Anda di halaman 1dari 72

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................... HAL i

ANGGARAN DASAR

1. PEMBUKAAN ............................................................................ HAL 4


2. BAB I NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN WAKTU ................ HAL 5
3. BAB II ASAS DAN TUJUAN ....................................................... HAL 6
4. BAB III KEANGGOTAAN ........................................................... HAL 6
5. BAB IV ORGAN DAN KEPENGURUSAN .................................. HAL 6
6. BAB V PERSIDANGAN DAN RAPAT ........................................ HAL 9
7. BAB VI MEKANISME PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PERSONIL BADAN ................................................................... HAL 12
8. BAB VII KEKAYAAN DAN PENGELOLAAN ............................... HAL 13
9. BAB VIII MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA ............... HAL 14
10. BAB IX MEKANISME PEMERIKSAAN ....................................... HAL 15
11. BAB X LEMBAGA YANG DIDIRIKAN, DISELENGGARAKAN DAN
KERJA SAMA ............................................................................ HAL 16
12. BAB XI SANKSI ......................................................................... HAL 17
13. BAB XII KETENTUAN PENUTUP .............................................. HAL 18

ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. BAB I PENGAKUAN IMAN ........................................................ HAL 19


2. BAB II LAMBANG, ATRIBUT DAN KEGIATAN PELAYANAN ..... HAL 19
3. BAB III SISTEM PEMERINTAHAN DAN TINGKATAN
ORGANISASI ............................................................................ HAL 21
4. BAB IV JEMAAT ........................................................................ HAL 21
5. BAB V KLASIS .......................................................................... HAL 27
6. BAB VI KEMAJELISAN DAN BADAN PELAKSANA
ORGANISASI ............................................................................ HAL 28
7. BAB VII PERSIDANGAN ........................................................... HAL 41
8. BAB VIII LEMBAGA YANG DIDIRIKAN, DISELENGGARAKAN DAN
KERJA SAMA ............................................................................ HAL 48

AD/ART GEREJA KIBAID TAHUN 2022 Page i


9. BAB IX DISIPLIN ....................................................................... HAL 50
10. BAB X KEKAYAAN GEREJA KIBAID ........................................ HAL 52
11. BAB XI KETENTUAN PENUTUP ............................................... HAL 53

SUSUNAN, KRITERIA DAN MEKANISME PEMILIHAN PERSONALIA


BADAN-BADAN PELAKSANA KETETAPAN SIDANG SINODE AM XVII
GEREJA KIBAID PERIODE 2022-2027

1. BAB I BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT SINODE ........... HAL 54


2. BAB II BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT KLASIS ........... HAL 58
3. BAB III BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT JEMAAT ........ HAL 60
4. BAB IV TAHAPAN PEMILIHAN BADAN-BADAN TINGKAT
SINODE .................................................................................... HAL 62

STRUKTUR ORGANISASI GEREJA KIBAID .................................. HAL 65

AD/ART GEREJA KIBAID TAHUN 2022 Page ii


KETETAPAN
SIDANG SINODE AM XVII GEREJA KIBAID
NOMOR : 10/TAP/SSA XVII/GK/VII/2022
TENTANG
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GEREJA KIBAID
Dengan Pertolongan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus
Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID
Menimbang : a. bahwa Sidang Sinode Am merupakan
pengambilan keputusan tertinggi untuk
menetapkan dogma, perubahan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, personil Badan-
Badan Pelaksana, kriteria khusus personil badan-
badan, tata cara pemilihan personil, Program
umum dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Gereja selama 1 (satu) periode kepengurusan
dan ketetapan-ketetapan lainnya;
b. bahwa perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gereja KIBAID perlu dilakukan
dalam rangka menyelaraskan aktivitas pelayanan
dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan bergereja dan bermasyarakat dengan
tetap mengacu kepada Alkitab dan Dogma Gereja
KIBAID;
c. bahwa sehubungan dengan itu, perlu ketetapan
Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID tentang
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gereja KIBAID.
Mengingat : 1. Ketetapan Sidang Sinode Am XVI Gereja KIBAID
Nomor : 09/TAP/SSA XVI/GK/VII/2017 tentang
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gereja KIBAID.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 1


2. Ketetapan Sidang Sinode Am XVI Gereja KIBAID
Nomor : 10/TAP/SSA-XVI/GK/VII/2017 tentang
Garis-Garis Besar Program Umum dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Gereja KIBAID Tahun
2017 – 2022.
3. Keputusan Sidang Majelis Sinode Tahun 2021
No. 05/Kept./SMS-GK/III/2021, poin I.F tentang
pembentukan Tim Ad Hoc Sidang Sinode Am
XVII dan Panitia Pelaksana SSA XVII tahun 2022.
4. Keputusan Sidang Majelis Sinode Tahun 2022
No.04/Kept./SMS-GK/VII/2022, poin I.F. tentang
pelaksanaan Sidang Sinode Am XVII Tahun 2022.

Memperhatikan : 1. Rancangan perubahan AD-ART yang disiapkan


oleh Tim Adhoc dan diajukan oleh BPMS pada
Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun
2022.
2. Hasil pembahasan dan rumusan yang dibuat oleh
Komisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID
Tahun 2022.
3. Tanggapan, usul dan saran dari para peserta
Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun
2022.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Ketetapan Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID


tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gereja KIBAID.
Pertama : Menyatakan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gereja KIBAID
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 2


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ketetapan ini.
Kedua : Menyatakan berlakunya Anggaran Dasar dan nggaran
Rumah Tangga Gereja KIBAID yang telah diubah
sebagaimana dimaksud pada diktum pertama, di
seluruh jajaran organisasi Gereja KIBAID
Ketiga : Menugaskan Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
untuk melaporkan perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gereja KIBAID kepada
pihak-pihak yang berwenang
Keempat : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : MAKALE
PADA TANGGAL: 21 JULI 2022

PIMPINAN SIDANG,
Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota

Pnt. Dr. Ir. Jansen Tangketasik, M.Si Pdt. Theopilus Maupa, M.Th

Anggota,

Pdt. Yusuf Umma’, MA

Anggota Anggota

Pnt. Eric Crystal Rante Allo, S.Pi., MH Pdt. Micha Mundi Kalebu, M,Th

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 3


LAMPIRAN : KETETAPAN SIDANG SINODE AM XVII GEREJA KIBAID
NOMOR : 10/TAP/SSA XVII/GK/VII/2022
TENTANG : PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GEREJA
KIBAID

ANGGARAN DASAR

PEMBUKAAN
Bahwa Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan
percaya kepada Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus sesuai
dengan pernyataan Alkitab.
Bahwa Gereja dalam eksistensinya terpanggil untuk melaksanakan
Amanat Agung Yesus Kristus yakni menjadikan semua bangsa murid
Yesus Kristus dengan mewujudkan tripanggilan gereja yaitu bersekutu,
bersaksi dan melayani.
Bahwa Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia disingkat Gereja KIBAID
adalah gereja yang kudus dan am yang terwujud dalam gereja-gereja
lokal yang disebut jemaat-jemaat dan dipimpin oleh Presbiter yaitu
Pendeta, Guru Injil, Penatua dan Diaken yang mempunyai keterikatan
kepada persidangan pada tingkat yang lebih luas.
Bahwa berdasarkan Alkitab, maka Gereja KIBAID mengaku dan Percaya
kepada Allah; Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta semesta sekalian alam.
Percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah yang tunggal yang menjelma
jadi manusia sejati, mati, hidup kembali dan naik ke Sorga adalah
Juruselamat, Pengudus, Tabib Semawi, Imam Besar, dan Raja atas
segala raja yang akan datang kembali. Percaya kepada Roh Kudus;
Penghibur, Pemimpin, Penolong, Pemberi Kuasa dan Penggerak pada
Keyakinan. Percaya bahwa Alkitab; Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah Firman Allah yang telah diilhamkan oleh Roh Kudus. Percaya
Bahwa Gereja itu Kudus dan Am. Percaya bahwa ada Sorga dan Neraka
serta adanya Kebangkitan dan Kehidupan yang kekal.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 4


BAB I

NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN WAKTU


Pasal 1
Nama
1. Organisasi ini bernama “Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia”,
disingkat Gereja KIBAID;
2. Gereja KIBAID didirikan pada tanggal Empat Bulan Juli Tahun Seribu
Sembilan Ratus Tiga Puluh Enam (04-07-1936) dan berbadan hukum
pada Tanggal empat Bulan November Tahun Seribu Sembilan Ratus
Empat Puluh Sembilan (04-11-1949) dari menteri Djustisi Indonesia
Timur No. A.15/1/33 dengan nama Gereja Kerapatan Indjil Bangsa
Toradja disingkat Gereja KIBAT;
3. Berdasarkan Keputusan Konferensi Gereja KIBAT nomor Kpts. I-
1/1961 yang diselenggarakan pada tanggal dua puluh tujuh sampai
dengan tanggal dua puluh delapan, bulan September, tahun seribu
sembilan ratus enam puluh satu (27 s.d 28 – 09 – 1961) di Makassar,
maka nama Gereja Kerapatan Indjil Bangsa Toradja disingkat Gereja
KIBAT dirubah menjadi Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia
disingkat Gereja KIBAID yang dinotariatkan berdasarkan Akta
Perubahan Nomor 21 tanggal 6 Juni 1980 dihadapan Notaris Lucy
Mulyani, SH, di Ujung Pandang.

Pasal 2
Tempat Kedudukan
1. Kantor pusat Gereja KIBAID berkedudukan di Makassar;
2. Wilayah pelayanan Gereja KIBAID meliputi seluruh Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Gereja KIBAID dapat membuka cabang kebaktian, pos penginjilan dan
jemaat di Negara lain.

Pasal 3
Waktu
Gereja KIBAID didirikan sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
Kali.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 5


BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Asas
1. Gereja KIBAID dalam kehidupan berjemaat berasaskan Alkitab yang
dirumuskan dalam bentuk Dogma Gereja KIBAID;
2. Gereja KIBAID dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara berasaskan Pancasila;
3. Gereja KIBAID dalam kehidupan berorganisasi dengan prinsip tata
kelola gereja yang baik.

Pasal 5
Tujuan
1. Gereja KIBAID bertujuan mewujudkan jemaat misioner melalui
tripanggilan gereja yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani;
2. Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
maka gereja KIBAID menyusun kegiatan dan program Gereja KIBAID.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Keanggotaan
1. Keanggotaan Gereja KIBAID bersifat terbuka bagi semua orang yang
telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat;
2. Keanggotaan Gereja KIBAID terdiri atas anggota tetap dan tidak tetap.

BAB IV
ORGAN DAN KEPENGURUSAN

Pasal 7
Nama Organ
1. Organ Gereja KIBAID terdiri dari: Badan Pengurus Majelis Sinode
disingkat BPMS, Badan Pertimbangan dan Pengendalian yang

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 6


disingkat BPP dan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja yang
disingkat BPPG;
2. Susunan dan jumlah personil setiap organ diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga yang ditetapkan dalam sidang 5 (lima) tahunan Gereja
KIBAID yang disebut Sidang Sinode Am (SSA) Gereja KIBAID.
3. Setiap organ menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai
ketetapan Sidang Sinode Am dan keputusan Sidang Tahunan yang
disebut Sidang Majelis Sinode (SMS);
4. Dalam situasi dan kondisi yang normal, Personil Organ diangkat
melalui sidang 5 (lima) tahunan Gereja KIBAID yang disebut Sidang
Sinode Am Gereja KIBAID.

Pasal 8
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
1. Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) merupakan badan yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan Gereja KIBAID;
2. BPMS berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
dan untuk kepentingan Gereja KIBAID, sesuai dengan maksud dan
tujuannya serta mewakili Gereja KIBAID baik di dalam maupun di luar
pengadilan;
3. BPMS menyusun: rancangan program kerja, rancangan
pengangkatan, rancangan mutasi pekerja, dan pemberhentian
pekerja, merumuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk
melaksanakan ketetapan Sidang Sinode Am atau ketentuan peraturan
Gereja KIBAID untuk diputuskan dalam Sidang Majelis Sinode;
4. BPMS mengambil tindakan-tindakan untuk menjabarkan ketentuan
peraturan-peraturan Gereja KIBAID yang selanjutnya disampaikan
dalam Sidang Majelis Sinode untuk diputuskan;
5. BPMS menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas tahunan dalam Sidang Majelis Sinode (SMS) untuk memperoleh
masukan dan rekomendasi perbaikan dari peserta sidang dalam
pelaksanaan tugas selanjutnya;
6. BPMS menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas selama periode kepengurusan dalam Sidang Sinode Am (SSA)
untuk mendapatkan penilaian dari peserta sidang.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 7


Pasal 9
Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
1. Badan Pertimbangan dan Pengendalian yang disingkat BPP
merupakan badan yang memberikan pertimbangan-pertimbangan
kepada Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) serta melakukan
pengendalian apabila organisasi menyimpang dari AD/ART dan
peraturan Gereja;
2. Pertimbangan sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1)
diberikan baik diminta maupun tidak diminta;
3. Wujud pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilaksanakan setiap saat demi tercapainya tujuan dan sasaran secara
optimal dan dapat mengundang BPPG dan atau unit-unit organisasi
lainnya dalam rapat konsultasi;
4. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
mengambil kebijakan yang diperlukan dalam masa antara SMS dan
atau mengambil alih kepengurusan BPMS sampai dengan
terlaksananya Sidang Sinode Am Luar Biasa;
5. Wujud pengendalian sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (4)
dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengendalian tetap dilaksanakan dengan cara mengambil alih
kepengurusan sampai dengan terlaksananya Sidang Sinode Am
Luar Biasa (SSA LB), sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Jangka waktu pengambil alihan kepengurusan sebagaimana yang
dimaksudkan pada ayat (5.a) paling lama 6 (enam) bulan dan
segera melaksanakan SSA Luar Biasa;
c. Pengendalian sementara dilaksanakan dengan cara mengundang
seluruh organ yaitu Badan-badan Pelaksana SSA untuk
melaksanakan rapat koordinasi badan-badan dalam rangka
mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan dalam Sidang Majelis Sinode;
d. Pengendalian sementara sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(5.c) dilaksanakan untuk memberhentikan personil badan pengurus
apabila personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) telah
melakukan pelanggaran berat terhadap disiplin Gerejawi, disiplin
organisasi atau moral yang dapat merugikan nama baik Gereja
KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 8


6. BPP wajib membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Sidang Majelis Sinode dan laporan
pertanggungjawaban kepada Sidang Sinode Am.

