar-benar full dalam mengisi gas tersebut.

Dampak yang ditimbulkan sangat fatal karena konsumen yang menerima

tabung tersebut akan kecewa dan merasa dirugikan karena gas yang diterima

tidak 100%, jika diteruskan maka perusahaan akan kehilangan konsumen yang

telah susah payah didapat dalam waktu yang lama. Selain itu jika tidak ada

perubahan, maka pihak PT.Pertamina berhak memberikan sanksi pada SPPBE

tersebut. Kedua, terdapat budaya organisasi rendah pada saat pengisian gas

yakni, para karyawan sering kali mengabaikan peraturan keselamatan kerja

pada saat pengoprasian mesin pengisian, para karyawan sering terlihat tidak

mengenakan alat-alat kelengkapan dan keselamatan kerja secara lengkap. Hal

tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan para karyawan karena jika terjadi

kecelakaan kerja maka akibatnya akan fatal dan hal tersebut sangat merugikan

perusahaan.

Kadua fenomena yang terjadi tersebut tidak bisa dibiarkan terus

menerus oleh pihak perusahaan, karena bila dibiarkan akan mengarah kepada

tindakan-tindakan negatif seperti karyawan tidak loyal, karyawan

mengabaikan seperti mangkir atau datang terlambat, mengurangi kualitas dan

kuantitas kerja serta tingkat kesalahan pekerjaan meningkat (Robbins, 2001).

Tidak hanya itu, perusahaan akan mengalami sejumlah kerugian seperti

kehilangan pelanggan dan mendapatkan sanksi dari pihak PT.Pertamina. Pada

akhirnya berdampak pada kinerja perusahan yang menurun.

8
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, teridentifikasi

bahwa terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan,

budaya organisasi dan kepuasan kerja pegawai pada PT. Trias Multinasional

sebagai berikut;

1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai

PT. Trias Multinasional?

2. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai PT.

Trias Multinasional?

3. Apakah budaya organisasi dan kepemimpinan bersama-sama berpengaruh

terhadap budaya organisasi PT. Trias Multinasional?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan untuk menyampaikan tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian yang terdapat pada

penelitian ini adalah;

1. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

2. Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan

pada PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

3. Menganalisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada sub-bab ini akan menjelaskan mengenai temuan yang dihasilkan

dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan

9
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) serta manfaat untuk program/

institusi/ pembangunan/ masyarakat (buku pedoman penulisan usulan

tesis/desertasi, 2008:4). Dalam penelitian ini terdapat 3 manfaat penelitian

yaitu;

1. Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

keberlangsungan pengembangan ilmu pengembangan sumber daya manusia.

Selain itu juga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagi akademisi mengenai bagaimana Budaya Organisasi dan Kepemimpinan

dapat berpengaruh pada kepuasan Karyawan.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para praktisi

dalam hal ini adalah perusahaan, untuk menyadari bahwa Budaya Organisasi

dan Kepemimpinan sangat berpengaruh bagi kepuasan karyawan.

3. Pribadi

Selain memberi manfaat kepada akademisi dan praktisi, penelitian ini tentu

bermanfaat bagi penulis. Penulis mendapatkan informasi mengenai konsep

Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja Karyawan.

10
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budaya Organisasi

2.1.1 Definisi Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap bagaimana

karyawan memandang organisasi mereka, tanggung jawab dan komitmen

mereka. Pemimpin mempengaruhi bawahan mereka baik secara langsung

melalui interaksi dan juga melalui budaya organisasi.11

Kemudian Sudarmadi menambahkan bahwa Budaya Organisasi adalah

sebuah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi

panutan organisasi sebagai pembeda antara satu organisasi dengan organisasi

yang lain, atau budaya organisasi juga diartikan sebagai nilai-nilai dan norma

perilaku yang diterima dan dipahami secara bersama oleh anggota organisasi

sebagai dasar dalam aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut.12

Secara etimologis, budaya organisasi terdiri dari dua kata, yakni budaya

dan organisasi. Kata budaya pertama kali dikemukakan oleh seorang

antropologi bernama Edward B.Tylor, menurutnya budaya adalah sekumpulan

pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan

yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau

komunitas tertentu. Dalam sosiologi budaya diterjemahkan sebagai kumpulan

symbol, mitos, dan ritual yang penting dalam memahami sebuah realitas

sosial.13

11
Sudarmadi, Loc.Cit. hlm.27.
12
Ibid
13
Ibid. hlm.28

11
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selain itu, menurut pandangan Davis, budaya organisasi merupakan

pola keyakinan dan nilai-nilai organisasional yang dipahami, dijiwai dan

dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri

dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasional.14

Kemudian menurut pandangan Schein, budaya organisasi

sebagai suatu pola dari berbagai asumsi dasar yang telah

ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu

dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi

masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adaptasi eksternal dan integrasi

internal yang sudah berjalan cukup baik. Sehingga perlu diajarkan kepada

anggota-anggota baru sebagai jalan yang benar untuk memahami, memikirkan

dan merasakan berkenaan dengan masalah tersebut.15

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Budaya organisasi atau budaya

perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan

bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan

sesuatu hal yang bisa dilakukan. Nilai adalah sesuatu yang diyakini bagi

orang-orang dalam berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang

tidak tertulis dalam mengatur perilaku seseorang.

Budaya organisasi mempunyai kedudukan yang cukup signifikan,

karena mempelajari bagaimana organisasi berhubungan dengan lingkungan

sehingga dapat meningkatkan komitmen organisasi serta konsistensi dari

perilaku organisasinya. Sarplin dalam Lako menyatakan bahwa: "Budaya

organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam

14
Ibid.
15
Ibid.

12
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya

untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi".

Dari berbagai pengertian di atas menekankan bahwa budaya organisasi

berkaitan dengan aspek subjektif dari seseorang dalam memahami segala

sesuatu yang terjadi dalam organisasi. Hal ini dapat memberikan pengaruh

dalam nilai-nilai dan norma-norma yang meliputi semua kegiatan bisnis, yang

mungkin terjadi tanpa disadari. Namun, kebudayaan dapat menjadi pengaruh

yang signifikan pada perilaku seseorang.

2.1.2 Nilai Budaya Organisasi

Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi acuan ideal bagi

individu dalam berperilaku. Nilai merupakan konsep yang ada dalam alam

pikiran masyarakat atau organisasi mengenai hal-hal yang dianggap berarti

dalam hidup. (Koentjaraningrat, 1999) Dalam konteks nilai budaya organisasi,

hal ini berarti pedoman atau kepercayaan yang dijadikan acuan dalam

menjalankan tugas organisasi. Nilai budaya organisasi terkait dengan masalah

pencapaian suatu organisasi, termasuk ke dalam nilai adalah ideologi, cita-

cita, keyakinan. Namun di satu sisi, sebagaimana diungkapkan Robbins (2010:

155).

Kotter dan Heskett dalam Soetjipto (2002) berpendapat bahwa budaya

organisasi pada dasarnya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang

berlaku di dalam organisasi, contohnya: kesigapan dalam memberikan

pelayanan kepada para pelanggan, sedangkan nilai mencerminkan keyakinan

atau kepercayaan mereka akan hal-hal tertentu yang mampu mendatangkan

kesuksesan, contohnya: perhatian yang besar pada kepuasan para pelanggan.

13
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jika keduanya dibandingkan, norma relatif lebih kasat mata dan lebih mudah

untuk dirubah.

Oleh karena itu, budaya juga dapat menjadi salah satu faktor

penghambat dalam menghadapi berbagai perubahan. Dinyatakannya pula

bahwa budaya organisasi pada hakikatnya merupakan sistem makna bersama

atau dengan kata lain berkaitan dengan masalah nilai-nilai yang dianut

bersama. Sistem makna bersama ini, bila dicermati secara seksama merupakan

seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi.16

2.1.3 Fungsi Budaya Organisasi

Budaya Organisasi memiliki beberapa fungsi tersendiri bagi sebuah

organisasi atau perusahaan, menurut Rivai (2004), budaya melakukan

sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi, yaitu:

1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi

yang lain.

2. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.

3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas pada

kepentingan individu.

4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.

5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu

serta membentuk sikap dan perilaku karyawan.

16
Riski Pratama, Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Organisasi pada Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Thesis, Universitas Lampung (2016). hlm.20

14
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.4 Konsep Budaya Organisasi

Menurut Schein dalam Moeljono (2005:30), budaya organisasi

didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu:

1. Artifact

Pada tingkat artifact, budaya organisasi memiliki ciri yaitu semua

struktur dan proses organisasional dapat kelihatan. Dijelaskan bahwa seorang

anggota baru memasuki suatu organisasi yang telah memiliki proses dan

struktur organisasi yang visible dan menghadapi suatu kelompok baru dengan

suatu budaya baru yang asing baginya. Oleh karena itu, pendatang baru perlu

belajar memberikan perhatian yang khusus kepada budaya organisasi tersebut.

2. Keyakinan yang dianut dan nilai

Pada tingkat kedua, yaitu keyakinan yang dianut dan nilai, para

anggota organisasi mempertanyakan "apa yang seharusnya dapat mereka

berikan untuk organisasi". Pada tingkat ini, baik organisasi maupun anggota

organisasi membutuhkan tuntunan strategi, tujuan, dan filosofi dari pemimpin

organisasi untuk bertindak. Menurut Schein, kebanyakan budaya organisasi

dapat menelusuri kembali keyakinan yang dianut dan nilai mereka ke para

pembentuk budaya organisasi terdahulu (founders of the cultures). Pendatang

baru dapat belajar dari Keyakinan yang dianut dan nilai ini, dan mempelajari

maknanya dalam konteks organisasi.

3. Asumsi dasar

Pada tingkat asumsi dasar, berisi sejumlah kepercayaan atau keyakinan

(beliefs) bahwa anggota organisasi mendapat jaminan (taken for granted)

bahwa mereka diterima secara baik untuk melakukan sesuatu secara efisien

dan efektif. Asumsi-asumsi dasar ini mempengaruhi perasaan, pemikiran,

15
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

persepsi, kepercayaan, dan pikiran bawah sadar anggota organisasi. Dalam hal

ini, Schein (2004) menganjurkan bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi

adalah dua sisi mata uang karena sangat sering asumsi-asumsi dasar adalah

berasal dari seorang pemimpin.

2.1.5 Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya Organisasi memliki beberapa karakteristik menurut Robbins,

dalam Darmawan (2013:147), dia memberikan karakteristik budaya organisasi

sebagai berikut:

1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko (innovation and risk taking)

adalah sejauh mana organisasi mendorong karyawan bersikap inovatif dan

berani mengambil risiko. Selain itu, bagaimana organisasi menghargai

tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan gagasan

karyawan.

2. Perhatian terdahap detail (attention to detail) adalah sejauh mana organisasi

mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis, dan

perhatian terhadap rincian.

3. Berorientasi kepada hasil (outcome orientation) adalah sejauh mana

manajemen memusatkan perhatian terhadap hasil dibandingkan perhatian

terhadap teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

4. Berorientasi kepada manusia (people orientation) adalah sejauh mana

keputusan manajemen memperhitungkan pengaruh hasil terhadap orang-

orang dalam organisasi.

5. Berorientasi kepada tim (team orientation) adalah sejauh mana kegiatan

kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, tidak hanya pada individu-individu

untuk mendukung kerjasama.

16
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6. Agresivitas (aggressiveness), adalah sejauh mana pelaku organisasi itu

agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik-

baiknya.

7. Stabilitas (stability) adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan

status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Masing-masing karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari

tingkat rendah menuju tingkat lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan

menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran tentang budaya

organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk saling

memahami perasaan yang dimiliki anggota mengenai organisasi mereka,

bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama dan

cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap.

Menurut Kreitner dan Kinicki, dalam buku Danang Sunyoto Budaya

organisasi yang efektif membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi

dengan perubahan lingkungan. Proses pengembangan budaya organisasi yang

adaptif dimulai dengan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus dapat

menciptakan dan mengimplementasikan visi dan strategi yang sesuai dengan

konteks organisasi. Kemampuan organisasi harus ditingkatkan dari waktu ke

waktu dengan mengkombinasikan antara sukses organisasi dan fokus

kepemimpinan yang spesifik.

