ANGGARAN DASAR
MEMUTUSKAN
DITETAPKAN DI : MAKALE
PADA TANGGAL: 21 JULI 2022
PIMPINAN SIDANG,
Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota
Pnt. Dr. Ir. Jansen Tangketasik, M.Si Pdt. Theopilus Maupa, M.Th
Anggota,
Anggota Anggota
Pnt. Eric Crystal Rante Allo, S.Pi., MH Pdt. Micha Mundi Kalebu, M,Th
ANGGARAN DASAR
PEMBUKAAN
Bahwa Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan
percaya kepada Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus sesuai
dengan pernyataan Alkitab.
Bahwa Gereja dalam eksistensinya terpanggil untuk melaksanakan
Amanat Agung Yesus Kristus yakni menjadikan semua bangsa murid
Yesus Kristus dengan mewujudkan tripanggilan gereja yaitu bersekutu,
bersaksi dan melayani.
Bahwa Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia disingkat Gereja KIBAID
adalah gereja yang kudus dan am yang terwujud dalam gereja-gereja
lokal yang disebut jemaat-jemaat dan dipimpin oleh Presbiter yaitu
Pendeta, Guru Injil, Penatua dan Diaken yang mempunyai keterikatan
kepada persidangan pada tingkat yang lebih luas.
Bahwa berdasarkan Alkitab, maka Gereja KIBAID mengaku dan Percaya
kepada Allah; Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta semesta sekalian alam.
Percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah yang tunggal yang menjelma
jadi manusia sejati, mati, hidup kembali dan naik ke Sorga adalah
Juruselamat, Pengudus, Tabib Semawi, Imam Besar, dan Raja atas
segala raja yang akan datang kembali. Percaya kepada Roh Kudus;
Penghibur, Pemimpin, Penolong, Pemberi Kuasa dan Penggerak pada
Keyakinan. Percaya bahwa Alkitab; Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah Firman Allah yang telah diilhamkan oleh Roh Kudus. Percaya
Bahwa Gereja itu Kudus dan Am. Percaya bahwa ada Sorga dan Neraka
serta adanya Kebangkitan dan Kehidupan yang kekal.
Pasal 2
Tempat Kedudukan
1. Kantor pusat Gereja KIBAID berkedudukan di Makassar;
2. Wilayah pelayanan Gereja KIBAID meliputi seluruh Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Gereja KIBAID dapat membuka cabang kebaktian, pos penginjilan dan
jemaat di Negara lain.
Pasal 3
Waktu
Gereja KIBAID didirikan sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
Kali.
Pasal 5
Tujuan
1. Gereja KIBAID bertujuan mewujudkan jemaat misioner melalui
tripanggilan gereja yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani;
2. Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
maka gereja KIBAID menyusun kegiatan dan program Gereja KIBAID.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Keanggotaan
1. Keanggotaan Gereja KIBAID bersifat terbuka bagi semua orang yang
telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat;
2. Keanggotaan Gereja KIBAID terdiri atas anggota tetap dan tidak tetap.
BAB IV
ORGAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 7
Nama Organ
1. Organ Gereja KIBAID terdiri dari: Badan Pengurus Majelis Sinode
disingkat BPMS, Badan Pertimbangan dan Pengendalian yang
Pasal 8
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
1. Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) merupakan badan yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan Gereja KIBAID;
2. BPMS berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
dan untuk kepentingan Gereja KIBAID, sesuai dengan maksud dan
tujuannya serta mewakili Gereja KIBAID baik di dalam maupun di luar
pengadilan;
3. BPMS menyusun: rancangan program kerja, rancangan
pengangkatan, rancangan mutasi pekerja, dan pemberhentian
pekerja, merumuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk
melaksanakan ketetapan Sidang Sinode Am atau ketentuan peraturan
Gereja KIBAID untuk diputuskan dalam Sidang Majelis Sinode;
4. BPMS mengambil tindakan-tindakan untuk menjabarkan ketentuan
peraturan-peraturan Gereja KIBAID yang selanjutnya disampaikan
dalam Sidang Majelis Sinode untuk diputuskan;
5. BPMS menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas tahunan dalam Sidang Majelis Sinode (SMS) untuk memperoleh
masukan dan rekomendasi perbaikan dari peserta sidang dalam
pelaksanaan tugas selanjutnya;
6. BPMS menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas selama periode kepengurusan dalam Sidang Sinode Am (SSA)
untuk mendapatkan penilaian dari peserta sidang.
Pasal 10
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG)
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja yang disingkat BPPG
merupakan badan yang melaksanakan pengawasan kekayaan Gereja
KIBAID
2. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja melakukan pemeriksaan
dan pengawasan keuangan dan inventaris Gereja KIBAID yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode, dan lembaga-
lembaga milik Gereja KIBAID, melakukan pembinaan laporan
keuangan dan inventaris di Majelis Klasis dan Jemaat, dan dapat
melakukan pemeriksaan di Majelis Klasis dan Jemaat atas
permintaan;
3. Terhadap hasil pemeriksaan kekayaan Gereja di tingkat lembaga,
klasis atau wilayah, jemaat, apabila terjadi pelanggaran maka
pelanggaran tersebut disampaikan secara tertulis kepada Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) untuk ditindak lanjuti sebagaimana
mestinya;
4. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) dapat melakukan
tindakan pengamanan sementara kekayaan Gereja KIBAID yang ada
di sinode, lembaga, klasis atau wilayah, jemaat, apabila dalam
pemeriksaan dan pengawasan terdapat gejala-gejala adanya
perbuatan yang terindikasi adanya penyimpangan yang dapat
menghilangkan kekayaan Gereja KIBAID;
5. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) wajib membuat
dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
di dalam Sidang Majelis Sinode dan laporan pertanggungjawaban di
dalam Sidang Sinode Am untuk masa bakti 1 (satu) periode.
BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT
Pasal 11
Sidang Sinode Am dan Sidang Sinode Am Luar Biasa
1. Sidang Sinode Am yang disingkat SSA adalah pengambil keputusan
tertinggi;
Pasal 12
Sidang Majelis Sinode
1. Sidang Majelis Sinode yang disingkat SMS adalah persidangan yang
dilaksanakan di tingkat sinode setiap tahun;
2. Sidang Majelis Sinode (SMS) adalah pengambilan keputusan untuk
menjabarkan ketetapan Sidang Sinode Am (SSA) dan usul-usul dari
jemaat melalui klasis atau wilayah;
3. Peserta Sidang Majelis Sinode (SMS) adalah seluruh personil badan-
badan tingkat sinode, Ketua-ketua Biro, seluruh Ketua Badan
Pengurus Majelis Klasis bersama utusan klasis atau wilayah dan non
klasis yang merupakan perwakilan dari jemaat-jemaat yang
mengutusnya dan ketua lembaga formal yang dimiliki oleh Gereja
KIBAID.
Pasal 13
Sidang Majelis Sinode Terbatas
1. Sidang Majelis Sinode Terbatas adalah pengambilan keputusan untuk
mengatur penempatan personil organ sebagai dampak dari Sidang
Sinode Am (SSA);
2. Sidang Majelis Sinode Terbatas dilaksanakan segera setelah
pelaksanaan Sidang Sinode Am (SSA).
Pasal 15
Sidang Majelis Jemaat
1. Sidang Majelis Jemaat yang disingkat SMJ adalah persidangan yang
dilaksanakan di tingkat Jemaat;
2. Peserta Sidang Majelis Jemaat (SMJ) adalah semua anggota Badan
Pengurus Majelis Jemaat (BPMJ), semua anggota Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Jemaat (BPPJ), dan Ketua-Ketua Persekutuan Intra
Gerejawi (PIG) tingkat jemaat;
3. Keputusan Sidang Majelis Jemaat dimaksudkan untuk menjabarkan
ketetapan Sidang Sinode Am (SSA), Keputusan Sidang Majelis
Sinode (SMS), Ketetapan Sidang Majelis Klasis dan usul-usul dari
anggota jemaat.
Pasal 16
Rapat Koordinasi Badan
1. Rapat Koordinasi Badan dilaksanakan untuk menilai dan mengambil
kebijakan dalam masa antar waktu Sidang Majelis Sinode karena
sesuatu hal yang bersifat darurat;
2. Keputusan Rapat Koordinasi Badan berkekuatan hukum sementara
sampai dengan dilaksanakannya Sidang Majelis Sinode.
1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Sakit atau kondisi fisik sehingga tidak memungkinkan lagi
melaksanakan tugas;
4. Tidak lagi sebagai presbiter;
5. Diberhentikan dalam bentuk sanksi karena:
a. Terbukti telah melakukan pelanggaran sesuai ketentuan yang
berlaku;
b. Sedang menjalani hukuman pidana.
BAB VII
KEKAYAAN DAN PENGELOLAAN
Pasal 19
Kekayaan
1. Kekayaan Gereja KIBAID terdiri atas barang bergerak dan barang
tidak bergerak;
2. Seluruh Kekayaan Gereja KIBAID dicatat atas nama Gereja KIBAID;
3. Pengalihan hak atas kekayaan Gereja KIBAID hanya dapat dilakukan
melalui Sidang Majelis Sinode.
Pasal 20
Pengelolaan
1. Sumber-sumber Kekayaan
a. Dari para anggota mula-mula yang mendirikan Gereja KIBAID;
b. Setoran dari setiap jemaat dan lembaga-lembaga yang dimiliki oleh
Gereja KIBAID;
c. Setoran para pekerja untuk jaminan hari tua, jaminan kesehatan
dan jaminan lainnya;
d. Sumbangan perorangan yang tidak mengikat;
e. Sumbangan dari lembaga-lembaga lain yang tidak mengikat.
f. Bantuan pemerintah.
BAB VIII
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 21
1. Dalam hal terjadi sengketa dengan pihak di luar Gereja KIBAID, maka
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) mengambil langkah-langkah
penyelesaian dengan kasih dan damai namun apabila tidak dapat
diselesaikan dengan cara kasih dan damai maka diselesaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Langkah-langkah penyelesaian sebagaima yang dimaksudkan pada
ayat (1), dikoordinasikan dengan Badan Pertimbangan dan
Pengendalian (BPP) dan atau Badan Pemeriksa Perbendaharaan
Gereja (BPPG) untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian
yang terbaik;
3. Dalam hal terjadi sengketa internal di tingkat lembaga yang dimiliki
Gereja KIBAID atau di tingkatan organisasi dibawahnya yaitu klasis
maka Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) memfasilitasi
penyelesaian dengan cara melaksanakan rapat resmi di lembaga atau
Sidang Majelis Klasis di klasis yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2 (dua) orang personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) untuk
memimpin rapat atau sidang;
4. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana yang dimaksudkan pada
ayat (3) tidak dapat menyelesaikan sengketa maka Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) melaksanakan Rapat Konsultasi Badan untuk
mengambil keputusan menyelesaikan sengketa tersebut;
BAB IX
MEKANISME PEMERIKSAAN
Pasal 22
1. Pemeriksaan terhadap pengelolaan kekayaan gereja dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG);
2. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis
Sinode (BPMS) dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun;
3. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Lembaga-lembaga milik
BAB X
LEMBAGA YANG DIDIRIKAN, DISELENGGARAKAN
DAN KERJA SAMA
Pasal 23
Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale
1. Guna mencapai tujuannya maka Gereja KIBAID mendirikan dan
menyelenggarakan pendidikan tinggi teologi dengan nama Sekolah
Tinggi Teologi Kibaid Makale yang disingkat STT Kibaid Makale;
2. Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale melaksanakan pendidikan tinggi
akademik jenjang sarjana pada bidang teologi serta melaksanakan
progam pasca;
3. Tata cara pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada STT
Kibaid Makale diatur dalam suatu peraturan Gereja KIBAID tentang
Statuta STT Kibaid Makale.
