Anda di halaman 1dari 37

hw1

HIPERTENSI
ESENSIAL
Oleh:
Dr. apt. Husnawati, M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


2021
Slide 1

hw1 husna wati; 24/08/2021


Definisi

• Hipertensi adalah penyakit umum yang secara sederhana


didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah (TD)
arteri yang terus menerus (Dipiro dkk., 2014)
• Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC) 8
menjelaskan bahwa secara umum untuk seluruh
kelompok usia dikatakan hipertensi jika TD ≥ 140/90
mmHg secara persisten atau setelah dilakukan lebih dari 2
kali kunjungan atau pemeriksaan. Pengukuran ulang
tekanan darah dilakukan pada jam yang sama dan dengan
aktivitas yang sama sebelumnya (Kjeldsen dkk., 2014;
Seedat dkk., 2014; dan Zhang, 2015).
NORMAL
< 120 mmHg/ 80 mm Hg

PRE HIPERTENSI
120-139 mmHg / 80-89 mmHg

HIPERTENSI STAGE i
140-159 mmHg / 90-99 mmHg

HIPERTENSI STAGE II
≥160 mmHg/ ≥100 mmHg

(Sumber :Wells, dkk, 2015)


Klasifikasi TD
Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Optimal <120 dan <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal-Tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi Derajat 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi Derajat 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110

Hipertensi Sistolik ≥ 140 dan < 90

Terisolasi
(Sumber : Indonesian Society of
Hypertension/Perhimpunan Dokter Hipertensi
Indonesia 2019 (dikutip dari 2018 ESC/ESH
Hypertension Guidelines))
ETIOLOGI
faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 macam :

Hipertensi Esensial atau Hipertensi Sekunder atau Hipertensi


Hipertensi Primer (Tidak dapat Renal (karena penyakit lainnya atau
disembuhkan, tetapi dapat obat-obatan tertentu yang
dikontrol) meningkatkan tekanan darah)

 Keluarga dengan riwayat hipertensi


 Pemasukkan garam berlebih
 Konsumsi kalori berlebih
 Kurangnya aktivitas fisik Penyebab dari hipertensi jens ini
 Pemasukkan alkohol berlebih secara spesifik seperti ;
 Rendahnya pemasukkan kalium  penggunaan estrogen/pil KB,
 Lingkungan
 Genetik
 penyakit ginjal,
 Jenis kelamin  hipertensi vaskuler renal,
 Diet tinggi garam atau kandungan lemak hipertensi yang berhubungan
 Berat badan atau obesitas dengan kehamilan
 Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan merokok
Hipertensi Esensial
• Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang
tidak ada penyebab yang spesifik
• Kondisi ini umumnya jarang menimbulkan
gejala dan sering tidak disadari, sehingga
dapat menimbulkan morbiditas lain seperti
gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri,
stroke, gagal ginjal stadium akhir, atau bahkan
kematian.
Gejala dan Tanda
• Pada umumnya, penderita hipertensi esensial
tidak memiliki keluhan.
• Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri
kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah,
dan impotensi.
• Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat,
dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama
pada pagi hari.
Tata Laksana
• Non farmakologi : Diet DASH
• Farmakologi
Strategi Pengobatan Hipertensi
Esensial
• Strategi tatalaksana hipertensi sebelumnya difokuskan pada penggunaan
berbagai jenis monoterapi, peningkatan dosis, atau penggantian
monoterapi.
• Namun, peningkatan dosis monoterapi hanya sedikit menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan efek samping.
• Strategi yang sedang dikembangkan menganjurkan terapi kombinasi,
single pill combination (SPC) therapy untuk meningkatkan ketaatan, dan
penggunaan SPC sebagai terapi awal kebanyakan penderita hipertensi,
kecuali pada lanjut usia dan tekanan darah normal-tinggi.
• Terapi kombinasi awal lebih efektif daripada monoterapi dosis maksimal.
Kombinasi obat juga telah terbukti aman dan dapat ditoleransi.
• Pada hipertensi yang tidak dapat terkontrol dengan kombinasi 2 obat
dapat ditambahkan obat ketiga; namun kombinasi 3 obat tidak
direkomendasikan sebagai terapi awal.
Prinsip Umum Terapi Hipertensi
• Tatalaksana dasar adalah kombinasi obat anti-
hipertensi dengan modifikasi gaya hidup.
• Terapi farmaka tidak hanya menurunkan
tekanan darah namun sekaligus mengurangi
risiko stroke dan kematian.
Kontrol TD
• Kontrol berkala dapat menentukan efektivitas
pengobatan dan respons penderita terhadap
terapi.
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kontrol tekanan darah, antara lain: evaluasi
kemungkinan hipotensi ortostatik dan efek
samping terapi lainnya, kemungkinan
penurunan dosis obat, uji laboratorium
(elektrolit dan fungsi ginjal), dan pemeriksaan
risiko kerusakan organ tubuh
Ada tiga tujuan evaluasi pasien dengan
hipertensi :