Peran pemimpin harus dapat memastikan bahwa para karyawan

menerima filosofi organisasi atau seperangkat nilai yang menekankan

pelayanan pada unsur pokok organisasi, konsumen, pemegang saham,

karyawan, dan peningkatan kepemimpinan. Sementara itu infrastruktur harus

dapat mendorong secara konsisten dan mendukung filosofi atau nilai dasar

17
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

organisasi dalam memuaskan kebutuhan unsur pokok organisasi dan

peningkatan kepemimpinan.

2.1.6. Dimensi Budaya Organisasi

Budaya menurut Hofstede (1980), adalah pemrograman mental secara

kolektif (Collective Mental Programing) yang membedakan antara kelompok

masyarakat yang satu dengan anggota kelompok masyarakat yang lain. Makna

bersama ini, bila diamati lebih seksama merupakan seperangkat karakteristik

yang dihargai oleh organisasi, masyarakat atau bangsa. Dimensi budaya

organisasi yang dikembangkan dari hasil riset Hofstede et al (1990) adalah

sebagai berikut:

1. Berorientasi pada proses (Process Oriented)

2. Memiliki system yang terbuka (Open System)

3. Memliki kontrol yang longgar (Loose Control)

4. Normatif

5. Berorientasi pada karyawan (Employee Oriented)

6. Parochial

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Definisi Kepemimpinan

Sebagai dasar utama dalam pendirian sebuah organisasi, maka peranan

seorang pemimpin menentukan sekali dalam upaya mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Sehingga para pemegang wewenang harus menguasai dasar-

dasar kepemimpinan yang akan digunakan dalam suatu organisasi. Seorang

18
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pemimpin diharapkan mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat

mencapai sasarannya tanpa harus mengabaikan keinginan para bawahannya.17

Dalam sebuah organisasi, sifat dan sikap kepemimpinan seorang

pemimpin untuk mempengaruhi orang lain sangat menentukan di dalam

mencapai tujuan organisasi. Terdapat banyak definisi kepemimpinan yang

dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,

definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.18

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, kepemimpinan

adalah sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasu tertentu. 19

Sedangkan menurut Hersey dan Blanchart (Gitosudarmo dan I

Nyoman Sudita), kepemimpinan adalah setiap upaya seseorang yang mencoba

untuk mempengaruhi tingkah laku atau kelompok, upaya untuk mempengaruhi

tingkah laku ini bertujuan mencapai tujuan perorangan, tujuan grup, atau

bersama-sama dengan tujuan organisasi yang mungkin sama atau berbeda.20

Selain itu, definisi kepemimpinan menurut Tead menyatakan

kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Terry berkata

kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka

berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Menurut Howard Hoyt

17
Danang Sunyoto, Penelitian Sumber Daya Manusia (Teori, Kuesioner, Alat Statistik, dan Contoh Riset), Jakarta: CAPS
(Center of Academic Publishing Service, 2015), hlm.30
18
Ibid
19
Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita. Perilaku Keorganisasian. (Yogyakarta, 2008), BPFE. Hlm.25
20
Ibid.

19
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku

manusia, kemampuan untuk membimbing seseorang21.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah merupakan suatu seni atau cara bagaimana seorang

pemimpin mengelola atau mengkoordinasi perusahaan atau organisasinya

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi syarat utama pemimpin ialah

harus dapat mempengaruhi orang lain (para bawahan) agar bawahan dapat

bekerja sama dan dapat mencapai hubungan yang baik, dapat melaksanakan

tugas dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan bersama.

2.2.2 Variabel Kepemimpinan

Seorang pemimpin perusahaan, terutama pemimpin di zaman modern

seperti sekarang ini dituntut untuk memiliki peran ganda, seorang pemimpin

wajib memiliki banyak keahlian dan kecakapan. Variabel-variabel

kepemimpinan menurut Chapman22 adalah:

1. Cara Berkomunikasi

Setiap pemimpin harus mampu memberikan informasi yang jelas dan harus

mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar. Karena dengan

komunikasi yang baik dan lancar, tentu hal ini akan memudahkan bagi

bawahannya guna menangkap apa yang dikehendaki oleh seorang pemimpin

baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Jika seorang pemimipin

dalam mentransfer informasi sulit dipahami dan dimengerti oleh para

bawahannya atau karyawannya, maka hal tersebut akan menimbulkan

permasalahan. Sebab disatu sisi ingin program kerja dalam pencapaian tujuan

21
Danang Sunyoto, Loc.Cit
22
Ibid. hlm.31

20
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perusahaan tercapai, namun di sisi lainnya para karyawan atau bawahan

merasa bingung atau kesulitan harus bekerja yang bagaimana sehingga mampu

mencapai tujuan perusahaan. Sehingga kemampuan untuk berkomunikasi bagi

seorang pemimpin benar-benar memegang peranan penting guna

memperlancar dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan.

2. Pemberi Motivasi

Seorang pemimpin selain dituntut mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi yang baik dan lancar, tentu harus dilengkapi kemampuan untuk

memberikan dorongan atau memberi motivasi secara finansial atau

nonfinansial, bahwa dari segi penghargaan ataupun pengakuan sangat

memberikan makna yang sangat tinggi bagi karyawan atau bawahan. Hal ini

dapat menciptakan prestasi dan suasana kondusif bagi keberhasilan usaha,

dimana bawahan atau karyawan akan merasa sangat diperhatikan oleh

pimpinannya yang mewakili perusahaan, dengan harapan prestasi yang dicapai

selama ini mendapatkan penghargaan yang sepadan.

3. Kemampuan Memimpin

Tidak setiap orang atau pemimpin mampu memimpin, karena yang berkenaan

dengan bakat seseorang untuk mempunyai kemampuan memimpin sangat

berbeda. Hal ini dapat terlihat dalam gaya kepemimpinannya, apakah

mempunyai gaya kepemimpinan otokratik, partisipatif atau bebas kendali.

Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jika seorang dengan

gaya kepemimpinan otokratik, maka kendali pengambilan keputusan akan

berada sepenuhnya di tangan pemimpin. Jika menggunakan gaya

kepemimpinan partisipatif, kendali pengambilan keputusan mengikutsertakan

karyawan, sedangkan gaya kepemimpinan bebas kendali, pengambilan

21
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keputusan berada di para karyawan tetapi masih dalam pengendalian pimpinan

sepenuhnya.

4. Pengambil Keputusan yang Tepat

Seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan

peraturan yang berlaku di perusahaan serta keputusan yang diambil tersebut

mampu memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih baik bahkan

mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kerja. Dengan

demikian keputusan yang telah diambil tersebut berlaku efektif dalam

menanamkan rasa percaya diri para karyawannya.

5. Kekuasaan yang Positif

Seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi atau perusahaan walaupun

dengan gaya kepemimpinan yang berbeda tentu saja harus memberikan rasa

aman bagi karyawan yang bekerja. Hal ini sesuai sekali dengan gaya

kepemimpinan melalui pendekatan manusiawi, dimana para karyawan dituntut

untuk bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan produk yang

berkualitas baik, tanpa adanya penekanan dari pihak manapun.

2.3 Kepuasan Kerja

2.3.1 Definisi Kepuasan Kerja

Karyawan yang bekerja dalam keadaan terpaksa akan memiliki hasil

kerja yang buruk dibanding dengan karyawan yang bekerja dengan semangat

tinggi. Apabila perusahaan memiliki karyawan yang mayoritas kepuasannya

rendah, dapat berpengaruh terhadap tingkat produktifitas perusahaan secara

keseluruhan menurun, dalam hal ini akan merugikan perusahaan. Karena itu

perusahaan perlu memperhatikaan derajat kepuasan karyawan dengan cara

mengkaji ulang aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

22
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reaksi negatif yang muncul karena ketidakpuasan kerja dapat berakibat

seperti karyawan sering mangkir, melakukan sabotase, menjadi agresif yang

destruktif, hasil kerja yang menurun dan angka turnover yang tinggi. Schult,

menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan langsung dengan

positive behavior pada pekerjaan. Menurutnya karyawan yang memiliki

kepuasan tinggi maka tingkat performance-nya tinggi daripada karyawan yang

kepuasannya rendah.23

Kepuasan kerja biasanya hanya melukiskan suatu rata-rata hasil dari

perbandingan beberapa keadaan pada suatu saat tertentu. Yang paling baik

adalah bahwa suatu saat tertentu seorang pekerja merasa lebih puas dengan

suatu segi dari pekerjaannya daripada saat yang lain.

Wexley dan Yukl berpendapat bahwa Kepuasan kerja secara global

merupakan perilaku terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi

terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi setiap karyawan. Perilaku seseorang

terhadap pekerjaannya tersebut akan mendeskripsikan rasa senang atau tidak

senang dalam pekerjaan serta harapan mengenai pengalaman dimasa depan.24

Kepuasan kerja dinyatakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau

sisi hasil emosional yang positif atas penilaian pekerjaan atau pengalaman

kerja seseorang. Kepuasan kerja seseorang ditentukan oleh perbedaan antara

semua yang diharapkan dengan semua yang dirasakan dari pekerjaannya atau

semua yang diterimanya secara aktual. Howel dan Dipboye menyatakan

bahwa kepuasan kerja merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau

tidaknya karyawan terhadap berbagai aspek pekerjaannya. Hal ini

23
Sudarmadi. Loc.Cit. hlm.33
24
Trias Waliningsuci, M.Al Musadieq, Djamhur Hamid. Loc.Cit. hlm.3

23
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menunjukkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan sikap seseorang terhadap

pekerjaannya, yang akan mempengaruhi terhadap kinerja dari seseorang dalam

bekerja.25

2.3.2 Perspektif Kepuasan Kerja

Dalam hubungan industrial sering kali terdapat perlawanan antara

karyawan dan pimpinan yang berujung pada pemogokan, hal ini terjadi karena

disebabkan oleh ketidakpuasan yang dirasakan oleh karywan, sebagaimana

yang telah diungkapkan Wexley dan Yukl bahwa, “frustasi yang menyertai

ketidakpuasan kerja dapat mengarah pada perilaku agresif daripada penarikan

diri. Tindakan agresif tersebut dapat berupa sabotase, kesalahan yang

disengaja, pemogokan, dan protes yang berlebihan. Kemudian menurut

Wexley dan Yukl, kepuasan kerja terdiri dari tiga macam26, yakni:

1. Discrepancy (kesenjangan) Dicetuskan oleh Locke. Locke menyebutkan

bahwa kepuasan dan ketidakpuasan terhadap aspek pekerjaan tergantung

pada kesenjangan (discrepancy) antara persepsi karyawan mengenai apa

yang mereka peroleh dengan apa yang mereka inginkan. Locke juga

menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung kepada

kesenjangan dengan apa yang menurut perasaannya yang diperoleh melalui

pekerjaan.. Menurut penelitian yang dilakukan Wanous dan Lawer (1972)

yang dikutip dari Waxley dan Yukl, menemukan bahwa sikap karyawan

terhadap pekerjaan tergantung bagaimana Discrepancy itu dirasakan.

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi

harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan.

25
Sudarmadi. Loc.Cit. hlm.35
26
Danang Sunyoto, Loc.Cit. Hlm.24

24
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Equity Theory, dikembangkan oleh Adams tahun 1963, pendahulu dari teori

adalah Zalzenik tahun 1958 yang dikutip dari Locke (1969). Prinsip teori

ini adalah bahwa orang akan merasa puas dan tidak puas, tergantung

apakah ia merasakan adanya keadilan (equity). Perasaan equity dan inequity

atas situasi diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan

orang lain yang sekelas atau sekantor dipengaruhi oleh motivasi.