Pasal 25
Lembaga Pendidikan Non Formal
1. Gereja KIBAID menyelenggarakan pendidikan non formal untuk
kebutuhan internal;
2. Pendidikan non formal sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1)
adalah untuk memberi gelar Jabatan Gerejawi dengan gelar Guru Injil
dan Pendeta.
Pasal 26
Lembaga Kerja Sama
1. Gereja KIBAID dapat menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga
lain yang sifatnya tidak membatasi kegiatan dan wilayah operasional;
2. Kerja sama yang dimaksudkan dapat berbentuk persekutuan dengan
gereja lainnya atau bentuk lain untuk lembaga lainnya.
BAB XI
SANKSI
Pasal 27
Disiplin Gerejawi
1. Gereja KIBAID menerapkan sanksi dalam bentuk disiplin gerejawi;
2. Disiplin Gerejawi dikenakan kepada pejabat gerejawi dan anggota
jemaat yang terbukti telah melakukan pelanggaran kerohanian, etika,
moral dan nilai-nilai pelayanan dalam Gereja KIBAID;
Pasal 28
Disiplin Organisasi
1. Gereja KIBAID menerapkan sanksi dalam bentuk disiplin organisasi;
2. Disiplin organisasi diberikan kepada pejabat organisasi karena
dikenakan disiplin gerejawi dan atau melanggar AD/ART dan
peraturan-peraturan lainnya;
3. Wujud disiplin organisasi adalah peringatan, pemberhentian
sementara dan pemberhentian tetap.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
1. Perubahan Anggaran Dasar ini, hanya dapat dilakukan melalui Sidang
Sinode Am;
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;
3. Dengan berlakunya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar yang
lama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
BAB I
PENGAKUAN IMAN
Pasal 1
1. Pengakuan Iman Gereja KIBAID adalah sebagai berikut:
Kami percaya kepada Allah; Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta
semesta sekalian alam.
Kami percaya kepada Yesus Kristus; Anak Allah yang tunggal yang
menjelma jadi manusia sejati, mati, hidup kembali dan naik ke Sorga
adalah Juruselamat, Pengudus, Tabib Semawi, Imam Besar dan Raja
atas segala raja, yang akan datang kembali.
Kami percaya kepada Roh Kudus; yang adalah Penghibur, Pemimpin,
Penolong, Pemberi Kuasa, dan Penggerak pada Keyakinan.
Kami percaya bahwa Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah Firman Allah yang telah diilhamkan oleh Roh Kudus.
Kami percaya bahwa Gereja itu Kudus dan Am.
Kami percaya, bahwa ada Sorga dan Neraka serta adanya
Kebangkitan dan Kehidupan yang kekal
2. Pengakuan Iman Gereja KIBAID diucapkan secara bersama-sama
dalam ibadah hari minggu dan hari raya gerejawi;
3. Aturan lebih lanjut mengenai penggunaan pengakuan iman diatur
dalam peraturan Gereja KIBAID;
4. Gereja KIBAID menerima Pengakuan Iman Rasuli.
BAB II
LAMBANG, ATRIBUT DAN KEGIATAN PELAYANAN
Pasal 2
Lambang
1. Logo Gereja KIBAID terdiri dari lingkaran sempurna yang berbentuk
bunga berisi cawan, salib, segitiga samasisi, tahun 1949, nama
singkatan gereja, nama lengkap gereja, dikelilingi oleh padi dan kapas
yang terikat oleh 6 tali ikatan;
2. Logo Gereja KIBAID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijelaskan
lebih lanjut dalam Peraturan Gereja KIBAID.
Pasal 4
Kegiatan Pelayanan
1. Pelayanan Gerejawi yang dijalankan Gereja KIBAID adalah Pelayanan
Rohani dan Pelayanan Sosial;
2. Ciri khas pelayanan gerejawi Gereja KIBAID adalah setiap jemaat
lokal bertanggung jawab untuk mengembangkan jemaat,
mendewasakan anggotanya dengan penekanan pada pola hidup
kudus, bersaksi dan memberitakan injil sesuai dogma Gereja KIBAID.
3. Untuk mencapai tujuan Gereja KIBAID maka disusunlah beberapa
kegiatan Gereja KIBAID:
a. Bersaksi
1) Memberitakan Injil;
2) Melaksanakan pengutusan;
3) Memuridkan anggota baru.
b. Bersekutu
1) Melaksanakan ibadah;
2) Bentuk persekutuan lainnya.
c. Melayani
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dan pendidikan non
formal;
2) Mendirikan dan menyelenggarakan lembaga-lembaga yang
dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan;
3) Mendirikan badan hukum lain, termasuk yayasan yang
dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan;
4) Melaksanakan kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam
Negeri maupun di luar Negeri untuk menunjang pencapaian;
BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN DAN TINGKATAN ORGANISASI
Pasal 5
Sistem Pemerintahan
Gereja KIBAID menggunakan sistem pemerintahan Presbiterial Sinodal,
yaitu tata kehidupan dan pelayanan gereja di setiap jemaat yang
dilakukan bersama-sama oleh para Presbiter yaitu Pendeta, Guru Injil,
Penatua dan Diaken yang mempunyai saling keterikatan dalam
persidangan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat klasis dan tingkat
sinode.