Pasal 10
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG)
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja yang disingkat BPPG
merupakan badan yang melaksanakan pengawasan kekayaan Gereja
KIBAID
2. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja melakukan pemeriksaan
dan pengawasan keuangan dan inventaris Gereja KIBAID yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode, dan lembaga-
lembaga milik Gereja KIBAID, melakukan pembinaan laporan
keuangan dan inventaris di Majelis Klasis dan Jemaat, dan dapat
melakukan pemeriksaan di Majelis Klasis dan Jemaat atas
permintaan;
3. Terhadap hasil pemeriksaan kekayaan Gereja di tingkat lembaga,
klasis atau wilayah, jemaat, apabila terjadi pelanggaran maka
pelanggaran tersebut disampaikan secara tertulis kepada Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) untuk ditindak lanjuti sebagaimana
mestinya;
4. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) dapat melakukan
tindakan pengamanan sementara kekayaan Gereja KIBAID yang ada
di sinode, lembaga, klasis atau wilayah, jemaat, apabila dalam
pemeriksaan dan pengawasan terdapat gejala-gejala adanya
perbuatan yang terindikasi adanya penyimpangan yang dapat
menghilangkan kekayaan Gereja KIBAID;
5. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) wajib membuat
dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
di dalam Sidang Majelis Sinode dan laporan pertanggungjawaban di
dalam Sidang Sinode Am untuk masa bakti 1 (satu) periode.
BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT
Pasal 11
Sidang Sinode Am dan Sidang Sinode Am Luar Biasa
1. Sidang Sinode Am yang disingkat SSA adalah pengambil keputusan
tertinggi;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 9


2. SSA adalah persidangan yang dilaksanakan sekali dalam 5 (lima)
tahun;
3. Peserta SSA terdiri dari seluruh personil organ Gereja KIBAID, seluruh
ketua Badan Pengurus Klasis atau wilayah, dan para presbiter utusan
jemaat yang ditetapkan dalam persidangan majelis jemaat, seluruh
ketua lembaga formal yang dimiliki oleh Gereja KIBAID bersama
utusan yang merupakan perwakilan dari lembaga yang mengutusnya;
4. Sidang Sinode Am menetapkan: Dogma Gereja KIBAID, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, pengangkatan personil organ,
garis-garis besar program dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Gereja;
5. Sidang Sinode Am Luar Biasa yang disingkat SSA-LB adalah Sidang
Sinode Am yang dilaksanakan karena terdapat kejadian yang luar
biasa.

Pasal 12
Sidang Majelis Sinode
1. Sidang Majelis Sinode yang disingkat SMS adalah persidangan yang
dilaksanakan di tingkat sinode setiap tahun;
2. Sidang Majelis Sinode (SMS) adalah pengambilan keputusan untuk
menjabarkan ketetapan Sidang Sinode Am (SSA) dan usul-usul dari
jemaat melalui klasis atau wilayah;
3. Peserta Sidang Majelis Sinode (SMS) adalah seluruh personil badan-
badan tingkat sinode, Ketua-ketua Biro, seluruh Ketua Badan
Pengurus Majelis Klasis bersama utusan klasis atau wilayah dan non
klasis yang merupakan perwakilan dari jemaat-jemaat yang
mengutusnya dan ketua lembaga formal yang dimiliki oleh Gereja
KIBAID.

Pasal 13
Sidang Majelis Sinode Terbatas
1. Sidang Majelis Sinode Terbatas adalah pengambilan keputusan untuk
mengatur penempatan personil organ sebagai dampak dari Sidang
Sinode Am (SSA);
2. Sidang Majelis Sinode Terbatas dilaksanakan segera setelah
pelaksanaan Sidang Sinode Am (SSA).

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 10


Pasal 14
Sidang Majelis Klasis
1. Sidang Majelis Klasis yang disingkat SMK adalah persidangan yang
dilaksanakan di tingkat Klasis;
2. Peserta Sidang Majelis Klasis adalah semua anggota Badan
Pengurus Majelis Klasis (BPMK), semua anggota Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Klasis (BPPK), Ketua-Ketua Persekutuan Intra
Gerejawi (PIG) tingkat Klasis, presbiter utusan jemaat yang ditetapkan
dalam persidangan majelis jemaat;
3. Keputusan Sidang Majelis Klasis dimaksudkan untuk menjabarkan
ketetapan Sidang Sinode Am (SSA), Keputusan Sidang Majelis
Sinode (SMS) dan usul-usul dari jemaat untuk dilaksanakan dalam
klasis yang bersangkutan.

Pasal 15
Sidang Majelis Jemaat
1. Sidang Majelis Jemaat yang disingkat SMJ adalah persidangan yang
dilaksanakan di tingkat Jemaat;
2. Peserta Sidang Majelis Jemaat (SMJ) adalah semua anggota Badan
Pengurus Majelis Jemaat (BPMJ), semua anggota Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Jemaat (BPPJ), dan Ketua-Ketua Persekutuan Intra
Gerejawi (PIG) tingkat jemaat;
3. Keputusan Sidang Majelis Jemaat dimaksudkan untuk menjabarkan
ketetapan Sidang Sinode Am (SSA), Keputusan Sidang Majelis
Sinode (SMS), Ketetapan Sidang Majelis Klasis dan usul-usul dari
anggota jemaat.

Pasal 16
Rapat Koordinasi Badan
1. Rapat Koordinasi Badan dilaksanakan untuk menilai dan mengambil
kebijakan dalam masa antar waktu Sidang Majelis Sinode karena
sesuatu hal yang bersifat darurat;
2. Keputusan Rapat Koordinasi Badan berkekuatan hukum sementara
sampai dengan dilaksanakannya Sidang Majelis Sinode.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 11


BAB VI
MEKANISME PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PERSONIL BADAN
Pasal 17
Pengangkatan Personil Badan
1. Personil badan diangkat dan ditetapkan dalam Sidang Sinode Am
(SSA);
2. Masa tugas personil badan adalah 5 (lima) tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali;
3. Personil badan selain anggota tidak boleh menduduki jabatan yang
sama selama lebih dari 2 (dua) periode;
4. Apabila terdapat personil badan yang berhalangan tetap,
mengundurkan diri, diberhentikan dengan tidak hormat, maka
dilakukan penggantian personil badan tersebut, yang dilakukan dalam
Sidang Majelis Sinode;
5. Dalam hal ketua badan berhalangan tetap, mengundurkan diri,
diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat dalam masa antara
Sidang Majelis Sinode maka:
a. Jabatan Ketua Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) dijabat
oleh Wakil Ketua sampai ditetapkannya sebagai ketua definitive
dalam Sidang Majelis Sinode,
b. Jabatan Ketua Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
dipilih oleh anggota Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
dan ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode;
c. Jabatan Ketua Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG)
dipilih oleh anggota Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja
(BPPG) dan ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode.
6. Dalam hal sekretaris BPMS berhalangan tetap, mengundurkan diri,
diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat dalam masa antara
Sidang Majelis Sinode maka Jabatan sekretaris dijabat oleh
bendahara BPMS sampai Sidang Majelis Sinode;
7. Dalam hal bendahara BPMS berhalangan tetap, mengundurkan diri,
diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat dalam masa antara
Sidang Majelis Sinode maka Jabatan bendahara dijabat oleh
sekretaris BPMS sampai Sidang Majelis Sinode;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 12


Pasal 18
Pemberhentian Personil Badan

1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Sakit atau kondisi fisik sehingga tidak memungkinkan lagi
melaksanakan tugas;
4. Tidak lagi sebagai presbiter;
5. Diberhentikan dalam bentuk sanksi karena:
a. Terbukti telah melakukan pelanggaran sesuai ketentuan yang
berlaku;
b. Sedang menjalani hukuman pidana.

BAB VII
KEKAYAAN DAN PENGELOLAAN
Pasal 19
Kekayaan
1. Kekayaan Gereja KIBAID terdiri atas barang bergerak dan barang
tidak bergerak;
2. Seluruh Kekayaan Gereja KIBAID dicatat atas nama Gereja KIBAID;
3. Pengalihan hak atas kekayaan Gereja KIBAID hanya dapat dilakukan
melalui Sidang Majelis Sinode.

Pasal 20
Pengelolaan
1. Sumber-sumber Kekayaan
a. Dari para anggota mula-mula yang mendirikan Gereja KIBAID;
b. Setoran dari setiap jemaat dan lembaga-lembaga yang dimiliki oleh
Gereja KIBAID;
c. Setoran para pekerja untuk jaminan hari tua, jaminan kesehatan
dan jaminan lainnya;
d. Sumbangan perorangan yang tidak mengikat;
e. Sumbangan dari lembaga-lembaga lain yang tidak mengikat.
f. Bantuan pemerintah.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 13


2. Penggunaan kekayaan:
a. Untuk menjalankan kegiatan operasional organisasi Gereja
KIBAID;
b. Untuk menjalankan kegiatan pemberitaan injil yang disebut
penginjilan;
c. Untuk menjalankan kegiatan pendidikan baik pendidikan formal
maupun non formal;
d. Untuk menjalankan kegiatan sosial yang disebut pelayanan
diakonia;
e. Untuk jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan jaminan lainnya
bagi para pekerja;
f. Untuk pengadaan sarana dan prasarana

BAB VIII
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 21
1. Dalam hal terjadi sengketa dengan pihak di luar Gereja KIBAID, maka
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) mengambil langkah-langkah
penyelesaian dengan kasih dan damai namun apabila tidak dapat
diselesaikan dengan cara kasih dan damai maka diselesaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Langkah-langkah penyelesaian sebagaima yang dimaksudkan pada
ayat (1), dikoordinasikan dengan Badan Pertimbangan dan
Pengendalian (BPP) dan atau Badan Pemeriksa Perbendaharaan
Gereja (BPPG) untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian
yang terbaik;
3. Dalam hal terjadi sengketa internal di tingkat lembaga yang dimiliki
Gereja KIBAID atau di tingkatan organisasi dibawahnya yaitu klasis
maka Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) memfasilitasi
penyelesaian dengan cara melaksanakan rapat resmi di lembaga atau
Sidang Majelis Klasis di klasis yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2 (dua) orang personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) untuk
memimpin rapat atau sidang;
4. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana yang dimaksudkan pada
ayat (3) tidak dapat menyelesaikan sengketa maka Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) melaksanakan Rapat Konsultasi Badan untuk
mengambil keputusan menyelesaikan sengketa tersebut;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 14


5. Dalam hal terjadi sengketa internal di tingkat jemaat lokal maka
penyelesaian difasilitasi oleh Badan Pengurus Majelis Klasis dengan
cara melaksanakan Sidang Majelis Jemaat yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang personil Badan Pengurus Majelis
Klasis untuk memimpin sidang;
6. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana yang dimaksudkan pada
ayat (5) tidak dapat menyelesaikan sengketa maka Badan Pengurus
Majelis Klasis melaporkan langkah-langkah penyelesaian yang telah
dilaksanakan ke Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) yang
selanjutnya Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) mengambil
langkah-langkah penyelesaian yang dapat ditempu seperti langkah
penyelesaian sengketa di lembaga atau di klasis sebagaimana yang
diatur pada ayat (3) dan atau ayat (4);
7. Dalam hal terjadi sengketa antara klasis dengan Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) maka sengketa diselesaikan melalui Sidang
Majelis Sinode atau Sidang Majelis Sinode Terbatas, yang dipimpin
oleh Ketua badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP) dan Ketua
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG);
8. Dalam hal terdapat sekurang-kurangnya lebih dari 50 % (lima puluh
persen) dari jumlah klasis atau lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari
jumlah jemaat (Gereja Lokal) bersengketa dengan Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) maka penyelesaian sengketa di laksanakan
oleh Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP) dengan cara
melaksanakan Sidang Sinode Am Luar Biasa (SSA-LB).

BAB IX
MEKANISME PEMERIKSAAN
Pasal 22
1. Pemeriksaan terhadap pengelolaan kekayaan gereja dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG);
2. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis
Sinode (BPMS) dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun;
3. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Lembaga-lembaga milik

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 15


Gereja KIBAID, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun;
4. Pelaksanaan pemeriksaan kekayaan gereja ditingkat klasis dan
jemaat dapat dilakukan berdasarkan permintaan dari Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) atau Badan Pengurus Majelis Klasis
atau Badan Pengurus Majelis Jemaat bersangkutan;
5. Pelaksanaan pemeriksaan kekayaan gereja di tingkat klasis atau
ditingkat jemaat dilaksanakan atas permintaan Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (4)
dilaksanakan apabila Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
menganggap Badan Pengurus Majelis Klasis atau Badan Pengurus
Majelis Jemaat telah lalai melaksanakan pengelolaan kekayaan
Gereja KIBAID, sesuai ketentuan yang berlaku;
6. Setiap kali melakukan pemeriksaan, Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Gereja (BPPG) melakukan konsultasi dengan badan
pengurus yang diperiksa untuk menyampaikan hasil-hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan;
7. Dalam hal terdapat temuan yang dianggap telah menyimpang dari
ketentuan yang berlaku, maka hasil temuan tersebut disampaikan
dalam Sidang Majelis Sinode untuk dipertanggung jawabkan oleh
badan pengurus yang bersangkutan kepada peserta sidang.

BAB X
LEMBAGA YANG DIDIRIKAN, DISELENGGARAKAN
DAN KERJA SAMA
Pasal 23
Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale
1. Guna mencapai tujuannya maka Gereja KIBAID mendirikan dan
menyelenggarakan pendidikan tinggi teologi dengan nama Sekolah
Tinggi Teologi Kibaid Makale yang disingkat STT Kibaid Makale;
2. Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale melaksanakan pendidikan tinggi
akademik jenjang sarjana pada bidang teologi serta melaksanakan
progam pasca;
3. Tata cara pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada STT
Kibaid Makale diatur dalam suatu peraturan Gereja KIBAID tentang
Statuta STT Kibaid Makale.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 16


Pasal 24
Yayasan Pelayanan Kibaid
1. Guna dapat mencapai tujuannya di bidang pemberdayaan warga
Jemaat maka Gereja KIBAID mendirikan Yayasan bernama Yayasan
Pelayanan Kibaid;
2. Yayasan Pelayanan Kibaid didirikan untuk menyelenggarakan
pendidikan formal lainnya seperti pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, menyelenggarakan
lembaga pengobatan atau rumah sakit dan koperasi;
3. Status Yayasan Pelayanan Kibaid adalah mitra, bukan
diselenggarakan karena sama-sama berstatus Badan Hukum.