3. Two Factor Theory, prinsip teori ini mengungkapkan bahwa kepuasan kerja

dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda, artinya kepuasan

dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan tidak merupakan variabel yang

kontinu. Teori ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Herzberg tahun

1959. Beliau membagi situasi yang mempengaruhi sikap terhadap

pekerjaan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Satisfiers, situasi yang membuktikan sebagai sumber kepuasan kerja,

yang terdiri dari achievement, recognition, work itself, responsibilitiy,

dan advancement.

b. Dissatisfiers (Hygiene Factors), faktor-faktor yang terbukti menjadi

sumber ketidakpuasan yang terdiri dari company policy, administration,

supervision, technical, salary, interpersonal, relation, working

condition, job security, dan status

Menurut teori tersebut, upah dan kondisi kerja tidak mengurangi kepuasan

kerja. Selanjutnya Herzberg mengemukakan bahwa yang dapat memacu

orang bekerja dengan baik dan bergairah hanyalah kelompok satisfiers.

25
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, atau gaji

merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga

ketika perusahaan sudah memberikan gaji yang cukup, perusahaan merasa

bahwa karyawan sudah puas. Kepuasan kerja karyawan tidak mutlak

dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor lain yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan27.

Menurut pendekatan teori Abraham Maslow tentang kebutuhan

manusia, bila dilihat dari hierarki kebutuhan manusia, dapat disimpulkan

bahwa kompensasi atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan dalam

bentuk material, dalam hal ini gaji merupakan kebutuhan manusia atau

karyawan yang terendah. Senad dengan Maslow, menurut Sunyoto, terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yakni28:

1. Hubungan antara Pimpinan dengan karyawan

2. Hubungan sosial diantara para karyawan

3. Sugesti dari teman sekerja

4. Emosi dan situasi kerja

Kemudian Sunyoto (2015) mengemukakan dua faktor lain yakni:

1. Faktor individual, yaitu factor yang berhubungan dengan sikap

karyawan terhadap pekerjaannya, usia karyawan sewaktu bekerja, dan jenis

kelamin karyawan.

2. Faktor luar, yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan keluarga

karyawan, rekreasi, dan pendidikan.

27
Ibid. hlm.25
28
Ibid.

26
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sedangkan menurut Ghiselli dan Brown, faktor-faktor yang menimbulkan

kepuasan kerja, yakni29:

1. Kedudukan, orang akan beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada

perusahaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada yang

berkedudukan lebih rendah.

2. Pangkat, pada pekerjaan yang mendasar pada perbedaan tingkat golongan,

sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang

yang melakukan. Jika ada kenaikan upah, maka ada yang beranggapan

sebagai kenaikan pangkat.

3. Umur, dinyatakan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan umur

karyawan. Umur 25 sampai 34 tahun dan 40 sampai 45 tahun adalah umur

yang biasa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaannya.

4. Mutu pengawasan, kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui

perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan dan bawahan sehingga

karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari yang

terpenting dari organisasi kerja tersebut.

2.3.4 Dimensi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka

atau tidaknya karyawan atas berbagai aspek pekerjaannya. Dimensi kepuasan

kerja di sini dikembangkan oleh Celluci, Anthony dan De Vries dalam Fuad

Mas’ud adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan dengan gaji

2. Kepuasan dengan promosi

3. Kepuasan dengan rekan kerja

29
Ibid.

27
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Kepuasan dengan atasan

5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri

Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong karyawan

senantiasa hadir dan mencurahkan tenaga, pikiran dan waktunya untuk

keberhasilan perusahaan. Sebaliknya bila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan

timbul ketidakpuasan dalam bekerja. Akibat yang ditimbulkan dari

ketidakpuasan tersebut antara lain: tingkat produktivitas menurun, tingkat

absensi tinggi, tingkat turnover karyawan tinggi, prestasi kerja menurun

(Robbins, 2002: 224). Untuk mendapatkan hasil yang baik bagi perusahaan

ataupun karyawan maka diperlukan adanya kerjasama yang baik dari pihak

karyawan dan pihak perusahaan.

2.4 Hubungan antara Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja.

2.4.1 Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja.

Budaya organisasi berdiri sebagai pusat seluruh faktor yang berasal

dari manajemen sumber daya manusia, Harriss dan Mossholder (1996),

selanjutnya budaya organisasi dipercaya dapat mempengaruhi sikap individu

mengenai hasil, seperti komitmen, motivasi, moral dan kepuasan. Kemudian

menurut Wallach (1983), menunjukkan bahwa kinerja karyawan dan hasil

kerja yang menyenangkan, termasuk kepuasan kerja, cenderung untuk tinggal

dalam organisasi, dan keterlibatan kerja, tergantung pada kecocokan antara

karakteristik individu dan budaya organisasi.

Sedangkan menurut Odom, Boxx, dan Dunn, (1990), menemukan

bahwa sifat birokratis dari lingkungan kerja selain tidak mengembangkan

maupun mengalihkan dari komitmen dan kepuasan kerja. Mereka juga

28
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menemukan bahwa sikap dan perilaku karyawan ditingkatkan oleh budaya

organisasi yang menunjukkan karakteristik inovatif. Di samping itu mereka

menemukan bahwa karyawan yang bekerja dalam sebuah lingkungan

supportif lebih terpuaskan dan memiliki tingkat komitmen organisasi yang

lebih besar. Mereka juga menunjukkan bahwa menyingkirkan hambatan

birokratis dapat menyumbang sedikit banyak untuk menciptakan komitmen

dan kepuasan perbaikan yang signifikan, akan tetapi akan terjadi hanya ketika

tindakan positif diambil untuk meningkatkan dimensi supportif dan inovatif.

2.4.2 Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja

Manajemen partisipasi adalah proses yang pengaruhnya menyebar

diantara individu yang secara hirarkis tidak sejajar (Locke dan Schweiger,

1979; Wagner, 1994). Praktek manajemen partisipatif menyeimbangkan

keikutsertaan manajer dan bawahan mereka dalam proses informasi,

pengambilan keputusan, atau usaha pemecahan masalah (Wagner, 1994).

Sejalan dengan penelitian pada manajemen partisipatif, pengambilan

keputusan partisipatif telah ditekankan dalam hubungan terhadap kepuasan

kerja (Cotton et al. 1998; Macy, Peterson, dan Norton, 1989). Beberapa studi

telah memperlihatkan bahwa pengambilan keputusan partisipatif dapat

menguntungkan bagi kesehatan mental karyawan dan kepuasan kerja (Spector,

1986; Miller dan Monge, 1986; Fisher, 1989).

Banyak manajer, pemimpin perserikatan, dan akademisi membagi

kepercayaan bahwa praktek manajemen partisipatif mempunyai pengaruh

positif yang substansial terhadap kinerja dan kepuasan dalam pekerjaan

(Jackson, 1983; Hoerr, 1989; Petterson dan Hillkirk, 1991; Bheestone dan

Bheestone, 1992; Bernstein, 1993, dalam Soonhee Kim, 2002).

29
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kirkpatrick dan Locke (1996), menemukan sebuah hubungan positif

antara perilaku karismatik dan kinerja, kepuasan kerja dan sikap melalui

pemimpinnya. Kedua studi yaitu Howell dan Frost’s dan Kirkpatrick’s

menemukaan bahwa pekejaan individu dibawah pemimpin karismatik

melaporkan bahwa pekerjaan yang dilakukan akan lebih menarik,

menyenangkan dan memuaskan dari pada individu yang bekerja dibawah

pemimpin yang menggunakan gaya non karismatik : ini merupakan

pengecualian dari fakta bahwa keseluruhan individu melakukan pekerjaan

secara identik.

2.4.3 Kepemimpinan dengan Budaya Organisasi

Pemimpin bekerja dalam budaya organisasi dan mereka memelihara

peran, prosedur, dan norma yang konsisten, Bass (1995). Pemimpin

memfokuskan pada semua hal dalam kaitannya dengan hubungan kontraktual

eksplisit dan implisit. Semua tugas kerja secara eksplisit ditunjukkan dengan

kondisi karyawan, kode-kode teratur dan struktur manfaat. Komitmen sama

mendalamnya dengan kemampuan organisasi untuk memberikan reward

anggotanya.

Selanjutnya Bass (1985), bahwa pemimpin dapat merubah budaya

organisasi mereka dengan visi baru dan revisi asumsi, nilai dan norma

bersama. Dalam sebuah budaya pada umumnya terdapat tujuan bersama dan

perasaan kekeluargaan. Rasa tanggung jawab personil yang kuat untuk

membantu anggota baru berasimilasi dalam budaya. Asumsi, norma, dan nilai

tidak menghalangi individu untuk mengejar tujuan dan reward mereka sendiri.

Pemimpin dan pengikut berbagi kepentingan bersama dan merasa senasib

sepenanggungan dan saling bergantung (Bass dan Avolio, 1993 dan 1994).

30
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Beberapa peneliti mendukung pentingnya budaya bagi komitmen

organisasional (O’Reilly, 1989).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian dari peneliti terdahulu,

yang digunakan sebagai acuan riset pembanding. Penelitian tersebut antara

lain:

1. Sudarmadi dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan pada

karyawan Administratif Universitas Semarang” (2007). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi

terhadap kinerja organisasi, ada pengaruh signifikan dari kinerja organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan, ada pengaruh signifikan dari budaya

organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan, dan ada pengaruh signifikan

dari budaya organisasi melalui kinerja organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan.

2. Sumartini dengan judul “Hubungan Budaya Organisasi dengan Motivasi

dan Kinerja Karyawan PT. Pertamina Surabaya” (2012). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya

organisasi dengan kinerja karyawan PT. Pertamina Surabaya.

3. Trias Waliningsuci, M.Al Musadieq, Djamhur Hamid, dengan judul

“Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan Terhadap

kepuasan kerja dan kinerja karyawan (Studi Pada Karyawan PT.

Entrepreneur Independent Bank (EIB) (2013). Diperoleh hasil sebagai

berikut: Pertama, hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja

Karyawan 0.619, dan arah yang signifikan. Kedua, pengaruh frekuensi

31
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan sebesar 38,3 % sisanya

61,7 % dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar model regresi ini. Ketiga,

kecenderungan untuk Kinerja Karyawan Budaya Organisasi yang terkena

umumnya mengalami penurunan reduksi.

4. Preza, Mullah Iman dengan judul "Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan

Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja

Perusahaan PT.Pertamina (Persero) TBBM Rewulu Yogyakarta" (2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan memiliki

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan

dengan CR 2,316 (P <0,05). Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan

dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan dengan CR 2,601 (P <0,05).

Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

kepuasan kerja karyawan dengan CR 4,257 (P <0,05). Kepuasan Kerja

Karyawan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.

5. Fakhrudin Arif, dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kepuasan Karyawan pada PT.Pertamina” (2016). Tujuan penelitian ini

adalah untuk melihat pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan

karyawan pada PT.Pertamina. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

pada PT.Pertamina.

Dari kelima penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa baik

kepemimpinan maupun budaya organisasi sangat memiliki peran penting

dalam mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja disetiap masing-masing

perusahaan atau organisasi yang mereka teliti. Kepemimipinan dan budaya

organisasi memiliki peran positif bagi kinerja dan kepuasan kerja karyawan.

32
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lima penelitian tersebut memiliki kemiripan dengan apa yang penulis

akan teliti yakni pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap

kepuasan kerja karyawan, namun memiliki perbedaan dengan apa yang

penulis akan teliti yakni perusahaan yang penulis akan teliti adalah PT. Trias

Multinasional Sidoarjo, kemudian dalam penelitian tersebut, penulis berfokus

hanya pada kepuasan kerja karyawan.

2.6 Kerangka Konseptual

Adapun skema kerangka pikir teoritis dalam pandangan

peneliti adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Budaya Organisasi (X1)


H1

Kepuasan Kerja (Y)

H3

Kepemimpinan (X2)
H2

2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori

yang telah dikemukakan diatas maka sebagai hipotesis dinyatakan sebagai

berikut:

33
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

H1: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja PT. Trias

Multinasional Sidoarjo.

H2: Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kepuasan kerja karyawan

PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

H3: Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Budaya organisasi

Karyawan PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

34
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh

budaya organisasi terhadap kepuasan karyawan serta mengacu pada rumusan

masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif.