Pasal 6
Tingkatan Organisasi
1. Tingkatan Organisasi Gereja KIBAID adalah jemaat, klasis dan
sinode;
2. Jemaat merupakan persekutuan anggota Gereja KIBAID di suatu
tempat dalam wilayah pelayanan Gereja KIBAID;
3. Klasis merupakan persekutuan dari jemaat-jemaat yang diikat oleh
pelayanan bersama dalam suatu daerah atau wilayah pelayanan
tertentu;
4. Sinode merupakan persekutuan sebagai wujud kesatuan dari seluruh
jemaat lokal dan klasis dalam Gereja KIBAID dan atau pusat
organisasi Gereja KIBAID.
BAB IV
JEMAAT
Pasal 7
Syarat Berdirinya Jemaat
1. Mempunyai anggota minimal 5 (lima) kepala keluarga dan atau 15
(lima belas) anggota tetap;
2. Tersedia tempat untuk beribadah secara teratur dan tetap;
Pasal 8
Cabang Kebaktian
1. Cabang kebaktian merupakan suatu persekutuan atau kebaktian yang
dilakukan secara tetap di suatu tempat yang didirikan oleh suatu
jemaat demi peningkatan dan pengembangan pelayanan;
2. Cabang kebaktian sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1),
pengelolaannya berada di bawah tanggung jawab Badan Pengurus
Majelis Jemaat yang mendirikannya dan dapat diserahkan kepada
Jemaat terdekat dari cabang kebaktian tersebut;
3. Peningkatan status cabang kebaktian menjadi jemaat ditetapkan
dalam Sidang Majelis Sinode atas dasar usulan jemaat induk melalui
Sidang Majelis Klasis.
Pasal 9
Pos Penginjilan
1. Pos Penginjilan merupakan persekutuan yang didirikan di suatu
tempat untuk melayani secara teratur anggota jemaat yang jauh, yang
disekitarnya dapat menjadi sasaran penginjilan atau untuk melayani
secara teratur orang-orang yang baru menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamatnya sebagai hasil penginjilan yang
dilakukan;
2. Pembukaan pos penginjilan dapat dilakukan oleh jemaat dan atau
klasis dan atau sinode dan atau lembaga lain dalam Gereja KIBAID
dan dibina langsung oleh lembaga Gereja KIBAID yang
mendirikannya atau diserahkan ke jemaat terdekat;
3. Peningkatan status pos penginjilan menjadi jemaat dapat dilakukan
apabila telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 dan ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode atas usulan
jemaat atau usulan klasis atau lembaga yang mendirikannya melalui
Sidang Majelis klasis.
Pasal 11
Anggota Jemaat
1. Anggota tetap adalah:
a. Telah terdaftar sebagai anggota tetap;
b. Anak yang lahir dari anggota jemaat yang didaftarkan oleh orang
tua atau walinya.
Pasal 12
Hak Anggota
1. Mendapat pelayanan gerejawi;
2. Anggota tetap yang sudah dibaptis mempunyai hak memilih dalam
pemilihan penatua atau diaken;
3. Anggota tetap yang sudah dibaptis dan telah memenuhi persyaratan,
mempunyai hak untuk dipilih menjadi penatua atau diaken;
4. Anggota tetap yang telah diurapi sebagai penatua atau diaken
mempunyai hak untuk mengikuti persidangan di tingkat jemaat lokal
dan mengikuti persidangan yang lebih luas jika persidangan majelis
jemaat mengutusnya;
5. Anggota tetap mempunyai hak mendapatkan bantuan diakonia sesuai
ketentuan yang berlaku;
6. Bagi anggota tidak tetap berhak diberikan pelayanan jika yang
bersangkutan meminta.
Pasal 13
Kewajiban Anggota Tetap
1. Mematuhi dogma, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan Gereja KIBAID.
2. Mengikuti ibadah dengan setia;
3. Memajukan pelayanan dalam Jemaat sesuai dengan potensi masing-
masing;
4. Membawa persembahan ke dalam perbendaharaan Gereja;
5. Menjaga nama baik Gereja KIBAID;
6. Menjadi contoh dan teladan kehidupan kristen dalam kehidupan
berjemaat, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
7. Mewujudkan visi, misi, dan tujuan Gereja KIBAID.
Pasal 15
Persekutuan Intra Gerejawi
1. Persekutuan Intra Gerejawi yang disingkat PIG adalah persekutuan
kategorial dalam jemaat yang bersifat khusus dalam rangka
mendewasakan iman dan pengembangan potensi anggota jemaat
berdasarkan kesamaan gender atau usia;
2. PIG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Persekutuan Sekolah
Minggu disingkat PSM, Persekutuan Kaum Muda disingkat PKM,
Persekutuan Kaum Wanita disingkat PKW dan Persekutuan Kaum
Pria disingkat PKP;
3. PIG berada di tingkat jemaat, tingkat klasis dan tingkat sinode;
4. Ketua PIG tingkat Sinode dijabat oleh Presbiter, sedangkan Ketua
PIG tingkat klasis dan jemaat dapat dijabat yang bukan presbiter;
5. Penamaan PIG dalam struktur organisasi tingkat sinode disebut Biro
yakni Biro PSM, Biro PKM, Biro PKW dan Biro PKP;
6. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Persekutuan Intra Gerejawi
diatur dalam Peraturan Gereja KIBAID.