Pasal 25
Lembaga Pendidikan Non Formal
1. Gereja KIBAID menyelenggarakan pendidikan non formal untuk
kebutuhan internal;
2. Pendidikan non formal sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1)
adalah untuk memberi gelar Jabatan Gerejawi dengan gelar Guru Injil
dan Pendeta.

Pasal 26
Lembaga Kerja Sama
1. Gereja KIBAID dapat menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga
lain yang sifatnya tidak membatasi kegiatan dan wilayah operasional;
2. Kerja sama yang dimaksudkan dapat berbentuk persekutuan dengan
gereja lainnya atau bentuk lain untuk lembaga lainnya.

BAB XI
SANKSI

Pasal 27
Disiplin Gerejawi
1. Gereja KIBAID menerapkan sanksi dalam bentuk disiplin gerejawi;
2. Disiplin Gerejawi dikenakan kepada pejabat gerejawi dan anggota
jemaat yang terbukti telah melakukan pelanggaran kerohanian, etika,
moral dan nilai-nilai pelayanan dalam Gereja KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 17


3. Wujud disiplin gerejawi bagi pejabat gerejawi adalah peringatan,
larangan melaksanakan sakramen, upacara gerejawi dan pelayanan
mimbar;
4. Wujud disiplin gerejawi bagi anggota jemaat adalah tidak diberikan
jabatan gerejawi;
5. Disiplin gerejawi dapat bersifat sementara dan dapat bersifat tetap.

Pasal 28
Disiplin Organisasi
1. Gereja KIBAID menerapkan sanksi dalam bentuk disiplin organisasi;
2. Disiplin organisasi diberikan kepada pejabat organisasi karena
dikenakan disiplin gerejawi dan atau melanggar AD/ART dan
peraturan-peraturan lainnya;
3. Wujud disiplin organisasi adalah peringatan, pemberhentian
sementara dan pemberhentian tetap.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
1. Perubahan Anggaran Dasar ini, hanya dapat dilakukan melalui Sidang
Sinode Am;
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;
3. Dengan berlakunya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar yang
lama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 18


ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
PENGAKUAN IMAN
Pasal 1
1. Pengakuan Iman Gereja KIBAID adalah sebagai berikut:
Kami percaya kepada Allah; Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta
semesta sekalian alam.
Kami percaya kepada Yesus Kristus; Anak Allah yang tunggal yang
menjelma jadi manusia sejati, mati, hidup kembali dan naik ke Sorga
adalah Juruselamat, Pengudus, Tabib Semawi, Imam Besar dan Raja
atas segala raja, yang akan datang kembali.
Kami percaya kepada Roh Kudus; yang adalah Penghibur, Pemimpin,
Penolong, Pemberi Kuasa, dan Penggerak pada Keyakinan.
Kami percaya bahwa Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah Firman Allah yang telah diilhamkan oleh Roh Kudus.
Kami percaya bahwa Gereja itu Kudus dan Am.
Kami percaya, bahwa ada Sorga dan Neraka serta adanya
Kebangkitan dan Kehidupan yang kekal
2. Pengakuan Iman Gereja KIBAID diucapkan secara bersama-sama
dalam ibadah hari minggu dan hari raya gerejawi;
3. Aturan lebih lanjut mengenai penggunaan pengakuan iman diatur
dalam peraturan Gereja KIBAID;
4. Gereja KIBAID menerima Pengakuan Iman Rasuli.

BAB II
LAMBANG, ATRIBUT DAN KEGIATAN PELAYANAN
Pasal 2
Lambang
1. Logo Gereja KIBAID terdiri dari lingkaran sempurna yang berbentuk
bunga berisi cawan, salib, segitiga samasisi, tahun 1949, nama
singkatan gereja, nama lengkap gereja, dikelilingi oleh padi dan kapas
yang terikat oleh 6 tali ikatan;
2. Logo Gereja KIBAID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijelaskan
lebih lanjut dalam Peraturan Gereja KIBAID.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 19


Pasal 3
Atribut dan Mars
1. Atribut utama Gereja KIBAID adalah bendera, pakaian pelaksana
Sakramen dan upacara Gerejawi;
2. Bendera Gereja KIBAID berwarna ungu dan di tengah terdapat logo
Gereja KIBAID;
3. Pakaian pelayanan adalah jubah, stola dan baju collar;
4. Bendera, jenis jubah, stola dan baju collar serta tata cara
penggunaannya diatur dalam peraturan Gereja KIBAID;
5. Mars gereja KIBAID.

Pasal 4
Kegiatan Pelayanan
1. Pelayanan Gerejawi yang dijalankan Gereja KIBAID adalah Pelayanan
Rohani dan Pelayanan Sosial;
2. Ciri khas pelayanan gerejawi Gereja KIBAID adalah setiap jemaat
lokal bertanggung jawab untuk mengembangkan jemaat,
mendewasakan anggotanya dengan penekanan pada pola hidup
kudus, bersaksi dan memberitakan injil sesuai dogma Gereja KIBAID.
3. Untuk mencapai tujuan Gereja KIBAID maka disusunlah beberapa
kegiatan Gereja KIBAID:
a. Bersaksi
1) Memberitakan Injil;
2) Melaksanakan pengutusan;
3) Memuridkan anggota baru.
b. Bersekutu
1) Melaksanakan ibadah;
2) Bentuk persekutuan lainnya.
c. Melayani
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dan pendidikan non
formal;
2) Mendirikan dan menyelenggarakan lembaga-lembaga yang
dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan;
3) Mendirikan badan hukum lain, termasuk yayasan yang
dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan;
4) Melaksanakan kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam
Negeri maupun di luar Negeri untuk menunjang pencapaian;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 20


5) Membangun gedung gereja sebagai tempat beribadah
anggotanya;
4. Bentuk-bentuk dari kegiatan Gereja KIBAID dijabarkan dalam Garis-
Garis Besar Program Gereja KIBAID.

BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN DAN TINGKATAN ORGANISASI
Pasal 5
Sistem Pemerintahan
Gereja KIBAID menggunakan sistem pemerintahan Presbiterial Sinodal,
yaitu tata kehidupan dan pelayanan gereja di setiap jemaat yang
dilakukan bersama-sama oleh para Presbiter yaitu Pendeta, Guru Injil,
Penatua dan Diaken yang mempunyai saling keterikatan dalam
persidangan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat klasis dan tingkat
sinode.
Pasal 6
Tingkatan Organisasi
1. Tingkatan Organisasi Gereja KIBAID adalah jemaat, klasis dan
sinode;
2. Jemaat merupakan persekutuan anggota Gereja KIBAID di suatu
tempat dalam wilayah pelayanan Gereja KIBAID;
3. Klasis merupakan persekutuan dari jemaat-jemaat yang diikat oleh
pelayanan bersama dalam suatu daerah atau wilayah pelayanan
tertentu;
4. Sinode merupakan persekutuan sebagai wujud kesatuan dari seluruh
jemaat lokal dan klasis dalam Gereja KIBAID dan atau pusat
organisasi Gereja KIBAID.

BAB IV
JEMAAT

Pasal 7
Syarat Berdirinya Jemaat
1. Mempunyai anggota minimal 5 (lima) kepala keluarga dan atau 15
(lima belas) anggota tetap;
2. Tersedia tempat untuk beribadah secara teratur dan tetap;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 21


3. Tata cara pembentukan jemaat diatur dalam peraturan Gereja KIBAID
tentang jemaat.

Pasal 8
Cabang Kebaktian
1. Cabang kebaktian merupakan suatu persekutuan atau kebaktian yang
dilakukan secara tetap di suatu tempat yang didirikan oleh suatu
jemaat demi peningkatan dan pengembangan pelayanan;
2. Cabang kebaktian sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1),
pengelolaannya berada di bawah tanggung jawab Badan Pengurus
Majelis Jemaat yang mendirikannya dan dapat diserahkan kepada
Jemaat terdekat dari cabang kebaktian tersebut;
3. Peningkatan status cabang kebaktian menjadi jemaat ditetapkan
dalam Sidang Majelis Sinode atas dasar usulan jemaat induk melalui
Sidang Majelis Klasis.

Pasal 9
Pos Penginjilan
1. Pos Penginjilan merupakan persekutuan yang didirikan di suatu
tempat untuk melayani secara teratur anggota jemaat yang jauh, yang
disekitarnya dapat menjadi sasaran penginjilan atau untuk melayani
secara teratur orang-orang yang baru menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamatnya sebagai hasil penginjilan yang
dilakukan;
2. Pembukaan pos penginjilan dapat dilakukan oleh jemaat dan atau
klasis dan atau sinode dan atau lembaga lain dalam Gereja KIBAID
dan dibina langsung oleh lembaga Gereja KIBAID yang
mendirikannya atau diserahkan ke jemaat terdekat;
3. Peningkatan status pos penginjilan menjadi jemaat dapat dilakukan
apabila telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 dan ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode atas usulan
jemaat atau usulan klasis atau lembaga yang mendirikannya melalui
Sidang Majelis klasis.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 22


Pasal 10
Pelayanan Gerejawi di Jemaat
1. Ibadah Jemaat:
a. Ibadah merupakan kegiatan penyembahan yang dilaksanakan
oleh anggota jemaat secara bersama-sama dalam bentuk
kebaktian;
b. Ibadah jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1.a) adalah
ibadah hari minggu, ibadah doa, ibadah perayaan, ibadah rumah
tangga, ibadah pengucapan syukur, ibadah penyegaran iman,
ibadah penghiburan dan pemakaman jenazah dan ibadah lainnya
sesuai sesuai keputusan Sidang Majelis Jemaat;
c. Setiap ibadah dilakukan menurut Tata Ibadah dan ciri khas ibadah
Gereja KIBAID;
d. Nyanyian yang dipakai dalam setiap ibadah adalah Nyanyian
Kemenangan Iman, Kidung Pujian Gereja KIBAID dan nyanyian-
nyanyian rohani lain yang Alkitabiah dan diekspresikan dengan
cara yang wajar.
2. Sakramen:
a. Sakramen Gereja KIBAID adalah baptisan kudus dan perjamuan
kudus;
b. Sakramen sebagaimana dimaksud pada ayat (2.a), dilaksanakan
dalam suatu ibadah;
c. Tata cara pelaksanaan sakramen diatur dalam Peraturan tentang
Tata Ibadah Gereja KIBAID.
3. Upacara Gerejawi:
a. Upacara Gerejawi Gereja KIBAID terdiri dari: persembahan anak,
pemberkatan nikah, peneguhan nikah, penahbisan gedung
Gereja, pengurapan pejabat Gerejawi (Pendeta, Guru injil,
Penatua dan Diaken).
b. Tata upacara Gerejawi diatur dalam peraturan tentang Tata
Ibadah Gereja KIBAID;
c. Upacara penahbisan gedung Gereja, dilaksanakan oleh jemaat
yang bersangkutan dan dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus
Majelis Sinode;
d. Upacara gerejawi selain yang dimaksudkan pada poin a, dipimpin
oleh Pendeta;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 23


e. Khusus untuk pemakaman jenazah, bilamana tidak ada pendeta,
dapat dilaksanakan oleh Presbiter lainnya
f. Pemakaman jenazah pekerja aktif dan pensiunan pekerja,
termasuk Penatua atau diaken yang pernah menduduki jabatan di
tingkat sinode seperti anggota Badan-Badan dan ketua-ketua biro
dilaksanakan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode
4. Pemberdayaan warga jemaat:
a. Pemberdayakan warga jemaat bertujuan untuk melengkapi dan
mengembangkan talenta anggota emaat sebagai bagian dari
tubuh Kristus;
b. Pemberdayaan itu meliputi jasmani dan rohani;
c. Pemberdayaan dilakukan oleh Majelis Jemaat dengan dibantu
oleh pengurus PIG dan atau bekerja sama dengan lembaga-
lembaga pemberdayaan yang direkomendasikan oleh Badan
Pengurus Majelis Sinode.
5. Penginjilan
a. Kegiatan penginjilan dilaksanakan oleh setiap anggota jemaat
sebagai amanat agung Yesus Kristus;
b. Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) dapat mengutus tenaga-
tenaga penginjilan ke daerah-daerah pekabaran Injil yang tidak
dapat dijangkau oleh jemaat dan atau klasis yang dikoordinir oleh
Biro Penginjilan.
6. Diakonia
a. Pelayanan diakonia Gereja KIBAID diberikan kepada anggota
jemaat dan warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.
b. Pelayanan diakonia diatur oleh Badan Pengurus Majelis Jemaat
(BPMJ), Badan Pengurus Majelis Klasis (BPMK) atau Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) dengan memperhatikan
Peraturan Gereja KIBAID.
7. Pendidikan Kristen di jemaat

Pasal 11
Anggota Jemaat
1. Anggota tetap adalah:
a. Telah terdaftar sebagai anggota tetap;
b. Anak yang lahir dari anggota jemaat yang didaftarkan oleh orang
tua atau walinya.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 24


2. Anggota tidak tetap adalah:
a. Terdaftar di salah satu jemaat lokal namun beribadah di jemaat
lokal yang lain;
b. Anggota denominasi lain namun aktif mengikuti kegiatan di
jemaat lokal.
3. Keterdaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah di jemaat,
di cabang kebaktian atau di pos penginjilan.

Pasal 12
Hak Anggota
1. Mendapat pelayanan gerejawi;
2. Anggota tetap yang sudah dibaptis mempunyai hak memilih dalam
pemilihan penatua atau diaken;
3. Anggota tetap yang sudah dibaptis dan telah memenuhi persyaratan,
mempunyai hak untuk dipilih menjadi penatua atau diaken;
4. Anggota tetap yang telah diurapi sebagai penatua atau diaken
mempunyai hak untuk mengikuti persidangan di tingkat jemaat lokal
dan mengikuti persidangan yang lebih luas jika persidangan majelis
jemaat mengutusnya;
5. Anggota tetap mempunyai hak mendapatkan bantuan diakonia sesuai
ketentuan yang berlaku;
6. Bagi anggota tidak tetap berhak diberikan pelayanan jika yang
bersangkutan meminta.