Data yang dibutuhkan berupa jawaban responden dari survey maupun

kuesioner yang telah diajukan kepada karyawan pada perusahaan PT. Trias

Multinasional Sidoarjo.

Penelitian atau riset dapat didefinisikan sebagai usaha untuk

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan

yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah (Sutrisno, 5).

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat/nilai dari orang objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Sugiyono (2001). Variabel penelitian

ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable)

atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas

(independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel yang

lainnya. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Kepuasan Karyawan (Y).

2. Variabel bebas (X) yang meliputi 2 dimensi, yaitu:

a. Budaya Organisasi (X1).

35
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Kepemimpinan (X2).

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan

cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel

itu. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator

empiris yang meliputi:

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang

pekerjaannya (Sunyoto 2012:23). Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak pada sikap positif karyawan

terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Departemen personalia atau manajemen harus selalu memonitor kepuasan

kerja karena hal ini memengaruhi sikap absensi, perputaran tenaga kerja,

kepuasan kerja, dan masalah-masalah penting lainnya.

Menurut Sunyoto penelitian dibidang kepuasan kerja ada tiga macam

arah yang dapat dilihat:

1. Usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja

serta kondisi-kondisi yang memengaruhinya. Dengan mengetahui hal ini

orang lalu dapat menciptakan kondisi-kondisi tertentu agar karyawan bias

lebih bergairah dan merasa bahagia dalam bekerja.

2. Usaha untuk bagaimana efek dari kepuasan kerja terhadap sikap dan tingkah

laku orang terutama tingkah laku kerja seperti produktivitas, absenteisme,

36
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kecelakaan kerja, labour turn over dan sebagainya. Dengan mengetahui hal

ini orang dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memotivasi

karyawan serta mencegah kelakuan-kelakuan yang dapat merugikan.

3. Usaha untuk mendapatkan rumusan atau definisi yang lebih tepat.

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.

Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya

perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam

pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin

tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan jika kepuasan kerja karyawan

diperhatikan maka karyawan akan bekerja sejauh kemampuannya agar

memperoleh apa yang diharapkan dalam bekerja. Apabila perusahaan

memperhatikan kepuasan kerja karyawan, maka karyawan akan semakin giat

bekerja sehingga produktivitas kerja karyawan akan semakin tinggi pula.

3.3.2 Variabel tidak terikat (bebas)

Definisi operasional bebas yang meliputi Budaya Organisasi dan

Kepemimpinan sebagai berikut:

1. Budaya Organisasi

Budaya Organisasi (organization culture) menurut Robbins (2002)

sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang

membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Lebih lanjut, Robbins

(2002:65) menyatakan bahwa: “sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk

oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain.

37
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-

nilai organisasi.

2. Kepemimpinan.

Pemimpin sering disebut memiliki kepribadian dinamis, nilai yang

kuat, dan visi yang jelas tentang bagaimana organisasi seharusnya. Pemimpin

mempunyai peranan kunci dalam menarik karyawan. Sikap dan nilai mereka

siap diteruskan kepada karyawan baru. Akibatnya, pandangan mereka diterima

oleh karyawan dalam organisasi, dan tetap dipertahankan sepanjang pemimpin

berada dalam organisasi tersebut, atau bahkan setelah pemimpinnya

meninggalkan organisasi.

3.4 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan bobot untuk

masing-masing jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Skala Likert di desain

untuk menilai sejauh mana responden setuju atau tidak setuju dengan

pertanyaan yang diajukan.

Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan memberikan

tanda centang (√) pada jawaban yang telah disediakan dengan ketentuan skor

penilaian yang ditetapkan. Jawaban responden diberikan skor 1 sampai 5

dengan ketentuan sebagai berikut:

(5): Sangat setuju

(4): Setuju

(3): Ragu-ragu

(2): Tidak setuju

38
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(1): Sangat tidak setuju

Penjelasan:

a. Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Untuk jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Untuk jawaban Ragu-ragu (RR) diberi skor 3

d. Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

3.5 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi

pusat perhatian peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta

penelitian (Ferdinand, 2006).Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh

karyawan PT. Trias Multinasional bagian operator, yaitu dengan jumlah 40

orang karyawan. Adapun sampel penelitian dalam penelitian ini berjumal 30

orang karyawan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2004:129), data primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer

yang dimaksud adalah data yang berhubungan dengan budaya organisasi,

kepemimpinan dan kepuasan kerja yang didapat langsung dari responden

(wawancara dan questioner).

39
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2004:129) data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Biasanya data ini

diperoleh secara tidak langsung dari sumber-sumber lain yang masih ada

hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Data ini diperoleh melalui

manajer atau staff yang bekerja di perusahaan. Data ini berupa alamat

perusahaan, jumlah karyawan, struktur organisasi, kondisi di perusahaan dan

masalah-masalah yang kerap terjadi dalam sebuah perusahaan.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara (interview) yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten

atau yang berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan sesuai

yang dibutuhkan peneliti.

2. Daftar pertanyaan (kuesioner) yang diberikan kepada karyawan PT. Trias

Multinasional Sidoarjo.

3. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen-

dokumen pendukung yang diperoleh secara langsung dari PT. Trias

Multinasional Sidoarjo berupa sejarah berdirinya perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan

tersebut.

40
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.8 Teknik Analisis

Analisis didasarkan pada data-data yang diperoleh dari sumber intern

perusahaan dari hasil kuesioner yang disebarkan. Prosedur yang dilakukan

adalah menilai hasil kuesioner dan mengolahnya dengan metode statistik.

3.8.1. Uji Kualitas Data

Terdapat dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu reliabilitas

dan validitas. Suatu penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang bias

jika datanya kurang reliabel dan kurang valid.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Nugroho,

2005:67). Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui atau mengukur

sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang akan diukur. Hasil

penelitian dapat dikatakan valid apabila terdapat suatu kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Valid atau tidak suatu pertanyaan dapat dilihat dari hasil output SPSS

pada tabel output yang bernama Item-Total Statistics. Sedangkan bila kita

akan menilai valid atau tidak valid masing-masing butir pertanyaan dapat

dilihat pada nilai kolom Corrected Item-Total Correlation, masing-masing

pertanyaan dari atas ke bawah. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid atau

tidak jika:

→ nilai r-hitung (nilai dari Corrected Item-Total)> nilai r-tabel

Pengujian validitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan

program SPSS.

41
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan butir-butir pertanyaan

yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk

kuesioner (Nugroho, 2005:72). Pengujian reliabilitas ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau dapat

memberikan perolehan hasil penelitian yang konsisten apabila alat ukur ini

kembali dalam pengukuran gejala yang sama.

→ Suatu variabel dikatakan variabel andal jika memiliki nilai Cronbach’s

Alpha>nilai 0,60.

3.8.2 Analisis Hasil Penelitian

Prinsip yang harus dipenuhi dalam analisis jalur adalah semua

variabel yang diobservasi mempunyai data berskala interval (scaled values).

(Sarwono, 2007:2). Kemudian, tidak ada efek-efek interaksi. Model bersifat

aditif berkaitan dengan teori dan konsep yang digunakan sebagai landasan

pengembangan model hipotesis. Secara teoritis hubungan antar variabel

didalam penelitian ini tidak diasumsikan tidak multiplikatif, akan tetapi aditif

(Solimun, 2002:49).

Dalam penelitian ini terdapat additivitas (additivity) atau tidak ada

efek-efek interaksi, yaitu tertuang dalam persamaan struktural berikut ini :

Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

X2 = Px2x1 X1 +  1

42
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.8.3 Path Analysis

Untuk menguji hipotesis yang ada, maka dalam penelitian ini

digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur adalah analisis yang

digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara beberapa variabel.

Analisis jalur didasarkan pada perhitungan kuatnya hubungan kausal dari

korelasi antara beberapa variabel (Ferdinand, 2006:135). Menurut Ferdinad

(2006:325) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam path analysis adalah

sebagai berikut:

1. Pengembangan model teoritis.

Langkah pertama dalam pengembangan model analisis jalur adalah pencarian

atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang

kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui komputasi

program analisis jalur dengan software AMOS.

2. Pengembangan diagram jalur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan

dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan mempermudah

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

Sedemikian jauh, diketahui bahwa hubungan-hubungan kausal biasanya

dinyatakan dalam bentuk persamaan. Tetapi dalam analisis jalur hubungan

kausalitas itu cukup digambarkan dalam sebuah path diagram dan selanjutnya

bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi persamaan, dan

persamaan menjadi estimasi.

43
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Konversi diagram jalur ke dalam persamaan.

Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam

sebuah diagram jalur, peneliti dapat mengkonversi spesifikasi model tersebut

ke dalam rangkaian persamaan.

3.8.4 Uji Asumsi model

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi pada pengujian model path

analysis, adalah sebagai berikut:

a. Variabel berskala interval atau rasio

Jika salah satu variabel memiliki Skala nominal atau ordinal, maka koefisien

korelasi harus dihitung dengan teknik statistik non parametric tertentu.

Kemudian koefisien korelasi yang dihasilkan dimasukkan ke dalam matriks

korelasi yang dipakai dalam analisis jalur.

b. Normalitas data

Dalam pengujian kausalitas, asumsi yang diperlukan adalah bahwa data

berdistribusi normal, bila asumsi tidak dipenuhi maka dilakukan eliminasi data

yang outlier atau ekstrim.

c. Multikoliniearitas

Multikoliniearitas terjadi apabila antar variabel bebas terjadi korelasi secara

sempurna atau mendekati sempurna (nilai korelasi > 0,9).

Dengan kata lain, multikoliniearitas terjadi apabila variabel-variabel bebas

yang digunakan tidak mengukur dua hal yang berbeda. Apabila terjadi

multikoliniearitas maka pengeluaran salah satu variabel bebas yang

berkorelasi harus dilakukan.

d. Hubungan bersifat rekursif atau satu arah dalam sistem

44
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Asumsi ini mengindikasikan bahwa arah jalur yang mengandung hubungan

timbal balik dalam suatu analisis jalur diabaikan. Hal ini menyatakan bahwa

dalam kurun waktu yang bersamaan suatu variabel tidak dapat menjadi

variabel bebas sekaligus menjadi variabel terikat.

3.8.5 Uji Hipotesis

Dengan menggunakan program AMOS (Analysis of Moment Structure)

maka hipotesis akan diujikan dalam penelitian ini. Uji hipotesis dilakukan

dengan cara membandingkan probabilitas signifikansi (p) dengan taraf

signifikansi ( ) yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu sebesar 0,05 Apabila

perbandingan nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari nilai taraf

signifikansi maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, dan apabila nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari nilai taraf signifikansi maka hipotesis

ditolak.

45
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, pihak yang menjadi responden adalah karyawan di

PT. Trias Multinasional sebanyak 30 orang. Pelaksanaan metode dalam

penelitian ini melalui penyebaran angket/kuesioner kepada responden yang

didistribusikan secara langsung oleh peneliti.

4.1.1.Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Jumlah Responden dalam penelitian ini adalah 30 orang. Berikut ini

merupakan data responden berdasarkan atas jumlah karyawan operator.

Tabel 1.1. Data Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

No Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)


1 Pria 30 100
2 Perempuan 0 0
Total 30 100,00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data dari tabel 1.1 diatas, dapat diperhatikan bahwa jumlah

karyawan operator di PT. Trias Multinasional didominasi oleh karyawan pria

yaitu sebanyak 30 orang (100% dari total responden), sedangkan tidak ada

karyawan perempuan yang bekerja sebagai operator di PT. Trias

Multinasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah seluruh

responden adalah pria.

46
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.1.2 Responden Berdasarkan Usia

Klasifikasi responden berikutnya ialah berdasarkan atas usia. Berikut ini

merupakan data responden berdasarkan atas usia.