BAB V
KLASIS
Pasal 16
Klasis merupakan persekutuan dari jemaat-jemaat yang diikat oleh
pelayanan bersama dalam suatu daerah atau wilayah pelayanan tertentu.
Khusus di Papua menggunakan sebutan Wilayah.
BAB VI
KEMAJELISAN DAN BADAN PELAKSANA ORGANISASI
Pasal 18
Majelis Jemaat
1. Majelis Jemaat adalah pimpinan dan pengambil keputusan di tingkat
jemaat;
2. Majelis Jemaat terdiri atas Pendeta dan atau Guru Injil, Penatua, dan
Diaken;
3. Pendeta dan atau Guru Injil sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah yang ditempatkan sebagai gembala di jemaat;
4. Majelis Jemaat bersifat periodik.
Pasal 19
Majelis Klasis
1. Majelis Klasis adalah pimpinan dan pengambil keputuasan di tingkat
klasis;
2. Majelis Klasis terdiri atas para presbiter yang diutus oleh Majelis
Jemaat dalam klasis;
3. Majelis Klasis bersifat insidentil;
4. Lembaga Majelis Klasis yang disebut badan dibentuk berdasarkan
keputusan Sidang Majelis Klasis (SMK).
Pasal 20
Majelis Sinode
1. Majelis Sinode adalah pimpinan dan pengambil keputusan di tingkat
sinode;
Pasal 21
Badan Pengurus Majelis Jemaat
1. Badan Pengurus Majelis Jemaat yang disingkat BPMJ adalah badan
pelaksana kegiatan pelayanan ditingkat jemaat;
2. BPMJ dibentuk dan diputuskan dalam Sidang Majelis Jemaat serta
Surat Keputusan oleh Badan Pengurus Majelis Klasis dan untuk
jemaat Non Klasis Surat Keputusan oleh Badan Pengurus Majelis
Sinode;
3. BPMJ bertanggung jawab kepada dan di dalam Sidang Majelis
Jemaat;
4. Susunan BPMJ terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil
Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan Seksi-Seksi;
5. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah Seksi PSM,
Seksi PKM, Seksi PKW, Seksi PKP, Seksi Penginjilan dan
Pengutusan, Seksi Pelayanan Sosial dan Peningkatan Ekonomi
Jemaat, Seksi SDM, Digital dan Litbang, dan dapat ditambah atau
dikurangi sesuai kebutuhan dan kemampuan personil di tingkat
jemaat yang diputuskan dalam Sidang Majelis Jemaat;
6. Personil BPMJ dipilih dari Pendeta atau Guru Injil yang ditugaskan
sebagai Gembala Jemaat atau Penatua atau Diaken di Jemaat;
7. Khusus jabatan Ketua BPMJ adalah Pendeta atau Guru Injil yang
ditempatkan sebagai Gembala 1 (satu) di Jemaat;
8. Tugas Pokok dan Fungsi BPMJ:
a. Membuat rancangan program dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gereja (APBG) Jemaat untuk dibahas dalam Sidang
Majelis Jemaat;
b. Melaksanakan keputusan Sidang Majelis Jemaat, Sidang Majelis
Klasis, Sidang Majelis Sinode, dan Ketetapan Sidang Sinode Am;
c. Melaksanakan pelayanan Jemaat dan perbendaharaan Jemaat;
d. Mengambil langkah-langkah dan melaksanakan tindakan disiplin
Gerejawi terhadap anggota Jemaat;
Pasal 22
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat disingkat BPPJ
merupakan badan yang bertangggung jawab terhadap pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan terhadap kekayaan, baik yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Jemaat maupun yang
dilakukan oleh pengelola unit-unit kerja lainnya di Jemaat;
2. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat dapat dibentuk atas
keputusan Sidang Majelis Jemaat;
3. Bagi Jemaat yang belum memungkinkan dibentuknya BPPJ maka
untuk melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan
dilakukan oleh BPPK sedangkan untuk jemaat Non Klasis dilakukan
oleh BPPG.
Pasal 23
Badan Pengurus Majelis Klasis
1. Badan Pengurus Majelis Klasis yang disingkat BPMK adalah badan
yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan bersama antar jemaat
dalam klasis dan memfasilitasi pelaksanaan Keputusan-Keputusan
Sidang Majelis Sinode dan Ketetapan Sidang Sinode Am;
2. BPMK dibentuk di dalam Sidang Majelis Klasis dan surat
keputusannya oleh Badan Pengurus Majelis Sinode;
3. BPMK bertanggung jawab kepada Sidang Majelis Klasis;
4. Susunan BPMK terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil
Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan Bidang-Bidang;
5. Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah Bidang
PSM, Bidang PKM, Bidang PKW, Bidang PKP, Bidang Penginjilan
Pasal 24
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis disingkat BPPK
merupakan Badan yang bertanggung jawab terhadap pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan terhadap kekayaan, baik yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Klasis, maupun yang
dilakukan oleh pengelola unit-unit kerja lainnya di Klasis;
Pasal 26
Badan Pertimbangan dan Pengendalian
1. Badan Pertimbangan dan Pengendalian yang disingkat BPP adalah
badan yang memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) serta melakukan pengendalian
apabila organisasi dalam kondisi terancam.
2. Personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian dipilih dan diangkat
oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
3. Kriteria dan tata cara pengangkatan personil BPP diatur dalam suatu
Ketetapan Sidang Sinode Am;
4. Pengangkatan personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian
diatur dalam suatu Ketetapan Sidang Sinode Am;
5. Susunan Personil Badan Pertimbangan berjumlah 5 (lima) orang
yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan 3
(tiga) orang anggota;
6. Badan Pertimbangan dan Pengendalian wajib membuat dan
menyampaikan laporan pelasksanaan tugas dan fungsinya kepada
Sidang Majelis Sinode dan laporan pertanggungjawaban kepada
Sidang Sinode Am;
Pasal 27
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja
1. Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja yang disingkat BPPG
merupakan Badan yang melaksanakan pengawasan kekayaan
Gereja KIBAID;
2. Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG)
dipilih dan diangkat oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
3. Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG) tidak
boleh merangkap sebagai personil Badan Pengurus Majelis Sinode,
Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), Badan Pengurus
Harian Majelis Klasis, Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis,
Badan Pengurus Harian Majelis Jemaat dan Pimpinan STT Kibaid;
4. Susunan personil BPPG terdiri dari 1 orang Ketua, 1 orang
Sekretaris, dan 3 (tiga) orang anggota;
5. Kriteria dan tata cara pengangkatan personil BPPG diatur dalam
suatu ketetapan Sidang Sinode Am;
6. Tugas pokok dan fungsi BPPG adalah melakukan pengawasan
terhadap kekayaan, memeriksa laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh BPMS, Lembaga-
Lembaga milik Gereja KIBAID, melakukan pembinaan di Klasis dan
Jemaat, dan dapat melakukan pemeriksaan di Klasis dan Jemaat
atas permintaan;
7. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh BPMS dilaksanakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun;
8. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Lembaga-Lembaga
milik Gereja KIBAID, dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun;
BAB VII
PERSIDANGAN
Pasal 30
Sidang Majelis Jemaat
Pasal 31
Sidang Majelis Klasis
1. Sidang Majelis Klasis merupakan pengambilan keputusan tertinggi di
tingkat Klasis;
2. Peserta Sidang Majelis Klasis adalah seluruh anggota Badan
Pengurus Majelis Klasis (BPMK), anggota anggota Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Klasis (BPPK), Ketua-Ketua Persekutuan Intra
Gerejawi tingkat Klasis, utusan Majelis Jemaat dan seluruh Gembala
Jemaat dalam Klasis;
3. Jumlah utusan Majelis Jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
maksimal 4 (empat) orang;
4. Setiap peserta Sidang Majelis Klasis harus membawa dan
menyerahkan surat kredensi dari Badan Pengurus Majelis Jemaat
yang mengutusnya;
Pasal 32
Sidang Majelis Sinode
1. Sidang Majelis Sinode merupakan pengambilan keputusan tertinggi
di tingkat Sinode;
2. Peserta Sidang Majelis Sinode adalah seluruh personil Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS), seluruh personil Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), seluruh personil Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG), Ketua-Ketua Biro,
Pasal 33
Sidang Sinode Am
1. Sidang Sinode Am merupakan pengambilan keputusan tertinggi
untuk menetapkan dogma, perubahan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART), susunan, kriteria khusus dan
personil Badan-Badan Pelaksana, tata cara pemilihan personil
badan-badan, Program Umum dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gereja selama 1 (satu) periode kepengurusan dan
ketetapan-ketetapan lainnya;
2. Peserta Sidang Sinode Am (SSA) adalah seluruh personil Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS), seluruh personil Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), seluruh personil Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG), Ketua-ketua Biro, Ketua
Badan Pengurus Majelis Klasis (atau yang mewakili), Utusan Majelis
Jemaat sebanyak 1 (satu) orang untuk jemaat yang jumlah
anggotanya kurang dari 51 Kepala Keluarga, dan 2 (dua) orang untuk
jemaat yang jumlah anggotanya 51-100 Kepala Keluarga, dan 3 (tiga)
orang untuk jemaat yang jumlah anggotanya 101 Kepala Keluarga
keatas, Ketua STT Kibaid (atau yang mewakili), utusan STT Kibaid 1
(satu) orang, dan Ketua Yayasan (atau yang mewakili);
3. Setiap peserta Sidang Sinode Am harus menyerahkan surat kredensi
dari jemaat dan klasis serta badan atau lembaga yang mengutusnya.
4. Pimpinan Sidang Sinode Am dipilih dari dan oleh peserta Sidang
Sinode Am;
5. Pimpinan Sidang Sinode Am sebanyak 5 orang yang terdiri atas 1
orang ketua, 1 orang sekretaris dan 3 orang anggota;
6. Sidang dengan materi penetapan peserta, pembahasan dan
penetapan tata tertib, pembahasan dan penetapan jadwal dan acara
Pasal 34
Sidang Sinode Am Luar Biasa
1. Sidang Sinode Am Luar Biasa merupakan sidang yang dilaksanakan
apabila terjadi hal-hal yang dapat mengancam kesatuan Gereja
KIBAID atau karena penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan oleh
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) ditolak dalam SMS karena
telah menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan Ketetapan-ketetapan Sidang Sinode Am; dan atau karena
adanya sengketa dan atau mosi tidak percaya dari klasis atau jemaat;
2. Sidang Sinode Am Luar Biasa dilaksanakan apabila diminta oleh
Sidang Majelis Sinode dan atau diminta oleh minimal 50% +1 dari
seluruh jemaat;
3. Permintaan Sidang Sinode Am Luar Biasa atas permintaan 50% +1
dari seluruh jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP);
4. Sidang Sinode Am Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diselenggarakan oleh Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
yang difasilitasi oleh Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS);
5. Peserta Sidang Sinode Am Luar Biasa mengacu pada peserta
Sidang Sinode Am.