Pasal 13
Kewajiban Anggota Tetap
1. Mematuhi dogma, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan Gereja KIBAID.
2. Mengikuti ibadah dengan setia;
3. Memajukan pelayanan dalam Jemaat sesuai dengan potensi masing-
masing;
4. Membawa persembahan ke dalam perbendaharaan Gereja;
5. Menjaga nama baik Gereja KIBAID;
6. Menjadi contoh dan teladan kehidupan kristen dalam kehidupan
berjemaat, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
7. Mewujudkan visi, misi, dan tujuan Gereja KIBAID.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 25


Pasal 14
Jabatan Gerejawi
1. Jabatan Gerejawi dalam Gereja KIBAID, adalah Pendeta yang
disingkat Pdt, Guru Injil yang disingkat GI, Penatua yang disingkat
Pnt dan Diaken yang disingkat Dkn, yang disebut presbiter;
2. Presbiter yang dipilih dan atau diangkat dalam Sidang Majelis Sinode
disebut Pendeta dan Guru Injil sedangkan Presbiter yang dipilih oleh
jemaat disebut penatua dan diaken;
3. Pejabat Gerejawi melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik
secara bersama-sama maupun secara pribadi sesuai dengan jabatan
yang disandang;
4. Pejabat Gerejawi melaksanakan pelayanan gerejawi, memelihara dan
mempertahankan: kebenaran Alkitab sesuai dogma Gereja KIBAID,
ciri khas Gereja KIBAID serta memimpin jemaat;
5. Kriteria Umum Pejabat Gerejawi:
a. Memenuhi syarat rohani sesuai yang diatur dalam Alkitab yaitu:
1) Dikenal baik, dipimpin Roh Kudus dan berhikmat (Kis. 6:3)
2) Tidak bercacat, suami/istri dari satu orang dan sah, dapat
menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan,
cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah
melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang
kepala keluarga/ibu rumah tangga yang baik, disegani dan
dihormati anak-anaknya (1 Timotius 3:2-4)
3) Bukan petobat baru, mempunyai nama baik di luar jemaat,
terhormat, tidak bercabang lidah, bukan penggemar anggur,
tidak serakah, memelihara rahasia iman dalam hati yang suci,
bukan pemfitnah, dapat menahan diri, dapat dipercayai dalam
segala hal. (1 Timotius 3:6-11)
4) Tidak angkuh, bukan pemberang, suka memberi, suka akan
yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri, dan
berpegang pada perkataan yang benar (Titus 1:7-9);
b. Memenuhi Syarat Hukum:
1) Bukan pemakai narkoba dan zat aditif lainnya.
2) Tidak sedang menjalani pidana.
c. Memenuhi Syarat Kepemimpinan Gereja KIBAID:
1) Sudah dibaptis di Gereja KIBAID atau baptisannya diakui;
2) Memahami organisasi Gereja KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 26


3) Memahami ciri khas pelayanan dan ciri khas ibadah Gereja
KIBAID.
d. Memenuhi Syarat Sosial:
1) Mampu menjaga rahasia orang lain;
2) Tidak merokok dan atau sejenisnya.
3) Bukan pemabuk dan penjudi.
e. Syarat Jasmani
1) Sehat Jasmani
6. Syarat teknis dan prosedur pengangkatan atau pemberian jabatan
Gerejawi, diatur dalam Peraturan Gereja KIBAID tentang Presbiter.

Pasal 15
Persekutuan Intra Gerejawi
1. Persekutuan Intra Gerejawi yang disingkat PIG adalah persekutuan
kategorial dalam jemaat yang bersifat khusus dalam rangka
mendewasakan iman dan pengembangan potensi anggota jemaat
berdasarkan kesamaan gender atau usia;
2. PIG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Persekutuan Sekolah
Minggu disingkat PSM, Persekutuan Kaum Muda disingkat PKM,
Persekutuan Kaum Wanita disingkat PKW dan Persekutuan Kaum
Pria disingkat PKP;
3. PIG berada di tingkat jemaat, tingkat klasis dan tingkat sinode;
4. Ketua PIG tingkat Sinode dijabat oleh Presbiter, sedangkan Ketua
PIG tingkat klasis dan jemaat dapat dijabat yang bukan presbiter;
5. Penamaan PIG dalam struktur organisasi tingkat sinode disebut Biro
yakni Biro PSM, Biro PKM, Biro PKW dan Biro PKP;
6. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Persekutuan Intra Gerejawi
diatur dalam Peraturan Gereja KIBAID.

BAB V
KLASIS
Pasal 16
Klasis merupakan persekutuan dari jemaat-jemaat yang diikat oleh
pelayanan bersama dalam suatu daerah atau wilayah pelayanan tertentu.
Khusus di Papua menggunakan sebutan Wilayah.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 27


Pasal 17
Pembentukan dan Pemekaran Klasis
1. Terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) Jemaat;
2. Pembentukan klasis diusulkan oleh Badan Pengurus Majelis Jemaat
yang akan membentuk Klasis kepada Badan Pengurus Majelis
Sinode untuk dibahas dalam Sidang Majelis Sinode;
3. Pemekaran klasis diusulkan oleh klasis induk untuk diputuskan dalam
Sidang Majelis Sinode.

BAB VI
KEMAJELISAN DAN BADAN PELAKSANA ORGANISASI
Pasal 18
Majelis Jemaat
1. Majelis Jemaat adalah pimpinan dan pengambil keputusan di tingkat
jemaat;
2. Majelis Jemaat terdiri atas Pendeta dan atau Guru Injil, Penatua, dan
Diaken;
3. Pendeta dan atau Guru Injil sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah yang ditempatkan sebagai gembala di jemaat;
4. Majelis Jemaat bersifat periodik.

Pasal 19
Majelis Klasis
1. Majelis Klasis adalah pimpinan dan pengambil keputuasan di tingkat
klasis;
2. Majelis Klasis terdiri atas para presbiter yang diutus oleh Majelis
Jemaat dalam klasis;
3. Majelis Klasis bersifat insidentil;
4. Lembaga Majelis Klasis yang disebut badan dibentuk berdasarkan
keputusan Sidang Majelis Klasis (SMK).

Pasal 20
Majelis Sinode
1. Majelis Sinode adalah pimpinan dan pengambil keputusan di tingkat
sinode;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 28


2. Majelis Sinode terdiri atas presbiter yang diutus oleh Majelis Jemaat
dan atau Majelis Klasis yang hadir pada Sidang Majelis Sinode;
3. Majelis Sinode bersifat insidentil;
4. Lembaga Majelis Sinode yang disebut badan dibentuk dalam Sidang
Sinode Am (SSA).

Pasal 21
Badan Pengurus Majelis Jemaat
1. Badan Pengurus Majelis Jemaat yang disingkat BPMJ adalah badan
pelaksana kegiatan pelayanan ditingkat jemaat;
2. BPMJ dibentuk dan diputuskan dalam Sidang Majelis Jemaat serta
Surat Keputusan oleh Badan Pengurus Majelis Klasis dan untuk
jemaat Non Klasis Surat Keputusan oleh Badan Pengurus Majelis
Sinode;
3. BPMJ bertanggung jawab kepada dan di dalam Sidang Majelis
Jemaat;
4. Susunan BPMJ terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil
Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan Seksi-Seksi;
5. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah Seksi PSM,
Seksi PKM, Seksi PKW, Seksi PKP, Seksi Penginjilan dan
Pengutusan, Seksi Pelayanan Sosial dan Peningkatan Ekonomi
Jemaat, Seksi SDM, Digital dan Litbang, dan dapat ditambah atau
dikurangi sesuai kebutuhan dan kemampuan personil di tingkat
jemaat yang diputuskan dalam Sidang Majelis Jemaat;
6. Personil BPMJ dipilih dari Pendeta atau Guru Injil yang ditugaskan
sebagai Gembala Jemaat atau Penatua atau Diaken di Jemaat;
7. Khusus jabatan Ketua BPMJ adalah Pendeta atau Guru Injil yang
ditempatkan sebagai Gembala 1 (satu) di Jemaat;
8. Tugas Pokok dan Fungsi BPMJ:
a. Membuat rancangan program dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gereja (APBG) Jemaat untuk dibahas dalam Sidang
Majelis Jemaat;
b. Melaksanakan keputusan Sidang Majelis Jemaat, Sidang Majelis
Klasis, Sidang Majelis Sinode, dan Ketetapan Sidang Sinode Am;
c. Melaksanakan pelayanan Jemaat dan perbendaharaan Jemaat;
d. Mengambil langkah-langkah dan melaksanakan tindakan disiplin
Gerejawi terhadap anggota Jemaat;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 29


e. Mengambil kebijakan tertentu dalam pelaksanaan program kerja
Jemaat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan-
peraturan Gereja KIBAID;
f. Mengutus utusan ke persidangan pada tingkat yang lebih tinggi
sesuai dengan keputusan Sidang Majelis Jemaat;
g. Membuat dan menyampaikan laporan tahunan kepada Sidang
Majelis Jemaat;
h. Menyampaikan hasil persidangan tahunan dan laporan inventaris
ke Badan Pengurus Majelis Klasis dan Badan Pengurus Majelis
Sinode.
i. Melaksanakan pembukaan Cabang Kebaktian, Pos Penginjilan
dan mendukung pembukaan Pos-Pos Penginjilan yang di buka
oleh Klasis atau Sinode;
9. Masa tugas BPMJ adalah 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali;
10. Rincian tugas pokok dan fungsi masing-masing personil BPMJ :
a. Ketua
Bertanggungjawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
pelayanan jemaat lokal baik ke dalam maupun ke luar.
b. Wakil Ketua
Mengkordinasikan pelaksanaan pelayanan PIG dan seksi-seksi
serta menggantikan ketua jika ketua berhalangan
c. Sekretaris
Bertanggungjawab atas seluruh pengelolaan administrasi dan
kesekretariatan.
d. Wakil Sekretaris
Mengelola inventaris jemaat dan menggantikan sekretaris jika
sekretaris berhalangan.
e. Bendahara
Bertanggungjawab atas seluruh pengelolaan perbendaharaan
jemaat.
f. Wakil Bendahara
Memegang dan mengelola buku kas jemaat dan menggantikan
bendahara jika bendahara berhalangan.
g. Seksi-sksi
Melaksanakan pelayanan dan kegiatan sesuai bidang masing-
masing.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 30


11. Pengukuhan Personil BPMJ dilakukan di depan jemaat oleh Badan
Pengurus Majelis Klasis atau salah seorang pendeta yang ditunjuk
oleh Badan Pengurus Majelis Klasis dan pengukuhan BPMJ jemaat
Non Klasis dilakukan oleh seorang pendeta yang ditunjuk oleh Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS);
12. Badan Pengurus Harian (BPH) Majelis Jemaat terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara;
13. BPH Majelis Jemaat adalah badan yang melaksanakan tugas BPMJ
sehari-hari, yang terdiri atas ketua, sekretaris dan Bendahara.

Pasal 22
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat disingkat BPPJ
merupakan badan yang bertangggung jawab terhadap pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan terhadap kekayaan, baik yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Jemaat maupun yang
dilakukan oleh pengelola unit-unit kerja lainnya di Jemaat;
2. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat dapat dibentuk atas
keputusan Sidang Majelis Jemaat;
3. Bagi Jemaat yang belum memungkinkan dibentuknya BPPJ maka
untuk melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan
dilakukan oleh BPPK sedangkan untuk jemaat Non Klasis dilakukan
oleh BPPG.

Pasal 23
Badan Pengurus Majelis Klasis
1. Badan Pengurus Majelis Klasis yang disingkat BPMK adalah badan
yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan bersama antar jemaat
dalam klasis dan memfasilitasi pelaksanaan Keputusan-Keputusan
Sidang Majelis Sinode dan Ketetapan Sidang Sinode Am;
2. BPMK dibentuk di dalam Sidang Majelis Klasis dan surat
keputusannya oleh Badan Pengurus Majelis Sinode;
3. BPMK bertanggung jawab kepada Sidang Majelis Klasis;
4. Susunan BPMK terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil
Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan Bidang-Bidang;
5. Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah Bidang
PSM, Bidang PKM, Bidang PKW, Bidang PKP, Bidang Penginjilan

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 31


dan Pengutusan, Bidang Pelayanan Sosial dan Peningkatan Ekonomi
Jemaat, Bidang SDM, Digital dan Litbang, dan dapat ditambah atau
dikurangi sesuai kebutuhan dan kemampuan personil di tingkat klasis
yang diputuskan dalam Sidang Majelis Klasis disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi Klasis;
6. Personil BPMK dipilih dari anggota Majelis Klasis dalam Sidang
Majelis Klasis;
7. Khusus Jabatan Ketua BPMK dijabat oleh Pendeta aktif;
8. Bagi Klasis yang ketua BPMK dijabat oleh Panatua atau Diaken maka
masa jabatannya tetap dilanjutkan sampai akhir periode.
9. Tugas pokok dan fungsi BPMK:
a. Membuat rancangan program kegiatan serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Klasis yang akan dibahas dalam Sidang
Majelis Klasis;
b. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Sidang Majelis Klasis
c. Melaksanakan dan memfasilitasi pelaksanaan keputusan-
keputusan Sidang Majelis Sinode dan ketetapan-ketetapan
Sidang Sinode Am;
d. Melaksanakan penatalayanan dan perbendaharaan Klasis;
e. Mengutus utusan Klasis ke persidangan pada tingkat yang lebih
tinggi berdasarkan keputusan Sidang Majelis Klasis;
f. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
kepada Sidang Majelis Klasis;
g. Menyampaikan hasil keputusan Sidang Majelis Klasis dan laporan
inventarisasi secara periodik ke Badan Pengurus Harian Majelis
Sinode.
10. Masa tugas BPMK adalah 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali;
11. Rincian tugas pokok dan fungsi masing-masing personil BPMK:
a. Ketua
Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
pelayanan bersama yang dilakukan dalam Klasis baik ke dalam
maupun ke luar.
b. Wakil Ketua
Mengkoordinasi pelaksanaan pelayanan PIG dan Bidang-Bidang,
serta menggantikan Ketua jika Ketua berhalangan.
c. Sekretaris

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 32


Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan kegiatan
kesekretariatan.
d. Wakil Sekretaris
Mengelola inventaris Klasis, serta menggantikan Sekretaris jika
Sekretaris berhalangan.
e. Bendahara
Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan Perbendaharaan
klasis.
f. Wakil Bendahara
Memegang dan mengelola buku kas Klasis serta menggantikan
Bendahara jika Bendahara berhalangan.
g. Bidang-Bidang
Melaksanakan pelayanan bersama sesuai bidang masing-
masing.
12. Pengukuhan personil BPMK dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis
Sinode (BPMS) atau salah satu pendeta yang ditunjuk oleh BPMS;
13. Badan Pengurus Harian (BPH) Majelis Klasis terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.
14. BPH Majelis Klasis adalah Badan yang melaksanakan tugas BPMK
sehari-hari.
15. Penggantian antar waktu Ketua Klasis dilakukan apabila Ketua Klasis
dimutasi dari klasisnya atau berhenti sebagai pekerja atau dikenai
sanksi.
16. Dalam hal Ketua Klasis dimutasi dari klasisnya, atau berhenti sebagai
pekerja atau karena disanksi, maka untuk sementara waktu, jabatan
ketua dijabat oleh Wakil Ketua sampai dengan dilaksanakannya
Sidang Majelis Klasis untuk mengangkat Ketua Klasis.
17. Masa jabatan sementara Wakil Ketua melaksanakan jabatan ketua,
paling lama 3 (tiga) bulan.

Pasal 24
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
1. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis disingkat BPPK
merupakan Badan yang bertanggung jawab terhadap pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan terhadap kekayaan, baik yang
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Klasis, maupun yang
dilakukan oleh pengelola unit-unit kerja lainnya di Klasis;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 33


2. Personil BPPK dipilih dari Majelis Klasis dalam Sidang Majelis Klasis;
3. Personil BPPK tidak boleh merangkap jabatan pada BPM Klasis dan
Ketua BPM Jemaat
4. Kriteria anggota BPPK adalah cakap dalam melakukan: pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan perbendaharaan dan inventaris serta
pengelolaan kekayaan organisasi berbadan hukum;
5. BPPK mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya di dalam Sidang Majelis Klasis;
6. Susunan personil BPPK terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota
sekurang-kurangnya 1 orang;
7. Tugas Pokok dan Fungsi BPPK:
a. Melakukan pembinaan pengelolaan kekayaan Gereja di Klasis,
dan unit-unit kerja lainnya dalam Klasis sesuai dengan pedoman
peraturan perbendaharaan dan inventarisasi Gereja KIBAID;
b. Melakukan pemeriksaan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun, baik yang menyangkut administrasi keuangan maupun
inventarisasi kekayaan Gereja yang dikelola Klasis dan unit-unit
kerja lainnya dalam klasis sesuai dengan pedoman atau
ketentuan berlaku dalam Gereja KIBAID;
c. Apabila dianggap perlu, dalam pelaksanaan tugas pembinaan,
pemeriksaan dan inventarisasi di dalam klasis, dapat melakukan
koordinasi dengan Badan Pemeriksaan dan Perbendaharaan
Gereja KIBAID;
d. Membuat dan memberikan laporan pelaksanaan tugas dan
fungsinya didalam Sidang Majelis Klasis dan tembusan kepada
Badan Pengurus Majelis Sinode.
e. Melakukan pemeriksaan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun, kepada jemaat lokal dalam lingkup klasis baik yang
menyangkut administrasi keuangan maupun inventarisasi
kekayaan jemaat lokal.
8. Pengukuhan Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Klasis
dilakukan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) atau
salah satu pendeta yang ditunjuk oleh BPMS;
9. Masa tugas BPPK adalah 5 (lima) tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 34


Pasal 25
Badan Pengurus Majelis Sinode
1. Badan Pengurus Majelis Sinode yang disingkat BPMS adalah Badan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan Gereja
KIBAID;
2. BPMS dibentuk dan ditetapkan dalam Sidang Sinode Am atau Sidang
Sinode Am Luar Biasa;
3. BPMS bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dalam Sidang
Majelis Sinode dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban
dalam Sidang Sinode Am;
4. Susunan personil BPMS terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
dan Bendahara;
5. Kriteria dan tata cara pengangkatan personil BPMS diatur dalam suatu
Ketetapan Sidang Sinode Am;
6. Tugas Pokok dan fungsi BPMS:
a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Sidang Sinode Am dan
keputusan Sidang Majelis Sinode;
b. Melaksanakan tugas yang digariskan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gereja KIBAID;
c. Membuat Rancangan Program Kerja serta Anggaran Pendapatan
dan Belanja Tahunan yang mengacu pada Garis-garis Besar
Program ketetapan SSA untuk dibahas dan ditetapkan oleh dan di
dalam Sidang Majelis Sinode;
d. Mengambil kebijakan-kebijakan tertentu dalam melaksanakan
ketetapan-ketetapan Sidang Sinode Am dan Keputusan Sidang
Majelis Sinode;
e. Melaksanakan perekrutan pekerja dan mutasi berdasarkan
peraturan Gereja KIBAID tentang pekerja;
f. Mengangkat dan memberhentikan ketua-ketua biro ditingkat
sinode, Khsusus Biro-biro PIG berdasrkan usulan dari setiap
Persekutuan Intra Gerejawi (PIG);
g. Mengusulkan pengangkatan satuan kerja atau tim adhoc untuk
ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode;
h. Membuat dan menyampaikan pelaksanaan tugas dan laporan
kegiatan tahunan kepada Majelis Sinode dalam Sidang Majelis
Sinode;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 35


i. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama
satu periode dalam Sidang Sinode Am;
7. Masa tugas BPMS adalah 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) periode pada
jabatan yang sama;
8. Pengukuhan Personil BPMS dilakukan oleh Ketua Pimpinan Sidang
Sinode Am atau Pimpinan Sidang Sinode Am Luar Biasa.
9. Apabila Pimpinan Sidang terpilih sebagai salah satu anggota BPMS,
maka pengukuhan dilakukan oleh anggota Pimpinan SSA atau
anggota Pimpinan SSA Luar Biasa;
10. Rincian tugas pokok dan fungsi masing-masing personil BPMS:
a. Ketua
Bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan tugas rutin BPMS
dan koordinasi pelaksanaan program pengembangan Gereja
KIBAID bidang penginjilan, pengembangan gereja, penggembalaan
dan pembinaan Persekutuan Intra Gerejawi (PIG), serta
peningkatan hubungan eksternal dengan lintas denominasi Gereja,
Pemerintah, mitra kerja di dalam dan diluar negeri.
b. Wakil Ketua
Bertanggung jawab membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas
rutin BPMS dan koordinasi pelaksanaan program pengembangan
Gereja KIBAID bidang SDM,Sosial, Ekonomi, Sarana Prasarana
dan Dana.
c. Sekretaris
1) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan tata usaha dan
administrasi kesekretariatan yang meliputi tata persuratan dan
kearsipan;
2) Bertanggungjawab atas informasi dan komunikasi;
3) Menyusun database pekerja, menyusun rancangan
penerimaan atau pengangkatan pekerja, menyusun
rancangan penempatan, menyusun rancangan mutasi dan
pemberhentian pekerja;
4) Menyusun rencana program kerja, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program;
5) Menyusun pelaporan Badan Pengurus Majelis Sinode;
d. Bendahara
1) Bersama ketua bertanggungjawab atas seluruh aset Gereja
KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 36


2) Bertanggungjawab atas seluruh pengelolaan keuangan
Gereja KIBAID;
3) Menyalurkan uang sesuai pos-pos pengeluaran.
11. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPMS mengangkat
dan memberhentikan Ketua-Ketua Biro yakni Ketua Biro PSM, Ketua
Biro PKM, Ketua Biro PKW, Ketua Biro PKP, Ketua Biro Penginjilan
dan Pengutusan, Ketua Biro Digital dan LITBANG, Ketua Biro Hukum
dan Advokasi dan atau Tim Adhock sesuai kebutuhan yang
ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode. Khusus pengangkatan
Ketua-Ketua Biro Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) diusulkan oleh
PIG tingkat Klasis;
12. Persyaratan atau kriteria Ketua-Ketua Biro adalah pendeta, atau Guru
Injil, atau penatua atau diaken Gereja KIBAID yang memiliki
kemampuan dan pengalaman sesuai dengan bidang tugasnya;
13. Masa tugas Biro atau Tim Adhock paling lama berakhir sesuai masa
tugas Badan Pengurus Majelis Sinode.

Pasal 26
Badan Pertimbangan dan Pengendalian
1. Badan Pertimbangan dan Pengendalian yang disingkat BPP adalah
badan yang memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) serta melakukan pengendalian
apabila organisasi dalam kondisi terancam.
2. Personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian dipilih dan diangkat
oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
3. Kriteria dan tata cara pengangkatan personil BPP diatur dalam suatu
Ketetapan Sidang Sinode Am;
4. Pengangkatan personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian
diatur dalam suatu Ketetapan Sidang Sinode Am;
5. Susunan Personil Badan Pertimbangan berjumlah 5 (lima) orang
yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan 3
(tiga) orang anggota;
6. Badan Pertimbangan dan Pengendalian wajib membuat dan
menyampaikan laporan pelasksanaan tugas dan fungsinya kepada
Sidang Majelis Sinode dan laporan pertanggungjawaban kepada
Sidang Sinode Am;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 37


7. Pengukuhan Personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian
dilakukan oleh Ketua Pimpinan Sidang Sinode Am atau Pimpinan
Sidang Sinode Am Luar Biasa;
8. Masa tugas Badan Pertimbangan dan Pengendalian adalah 5 (lima)
tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali;
9. Badan Pertimbangan dan Pengendalian berkantor di Kantor Sinode
Gereja KIBAID.

Pasal 27
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja
1. Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja yang disingkat BPPG
merupakan Badan yang melaksanakan pengawasan kekayaan
Gereja KIBAID;
2. Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG)
dipilih dan diangkat oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
3. Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG) tidak
boleh merangkap sebagai personil Badan Pengurus Majelis Sinode,
Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), Badan Pengurus
Harian Majelis Klasis, Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis,
Badan Pengurus Harian Majelis Jemaat dan Pimpinan STT Kibaid;
4. Susunan personil BPPG terdiri dari 1 orang Ketua, 1 orang
Sekretaris, dan 3 (tiga) orang anggota;
5. Kriteria dan tata cara pengangkatan personil BPPG diatur dalam
suatu ketetapan Sidang Sinode Am;
6. Tugas pokok dan fungsi BPPG adalah melakukan pengawasan
terhadap kekayaan, memeriksa laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh BPMS, Lembaga-
Lembaga milik Gereja KIBAID, melakukan pembinaan di Klasis dan
Jemaat, dan dapat melakukan pemeriksaan di Klasis dan Jemaat
atas permintaan;
7. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh BPMS dilaksanakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun;
8. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan laporan
inventaris Gereja KIBAID yang dilakukan oleh Lembaga-Lembaga
milik Gereja KIBAID, dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 38


9. Pembinaan pengelolaan dan pelaporan perbendaharaan dan
inventarisasi Gereja ditingkat klasis atau jemaat dapat dilaksanakan
atas permintaan BPMS atau BPMK atau BPMJ;
10. Pelaksanaan pemeriksaan kekayaan Gereja ditingkat klasis atau
jemaat dapat dilakukan berdasarkan permintaan dari BPMS atau
BPMK atau BPMJ bersangkutan;
11. Pelaksanaan pemeriksaan kekayaan Gereja di tingkat klasis atau
ditingkat jemaat dilaksanakan apabila BPMS menganggap BPMK
atau BPMJ telah lalai melaksanakan pengelolaan kekayaan Gereja
sesuai ketentuan yang berlaku;
12. Dikategorikan lalai melakukan pengelolaan kekayaan Gereja di
tingkat jemaat, klasis sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (11)
apabila :
a. Tidak menyampaikan laporan perbendaharaan bulanan kepada
BPMS paling lama 3 (tiga) bulan;
b. Tidak menyampaikan laporan inventarisasi barang yang
mempunyai bukti kepemilikan kepada BPMS sekurang-kurangnya
1 (satu) tahun;
c. Menyampaikan laporan perbendaharaan yang tidak sesuai
dengan ketentuan perbendaharaan Gereja KIBAID.
13. Terhadap hasil pemeriksaan kekayaan Gereja di tingkat lembaga,
klasis, jemaat, disampaikan secara tertulis kepada BPMS untuk
ditindaklanjuti sebagaimana mestinya;
14. BPPG dapat melakukan tindakan pengamanan sementara kekayaan
Gereja KIBAID yang ada di sinode, lembaga, klasis atau jemaat
apabila dalam pemeriksaan dan pengawasan terindikasi adanya
penyimpangan yang dapat menghilangkan kekayaan Gereja KIBAID.
15. Pengukuhan Personil BPPG dilakukan oleh Ketua Pimpinan Sidang
Sinode Am atau Pimpinan Sidang Sinode Am Luar Biasa.
16. Apabila Pimpinan Sidang terpilih sebagai salah satu anggota BPPG,
maka pengukuhan dilakukan oleh anggota pimpinan SSA atau
Pimpinan SSA LB;
17. Masa tugas BPPG adalah 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali;
18. BPPG berkantor di Kantor Sinode Gereja KIBAID.
19. BPPG menyusun pedoman kerja terhadap tugas dan fungsi yang
ditetapkan dalam Sidang Majelis Sinode.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 39


Pasal 28
Tata Hubungan Antar Badan-Badan Pelaksana
Ketetapan Sidang Sinode Am

1. Badan Gereja KIBAID yang disebut badan-badan pelaksana


ketetapan SSA, dalam melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggungjawabnya, hendaknya menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan internal sesuai tugas,
wewenang dan tanggungjawabnya, demi terlaksananya keputusan-
keputusan secara optimal;
2. Badan-Badan pelaksana, wajib mengadakan pertemuan/rapat
konsultasi bersama-sama seluruh personil Badan-Badan, sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
3. Rapat konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinir
dan dilaksanakan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) dan
dipimpin oleh Ketua BPMS;
4. Rapat Konsultasi tersebut membahas masalah-masalah yang muncul
antar waktu Sidang Majelis Sinode untuk maksud mengambil
langkah-langkah kebijakan yang diperlukan sampai dengan
diadakannya Sidang Majelis Sinode;
5. Rapat konsultasi sebagaimana dimaksud dan pada ayat (2) dapat
diusulkan oleh BPP atau BPPG, dan dikoordinir serta dilaksanakan
oleh Badan Pengurus Majelis Sinode;
6. Dalam keadaan darurat Rapat Konsultasi Badan dapat dihadiri hanya
oleh BPMS, Ketua dan Sekertaris BPP serta Ketua dan Sekertaris
BPPG untuk mengambil langkah-langkah kebijakan sementara, yang
selanjutnya dibawah dalam Rapat Konsultasi Badan secara lengkap;
7. Keputusan Rapat Konsultasi Badan merupakan keputusan yang
bersifat sementara, sampai dengan adanya keputusan Sidang Majelis
Sinode;
8. Rapat Konsultasi Badan dapat diperluas dengan melibatkan ketua
Klasis, baik Ketua Klasis terkait maupun seluruh Ketua Klasis, Ketua
lembaga formal yang diselenggarakan Gereja KIBAID dan Tim Adhoc
yang terkait;
9. Diantara badan-badan membuat pedoman pelaksanaan
operasionalisasi koordinatif dan partisifatif.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 40


Pasal 29
Tata Hubungan Antar Badan
Tingkat Sinode, Klasis dan Jemaat
1. Hubungan antara BPMS, BPMK dan BPMJ merupakan hubungan
yang bersifat koordinatif dan konsultatif menyangkut hal-hal yang
diatur dalam keputusan Sidang Majelis Sinode dan ketetapan Sidang
Sinode Am;
2. Hubungan antara BPPG, BPPK, dan BPPJ merupakan hubungan
yang bersifat koordinatif dan konsultatif, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam peraturan tentang perbendaharaan dan
inventarisasi Gereja KIBAID;
3. Hubungan antara BPP dengan BPMK dan BPMJ, merupakan
hubungan partisipatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPP.

BAB VII
PERSIDANGAN

Pasal 30
Sidang Majelis Jemaat

1. Sidang Majelis Jemaat merupakan pengambilan keputusan tertinggi


di tingkat Jemaat;
2. Sebelum Persidangan Majelis Jemaat dilaksanakan, maka terlebih
dahulu harus diumumkan kepada anggota Jemaat;
3. Peserta Sidang Majelis Jemaat adalah seluruh anggota Majelis
Jemaat dan dapat mengundang narasumber dari anggota jemaat
tetapi tidak mempunyai hak suara;
4. Sidang Majelis Jemaat dipimpin oleh Ketua dibantu oleh Wakil Ketua
dan Sekretaris Badan Pengurus Majelis Jemaat;
5. Keputusan Sidang Majelis Jemaat tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan SMK, SMS, SSA, SSA-LB dan peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku dalam Gereja KIBAID;
6. Sidang Majelis Jemaat menilai dan memberikan persetujuan
terhadap pengangkatan anggota Badan Pengurus Majelis Jemaat
(BPMJ), anggota Badan pemerikasa Perbendaharaa Jemaat (BPPJ);

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 41


7. Sidang Majelis Jemaat menerima dan mengevaluasi laporan
pelaksanaan kegiatan Badan Pengurus Majelis Jemaa (BPMJ), dan
kegiatan Badan pemerikasa Perbendaharaa Jemaat (BPPJ);
8. Sidang Majelis Jemaat menetapkan usulan dan utusan ke
persidangan yang lebih tinggi;
9. Sidang Majelis Jemaat dapat mengisi jabatan yang lowong untuk
jabatan penatua dan diaken serta jabatan anggota BPMJ;
10. Pengisian jabatan yang lowong untuk jabatan penatua dan diaken
diangkat dari hasil pemilihan penatua dan diaken pada perolehan
suara terbanyak berikutnya sepanjang yang bersangkutan masih
memenuhi kwalifikasi dan bagi jemaat yang tidak lagi memiliki
kandidat berikutnya maka dapat dilakukan pemilihan hanya untuk
mengisi jabatan lowong;
11. Sidang Majelis Jemaat diadakan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun;
12. Sidang Majelis Jemaat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh minimal
2/3 anggota Majelis Jemaat;
13. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat dan apabila
tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak;
14. Tata tertib Sidang Majelis Jemaat, diatur oleh dan di dalam Sidang
Mejelis Jemaat.

Pasal 31
Sidang Majelis Klasis
1. Sidang Majelis Klasis merupakan pengambilan keputusan tertinggi di
tingkat Klasis;
2. Peserta Sidang Majelis Klasis adalah seluruh anggota Badan
Pengurus Majelis Klasis (BPMK), anggota anggota Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Klasis (BPPK), Ketua-Ketua Persekutuan Intra
Gerejawi tingkat Klasis, utusan Majelis Jemaat dan seluruh Gembala
Jemaat dalam Klasis;
3. Jumlah utusan Majelis Jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
maksimal 4 (empat) orang;
4. Setiap peserta Sidang Majelis Klasis harus membawa dan
menyerahkan surat kredensi dari Badan Pengurus Majelis Jemaat
yang mengutusnya;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 42


5. Sidang Majelis Klasis dipimpin oleh Ketua dibantu Wakil Ketua dan
Sekretaris BPMK;
6. Sidang Majelis Klasis membahas dan memutuskan hal-hal yang
berhubungan dengan pelayanan dan pengembangan Jemaat serta
pelaksanaan keputusan-keputusan Sidang Majelis Sinode dan
ketetapan-ketetapan Sidang Sinode Am.
7. Sidang Majelis Klasis membahas dan memutuskan usul peningkatan
Cabang Kebaktian atau Pos Penginjilan menjadi jemaat atau
pemekaran klasis, dan pengusulan calon pendeta yang selanjutnya
diusulkan ke Sidang Majelis Sinode
8. Sidang Majelis Klasis memilih dan menetapkan personil Badan
Pengurus Majelis Klasis dan personil Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Klasis (BPPK);
9. Sidang Majelis Klasis menerima dan mengevaluasi laporan
pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengurus Majelis Klasis, Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Klasis (BPPK) setiap tahun serta laporan
pertanggungjawaban pada akhir periode kepengurusan;
10. Keputusan Sidang Majelis Klasis tidak boleh bertentangan dengan
keputusan Sidang Majelis Sinode dan ketetapan Sidang Sinode Am
dan Peraturan Gereja KIBAID;
11. Sidang Majelis Klasis diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun;
12. Keputusan Sidang Majelis Klasis sah apabila sidang dihadiri oleh
minimal 50 % + 1 orang peserta persidangan;
13. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat dan apabila
mufakat tidak tercapai maka diambil berdasarkan suara terbanyak;
14. Tata tertib Sidang Majelis Klasis, diatur oleh dan di dalam Sidang
Majelis Klasis.

Pasal 32
Sidang Majelis Sinode
1. Sidang Majelis Sinode merupakan pengambilan keputusan tertinggi
di tingkat Sinode;
2. Peserta Sidang Majelis Sinode adalah seluruh personil Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS), seluruh personil Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), seluruh personil Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG), Ketua-Ketua Biro,

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 43


Ketua-Ketua Klasis, Ketua STT Kibaid, Utusan Klasis, utusan Jemaat
non Klasis dan Ketua Yayasan;
3. Jumlah utusan klasis sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (2),
sebanyak 2 (dua) orang yang personilnya dipilih dalam Sidang
Majelis Klasis dan utusan Jemaat non klasis sebanyak 1 (satu) orang;
4. Setiap peserta Sidang Majelis Sinode harus menyerahkan surat
kredensi dari badan atau klasis atau jemaat non klasis atau lembaga
yang mengutusnya;
5. Sidang Majelis Sinode dipimpin oleh Ketua dibantu oleh Wakil Ketua
dan Sekretaris BPMS;
6. Sidang Majelis Sinode memutuskan program kerja sebagai
penjabaran operasional dari Garis-Garis Besar Program ketetapan-
ketetapan Sidang Sinode Am serta memutuskan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Gereja;
7. Sidang Majelis Sinode membahas dan memutuskan usul-usul dari
lembaga, klasis dan jemaat non klasis;
8. Sidang Majelis Sinode memutuskan Peraturan-Peraturan Gereja
KIBAID;
9. Sidang Majelis Sinode menetapkan mutasi pekerja yang telah
dirumuskan oleh BPMS;
10. Sidang Majelis Sinode mempunyai kewenangan untuk mengisi
jabatan yang lowong dalam Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
dan Badan Kelengkapan lainnya;
11. Pengukuhan personil pengganti sebagaimana yang dimaksudkan
pada ayat (10), dilakukan oleh Ketua Pimpinan Sidang.
12. Sidang Majelis Sinode membentuk dan mengangkat Panitia
Pengarah, tim persiapan materi yang dibutuhkan, dan Panitia
Pelaksana untuk penyelenggaraan Sidang Sinode Am;
13. Sidang Majelis Sinode dapat merekomendasikan kepada Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP) untuk mengadakan Sidang
Sinode Am Luar Biasa, apabila ditemukan adanya penyelewengan
dalam pelaksanaan ketetapan Sidang Sinode Am oleh Badan
Pengurus Majelis Sinode;
14. Sidang Majelis Sinode dapat dihadiri pula oleh pihak-pihak tertentu
sebagai nara sumber atas undangan Badan Pengurus Majelis Sinode
(BPMS) namun tidak mempunyai hak suara, kecuali hak berbicara;
15. Sidang Majelis Sinode diadakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 44


16. Keputusan Sidang Majelis Sinode sah apabila dihadiri oleh minimal
2/3 peserta persidangan;
17. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat dan apabila
mufakat tidak tercapai maka diambil berdasarkan suara terbanyak;
18. Keputusan Sidang Majelis Sinode tidak boleh bertentangan dengan
ketetapan Sidang Sinode Am.
19. Tata tertib Sidang Majelis Sinode, diatur oleh dan di dalam Sidang
Majelis Sinode;

Pasal 33
Sidang Sinode Am
1. Sidang Sinode Am merupakan pengambilan keputusan tertinggi
untuk menetapkan dogma, perubahan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART), susunan, kriteria khusus dan
personil Badan-Badan Pelaksana, tata cara pemilihan personil
badan-badan, Program Umum dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gereja selama 1 (satu) periode kepengurusan dan
ketetapan-ketetapan lainnya;
2. Peserta Sidang Sinode Am (SSA) adalah seluruh personil Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS), seluruh personil Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), seluruh personil Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG), Ketua-ketua Biro, Ketua
Badan Pengurus Majelis Klasis (atau yang mewakili), Utusan Majelis
Jemaat sebanyak 1 (satu) orang untuk jemaat yang jumlah
anggotanya kurang dari 51 Kepala Keluarga, dan 2 (dua) orang untuk
jemaat yang jumlah anggotanya 51-100 Kepala Keluarga, dan 3 (tiga)
orang untuk jemaat yang jumlah anggotanya 101 Kepala Keluarga
keatas, Ketua STT Kibaid (atau yang mewakili), utusan STT Kibaid 1
(satu) orang, dan Ketua Yayasan (atau yang mewakili);
3. Setiap peserta Sidang Sinode Am harus menyerahkan surat kredensi
dari jemaat dan klasis serta badan atau lembaga yang mengutusnya.
4. Pimpinan Sidang Sinode Am dipilih dari dan oleh peserta Sidang
Sinode Am;
5. Pimpinan Sidang Sinode Am sebanyak 5 orang yang terdiri atas 1
orang ketua, 1 orang sekretaris dan 3 orang anggota;
6. Sidang dengan materi penetapan peserta, pembahasan dan
penetapan tata tertib, pembahasan dan penetapan jadwal dan acara

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 45


Sidang Sinode Am dan pemilihan Pimpinan Sidang Sinode Am
dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
sedangkan materi sidang selanjutnya dipimpin oleh pimpinan Sidang
Sinode Am terpilih;
7. Sidang Sinode Am, membahas dan menilai laporan
pertanggungjawaban Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS),
Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP) serta Badan
Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG);
8. Sidang Sinode Am dapat dihadiri oleh pihak-pihak tertentu sebagai
nara sumber atas undangan Badan Pengurus Majelis Sinode;
9. Sidang Sinode Am diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
10. Tata tertib Sidang Sinode Am, diatur oleh dan di dalam Sidang
Sinode Am.

Pasal 34
Sidang Sinode Am Luar Biasa
1. Sidang Sinode Am Luar Biasa merupakan sidang yang dilaksanakan
apabila terjadi hal-hal yang dapat mengancam kesatuan Gereja
KIBAID atau karena penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan oleh
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) ditolak dalam SMS karena
telah menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan Ketetapan-ketetapan Sidang Sinode Am; dan atau karena
adanya sengketa dan atau mosi tidak percaya dari klasis atau jemaat;
2. Sidang Sinode Am Luar Biasa dilaksanakan apabila diminta oleh
Sidang Majelis Sinode dan atau diminta oleh minimal 50% +1 dari
seluruh jemaat;
3. Permintaan Sidang Sinode Am Luar Biasa atas permintaan 50% +1
dari seluruh jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP);
4. Sidang Sinode Am Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diselenggarakan oleh Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
yang difasilitasi oleh Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS);
5. Peserta Sidang Sinode Am Luar Biasa mengacu pada peserta
Sidang Sinode Am.
6. Tata tertib Sidang Sinode Am Luar Biasa, diatur oleh dan di dalam
Sidang Sinode Am Luar Biasa.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 46


Pasal 35
Sidang Majelis Sinode Terbatas
1. Sidang Majelis Sinode Terbatas (SMST) dilaksanakan paling lambat
satu bulan setelah Sidang Sinode Am untuk melaksanakan mutasi
terbatas dalam rangka menempatkan pekerja sebagai gembala di
jemaat jika ada personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
yang adalah pekerja yang tidak terpilih kembali sebagai anggota
BPMS dan mengangkat serta menetapkan Ketua-Ketua Biro;
2. Peserta Sidang Majelis Sinode Terbatas adalah seluruh personil
Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS), personil Badan
Pertimbangan dan Pengendalian (BPP), personil Badan Pemeriksa
Perbendaharaan Gereja (BPPG), seluruh ketua Badan Pengurus
Majelis Klasis, Ketua Badan Pengurus Majelis Jemaat non klasis,
Ketua STT Kibaid dan ketua lembaga formal yang dimiliki Gereja
KIBAID;
3. Sidang dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
dibantu oleh wakil Ketua dan Sekretaris.

Pasal 36
Rapat Koordinasi Badan
1. Kewenangan Rapat Koordinasi Badan (RKB) adalah
memberhentikan sementara personil badan yang terbukti telah
melakukan pelanggaran berat sesuai ketentuan peraturan Gereja
KIBAID, menghentikan pengeluaran dana untuk pelaksanaan
program/kegiatan yang tidak sesuai dengan keputusan Sidang
Majelis Sinode atau terbukti telah merugikan Gereja KIBAID;
2. Rapat Koordinasi Badan dipimpin oleh Ketua Badan Pengurus
Majelis Sinode (BPMS) atau Ketua Badan Pertimbangan dan
Pengendalian (BPP) atau Ketua Badan Pemeriksa dan
Perbendaharaan Gereja (BPPG) sesuai tupoksi masing-masing;
3. Peserta Rapat Koordinasi Badan adalah seluruh personil badan yang
merupakan badan pelaksana ketetapan SSA;
4. Keputusan Rapat Koordinasi Badan dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan dalam Sidang Majelis Sinode;
5. Rapat Koordinasi Badan dapat diperluas dengan melibatkan ketua
Badan Pengurus Majelis Klasis atau ketua lembaga terkait untuk
menyelesaikan masalah yang timbul.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 47


BAB VIII
LEMBAGA YANG DIDIRIKAN, DISELENGGARAKAN
DAN KERJA SAMA
Pasal 37
Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale
1. Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale, didirikan dan diselenggarakan
oleh Badan Hukum Gereja KIBAID;
2. Pengelola STT Kibaid Makale, diangkat dan diberhentikan oleh Ketua
Badan Pengurus Majelis Sinode, berdasarkan usulan dari senat STT
Kibaid Makale;
3. Pengangkatan Tenaga Pendidik tetap (dosen tetap) dan tenaga
kependidikan tetap (pegawai) dilaksanakan oleh Ketua Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) berdasarkan usul dari STT Kibaid
Makale;
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja STT Kibaid Makale ditetapkan
oleh Senat STT Kibaid Makale, kemudian diajukan kepada Badan
Pengurus Majelis Sinode (BPMS) untuk mendapatkan pengesahan;
5. STT Kibaid Makale wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan pindidikan termasuk laporan realisasi anggaran dan laporan
inventaris kepada Badan Pengurus Majelis Sinode;
6. Kriteria dan tata cara pengangkatan pengelola, pengangkatan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan serta hal lain yang berhubungan
dengan pengelolaan diatur dalam Peraturan Gereja KIBAID tentang
Statuta STT Kibaid Makale;

Pasal 38
Yayasan Pelayanan Kibaid
1. Yayasan Pelayanan Kibaid( YPK) menyelenggaran Pendidikan Anak
Usia Dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. Yayasan Pelayanan Kibaid dapat mendirikan badan usaha seperti
koperasi dan atau badan usaha lainnya yang berbasiskan anggota
Gereja KIBAID;
3. Yayasan Pelayanan Kibaid, dapat mendirikan lembaga untuk
pelayanan sosial atau pelayanan kesehatan yang berbasiskan
anggota Gereja KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 48


4. Dalam hal Yayasan mengalami defisit anggaran, maka defisit
anggaran tersebut dapat disubsidi dari anggaran operasional Sinode
atas keputusan Sidang Majelis Sinode.

Pasal 39
Lembaga Pendidikan Non Formal
1. Gereja KIBAID dalam kapasitasnya sebagai badan hukum,
menyelenggarakan pendidikan non formal di bidang keagamaan
yang dibutuhkan;
2. Pelaksanaan pendidikan untuk pemberian jabatan gerejawi yakni
gelar pendeta yang disingkat Pdt dan dilaksanakan satu kali dalam
satu tahun;
3. Gelar Jabatan Gerejawi Pendeta (Pdt) sebagaimana yang
dimaksudkan pada ayat (2), hanya berlaku dalam lingkup Gereja
KIBAID yang dinyatakan dalam sertifikat gelar yang diberikan;
4. Untuk mendapatkan gelar pendeta (Pdt) yang dapat berlaku secara
umum maka dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dengan ketentuan:
a. Jika yang diberi gelar adalah seorang yang berstatus pekerja
Gereja KIBAID, maka sertifikat gelarnya dicabut dengan cara
membatalkan SK pengangkatan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, apabila yang bersangkutan
diberhentikan tidak hormat sebagai pekerja karena melanggar
ketentuan dalam Gereja KIBAID;
b. Pemberhentian pekerja karena sanksi sebagaimana yang
dimaksudkan pada ayat (4.a) ditembuskan kepada pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat
mengakibatkan gelar jabatan pendeta yang berlaku umum
dibatalkan;
c. Bagi Pendeta yang bukan pekerja Gereja KIBAID maka gelar
Jabatan Pendetanya dicabut apabila yang bersangkutan disanksi
karena melanggar peraturan Gereja KIBAID tentang Pendeta
bukan pekerja;
5. Nama-nama peserta pendidikan calon pendeta diajukan dan
diputuskan dalam Sidang Majelis Sinode;
6. Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS) mengangkat tim pelaksana
dan pemateri pendidikan yang diketuai oleh ketua BPMS secara
exoficio;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 49


7. Tim pelaksana adalah BPMS bersama staf di Kantor Sinode;
8. Pemateri dan penguji dipilih oleh ketua BPMS dari para presbiter
Gereja KIBAID yang memiliki kompetensi sesuai dengan materi
pendidikan;
9. Pemateri adalah juga penguji materi yang diberikan;
10. Setiap pemateri/penguji melakukan penilaian terhadap peserta,
sebagai berikut:
a. Sikap dan perilaku peserta;
b. Penguasaan materi yang diberikan;
c. Keterampilan dalam menggunakan materi yang diberikan;
11. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pendidikan non formal,
diatur dalam peraturan Gereja KIBAID.

Pasal 40
Lembaga Kerja Sama
1. Gereja KIBAID dapat melakukan kerja sama dengan lembaga lain;
2. Kerja sama dengan lembaga lain, dilaksanakan oleh BPMS yang
selanjutnya dilaporkan dalam Sidang Majelis Sinode;
3. Dalam hal kerja sama yang mengikat para pihak dapat dilakukan
atas keputusan sidang majelis sinode yang selanjutnya diatur melalui
nota kesepahaman dan atau perjanjian.

BAB IX
DISIPLIN
Pasal 41
Disiplin Gerejawi Bagi Anggota Jemaat

1. Disiplin Gerejawi dijalankan berdasarkan Firman Tuhan;


2. Penegakan disiplin Gerejawi bagi anggota jemaat, dilakukan oleh
BPMJ.

Pasal 42
Disiplin Gerejawi Bagi Pejabat Gerejawi

1. Pejabat Gerejawi yang lalai melaksanakan tugas dan atau tidak


dapat memelihara dan menjaga kualifikasi dan janjinya, dikenakan

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 50


sanksi Jabatan Gerejawi, yang dapat berupa peringatan,
pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap;
2. Penegakan disiplin atau sanksi berupa peringatan, baik lisan maupun
tulisan bagi penatua atau diaken, dilaksanakan oleh BPMJ yang
dilakukan dalam Sidang Majelis Jemaat;
3. Pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap seorang
Penatua atau Diaken dilakukan oleh BPMJ dalam Sidang Majelis
Jemaat;
4. Penegakan disiplin atau sanksi berupa peringatan lisan bagi pendeta
atau guru injil, dilaksanakan oleh BPMS;
5. Penegakan disiplin atau sanksi berupa peringatan tertulis bagi
pendeta atau guru injil, dilaksanakan oleh BPMS;
6. Pemberhentian sementara atau tetap seorang pendeta atau guru injil
dilaksanakan oleh BPMS setelah dikordinasikan dengan BPP dan
ditetapkan dalam SMS;
7. Hal-hal lain yang berhubungan dengan disiplin gerejawi, akan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Gereja KIBAID tentang disiplin gerejawi.

Pasal 43
Disiplin Organisasi Bagi Pejabat Organisasi

1. Pejabat organisasi yang lalai melaksanakan tugas dan atau


mengingkari janji jabatan, dikenakan sanksi jabatan organisasi yang
dapat berupa peringatan, pemberhentian sementara atau
pemberhentian tetap;
2. Penegakan disiplin/pemberian sanksi berupa teguran, baik lisan
maupun tulisan, dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus Majelis pada
tingkatan organisasi yang mengangkatnya sebagai pejabat
organisasi, atau dibawa dalam persidangan Majelis yang
mengangkatnya;
3. Dalam hal pelanggaran organisasi dilakukan oleh Ketua Badan
Pengurus Majelis Klasis dimana pelanggaran tersebut berkaitan
langsung dengan sinode, maka penegakan disiplin/sanksi berupa
teguran, baik lisan maupun tulisan dilaksanakan oleh Ketua Badan
Pengurus Majelis Sinode;
4. Dalam hal pelanggaran organisasi dilakukan oleh Ketua Badan
Pengurus Majelis Jemaat dimana pelanggaran tersebut berkaitan
langsung dengan klasis, maka penegakan disiplin/sanksi berupa

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 51


teguran, baik lisan maupun tulisan dilaksanakan oleh Ketua Badan
Pengurus Klasis dan bila berkaitan langsung dengan sinode, maka
penegakan disiplin/sanksi berupa teguran, baik lisan maupun tulisan
dilaksanakan oleh Badan Pengurus Majelis Sinode;
5. Pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap personil Badan
Pengurus Majelis Klasis atau Badan Pemeriksa Perbendaharaan
Klasis, dilaksanakan melalui keputusan Sidang Majelis Klasis;
6. Pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap personil Badan
Pengurus Majelis Jemaat, dilaksanakan melalui keputusan Sidang
Majelis Jemaat;
7. Pengecualian terhadap ayat (6) apabila personil yang dimaksudkan
adalah Ketua Badan Pengurus Majelis Jemaat, maka keputusan
pemberhentiannya dilaksanakan oleh Ketua Badan Pengurus Majelis
Sinode;
8. Pemberhentian sementara personil Badan-badan Pelaksana
Ketetapan SSA dalam situasi dan kondisi darurat dalam masa antar
waktu Sidang Majelis Sinode, dilaksanakan berdasarkan keputusan
Rapat Koordinasi Badan-Badan Pelaksana SSA, yang selanjutnya
dibawah dalam Sidang Majelis Sinode untuk diambil keputusan;
9. Hal-hal lain yang berhubungan dengan disiplin organisasi, akan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Gereja KIBAID tentang disiplin
organisasi.

BAB X
KEKAYAAN GEREJA KIBAID

Pasal 44
1. Kekayaan Gereja KIBAID teridiri dari barang, uang, hak-hak yang
dapat berupa dokumen yang disebut aktiva tetap tidak berwujud;
2. Kekayaan yang mempunyai akta atau dokumen bukti kepemilikan,
baik yang diperoleh berdasarkan transaksi jual beli atau upaya
lainnya atau diperoleh dengan cara hibah, sumbangan atau
persembahan, didaftarkan atas nama Gereja KIBAID sebagai badan
hukum yang sah dan bukti kepemilikannya disimpan di kantor Sinode;
3. Pengelolaan kekayaan dilakukan oleh masing-masing tingkatan
organisasi dan lembaga milik Gereja KIBAID sesuai ketentuan
peraturan perbendaharaan Gereja KIBAID;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 52


4. Tingkatan organisasi dan lembaga sebagaimana yang dimaksudkan
pada ayat (3) adalah jemaat, klasis, sinode, Sekolah Tinggi Teologi
Kibaid, dan lembaga-lembaga lainnya yang diselenggarakan oleh
Gereja KIBAID;
5. Hal-hal lain yang berhubungan dengan kekayaan diatur dalam
Peraturan Gereja KIBAID tentang Perbendaharaan dan Inventarisasi.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45
1. Perubahan dan atau penambahan Anggaran Rumah Tangga ini
hanya dapat dilakukan oleh dan di dalam Sidang Sinode Am;
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan
diatur dalam peraturan Gereja KIBAID;
3. Bahwa setelah ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka
Anggaran Rumah Tangga yang lama dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku;
4. Bahwa semua peraturan pelaksanaan dan penyesuaian dari
Anggaran Rumah Tangga ini harus ditetapkan paling lambat 1 (satu)
tahun sejak Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 53


SUSUNAN, KRITERIA DAN MEKANISME PEMILIHAN
PERSONALIA BADAN-BADAN PELAKSANA KETETAPAN SIDANG
SINODE AM XVII GEREJA KIBAID PERIODE 2022-2027

BAB I
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT SINODE

Pasal 1
Susunan Badan-Badan Pelaksana Tingkat Sinode

1. Susunan Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)


1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Bendahara
2. Susunan Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota Sebanyak 3 (tiga) orang
3. Susunan Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG)
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota Sebanyak 3 (tiga) orang

Pasal 2
Kriteria Badan-Badan Pelaksana Tingkat Sinode

1. Kriteria Umum
1) Memiliki taraf kerohanian yang patut diteladani;
2) Memiliki pengetahuan, kompetensi dan pemahaman yang utuh
serta loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap AD & ART serta
peraturan-peraturan Gereja KIBAID;
3) Memiliki sikap yang jujur, sabar, rendah hati, adil dan
bertanggung jawab;
4) Bagi yang pernah dikenai sanksi gerejawi berupa pemberhentian
sementara yang bersangkutan telah melayani 5 (lima) tahun
setelah disanksi;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 54


5) Sehat jasmani dan rohani yang memungkinkan untuk
melaksanakan tugasnya sebagai anggota Badan Pelaksana
Ketetapan SSA XVII secara efektif;
6) Terpanggil untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab.

2. Kriteria Khusus
1) Personil Badan Pengurus Majelis Sinode (BPMS)
a) Ketua
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Memahami sejarah Gereja KIBAID;
e. Memahami prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan;
f. Memiliki ciri-ciri Pemimpin Kristiani (Kepemimpinan
Demokratis Berbasis Kasih);
g. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan lugas dan
efektif, baik internal maupun eksternal Gereja KIBAID;
h. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
i. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkungan Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
j. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT KIBAID satu periode;
k. Tidak sedang menjabat Ketua BPMS selama 2 (dua)
periode.

b) Wakil Ketua
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkungan Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
e. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
f. Memiliki kemampuan manajerial dan koordinasi
pelaksanaan program.
g. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT Kibaid.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 55


h. Tidak sedang menjabat Wakil Ketua BPMS selama 2 (dua)
periode.

c) Sekretaris
a. Pendeta aktif Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 40 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja dalam lingkup Gereja
KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
e. Memiliki kemampuan manajerial serta dapat bekerja
dengan perangkat teknologi informasi;
f. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan lugas dan
efektif, baik internal maupun eksternal Gereja KIBAID;
g. Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman di bidang
kesekretariatan;
h. Tidak sedang terlibat dalam politik praktis;
i. Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau
Ketua BPMK atau Ketua STT Kibaid;
j. Tidak sedang menjabat Sekretaris BPMS selama 2 (dua)
periode.

d) Bendahara
a. Pendeta aktif, atau Penatua, atau Diaken Gereja KIBAID;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1);
c. Umur minimal 45 tahun dan maksimal 60 tahun;
d. Telah melayani sebagai pekerja atau penatua atau diaken
dalam lingkungan Gereja KIBAID minimal 10 (sepuluh)
tahun;
e. Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dibidang
pengelolaan keuangan dan perbendaharaan Gereja;
f. Memiliki kemampuan manajerial serta dapat bekerja
dengan perangkat teknologi informasi;
g. Tidak sedang menjabat Bendahara BPMS selama 2 (dua)
periode;
h. Bersedia bekerja secara full time di Kantor Sinode Gereja
KIBAID.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 56


2) Personil Badan Pertimbangan dan Pengendalian (BPP)
1) Pendeta aktif, atau Penatua, atau Diaken.
2) Tidak merangkap jabatan pimpinan unit organisasi di tingkat
Sinode.
3) Umur minimal 50 tahun dan maksimal 70 tahun.
4) Untuk penatua atau diaken telah melayani dalam lingkup
Gereja KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun.
5) Pernah menjadi anggota Badan Pelaksana SSA atau BPH
Klasis atau Pimpinan STT Kibaid Makale.

3) Personil Badan Pemeriksa dan Perbendaharaan Gereja (BPPG)


1) Penatua atau Diaken Gereja KIBAID;
2) Tidak menjabat pimpinan unit organisasi dalam Gereja
KIBAID;
3) Minimal berumur 40 tahun dan maksimal 67 tahun;
4) Untuk penatua dan diaken telah melayani dalam lingkup
Gereja KIBAID minimal 15 (lima belas) tahun;
5) Memahami APBG dan memiliki pengetahuan dan kemampuan
di bidang perbendaharaan serta inventaris Gereja KIBAID
khususnya ditingkat Sinode;
6) Memiliki keberanian dan ketegasan dalam menyatakan
temuan yang sebenarnya dari obyek pemeriksaan serta
mampu memberikan saran-saran perbaikan dalam rangka
ketertiban perbendaharaan dan inventaris Gereja KIBAID.

Pasal 3
Biro - Biro

1. Biro-Biro :
1) Biro Persekutuan Sekolah Minggu (PSM);
2) Biro Persekutuan Kaum Muda (PKM);
3) Biro Persekutuan Kaum Wanita (PKW);
4) Biro Persekutuan Kaum Pria (PKP);
5) Biro Penginjilan dan Pengutusan;
6) Biro Digital dan Litbang;
7) Biro Hukum dan Advokasi.

2. Susunan Pengurus Biro - Biro

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 57


1) Susunan Pengurus Biro Persekutuan Intra Gerejawi (PIG)
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Divisi-divisi
Jumlah divisi disesuaikan dengan kebutuhan
2) Susunan Pengurus Biro Non PIG
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota sebanyak 3 orang
3. Kriteria Ketua – Ketua Biro
1) Kriteria Ketua-tua Biro PIG
a. Pendeta atau Guru Injil atau penatua atau diaken;
b. Pernah menjadi Ketua PIG Tingkat Klasis;
c. Memiliki sikap jujur;
d. Memiliki taraf kerohanian yang dapat diteladani;
e. Memiliki hubungan yang baik dengan PIG Klasis dan PIG
Jemaat Lokal;
f. Memahami prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan;
g. Tidak sedang menjabat Ketua PIG tingkat sinode (atau
sebutan lain) dua periode berturut-turut.
2) Kriteria Ketua-Ketua Biro Non PIG
a. Pendeta atau Guru Injil atau Penatua atau Diaken;
b. Memiliki Kemampuan dan pengalaman sesuai dengan bidang
tugasnya.

BAB II
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT KLASIS

Pasal 4
Badan Pengurus Majelis Klasis (BPMK)
1. Susunan Badan Pengurus Majelis Klasis (BPMK)
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 58


4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
7) Bidang-Bidang
Jumlah bidang-bidang sesuai kebutuhan klasis.
2. Kriteria Ketua BPMK
1) Pendeta aktif.
2) Memahami AD/ART serta Peraturan Gereja KIBAID.
3) Memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, adil dan bertanggung jawab.
4) Memiliki taraf kerohanian yang bisa diteladani.
5) Memiliki rekam jejak (track record) yang baik dalam pengembangan
Jemaat.
6) Memahami prinsip-prinsip manajemen dan memiliki jiwa kepemimpi
nan
3. Kriteria pengurus lainnya adalah Pendeta, atau Guru Injil atau Penatua
atau Diaken

Pasal 5
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
1. Susunan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis (BPPK)
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota 1 orang
2. Kriteria Anggota Badan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
(BPPK)
1) Penatua atau Diaken
2) Cakap dalam melakukan pembinaan, pemeriksaan dan
pengawasan keuangan, perbendaharaan dan inventarisasi serta
pengelolaan kekayaan gereja.

Pasal 6
Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Klasis

1. Susunan Pengurus Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Klasis


1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 59


4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
7) Seksi-seksi yang jumlah dan bidang tugasnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

2. Kriteria Ketua Pengurus Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat


Klasis
1) Pendeta, atau Guru Injil, atau Penatua, atau Diaken, atau anggota
jemaat;
2) Pernah menjadi Pengurus Inti PIG Jemaat Lokal;
3) Memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, adil dan bertanggung
jawab;
4) Memiliki taraf kerohanian yang dapat diteladani;
5) Memiliki hubungan baik dengan PIG-PIG Jemaat local;
6) Memahami prinsip-prinsip manajemen dan memiliki jiwa
kepemimpinan;
7) Tidak sedang menjabat Ketua PIG Klasis dua periode berturut-
turut.

BAB III
BADAN-BADAN PELAKSANA TINGKAT JEMAAT

Pasal 7
Badan Pengurus Majelis Jemaat (BPMJ)

1. Susunan Badan Pengurus Majelis Jemaat (BPMJ)


1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
7) Seksi-Seksi
Jumlahnya sesuai dengan kebutuahan jemaat lokal.

2. Kriteria anggota Badan Pengurus Majelis Jemaat (BPMK)


1) Ketua

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 60


Pendeta atau Guru Injil yang ditempatkan sebagai gembala jemaat
atau Gembala Jemaat 1.
2) Wakil Ketua dan selanjutnya adalah Pendeta atau Guru Injil yang
ditempatkan sebagai gembala jemaat atau penatua atau diaken
yang ada di jemaat.

Pasal 8
Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

1. Susunan Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)


1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota 1 orang

2. Kriteria Anggota Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)


1) Penatua atau Diaken
2) Cakap dalam melakukan pembinaan, pemeriksaan dan
pengawasan keuangan, perbendaharaan dan inventarisasi serta
pengelolaan kekayaan gereja.

Pasal 9
Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Jemaat

1. Susunan Pengurus Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat Jemaat


1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
7) Seksi-seksi yang jumlah dan bidang tugasnya disesuaikan
dengan kebutuhan

2. Kriteria Ketua Pengurus Persekutuan Intra Gerejawi (PIG) Tingkat


Jemaat
1) Telah menjadi Anggota PIG Jemaat minimal 1 Tahun.
2) Memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, adil dan bertanggung
jawab.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 61


3) Memiliki taraf kerohanian yang dapat diteladani.
4) Memahami prinsip-prinsip manajemen dan memiliki jiwa
kepemimpinan.
5) Tidak sedang menjabat Ketua PIG Jemaat dua periode berturut-
turut.

BAB IV
TAHAPAN PEMILIHAN BADAN-BADAN TINGKAT SINODE

Pasal 10
Penetapan Panitia dan Tata Tertib Pemilihan

1. Panitia Pemilihan adalah keseluruhan personil Pimpinan Sidang


Sinode Am dengan posisi/jabatan yang sama dengan posisi/jabatan
Pimpinan Sidang Sinode Am, dibantu oleh anggota Sekretariat dari
Panitia Pelaksana SSA-XVII;
2. Peserta yang berhak memilih adalah peserta persidangan yang
memiliki hak suara dan atau hak memilih sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan;
3. Setiap peserta pemilih membawa dan memasukkan sendiri kertas
suaranya ke dalam kotak suara yang telah di siapkan dan ditempatkan
oleh Panitia Pemilihan;
4. Setiap peserta pemilih dilarang meninggalkan tempat sebelum
penghitungan suara selesai dilaksanakan;
5. Perhitungan suara dilaksanakan dengan perhitungan exel dan
terbuka;
6. Kertas suara disiapkan oleh Panitia Pelaksana SSA XVII yang
distempel menggunakan stempel Panitia Pelaksana dan ditanda
tangani oleh Ketua Pimpinan SSA XVII.

Pasal 11
Proses Pemilihan
1. Pemilihan dilakukan dengan urutan: Pemilihan BPMS (Pemilihan
Ketua, Pemilihan Wakil ketua, Pemilihan Sekretaris, Pemilihan
Bendahara), Pemilihan BPPG, Pemilihan BPP.
2. Pimpinan Sidang dengan dibantu Sekretariat membagikan kertas
suara yang telah disiapkan sebanyak jumlah peserta sidang yang
hadir;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 62


3. Bakal calon yang telah dijaring oleh Tim Penjaringan diterima
sebagai bakal calon.
4. Bakal calon yang disampaikan oleh Tim Penjaringan diverifikasi oleh
Pimpinan Sidang Sinode Am;
5. Pimpinan Sidang Sinode Am meminta kesediaan bakal calon untuk
jabatan yang dimaksud;
6. Calon tetap anggota BPMS untuk setiap jabatan maksimal 5 (lima)
calon tetap dan untuk calon anggota BPPG dan BPP maksimal 10
(sepuluh) calon.
7. Peserta menulis nama lengkap calon yang dipilih, selanjutnya
dimasukkan ke kotak suara yang telah disiapkan.
8. Perhitungan suara langsung dilakukan dengan cara manual dan
terbuka.
9. Untuk pemilihan anggota BPMS, setiap peserta menulis 1 nama
calon.
10. Untuk BPMS, calon terpilih adalah yang memperoleh suara
terbanyak.
11. Calon tetap anggota BPMS yang tidak terpilih pada satu jabatan
dapat dicalonkan pada jabatan yang lain.
12. Untuk pemilihan calon anggota BPPG dan BPP, setiap peserta
menulis 1 (satu) nama calon.
13. Untuk BPPG dan BPP calon terpilih adalah yang memperoleh suara
terbanyak 1 sampai dengan 5, (untuk menjabat sebagai ketua dan
Sekretaris selanjutnya dipilih bersama-sama oleh yang terpilih).
14. Calon tetap yang tidak terpilih sebagai anggota BPPG, dapat
dicalonkan sebagai anggota BPP.
15. Untuk BPP dan BPPG, jika ada dua atau lebih suara yang sama
(melebihi kuota), maka akan diadakan pemilihan ulang untuk calon
yang memiliki suara yang sama.
16. Yang terpilih selanjutnya ditetapkan oleh Pimpinan Sidang.

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 63


DITETAPKAN DI : MAKALE
PADA TANGGAL: 21 JULI 2022

PIMPINAN SIDANG,
Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota

Pnt. Dr. Ir. Jansen Tangketasik, M.Si Pdt. Theopilus Maupa, M.Th

Anggota,

Pdt. Yusuf Umma’, MA

Anggota Anggota

Pnt. Eric Crystal Rante Allo, S.Pi., MH Pdt. Micha Mundi Kalebu, M,Th

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 64


STRUKTUR ORGANISASI GEREJA KIBAID

SSA

BPPG SINODE
SMS BPP BPMS

SMK BPMK BPPK KLASIS

SMJ
BPPJ JEMAAT
BPMJ

Keterangan :
- Pembinaan Koordinasi
- Pelaporan dan Informasi

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 65


Keterangan:
1. Sidang :
a. SSA : Sidang Sinode Am
b. SMS : Sidang Majelis Sinode
c. SMK : Sidang Majelis Klasis
d. SMJ : Sidang Majelis Jemaat
2. Badan-Badan Tingkat Sinode :
a. BPP : Badan Pertimbangan dan Pengendalian
b. BPMS : Badan Pengurus Majelis Sinode
c. BPPG : Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja
3. Badan-Badan Tingkat Klasis :
a. BPMK : Badan Pengurus Majelis Klasis
b. BPPK : Badan Pemeriksa Perbendaharaan Klasis
4. Badan-Badan Tingkat Jemaat:
a. BPMJ : Badan Pengurus Majelis Jemaat
b. BPPJ : Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat

STRUKTUR BADAN PENGURUS MAJELIS


SINODE

KETUA
WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

BIRO BIRO BIRO BIRO BIRO BIRO BIRO

Catatan:
Biro-Biro bukanlah anggota Badan Pengurus Majelis Sinode

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 66


STRUKTUR BADAN PERTIMBANGAN DAN
PENGENDALIAN (BPP)
KETUA
SEKRETARIS

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

STRUKTUR BADAN PEMERIKSA


PERBENDAHARAAN GEREJA (BPPG)

KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

STRUKTUR
BADAN PENGURUS MAJELIS KLASIS (BPMK)

KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA

BIDANG-BIDANG

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 67


STRUKTUR BADAN PEMERIKSA
PERBENDAHARAAN KLASIS (BPPK)

KETUA
SEKRETARIS

ANGGOTA

STRUKTUR BADAN PENGURUS


MAJELIS JEMAAT (BPMJ)

KETUA
WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA

SEKSI - SEKSI

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 68


STRUKTUR BADAN PEMERIKSA
PERBENDAHARAAN JEMAAT (BPPJ)

KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA

STRUKTUR PIG

KETUA
WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS WAKIL BENDAHARA

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 69


Catatan :
1. Bidang – bidang di tingkat Klasis adalah Bidang PSM, Bidang PKM
Bidang PKW, Bidang PKP, Bidang Penginjilan dan Pengutusan,
Bidang Pelayanan Sosial dan Peningkatan Ekonomi Jemaat, Bidang
SDM, Digital dan Litbang, dan dapat ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuan dan kemampuan personil di tingkat klasis, yang diputuskan
dalam Sidang Majelis Majelis;

2. Seksi-seksi di tingkat jemaat adalah Seksi PSM, Seksi PKM, Seksi


PKW, Seksi PKP, Seksi Penginjilan dan Pengutusan, Seksi
Pelayanan Sosial dan Peningkatan Ekonomi Jemaat, Seksi SDM,
Digital dan Litbang, dan dapat ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuhan dan kemampuan personil di tingkat jemaat, yang
diputuskan dalam Sidang Majelis Jemaat;

Sidang Sinode Am XVII Gereja KIBAID Tahun 2022 70

Anda mungkin juga menyukai