Tabel 1.2. Data Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (orang) Persentase (%)


1 ≥ 50 tahun 0 0
2 40-49 tahun 0 0
3 30-39 tahun 21 76
4 < 30 tahun 9 24
Total 30 100,00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data tabel 1.2 diatas dapat diperhatikan bahwa klasifikasi

responden dengan usia kurang dari 30 tahun sebanyak 9 karyawan (24% dari

total responden). Kemudian responden dengan usia antara 30-39 tahun

sebanyak 21 karyawan (76% dari total responden). Sedangkan dalam data

diatas tidak terdapat responden, baik yang berusia antara 40-49 (0% dari total

responden) dan usia 50 tahun keatas (0% dari total responden).

4.1.3.Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Kemudian klasifikasi responden berikutnya ialah berdasarkan atas

pengalaman kerja. Berikut ini merupakan data responden berdasarkan atas

pengalaman kerja.

47
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 1.3. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

No Masa kerja Jumlah (orang) Persentase (%)


1 < 5 tahun 9 24
2 5-10 tahun 21 76
3 10-20 tahun 0 0
4 > 20 tahun 0 0
Total 30 100,00
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data dari tabel 1.3 diatas dapat diperhatikan bahwa

klasifikasi responden yang bekerja selama kurang dari 5 tahun sebanyak 9

orang (24% dari total responden). Responden yang bekerja selama 5-10 tahun

lebih banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja selama 10-20

tahun yaitu sebanyak 21 orang (76 % dari total responden). Tidak terdapat

satupun responden yang bekerja baik selama 10-20 tahun maupun lebih dari

20 tahun (0% dari total responden).

4.2. Distribusi Frekuensi Data

4.2.1. Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X1)

Budaya menurut Hofstede (1980), adalah pemrograman mental secara

kolektif (Collective Mental Programing) yang membedakan antara kelompok

masyarakat yang satu dengan anggota kelompok masyarakat yang lain. Makna

bersama ini, bila diamati lebih seksama merupakan seperangkat karakteristik

yang dihargai oleh organisasi, masyarakat atau bangsa. Dimensi budaya

organisasi yang dikembangkan dari hasil riset Hofstede et al (1990) adalah

sebagai berikut:

48
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Orientasi pada proses

2. Sistem Terbuka

3. Memiliki kontrol yang longgar

4. Normatic

5. Orientasi pada karyawan

6. Parochial

Tabel 2.1 Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X1)

No. Indikator Skor (%)

1 2 3 4 5

1. Saya merasa nyaman dengan suasana kerja 0 0 0.9 65.4 33.6


yang penuh dengan rasa kekeluargaan.
2. Pekerjaan saya setiap hari terasa monoton 0 0 0.9 54.2 44.9

3. Perusahaan terbuka terhadap orang luar 0 0 0.9 56.1 43


(karyawan PT.Pertamina/karyawan
perushaan lain)
4. Saya nyaman dengan lingkungan 0 0 0.9 67.3 31.8
perusahaan
5. Semua karyawan mengenakan alat 0 0 1.9 63.6 34.6
keamanan
6. Waktu rapat dapat dilakukan setiap saat 0 0 0 62,6 37,4

7. Perusahaan memiliki kontribusi untuk 0 0 0 69.2 30.8


warga sekitar perusahaan
8. Perusahaan kurang memberikan tekanan 0 0 0 80,4 19,6
kepada pelayanan pelanggan
9. Pemimpin menyukai kekompakan 0 0 0 58.9 41.1
karyawan
10. Perusahaan perhatian terhadap 0 0 0 64.5 35.5
kesejahteraan karyawan
11. Saya memiliki hubungan baik dengan 0 0 0 80,4 19,6
karyawan lain di rumah dan di perusahaan
Rata-rata persentase 0 0 0.55 64.22 35.23

Sumber : Data Primer

49
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan tabel 2.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki Budaya Organisasi yang baik, hal ini dapat dilihat dari

rata-rata tertinggi jawaban responden yang berada pada skor 4 (setuju) sebesar

64,22%, kemudian skor 5 (sangat setuju) berada diposisi kedua dengan nilai

sebesar 35,23%. Kemudian 0,55% responden menjawab pilihan jawaban tiga

(ragu-ragu).

Tabel 2.2 Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi

(X1)

No Pertanyaan Mean Kategori


DIMENSI 1: ORIENTASI PADA PROSES
1 Saya merasa nyaman dengan suasana kerja yang penuh 4.33 Tinggi
dengan rasa kekeluargaan.
2 4.37 Tinggi
Pekerjaan saya setiap hari terasa monoton
DIMENSI 2: SISTEM TERBUKA

3 Perusahaan terbuka terhadap orang luar (karyawan 4.42 Tinggi


PT.Pertamina/karyawan perushaan lain)
4 Saya nyaman dengan lingkungan perusahaan 4.31 Tinggi
DIMENSI 3: MEMILIKI KONTROL YANG LONGGAR
5 Semua karyawan mengenakan alat keamanan 4.33 Tinggi
6 Waktu rapat dapat dilakukan setiap saat 4.20 Tinggi
DIMENSI 4 : PERILAKU NORMATIF
7 Perusahaan memiliki kontribusi untuk warga sekitar 4.32 Tinggi
perusahaan
8 Perusahaan kurang memberikan tekanan kepada 4.44 Tinggi
pelayanan pelanggan
DIMENSI 5 : ORIENTASI PADA KARYAWAN
9 Pemimpin menyukai kekompakan karyawan 4.41 Tinggi
10 Perusahaan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan 4.36 Tinggi

50
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIMENSI 6: PAROCHIAL
11T Saya memiliki hubungan baik dengan karyawan lain di 4.20 Tinggi
rumah dan di perusahaan
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 2.2 menunjukkan bahwa seluruh indikator variabel

budaya perusahaan termasuk kategori tinggi. Dari seluruh indikator tersebut

dapat dilihat indikator budaya perusahaan yang mempunyai nilai paling tinggi

dalam hal perilaku normatif: ‘Perusahaan kurang memberikan tekanan kepada

pelayanan pelanggan‘. Secara keseluruhan tingkat kesesuaian variabel budaya

organisasi termasuk kategori tinggi.

4.2.2. Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan (X2)

Seorang pemimpin perusahaan, terutama pemimpin di zaman modern

seperti sekarang ini dituntut untuk memiliki peran ganda, seorang pemimpin

wajib memiliki banyak keahlian dan kecakapan. Variabel-variabel

kepemimpinan menurut Chapman (Indriyo Gituosudarmo dan I Nyoman

Sudita, 1997: 127) adalah:

1. Cara berkomunikasi

2. Pemberi motivasi

3. Kemampuan memimpin bawahan

4. Pengambil keputusan yang tepat

5. Kekuasaan yang positif

Tabel 2.3 Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan (X2)

No. Indikator Skor (%)


1 2 3 4 5
1. Sapaan dan teguran Pimpinan memberikan 0 0 0 71 29
perasaan puas pada diri saya.
2. Pimpinan bersedia mendengarkan masalah 0 0 0 81,3 18,7

51
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang berkaitan dengan pekerjaan saya.


3. Pimpinan memberikan penghargaan lebih 0 0 0 77.6 22.4
bagi karyawan yang berprestasi.
4. Pimpinan menunjukkan perhatian yang 0 0 0 80.4 19.6
mendalam terhadap pekerjaan saya.
S
5. Pemahaman Pimpinan terhadap pekerjaan 0 0 0 67.3 32.7
u sangat baik.
6. Pimpinan mengerti cara memimpin 0 0 0 73.8 26.2
m karyawan dengan baik
7.b Pimpinan memutuskan apa yang harus 0 0 0 65.4 34.6
dilakukan dan bagaimana menjalankan
pekerjaan.
e
8. Pimpinan selalu memberitahu apa yang 0 0 0 56.1 43.9
r harus dilakukan pada bagian kerja saya.

9.: Pimpinan mendorong agar pekerjaan 0 0 0 79.4 20.6


dijalankan sesuai jadwal.

10. Pimpinan mempertahankan standar 0 0 0 67.3 32.7


prestasi kerja dengan pasti.
D
Rata-rata persentase 0 0 0 71.96 28.04
a

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 2.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki persepsi yang positif terhadap pimpinan, hal ini dapat

dilihat dari rata-rata tertinggi jawaban responden yang berada pada skor 4

(setuju) sebesar 71,96%, dan 5 (sangat setuju) sebesar 28,04%.

Tabel 2.4 Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan (X2)

No Pertanyaan Mean Kategori


DIMENSI 1 : CARA BERKOMUNIKASI

1 Sapaan dan teguran Pimpinan memberikan perasaan puas 4.19 Tinggi


pada diri saya.

2 Pimpinan bersedia mendengarkan masalah yang berkaitan 4.44 Tinggi


dengan pekerjaan saya.

DIMENSI 2 : PEMBERI MOTIVASI

3 Pimpinan memberikan penghargaan lebih bagi karyawan 4.22 Tinggi

52
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel
yang2.4 Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan (X2)
berprestasi.

4 Pimpinan menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap 4.20 Tinggi


pekerjaan saya.
DIMENSI 3 : KEMAMPUAN MEMIMPIN
S
5 Pemahaman Pimpinan terhadap pekerjaan sangat baik. 4.33 Tinggi
6 u Pimpinan mengerti cara memimpin karyawan dengan baik 4.26 Tinggi

m DIMENSI 4 : PENGAMBIL KEPUTUSAN YANG TEPAT

7 Pimpinan memutuskan apa yang harus dilakukan dan 4.35 Tinggi


b bagaimana menjalankan pekerjaan.

8 e Pimpinan selalu memberitahu apa yang harus dilakukan 4.29 Tinggi


pada bagian kerja saya.
r
DIMENSI 5 : KEKUASAAN POSITIF

9 : Pimpinan mendorong agar pekerjaan dijalankan sesuai 4.21 Tinggi


jadwal.

10 Pimpinan mempertahankan standar prestasi kerja dengan 4.33 Tinggi


S pasti.

umber: Data primer

Berdasar tabel 2.4 menunjukkan bahwa seluruh indikator variabel

kepemimpinan termasuk kategori tinggi. Dari seluruh indikator tersebut dapat

dilihat indikator kepemimpinan yang mempunyai nilai paling tinggi dalam hal

cara berkomunikasi sebesar 4,44. “Pimpinan bersedia mendengarkan masalah

yang berkaitan dengan pekerjaan saya”. Dan secara keseluruhan tingkat

kesesuaian variabel kepemimpinan termasuk kategori tinggi.

4.2.3.Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Karyawan (Y)

Kepuasan kerja karyawan merupakan hasil keseluruhan dari derajat

rasa suka atau tidaknya karyawan atas berbagai aspek pekerjaannya. Dimensi

kepuasan kerja di sini dikembangkan oleh Celluci, Anthony dan De Vries

(1978), dalam Fuad Mas’ud, (2004) adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan dengan gaji

53
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Kepuasan dengan promosi

3. Kepuasan dengan rekan kerja

4. Kepuasan dengan atasan

5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri

Tabel 2.5 Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Karyawan (Y)

No. Indikator Skor (%)


1 2 3 4 5
1. Perusahaan memberikan gaji lebih baik 0 0 0 72.9 27.1
dari perusahaan lain (sejenis).
2. Tunjangan yang saya terima cukup. 0 0 0 76.6 23.4
3. Saya tidak suka dengan dasar yang 0 0 0 57.9 42.1
digunakan untuk promosi dalam
perusahaan
4. Promosi jarang terjadi dalam perusahaan 0 0 0 62.6 37.4
saya.
5. Rekan kerja saya memberikan dukungan 0 0 0.9 58.9 40.2
yang cukup pada saya.
6. Saya menikmati bekerja dengan teman- 0 0 0 70,1 29,9
teman disini
7. Pimpinan selalu memberikan dukungan 0 0 0.9 79,4 20,6
pada saya.
8. Pimpinan mempunyai motivasi kerja yang 0 0 0 76,6 22,4
tinggi.
9. Pekerjaan saya sangat menarik. 0 0 0.9 67.3 31.8
10. Saya merasa senang dengan tingkat 0 0 0 56.1 43.9
tanggung jawab dalam pekerjaan saya.
Rata-rata persentase 0 0 0.27 67.84 31.88
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki kepuasan kerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata tertinggi

jawaban responden yang berada pada skor 4 (setuju) sebesar 67,84%.

54
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 2.6 Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Karyawan (Y)


No Pertanyaan Mean Kategori

DIMENSI 1: KEPUASAN DENGAN GAJI


1 Perusahaan memberikan gaji lebih baik dari perusahaan lain 4.19 Tinggi
(sejenis).

2 Tunjangan yang saya terima cukup. 4.35 Tinggi

DIMENSI 2: KEPUASAN DENGAN PROMOSI

3 Saya tidak suka dengan dasar yang digunakan untuk promosi 4.22 Tinggi
dalam perusahaan

4 Promosi jarang terjadi dalam perusahaan saya. 4.20 Tinggi

DIMENSI 3: KEPUASAN DENGAN REKAN KERJA


5 Rekan kerja saya memberikan dukungan yang cukup pada saya. 4.33 Tinggi

6 Saya menikmati bekerja dengan teman-teman disini 4.26 Tinggi

DIMENSI 4 : KEPUASAN DENGAN PIMPINAN


7 Pimpinan selalu memberikan dukungan pada saya. 4.44 Tinggi

8 Pimpinan mempunyai motivasi kerja yang tinggi. 4.29 Tinggi


DIMENSI 5 : KEPUASAN DENGAN PEKERJAAN

9 Pekerjaan saya sangat menarik. 4.21 Tinggi

10 Saya merasa senang dengan tingkat tanggung jawab dalam 4.33 Tinggi
pekerjaan saya.

Sumber: Data primer

Tabel 2.6 menunjukkan seluruh indikator variabel kepuasan termasuk kategori

tinggi. Dari seluruh indikator tersebut dapat dilihat indikator kepuasan kerja yang

mempunyai nilai paling tinggi dalam hal kepuasan dengan pimpinan. “Pimpinan

selalu memberikan dukungan pada saya” sebesar 4,44. Dan secara keseluruhan

tingkat kesesuaian variabel kepuasan karyawan termasuk kategori tinggi.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

55
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3.1.Uji Validitas

Validitas instrumen pertanyaan adalah suatu derajat ketepatan alat ukur

penelitian tentang isi yang sebenarnya diukur. Uji validitas item untuk menguji

apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih/valid. Valid atau tidaknya alat

ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh

dari penjumlahan semua skor pertanyaan dengan masing-masing item. Jika

melakukan penelitian langsung terhadap koefisien korelasi bisa digunakan maksimal

korelasi diatas dari 0,30. Uji validitas dengan menggunakan rumus di atas yang

dengan bantuan SPSS diperoleh hasil uji validitas kuesioner sebagaimana terlampir.

Rekapitulasi item kuesioner hasil uji coba terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Budaya Organisasi (X1)

Corrected Item-Total Correlation r table Keterangan


x1.1 0.624 0,30 Valid
x1.2 0.477 0,30 Valid
x1.3 0.574 0,30 Valid
x1.4 0.704 0,30 Valid
x1.5 0.721 0,30 Valid
x1.6 0.670 0,30 Valid
x1.7 0.516 0,30 Valid
x1.8 0.552 0,30 Valid
x1.9 0.511 0,30 Valid
x1.10 0.540 0,30 Valid
x1.11 0,498 0,30 Valid
Sumber: Data yang telah diolah

Dari tabel 3.1 di atas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing

indikator dari setiap variabel Budaya Organisasi menunjukkan hasil yang

valid. Hal tersebut dapat terlihat melalui hasil corrected item total correlation

56
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lebih besar dari rtabel (0,30). Sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-

masing indikator pertanyaan adalah valid.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepemimpinan (X2)


Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan
x2.1 0.604 0,30 Valid
x2.2 0.489 0,30 Valid
x2.3 0.648 0,30 Valid
x2.4 0.498 0,30 Valid
x2.5 0.536 0,30 Valid
x2.6 0.595 0,30 Valid
x2.7 0.510 0,30 Valid
x2.8 0.589 0,30 Valid
x2.9 0.343 0,30 Valid
x2.10 0.383 0,30 Valid
Sumber: Data yang telah diolah

Dari tabel 3.2 di atas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator

dari setiap variabel Kepemimpinan menunjukkan hasil yang valid. Hal tersebut

dapat terlihat melalui hasil corrected item total correlation lebih besar dari rtabel

(0,30). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah

valid.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepuasan Karyawan (Y)
Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan
y1 0.596 0,30 Valid
y2 0.575 0,30 Valid
y3 0.408 0,30 Valid
y4 0.314 0,30 Valid
y5 0.553 0,30 Valid

57
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

y6 0.632 0,30 Valid


y7 0.584 0,30 Valid
y8 0.555 0,30 Valid
y9 0.411 0,30 Valid
y10 0.479 0,30 Valid
Dari tabel 3.3 di atas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing

indikator dari setiap variabel kepuasan karyawan menunjukkan hasil yang

valid. Hal tersebut dapat terlihat melalui hasil corrected item total correlation

lebih besar dari rtabel (0,30). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing

indikator pertanyaan adalah valid.

4.3.2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau kepercayaan mengandung pengertian apakah sebuah

instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke

waktu. Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran

adalah konsistensi, atau tidak berubah-ubah. Dalam melakukan perhitungan

Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows.

Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen

dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6. Adapun hasil dari pengujian

reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s alpha Standart Alpha Keterangan


Budaya 0,869 0,60 Reliabel
Organisasi
(X1)
Kepemimpinan
(X2) 0,829 0,60 Reliabel

Kepuasan 0,821 0,60 Reliabel


karyawan (Y)

58
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel di atas menunjukan bahwa variabel Budaya Organisasi

memberikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,869, sedangkan variabel

Kepemimpinan memberikan nilai Cronbach Alpha sebesar 829 dan variabel

kepuasan karyawan memberikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,821. Dari

hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel adalah

reliabel karena nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0,6.

4.4. Analisis Hasil Penelitian

Prinsip yang harus dipenuhi dalam analisis jalur adalah semua variabel

yang diobservasi mempunyai data berskala interval (scaled values). (Sarwono,

2007:2). Kemudian, tidak ada efek-efek interaksi. Model bersifat aditif

berkaitan dengan teori dan konsep yang digunakan sebagai landasan

pengembangan model hipotesis. Secara teoritis hubungan antar variabel

didalam penelitian ini tidak diasumsikan tidak multiplikatif, akan tetapi aditif

(Solimun, 2002:49).

Dalam penelitian ini terdapat additivitas (additivity) atau tidak ada efek-

efek interaksi, yaitu tertuang dalam persamaan struktural berikut ini :

Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

X2 = Px2x1 X1 +  1

4.4.1.Prinsip-Prinsip Dasar Analisis Jalur (Path Analysis)

4.4.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov

Smirnov, yang hasilnya adalah sebagai berikut :

59
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Persamaan struktural : Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 30
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .15359594
Absolute .066
Most Extreme
Positive .050
Differences
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .683
Asymp. Sig. (2-tailed) .739
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data

pada variabel budaya organisasi, kepemimpinan dan kepuasan karyawan

mengikuti distribusi normal, karena tingkat signifikan dari Kolmogorov-

Smirnov yang diperoleh lebih dari 0,05 (sig > 5%) yaitu 0,739.

2. Persamaan struktural : X2 = Px2x1 X1 +  1

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 40
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .21202808
Absolute .078
Most Extreme
Positive .078
Differences
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .802
Asymp. Sig. (2-tailed) .541
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang telah diolah

60
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada

variabel budaya organisasi dan kepemimpinan mengikuti distribusi normal,

karena tingkat signifikan dari Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh lebih dari

0,05 (sig > 5%) yaitu 0,541

4.4.1.2. Linieritas (Linearity)

Linieritas mempunyai maksud bahwa hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat adalah linier. Adapun ringkasan hasil uji linearitas dan

keberartian regresi linear yang dilakukan menggunakan alat bantu program

SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Linieritas Variabel X1 Dengan Y

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Kepuasan Karyawan (Y1) Deviation .338 10 .034 .917 .521
* Budaya Perusahaan from
(X1) Linearity
Sumber: Data yang telah diolah

Dari tabel 3.3 diketahui bahwa nilai Fhitung pada Deviation from Linearity

sebesar 0,917 dengan tingkat signifikan 0,521 (sig > 5%) berarti hubungan

kedua variabel tersebut adalah linier.

Tabel 4.4 Uji Linieritas Variabel X1 Dengan X2

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Budaya Organisasi (X1) Deviation .558 10 .056 1.259 .265
* Kepemimpinan (X2) from Linearity
Sumber: Data yang telah diolah

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Fhitung pada Deviation from Linearity

sebesar 1,259 dengan tingkat signifikan 0,265 (sig > 5%) berarti hubungan

kedua variabel tersebut adalah linier.

61
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.1.3. Residual Tidak Boleh Berkorelasi Dengan Semua Variabel

Endogenous (Homoskedastisitas)

Istilah gangguan atau variabel residual tidak boleh berkorelasi dengan

semua variabel endogenous dalam model, jika dilanggar maka akan berakibat

hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter

jalur. Variabel endogenous adalah variabel yang mempunyai anak panah-anak

panah menuju kearah variabel tersebut (Sarwono, 2007 : 2).

1. Persamaan struktural : Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

Homoskedastisitas yaitu varian yang sama. Dalam kasus model yang

melibatkan dua atau lebih variabel X, e2 bisa dipetakan terhadap setiap

variabel X. Homoskedastisitas juga dapat dideteksi dengan korelasi rank

spearman, jika tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5% (sig >

5%) maka tidak ada heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Tabel 4.5 Hasil Korelasi Rank Spearman

Variabel Penelitian Korelasi Rank Spearman Sig


Budaya Organisasi (X1) 0,013 0,893
Kepemimpinan (X2) -0,013 0,898

Sumber: Data yang telah diolah

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan oleh

variabel Budaya Organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2) lebih besar dari 5%

maka model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

62
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Persamaan struktural : X2 = Px2x1 X1 +  1

Homoskedastisitas yaitu varians yang sama. Dalam kasus model dua

variabel, memetakan e2 terhadap variabel terikat (Y) adalah ekuivalen dengan

memetakannya dengan variabel bebas (X). Homoskedastisitas juga dapat

dideteksi dengan korelasi rank spearman, jika tingkat signifikan yang

dihasilkan lebih besar dari 5% (sig > 5%) maka tidak ada heteroskedastisitas

atau terjadi homoskedastisitas.

Tabel 4.6 Hasil Korelasi Rank Spearman

Variabel Penelitian Korelasi Rank Spearman Sig


Budaya Organisasi 0,763
0,029
Sumber: Data yang telah diolah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan oleh

variabel Budaya Organisasi (X1) lebih besar dari 5% maka model regresi yang

dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4.1.4. Multikolinieritas Yang Rendah

Maksud multikolinieritas adalah dua atau lebih variabel bebas

(penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi, jika terjadi hubungan

yang tinggi maka akan mendapatkan standar error yang besar dari koefisien

beta yang digunakan untuk menghilangkan varian biasa dalam melakukan

analisis korelasi secara parsial. (Sarwono, 2007: 2).

63
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Persamaan struktural : Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

Multikolinieritas dalam model ini diujikan dengan mengkorelasikan antara

variabel budaya organisasi dan kepemimpinan. Berikut ini nilai VIF yang

dihasilkan .

Tabel 4.7 Nilai VIF

Variabel Penelitian VIF


Budaya Organisasi 1,735
Kepemimpinan 1,735
Sumber: Data yang telah diolah

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai VIF pada variabel Budaya Organisasi

(X1) dan Kepemimpinan (X2) sebesar 1,735 dimana nilai tersebut kurang dari

angka 10 maka model regresi yang dihasilkan tidak terjadi multikolinearitas.

2. Persamaan struktural : X2 = Px2x1 X1 +  1

Dalam persamaan struktural ini tidak dilakukan uji multikolinieritas,

karena kedua variabel bebas yakni budaya organisasi dan kepemimpinan

memiliki nilai VIF yang sama besarnya.

4.4.1.5. Adanya Rekursivitas

Prinsip yang harus dipenuhi dalam analisis jalur adalah adanya

rekursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi

pemutaran kembali (looping) (Sarwono, 2007 : 2). Penelitian ini tipe model

diagram jalur adalah model rekursif yaitu semua anak panah menuju satu

arah. Model tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

- Anak panah menuju satu arah yaitu dari X1 ke X2 ; dari X1 ke Y dan dari X2 ke

Y. Tidak ada arah yang terbalik.

64
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

- Terdapat 1 (satu) variabel exogenous yaitu variabel X1 dan 2 (dua) variabel

endogenous yaitu variabel X2 dan Y.

4.4.1.6. Analisis Jalur (Path Analysis)

Variabel dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi (X1) sebagai

variabel bebas, Kepemimpinan (X2) sebagai variabel intervening dan kepuasan

karyawan (Y) sebagai variabel terikat. Persamaan diagram jalur dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Persamaan Diagram Jalur

BUDAYA ORGANISASI
(X1)
KEPUASAN (Y)

KEPEMIMPINAN (X2)

Diagam jalur di atas terdiri dari dua persamaan struktural, dimana

Budaya Organisasi (X1) sebagai variabel eksogen dan Kepemimpinan (X2)

serta Kepuasan karyawan (Y) sebagai variabel endogen. Persamaan

structuralnya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Persamaan substruktur 1

Y = Pyx1 X1 + Pyx2 X2 +  1

2. Persamaan struktural 2

X2 = Px2x1 X1 +  1

65
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.1.7 Persamaan Substruktur 1

Persamaan struktural 1 terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (X) yaitu

Budaya Organisasi(X1) dan Kepemimpinan (X2), serta 1 (satu) variabel terikat

(Y) yaitu Kepuasan karyawan (Y).

Tabel 4.8 : Persamaan Substruktur 1

Variabel Penelitian Beta thitung Sig


Budaya Organisasi 0,418 6.077 0.000
Kepemimpinan 0,513 7.457 0.000
F hitung = 131.465
Sig = 0,000
R2 = 0,717
Sumber: Data yang telah diolah

Persamaan yang dihasilkan adalah:

Y = 0,455 + 0,367 X1 + 0,530 X2

4.4.1.8 Koefisien Beta

Koefisien beta pada variabel Budaya Perusahaan (X1) sebesar 0,418

artinya jika Budaya Perusahaan (X1) naik satu simpangan baku, maka

Kepuasan karyawan (Y) akan naik sebesar 0,367 simpangan baku, dengan

kata lain setiap perubahan satu simpangan baku dalam variabel Budaya

Perusahaan (X1) akan mengakibatkan perubahan sekitar 0,418 simpangan

baku dalam variabel Kepuasan karyawan (Y) (Gasperz, 1991 : 194 – 195).

Koefisien beta pada variabel Kpemimpinan (X2) sebesar 0,513 artinya

jika Kepemimpinan (X2) naik satu simpangan baku, maka Kepuasan karyawan

(Y) akan naik sebesar 0,513 simpangan baku, dengan kata lain setiap

perubahan satu simpangan baku dalam variabel Kepemimpinan (X2) akan

66
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengakibatkan perubahan sekitar 0,513 simpangan baku dalam variabel

Kepuasan karyawan (Y) (Gasperz, 1991 : 194 – 195).

Untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan

terhadap variabel terikat dari analisis regresi linier berganda tersebut dilihat

nilai koefisien beta standar atau koefisien regresi baku tertinggi. Menurut

Gaspersz (1991), koefisien beta standar digunakan untuk membuat pernyataan

tentang relatif pentingnya suatu variabel bebas dibandingkan variabel bebas

lainnya dalam model regresi berganda. Berdasarkan tabel 6.1 di atas, koefisien

beta pada variabel Kepemimpinan (X2) relatif lebih besar daripada Budaya

Organisasi (X1).

4.4.1.9 Uji F

Adapun prosedur-prosedur dalam uji F adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis:

H0 : Model tidak cocok

H1 : Model cocok

2. Tingkat signifikan () = 5%

3. Kesimpulan :

Nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 131,465 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya

model cocok untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dan

Kepemimpinan terhadap Kepuasan karyawan.

67
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.2.1. Koefisien Determinasi (R2)

Dilihat dari nilai R2 yang dihasilkan yaitu sebesar 0,717 menunjukkan

bahwa analisis jalur (path analysis) mampu menjelaskan keragaman total dari

kepuasan karyawan sebesar 71,7% dengan kata lain pengaruh budaya

organisasi dan kepemimpinan secara simultan terhadap kepuasan karyawan

sebesar 71,7% sedangkan sisanya 28,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar

model ini.

4.4.2.2 Uji t

Adapun prosedur-prosedur dalam uji t adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh antara budaya organisasi dan kepemimpinan secara

parsial terhadap kepuasan karyawan

H1 : Ada pengaruh antara budaya organisasi dan kepemimpinan secara

parsial terhadap kepuasan karyawan

2. Tingkat signifikan () = 5%

3. Kesimpulan :

a. Nilai t hitung pada variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 6,077 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 kurang dari 5% maka H0 ditolak dan H1

diterima artinya Budaya Organisasi secara parsial berpengaruh terhadap

kepuasan karyawan, dan besarnya pengaruh Budaya Perusahaan terhadap

kepuasan karyawan secara langsung sebesar 0,418.

b. Nilai t hitung pada variabel Kepemimpinan (X2) sebesar 7,457 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 kurang dari 5% maka H0 ditolak dan H1

68
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diterima artinya Kepemimpinan parsial berpengaruh terhadap kepuasan

karyawan, dan besarnya pengaruh Kepemimpinan terhadap kepuasan

karyawan secara langsung sebesar 0,513.

4.4.2.3. Persamaan Substruktur 2

Persamaan struktural 1 terdiri dari 1 (satu) variabel bebas (X) yaitu

Budaya Organisasi(X1), dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan

Karyawan (Y).

Tabel 4.9 : Persamaan Substruktur 2

Variabel Beta thitung Sig


Penelitian
Budaya 0.651 8.786 0.000
Organisasi (X1)
Sumber: Data yang telah diolah

Persamaan yang dihasilkan adalah:

X2 = 0.651 X1

Koefisien beta pada variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0,651

artinya jika Budaya Organisasi (X1) naik satu simpangan baku, maka

Kepemimpinan (X2) akan naik sebesar 0,651 simpangan baku, dengan kata

lain setiap perubahan satu simpangan baku dalam variabel Budaya Organisasi

(X1) akan mengakibatkan perubahan sekitar 0,553 simpangan baku dalam

variabel Kepemimpinan (X2) (Gasperz, 1991 : 194 – 195).

Adapun prosedur-prosedur dalam uji t adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kepemimpinan.

H1 : Ada pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kepemimpinan.

69
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2 Tingkat signifikan () = 5%

3. Kesimpulan :

Nilai t hitung pada variabel Budaya Organisasi sebesar 8,786 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% maka H0 ditolak dan H1

diterima artinya Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan.

4.5. Uji Hipotesis

4.5.1. Uji Hipotesis Ke-1

Hipotesis ke-1 pada penelitian ini adalah "Budaya Organisasi

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

Karyawan”, terbukti kebenarannya, karena hasil uji t pada tabel 4.8

menunjukkan bahwa nilai t hitung yang dihasilkan sebesar 6,077 dengan

tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000, sehingga Budaya

Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Karyawan.

4.5.2. Uji Hipotesis Ke-2

Hipotesis ke-2 pada penelitian ini adalah "Budaya Organisasi

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepemimpinan”,

terbukti kebenarannya, karena hasil uji t pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa

nilai t hitung yang dihasilkan sebesar 8,786 dengan tingkat signifikan kurang

dari 5% yaitu sebesar 0,000, sehingga Budaya Organisasi terhadap

Kepemimpinan.

4.5.3. Uji Hipotesis Ke-3

Hipotesis ke-3 pada penelitian ini adalah " Kepemimpinan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan”, terbukti

70
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kebenarannya, karena hasil uji t pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai t

hitung yang dihasilkan sebesar 7,457 dengan tingkat signifikan kurang dari

5% yaitu sebesar 0,000, sehingga Kepemimpinan berpengaruh terhadap

Kepuasan Karyawan.

4.5.4. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Untuk mengetahui pengaruh langsung Budaya Organisasi terhadap

Kepuasan Karyawan melalui Kepemimpinan, adalah:

- Pengaruh langsung X1 terhadap X2 = 0,651 (Tabel 4.9)

- Pengaruh langsung X1 terhadap Y = 0,418 (Tabel 4.8)

- Pengaruh langsung X2 terhadap Y = 0,513 (Tabel 4.8)

Jadi pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 adalah :

= 0,651 x 0,513 = 0,334

Karena koefisien hubungan langsung lebih besar dari koefisien

hubungan tidak langsung, maka hubungan yang sebenarnya adalah langsung

(Ghozali, 2002 : 106), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Budaya

Organisasi hanya mempunyai pengaruh langsung terhadap Kepuasan

Karyawan, dengan kata lain Kepemimpinan bukan variabel intervening dalam

hubungan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Karyawan.

71
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hipotesis telah dirumuskan pada Bab II yang terdiri dari tiga Hipotesis,

masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut data yang telah diperoleh, secara signifikan terbukti bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Budaya organisasi

dipercaya dapat mempengaruhi sifat individu seperti komitmen,

motivasi,dan moral. Dengan adanya budaya organisasi yang positif dalam

perusahaan maka akan membentuk iklim positif yang akan memicu

kepuasan kerja. Dalam hal ini, dimensi budaya organisasi yang paling

menonjol adalah sistem terbuka dan orientasi pada proses. jika kedua hal

tersebut ditingkatkan maka kepuasan kerja akan jauh lebih baik

2. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa secara

signifikan membuktikan ada pengaruh positif kepemimpinan terhadap

budaya organisasi. Ada ketergantungan antara kepemimpinan dan

budaya organisasi. Pemimpin bertanggung jawab menciptakan makna

bagi karyawan dalam memberikan kontek budaya organisasi. Maka

budaya organisasi yang terbangun tidak dapat lepas dari peran pemimpin

dan interaksi-interaksi sosial yang dikembangkan.

3. Berdasarkan data yang telah diolah secara signifikan membuktikan

adanya pengaruh positif kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.

Kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain.

Untuk menerapkan kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan

mendiagnosis situasi sebaik-baiknya. Situasi ini berkaitan dengan kapan,

72
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tuntutan iklim organisasi, harapan, kemampuan atasan dan bawahan. Oleh

karena itu sangat dimungkinkan untuk dapat menggunakan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan situasi di tempat kerja.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian tentang pengaruh

budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan

(studi kasus pada PT.Trias Multinasional Sidoarjo) yakni:

1. Akademis

Dalam penelitian ini, banyak hal yang perlu diteliti lebih lanjut karena

penelitian ini hanya berfokus pada budaya organisasi, kepemimpinan, dan

kepuasan karyawan. Masih banyak variabel-variabel yang dapat diteliti lebih

lanjut oleh peneliti lain. Selain itu dalam penelitian ini banyak faktor-faktor

yang tidak dibahas lebih lanjut seperti faktor kinerja karyawan. Sangat

memungkinkan untuk peneliti berikutnya untuk dapat membahas lebih lanjut

faktor-faktor tersebut.

2. Praktis

a. Pimpinan pada PT. Trias Multinasional Sidoarjo seyogyanya

memperhatikan budaya organisasi di lingkungan perusahaan, tanggapan

responden terkait budaya organisasi yang dinilai paling rendah adalah

perlunya manajemen perusahaan untuk memberikan tekanan kepada

pelayanan pelanggan, dalam kasus ini yakni mutu produksi yang terkadang

masih kurang dari standard yang telah ditetapkan. Berdasarkan

oberservasi/pengamatan awal kepada beberapa responden, budaya

perusahaan yang dimiliki sejak era kepemimpinan awal sampai dengan

akhir tahun 2013 yakni belum menerapkannya aturan-aturan perusahaan

73
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengenai kualitas mutu produksi. Masih banyak penyimpangan kualitas

yang terjadi. Namun, budaya organisasi saat ini secara bertahap

menerapkan peraturan perusahaan dan menggalakkan kembali aturan

pengawasan mutu produksi di PT. Trias Multinasional Sidoarjo.

Diperlukan konsistensi manajemen perusahaan dalam pengimplementasian

aturan-aturan perusahaan dan perlu keikutsertaan semua pihak dalam

menjalankan peraturan perusahaan yang baru guna mendukung

ketercapaian tujuan perusahaan, selain itu jika mutu produksi sudah

membaik dan normal, maka image perusahaan akan terbentuk dan hal

tersebut menjadikan persaingan antar perusahaan akan berjalan dengan

adil.

b. Sosok kepemimpinan yang diharapkan oleh karyawan PT.Trias

Multinasional Sidoarjo yakni seorang pemimpin yang berkeinginan untuk

memberikan perhatian atau apresiasi lebih secara individu kepada para

karyawan, hal tersebut akan merangsang motivasi karyawan secara tidak

langsung karena perhatian dan apresiasi dari pimpinan menjadi bagian

terpenting selain faktor gaji dan bonus. Kemudian sapaan dan teguran dari

pimpinan kepada karyawan sangat diharapkan guna menjembatani

hubungan antara pimpinan dan karyawan. Manajemen perusahaan

diharapkan mengetahui. Selain itu, dalam perusahaan diperlukan

kesigapan sosok pemimpin yang dapat memberi pembinaan (coaching)

atau arahan kepada para karyawan, serta diperlukan secara berkala untuk

bertatap muka antara pimpinan dengan karyawan terkait pekerjaan yang

dikerjakan saat ini agar pekerjaan yang dikerjakan karyawan dapat

optimal.

74
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Pihak perusahaan sebaiknya untuk selalu memberikan peluang berupa

kenaikan gaji atau minimal memberikan bonus kepada karyawan yang

menonjol atau memiliki prestasi lebih, memfasilitasi karyawan untuk

mempererat hubungan sesama rekan kerja, menciptakan lingkungan kerja

yang relatif lebih nyaman bagi karyawannya, mengembangkan

ketrampilan dan kemampuan pada karyawannya agar karyawan lebih

meningkatkan kinerjanya dan menguntungkan bagi perusahaan.

d. Berdasarkan penelitian diatas untuk kepuasan kerja karyawan dimana

terdapat indikator yang masuk dalam katagori cukup puas yaitu indikator

gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi, pimpinan, dan lingkungan kerja. Maka

penulis menyarankan PT.Trias Multinasional Sidoarjo sebaiknya lebih

memperhatikan atau meningkatkan indicator-indikator diatas agar

terciptanya kepuasan kerja yang lebih maksimal. Salah satunya indikator

gaji pemberiannya disesuaikan dengan beban kerja karyawan, untuk

promosi dalam pelaksanaanya lebih terbuka dengan melibatkan serikat

pegawai, untuk lingkungan kerja perusahan secara berkala mengadakan

program family gathering agar sesama karyawan lebih dekat.

75
TESIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI… RAFI ANDI WIBAWA
Daftar Pustaka

Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT Buku


Seru. Jakarta.
Donnelly, G.I., 1996, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1, Jakarta:
Binarupa Aksara.
Emron Edison, Yohny Anwar, Imas Komariyah, 2016. Manajemen Sumber Daya
Manusia (Strategi dan Perubahan Dalam Rangka Meningkatkan
Kinerja Pegawai dan Organisasi), Bandung: Alfabeta.
Fakhrudin Arif, 2016. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT. Pertamina. Skripsi Tesis. Universitas
Airlangga Surabaya.
Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta,
BPFE.
Hendriastuti, Wiwin dan Aryani, Y. Anni, 2002, “Pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Ditinjau dari Perspektif Konsumen Dalam
Balanced Scorecard”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi FE UNS Surakarta, Vol. 2, No. 1.
Ikhwanto jamal, 2015. Hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover
pada karyawan PT. Sari Warna Asli Unit II Boyolali, Jurnal
Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Muhammad, Arni, 2001, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara.
Pertamina, Annual Report, 2016, Embracing Change, Leveraging
Challenges, Jakarta.
Riski Pratama, 2016. Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
terhadap Kinerja Organisasi pada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan. Thesis, Universitas Lampung.
Sobirin, Achmad, 2002, Budaya: Sumber Kekuatan Sekaligus Kelemahan
Organisasi, Jurnal Siasat Bisnis FE-UII, Yogyakarta, No. 7 Vol. 1.
Sumartini, 2012, Hubungan Budaya Organisasi Dengan Motivasi Dan Kinerja
Karyawan PT. Pertamina Surabaya. Undergraduate thesis, UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Sutanto, Aftono, 2002,”Peran Budaya Organisasional Untuk Meningkatkan
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis FE Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol. 6. No.2,
Desember.
Suyono, Bambang, 2004, “Menumbuhkan Budaya Kerja yang Kompetitif”, Jurnal
Bisnis & Manajemen, STIE IBMT, Vol. 1, No. 1 April, Surabaya,
Th. 2004.

76
Syafar, Abdul Wahid, 1999, “Dimensi Budaya Kerja dan Implikasinya terhadap
Gaya Kepemimpinan Kasus Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis FE-
UII, Yogyakarta, No. 4 Vol. 2.
Thoha, Miftah, 2001, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Tunggal, Amin Widjaja, 2004, Budaya Organisasi (Organizational Culture),
Jakarta: Harvarindo.
Trias Waliningsuci, M.Al Musadieq, Djamhur Hamid. 2013. Pengaruh budaya
organisasi dan gaya kepemimpinan Terhadap kepuasan kerja dan
kinerja karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Entrepreneur
Independent Bank (EIB) Indonesia Surabaya). Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

77
KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat, pernyataan di bawah ini hanya semata-mata


digunakan untuk data penelitian dalam rangka penyusunan tesis program
pengembangan sumber daya manusia Universitas Airlangga. Saya mengharapkan
kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner di bawah ini sesuai dengan penilaian
yang Bapak/Ibu miliki.
Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari
Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian
ini.
IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
JENIS KELAMIN :
USIA :
JABATAN :
LAMA BEKERJA :
PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
dengan memberikan tanda check list (v) pada kolom yang sesuai dengan jawaban
anda.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-Ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

78
No Butir-butir pertanyaan Budaya Organisasi SS S RR TS STS
(Orientasi Proses)
1. Saya merasa nyaman dengan suasana kerja yang
penuh dengan rasa kekeluargaan.
2. Pekerjaan yang saya kerjakan setiap hari terasa
monoton
3. Saya kurang berinisiatif dalam bekerja
4. Saya tidak optimis terhadap masa depan saya
(Orientasi pada karyawan)
1. Keputusan penting diputuskan bersama
2. Pemimpin menyukai kekompakan karyawan
3. Saya perhatian dengan karyawan lain
4. Perusahaan perhatian terhadap kesejahteraan
karyawan
(Bersifat Parochial)
1. Saya memiliki kesadaran yang rendah dalam
berkompetisi
2. Sistem perekrutan sangat menjanjikan pada
kehidupan dan kondisi keluarga saya
3. Saya memiliki hubungan baik dengan karyawan
lain di rumah dan di perusahaan
4. Saya tidak berpikir jauh kedepan dalam bekerja
(Sistem terbuka)
1 Karyawan baru hanya butuh beberapa waktu untuk
. menyesuaikan diri
2. Perusahaan terbuka terhadap orang luar (karyawan
PT.Pertamina)
3. Saya sangat memperhatikan lingkungan pekerjaan
fisik
4. Saya kurang nyaman dengan lingkungan
perusahaan
(Kontrol yang Longgar)
1. Saya tahu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
2. Waktu rapat dapat dilakukan setiap saat
3. Tidak semua karyawan mengenakan alat keamanan
4. Saya sering tidak fokus dalam pekerjaan
(Normatif)
1. Perusahaan memiliki kontribusi untuk warga sekitar
perusahaan
2. Prosedur lebih diutamakan daripada hasil
3. Pemimpin sering bercerita sejarah perusahaan
4. Perusahaan kurang memberikan tekanan kepada
pelayanan pelanggan

79
No. Butir-butir Pertanyaan Kepuasan Kerja SS S RR TS STS
(Sistem Pengupahan yang Adil dan Jelas)
1. Perusahaan memberikan gaji lebih baik dari
perusahaan lain (sejenis).
2. Gaji saya sepadan, mengingat tanggung jawab
yang saya pikul.
3. Saya diberi gaji lebih rendah untuk apa yang saya
kerjakan.
4. Tunjangan yang saya terima cukup.
(Kepuasan dengan Promosi)
1. Saya tidak suka dengan dasar yang digunakan
untuk promosi dalam perusahaan.
2. Promosi jarang terjadi dalam perusahaan saya.
3. Jika saya melaksanakan pekerjaan dengan baik,
saya akan dipromosikan.
4. Saya puas dengan tingkat kemajuan saya.
(Kepuasan dengan Rekan Sekerja)
1. Rekan kerja saya tidak memberikan dukungan
yang cukup pada saya.
2. Ketika saya meminta rekan kerja melakukan
pekerjaan tertentu, pekerjaan tersebut selesai.
3. Saya menikmati bekerja dengan teman-teman
disini
4. Saya bekerja dengan orang yang bertanggung
jawab.
(Kepuasan dengan Atasan)
1. Pimpinan selalu memberikan dukungan pada saya.
2. Pimpinan mempunyai motivasi kerja yang tinggi.
3. Pimpinan tidak mau mendengarkan saya.
4. Manajemen tidak memperlakukan saya dengan
jujur.
(Kepuasan dengan Pekerjaan Itu Sendiri)
1. Pekerjaan saya sangat menarik.
2. Saya merasa senang dengan tingkat tanggung
jawab dalam pekerjaan saya.
3. Saya lebih suka melaksanakan pekerjaan lain.
4. Saya merasa sedikit mencapai keberhasilan dalam
pekerjaan saya.

80
No Butir-Butir Pertanyaan Variabel SS S RR TS STS
Kepemimpinan (X2)

(Variabel Cara Berkomunikasi)


1. Pimpinan memberikan instruksi secara tepat dan
jelas
2. Sapaan dan teguran Pimpinan memberikan
perasaan puas pada diri saya.
3. Pimpinan bersedia mendengarkan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan saya.
4. Informasi dari Pimpinan sangat sulit untuk
dimengerti
(Variabel Pemberi Motivasi)
1. Pimpinan memberikan penghargaan bagi karyawan
yang berprestasi.
2. Pimpinan menunjukkan perhatian yang mendalam
terhadap pekerjaan saya.
3. Pimpinan tidak peduli dengan kondisi
perkembangan saya.
4. Pimpinan tidak memperhatikan kondisi karyawan
dalam pekerjaan.
(Variabel Kemampuan Memimpin)
1. Pemahaman Pimpinan terhadap pekerjaan sangat
baik.
2. Pimpinan tidak dapat diandalkan jika suatu tugas
sulit terjadi pada pekerjaan saya.
3. Pimpinan mengerti cara memimpin karyawan
dengan baik
(Variabel Pengambil Keputusan yang Tepat)
1. Pimpinan memutuskan apa yang harus dilakukan
dan bagaimana menjalankan pekerjaan.
2. Pimpinan selalu memberitahu apa yang harus
dilakukan pada bagian kerja saya.
3. Pimpinan tidak memberikan solusi jika terjadi
permasalahan dalam pekerjaan.
(Variabel Kekuasaan Positif)
1. Pimpinan selalu mendorong saya untuk mematuhi
standar prosedur yang ada (seragam dll).
2. Pimpinan mendorong agar pekerjaan dijalankan
sesuai jadwal.
3. Pimpinan mempertahankan standar prestasi kerja
dengan pasti.
4. Pimpinan tidak meminta para karyawan mengikuti
standar peraturan yang berlaku.

81

Anda mungkin juga menyukai