6. Tata tertib Sidang Sinode Am Luar Biasa, diatur oleh dan di dalam
Sidang Sinode Am Luar Biasa.
Pasal 36
Rapat Koordinasi Badan
1. Kewenangan Rapat Koordinasi Badan (RKB) adalah
memberhentikan sementara personil badan yang terbukti telah
melakukan pelanggaran berat sesuai ketentuan peraturan Gereja
KIBAID, menghentikan pengeluaran dana untuk pelaksanaan
program/kegiatan yang tidak sesuai dengan keputusan Sidang
Majelis Sinode atau terbukti telah merugikan Gereja KIBAID;
2. Rapat Koordinasi Badan dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) atau Ketua Badan Pertimbangan dan
Pengendalian (BPP) atau Ketua Badan Pemeriksa dan
Perbendaharaan Gereja (BPPG) sesuai tupoksi masing-masing;
3. Peserta Rapat Koordinasi Badan adalah seluruh personil badan yang
merupakan badan pelaksana ketetapan SSA;
4. Keputusan Rapat Koordinasi Badan dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan dalam Sidang Majelis Sinode;
5. Rapat Koordinasi Badan dapat diperluas dengan melibatkan ketua
Badan Pengurus Majelis Klasis atau ketua lembaga terkait untuk
menyelesaikan masalah yang timbul.
Pasal 38
Yayasan Pelayanan Kibaid
1. Yayasan Pelayanan Kibaid( YPK) menyelenggaran Pendidikan Anak
Usia Dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. Yayasan Pelayanan Kibaid dapat mendirikan badan usaha seperti
koperasi dan atau badan usaha lainnya yang berbasiskan anggota
Gereja KIBAID;
3. Yayasan Pelayanan Kibaid, dapat mendirikan lembaga untuk
pelayanan sosial atau pelayanan kesehatan yang berbasiskan
anggota Gereja KIBAID;
Pasal 39
Lembaga Pendidikan Non Formal
1. Gereja KIBAID dalam kapasitasnya sebagai badan hukum,
menyelenggarakan pendidikan non formal di bidang keagamaan
yang dibutuhkan;
2. Pelaksanaan pendidikan untuk pemberian jabatan gerejawi yakni
gelar pendeta yang disingkat Pdt dan dilaksanakan satu kali dalam
satu tahun;
3. Gelar Jabatan Gerejawi Pendeta (Pdt) sebagaimana yang
dimaksudkan pada ayat (2), hanya berlaku dalam lingkup Gereja
KIBAID yang dinyatakan dalam sertifikat gelar yang diberikan;
4. Untuk mendapatkan gelar pendeta (Pdt) yang dapat berlaku secara
umum maka dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dengan ketentuan:
a. Jika yang diberi gelar adalah seorang yang berstatus pekerja
Gereja KIBAID, maka sertifikat gelarnya dicabut dengan cara
membatalkan SK pengangkatan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, apabila yang bersangkutan
diberhentikan tidak hormat sebagai pekerja karena melanggar
ketentuan dalam Gereja KIBAID;
b. Pemberhentian pekerja karena sanksi sebagaimana yang
dimaksudkan pada ayat (4.a) ditembuskan kepada pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat
mengakibatkan gelar jabatan pendeta yang berlaku umum
dibatalkan;
c. Bagi Pendeta yang bukan pekerja Gereja KIBAID maka gelar
Jabatan Pendetanya dicabut apabila yang bersangkutan disanksi
karena melanggar peraturan Gereja KIBAID tentang Pendeta
bukan pekerja;
5. Nama-nama peserta pendidikan calon pendeta diajukan dan
diputuskan dalam Sidang Majelis Sinode;
6. Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) mengangkat tim pelaksana
dan pemateri pendidikan yang diketuai oleh ketua BPMS secara
exoficio;
Pasal 40
Lembaga Kerja Sama
1. Gereja KIBAID dapat melakukan kerja sama dengan lembaga lain;
2. Kerja sama dengan lembaga lain, dilaksanakan oleh BPMS yang
selanjutnya dilaporkan dalam Sidang Majelis Sinode;
3. Dalam hal kerja sama yang mengikat para pihak dapat dilakukan
atas keputusan sidang majelis sinode yang selanjutnya diatur melalui
nota kesepahaman dan atau perjanjian.