1. Menilai gaya hidup dan identifikasi faktor-


faktor resiko yang mungkin mempengaruhi.
2. Mencari penyebab tekanan darah tinggi.
3. Menentukan ada tidaknya kerusakkan organ
target dan penyakit kadiovaskular.
Pemeriksaan/ Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
Penderita dapat terlihat sakit ringan hingga berat jika terjadi
komplikasi. Tekanan darah
meningkat. Pemeriksaan lain seperti status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung

Pemeriksaan Laboratorium
Antara lain hemoglobin dan/atau hematokrit, gula darah puasa,
HbA1c, profil lipid: kolesterol
total, LDL, HDL, trigliserida, kadar natrium, kalium, dan kalsium,
asam urat, thyroid stimulating hormone (TSH), kreatinin, dan
eGFR. Urinalisis mencakup pemeriksaan mikroskopis, protein
urin dipstick atau rasio albumin : kreatinin, dan EKG 12 lead.
Hipertensi dalam jangka waktu lama menyebabkan :
1. Rusaknya endotel artheri dan mempercepat
artherosklerosis.
2. Rusaknya organ tubuh spt jantung, mata, ginjal, otak
dan pembuluh darah besar.
3. Merupakan faktor resiko utama untuk penyakit
serebrovaskular (stroke ).
4. Mempunyai peningkatan resiko yang bermakna
untuk penyakit koroner, stroke, arteri perifer dan
gagal jantung.
Sumber : Johnson et.al., 2015
Algoritme
Penatalaksanaan
HIpertensi

Sumber : Muhadi, 2016


PENGOBATAN/TERAPI HIPERTENSI
1. TERAPI NON FARMAKOLOGI/TANPA
OBAT 4. upaya peurunan BB pada obesitas sangat
penting.

1. Perubahan gaya hidup


5. Mengurangi asupan garam

2. Upaya menghilangkan atau menghindari


stress 6. Olah raga

3. Diet
7. Kurangi alkohol
Manfaat Perubahan Gaya Hidup
Diadaptasi dari : ESC/ESH 2018
Hypertension Guideline
Target Pengobatan Hipertensi
Perhimpunan Dokter Hipertensi
Indonesia, 2019
2. Terapi Farmakologi/dengan obat
Ada beberapa kelas obat antihipertensi
1. Diuretik (cth : HCT/hidroklorotiazid, furosemid)
2. Beta blocker (cth : propanolol)
3. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
(cth : kaptopril, lisinopril)
4. Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) (cth :
valsartan)
5. Antagonis kalsium (Calcium channel
Blocker/CCB) (cth : amlodipin)
TERAPI KOMBINASI
Ada 6 alasan kenapa pengobatan kombinasi dianjurkan :
1. Mempunyai efek aditif
2. Mempunyai efek sinergis
3. Mempunyai sifat saling mengisi
4. Penurunan efek samping masing-masing obat
5. Mempunyai daya kerja yang saling mengisi pada organ
target tertentu.
6. Peningkatan kepatuhan pasien
Kasus
• Seorang ibu berusia 55 tahun datang kerumah sakit tanggal 1 Januari
2013dengan keluhan tangan dan kaki berat sejak bangun tidur tadi pagi. Pasien
dirawat selama 5 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 5 Januari 2013.
Diagnosa masuk hipertensi emergensi dan stroke non hemoragik.
Nama Bangsal : Mawar 3. Status Pulang : diijinkan pulang dan membaik.
Data TD pasien per hari 210/130 , 160/100, 150/90, 150/90, 120/80
Data suhu pasien per hari 36,2; 36,6; 36,2; 36,2
Data ureum 25mg/dl
Data kreatinin 0,8 mg/dl
Pasien mendapatkan obat Amlodipin 10mg (1x 1), piracetam 800mg (2x1),
aspilet (1x1), captopril 25mg (3x1), piracetam inj 3 g (4x1), citicoline inj (2x1).
Coba selesaikan kasus ini
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai