Anda di halaman 1dari 7

BAB IX

PELEDAKAN ELEKTRONIK

9.1. Pendahuluan
Tidak semua bahan galian dalam pertambangan memiliki kekerasan yang
sama, sehingga memiliki perlakuan yang berbeda dalam proses -
pembongkarannya. Ada yang hanya memerlukan alat mekanis biasa dan ada juga
yang harus memerlukan tahap peledakan. Peledakan pada material akan dilakukan
apabila material terlalu sulit digali secara mekanis. Sehingga perlu diberaikan
terlebih dahulu untuk memudahkan pekerjaan penggalian dan pemuatan.
Sedangkan pada material lunak tidak efektif dilakukan dengan peledakan.
Operasi peledakanmerupakan salah satu kegiatan pada penambangan bijih
untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya atau membongkar
overburden. Peledakan merupakan aktivitas penambangan yang bertujuan untuk
memberaikan batuan atau material, dimana bahannya terdiri dari bahan kimia
yang mampu menciptakan ledakan.
Dalam proses peledakan dibutuhkan bahan peledak dan pemicu awal atau
yang biasa disebut dengan detonator. Pada bahan peledak terdiri dari campuran
ammonium nitrat dan fuel oil, sedangkan pemicu awal ledakan berupa detonator
dan power gel.
Detonator merupakan sebuah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi
dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek
kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer. Detonator disebut
dengan blasting capsuleatau blasting cap.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, pabrikan pembuat detonator
berlomba-lomba membuat detonator yang mudah di gunakan dan memiliki sedikit
kekurangan. Dari teknologi saat ini menghasilkan detonator elektronik. Detonator
ini menutupi semua kekurangan dari detonator sebelumnya.

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 1


9.2. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum Teknik Peledakan yang membahas hal mengenai
peledakan elektronik ini, praktikan diajak untuk membahas hal-hal apa saja yang
berkaitan dengan peledakan elektronik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
acara ini :
1. Agar praktikan memahami peledakan elektronik
2. Agar praktikan mengerti prinsip peledakan elektronik.

9.3. Landasan Teori


Adapun landasan teori pada acara ini adalah sebagai berikut.

9.3.1. Dasar Teori


Perlengkapan dalam melakukan kegatan peledakan adalah detonator dan
sumbu peledak. Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi
dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek
kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau premier.
Kekuatan ledak (strenght) detonantor ditentukan oleh jumlah isian dasarya,jenis-
jenis detonator:
a. Detonator biasa (plain detonator)
b. Detonator listrik (electric detonator)
c. Detonator nonel (nonel detonator)
d. Detonator elektronik (electronic detonator)

9.3.1.1 Mekanisme Peledakan Elektronik


Detonator elektronik adalah detonator berkekuatan tinggi yang modern,
dan dapat diprogram sepenuhnya. Setiap detonator berisi papan sirkuit yang dapat
diprogram untuk memulai pada waktu milidetik yang tepat dalam urutan
penembakan. Sistem penembakan digital yang digunakan untuk inisiasi dari setiap
rangkaian ini disimpan dalam perangkat lunak yang hanya dapat dimulai oleh
peralatan khusus yang menawarkan keuntungan dalam keselamatan dan keamanan
dibandingkan sistem tradisional. Detonator jenis ini dibuat dengan kemampuan
peledakan dari jarak jauh, sehingga juga aman dari over voltage, arus liar, dan

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 2


juga dapat mencegah terjadinya overlap. Dengan penyesuaian terus menerus dari
model prediksi dari waktu ke waktu, kualitas prediksi, fragmentasi, dan bentuk
dinding menjadi lebih realistis sehingga model prediksi dapat digunakan untuk
meningkatkan desain ledakan dari sistem peledakan elektronik.

9.3.1.2 Peralatan Peledakan Elektronik


Selain Detonator Elektronik Peralatan dan Perlengkapan yang dibutuhkan
diantaranya ada perangkat lunak dan perangkat kerasnya, seperti:
1. Logger

Gambar 9.1
Logger

Logger merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menentukan delay antar
detonator pada detonator elektronik, membaca dan menyimpan detonator ID di
dalam memori, mengecek, dan memberikan informasi kemungkinan adanya
errordetonator maupun adanya kebocoran arus, dan juga berfungsi sebagai sistem
pengamanan.
2. Blaster

Gambar 9.2
Blaster
Blaster merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan komunikasi dua arah
pada detonator, pemrograman firing detonator, serta mengecek laporan apakah

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 3


detonator sudah siap untuk firing ataukah ada yang error. Blaster inipun
mempunyai kunci pengamanan khusus yang dapat mencegah adanya prematur
firing.

3. Shotplus-I
Perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain pola peledakan pada detonator
ini adalah shotplus-i yang dimana software ini. Desai peledakan untuk logging /
pemrograman waktu delay. Melakukan simulasi peledakan dan analisa waktu
peledakan download data rencana logging dan upload aktual logging dari logger
ke komputer.

Gambar 9.3
Software Shotplus-I

9.4. Pelaksanaan Praktikum


Adapun pelaksanaan praktikum pada acara ini yaitu

9.4.1. Pelaksanaan
Pertama kita diajarkan mengenai teori yang kita gunakan dalam acra ini
lalu diperlihatkan mengenai alat-alat yang digunakan dalam acara ini serta
kegunaan dari setiap alat yang digunakan dan kegunaan mengenai peledakan
elektronik ini. Dijelaskan pula mengenai rangkaian yang digunakan serta yang
lain-lain

9.5. Pembahasan

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 4


Peledakan Elektronik merupakan metode peledakan generasi terbaru yang
dibuat dan dirancang sedemikian khusus sebagai penyempurna dari detonator
generasi sebelumnya untuk lebih memaksimalkan proses kinerja peledakan. Di
bidang pertambangan, detonator elektronik (Daveytronic, uni tronic 600, i-kon,
Digishot Plus, Smartshot) memiliki ketelitian yang lebih baik untuk delay.
Detonator elektronik didesain untuk memberikan kontrol yang tepat untuk
menghasilkan hasil peledakan yang akurat dan konsisten dalam berbagai aplikasi
peledakan di pertambangan, industri kuari, dan konstruksi. Detonator elektronik
dapat diprogram secara bertahap (milidetik) dari 1 milidetik hingga 10.000
milidetik menggunakan perangkat pemrograman khusus yang disebut logger.
Keuntungan :
Elektronik detonator ini memiliki kelebihan diantaranya (Dyno Nobel
Presentation, Juju Juanda, 2014) :
a. Waktu delay detonator : 0 – 20000 ms dengan beda 1 ms.
b. Akurasi +/- 0,1% dari waktu delay terprogram.
c. Memiliki Detonator ID khusus.
d. Dapat membuat komunikasi 2 arah.
e. Mencegah terjadi Overlap waktu delay.
f. Detonator berkekuatan tinggi.
g. Aman terhadap Over Voltage, arus liar dan arus statis.
h. Memiliki konektor.
i. Peledakan jarak jauh/remote firing.

Gambar 9.4
Komponen
Elektronik
Detonator
Dengan

menggunakan EDB factor keamanan lebih besar, karena EDB memungkinkan


penembakan detonator dengan peningkatan fragmentasi batuan dari 10 % sampai
15 %, dan juga memastikan bahwa lubang ledakan diledakkan dalam akurasi 0,5
milidetik. Dengan penyesuaian terus menerus dari model prediksi dari waktu ke

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 5


waktu, kualitas prediksi, misalnya, fragmentasi, heave dan bentuk dinding,
menjadi lebih realistis. Hasil dari model prediksi kemudian dapat digunakan untuk
meningkatkan desain ledakan dari sistem peledakan elektronik .
Beberapa perusahaan pertambangan menyewa komputer dan perangkat lunak
sistem khusus yang digunakan untuk perencanaan dan menganalisis ledakan
sampai waktu sedemikian rupa sehingga pengembangan program selesai.
Sistem i-kon™ adalah Sistem Peledakan Elektronik yang paling maju di
pasaran yang di desain untuk digunakan pada peledakan yang bernilai tinggi dan
yang kompleks untuk operasi tambang terbuka dan bawah tanah yang luas. i-
kon™ Digital Energy System atau yang lebih dikenal dengan sebutan elektronik
detonator merupakan detonator generasi terbaru dan termodern yang dibuat dan
dirancang sedemikian rupa sebagai penyempurna dari detonator generasi
sebelumnya untuk lebih memaksimalkan peroses kinerja peledakan. Sehingga
peledakan yang dihasilkan akan memiliki kesempurnaan tinggi dalam proses
peledakannya, dan juga memaksimalkan bahan peledak yang ada dan dapat
menekan harga bahan peledak yang mahal sehingga membuat peledakan ini
menjadi lebih murah dan lebih efisien dari metode peledakan generasi
sebelumnya.

Gambar 9.5
Electronic Detonator

9.5. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada makalah ini adalah detonator merupakan
alat pemicu awal dalam proses peledakan. Pemicu awal ini berupa letupan kecil
yang akan memberikan rangsangan kepada bahan peledak untuk terjadi

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 6


peledakan. Detonator pertama yang di buat adalah detonator biasa, tetapi pada
detonator biasa masih banyak kekuaranagn sehingga diciptakan lah detonator
listrik. Pada detonator listrik terdapat kelemahan sering terjadi miss fire bila
terkena air dan akan meledak bila terkena arus liar sehingga diciptakan lah
detonator nonel yang dapat menutupi kekurangan pada detonator lisrik.
Seiring dengan berkembangnya teknilogi pada saat ini. Para produsen detonator
membuat detonator yang paling canggih. Untuk menutupi kekurangan pada
detonator nonel.
Pada tahun 2011 pabrik ORICA Mining Services telah meluncurkan
detonator elecronik atau I-kon TM Digital Energy system. Penggunaan detonator
ini digunakan untuk meledakan dengan peledakan skala besar. Karena dengan
menggunakan detonator elektronik system delay dapat di atur sedemikian rupa
dengan alat logger dan blaster. Dan setelah semua delay terpasang dapat
menentukan pola peledakan dengan menggunakan software shotplus –
I .sehinggatidak membutuhkan waktu lama untuk memulai proses peledakan. Dan
pada detonator elektronik ini dapat meminimalisir terjadinya miss fire kareana
dalam software yang digunakan detonator yang rusak akan terdeteksi.

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 7

Anda mungkin juga menyukai