BAB IX
DISIPLIN
Pasal 41
Disiplin Gerejawi Bagi Anggota Jemaat
Pasal 42
Disiplin Gerejawi Bagi Pejabat Gerejawi
Pasal 43
Disiplin Organisasi Bagi Pejabat Organisasi
BAB X
KEKAYAAN GEREJA KIBAID
Pasal 44
1. Kekayaan Gereja KIBAID teridiri dari barang, uang, hak-hak yang
dapat berupa dokumen yang disebut aktiva tetap tidak berwujud;
2. Kekayaan yang mempunyai akta atau dokumen bukti kepemilikan,
baik yang diperoleh berdasarkan transaksi jual beli atau upaya
lainnya atau diperoleh dengan cara hibah, sumbangan atau
persembahan, didaftarkan atas nama Gereja KIBAID sebagai badan
hukum yang sah dan bukti kepemilikannya disimpan di kantor Sinode;
3. Pengelolaan kekayaan dilakukan oleh masing-masing tingkatan
organisasi dan lembaga milik Gereja KIBAID sesuai ketentuan
peraturan perbendaharaan Gereja KIBAID;
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
1. Perubahan dan atau penambahan Anggaran Rumah Tangga ini
hanya dapat dilakukan oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan
diatur dalam peraturan Gereja KIBAID;
3. Bahwa setelah ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka
Anggaran Rumah Tangga yang lama dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku;
4. Bahwa semua peraturan pelaksanaan dan penyesuaian dari
Anggaran Rumah Tangga ini harus ditetapkan paling lambat 1 (satu)
tahun sejak Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan;
BAB I
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT SINODE
Pasal 1
Susunan Badan-Badan Pelaksana Tingkat Sinode
Pasal 2
Kriteria Badan-Badan Pelaksana Tingkat Sinode
1. Kriteria Umum
1) Memiliki taraf kerohanian yang patut diteladani;
2) Memiliki pengetahuan, kompetensi dan pemahaman yang utuh
serta loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap AD & ART serta
peraturan-peraturan Gereja KIBAID;
3) Memiliki sikap yang jujur, sabar, rendah hati, adil dan
bertanggung jawab;
4) Bagi yang pernah dikenai sanksi gerejawi berupa pemberhentian
sementara yang bersangkutan telah melayani 5 (lima) tahun
setelah disanksi;
2. Kriteria Khusus
1) Personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
a) Ketua
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Memahami sejarah Gereja KIBAID;
e. Memahami prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan;
f. Memiliki ciri-ciri Pemimpin Kristiani (Kepemimpinan
Demokratis Berbasis Kasih);
g. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan lugas dan
efektif, baik internal maupun eksternal Gereja KIBAID;
h. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
i. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkungan Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
j. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT KIBAID satu periode;
k. Tidak sedang menjabat Ketua BPMS selama 2 (dua)
periode.
b) Wakil Ketua
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkungan Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
e. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
f. Memiliki kemampuan manajerial dan koordinasi
pelaksanaan program.
g. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT Kibaid.
c) Sekretaris
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 40 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkup Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
e. Memiliki kemampuan manajerial serta dapat bekerja
dengan perangkat teknologi informasi;
f. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan lugas dan
efektif, baik internal maupun eksternal Gereja KIBAID;
g. Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman di bidang
kesekretariatan;
h. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
i. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT Kibaid;
j. Tidak sedang menjabat Sekretaris BPMS selama 2 (dua)
periode.
d) Bendahara
a. Pendeta aktif, atau Penatua, atau Diaken Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja atau penatua atau diaken
dalam lingkungan Gereja KIBAID minimal 10 (sepuluh)
tahun;
e. Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dibidang
pengelolaan keuangan dan perbendaharaan Gereja;
f. Memiliki kemampuan manajerial serta dapat bekerja
dengan perangkat teknologi informasi;
g. Tidak sedang menjabat Bendahara BPMS selama 2 (dua)
periode;
h. Bersedia bekerja secara full time di Kantor Sinode Gereja
KIBAID.
Pasal 3
Biro - Biro
1. Biro-Biro :
1) Biro Persekutuan Sekolah Minggu (PSM);
2) Biro Persekutuan Kaum Muda (PKM);
3) Biro Persekutuan Kaum Wanita (PKW);
4) Biro Persekutuan Kaum Pria (PKP);
5) Biro Penginjilan dan Pengutusan;
6) Biro Digital dan Litbang;
7) Biro Hukum dan Advokasi.
BAB II
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT KLASIS
Pasal 4
Badan Pengurus Majelis Klasis (BPMK)
1. Susunan Badan Pengurus Majelis Klasis (BPMK)
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
Pasal 5
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
1. Susunan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis (BPPK)
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota 1 orang
2. Kriteria Anggota Badan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
(BPPK)
1) Penatua atau Diaken
2) Cakap dalam melakukan pembinaan, pemeriksaan dan
pengawasan keuangan, perbendaharaan dan inventarisasi serta
pengelolaan kekayaan gereja.
Pasal 6
Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Klasis
BAB III
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT JEMAAT
Pasal 7
Badan Pengurus Majelis Jemaat (BPMJ)
Pasal 8
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)
Pasal 9
Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Jemaat
BAB IV
TAHAPAN PEMILIHAN BADAN-BADAN TINGKAT SINODE
Pasal 10
Penetapan Panitia dan Tata Tertib Pemilihan
Pasal 11
Proses Pemilihan
1. Pemilihan dilakukan dengan urutan: Pemilihan BPMS (Pemilihan
Ketua, Pemilihan Wakil ketua, Pemilihan Sekretaris, Pemilihan
Bendahara), Pemilihan BPPG, Pemilihan BPP.
2. Pimpinan Sidang dengan dibantu Sekretariat membagikan kertas
suara yang telah disiapkan sebanyak jumlah peserta sidang yang
hadir;
PIMPINAN SIDANG,
Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota
Pnt. Dr. Ir. Jansen Tangketasik, M.Si Pdt. Theopilus Maupa, M.Th
Anggota,
Anggota Anggota
Pnt. Eric Crystal Rante Allo, S.Pi., MH Pdt. Micha Mundi Kalebu, M,Th
SSA
BPPG SINODE
SMS BPP BPMS
SMJ
BPPJ JEMAAT
BPMJ
Keterangan :
- Pembinaan Koordinasi
- Pelaporan dan Informasi
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
Catatan:
Biro-Biro bukanlah anggota Badan Pengurus Majelis Sinode
KETUA
SEKRETARIS
STRUKTUR
BADAN PENGURUS MAJELIS KLASIS (BPMK)
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA
BIDANG-BIDANG
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA
SEKSI - SEKSI
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
STRUKTUR PIG
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA