No.

Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
1 of 12
Page

NAMA & JABATAN TANDA TANGAN

Name & Position Signature
Disiapkan Oleh
Prepared by
Slamet Widodo/Document Controller

Diperiksa dan
disetujui Oleh
Verified and Muhammad Ediansyah,ST,.SE
Approved by

Status Dokumen :
Document Status

Penerima Dokumen : ………………………………..

Document Recipient

Nomor Distribusi : ........................................

Distribution Number

Tanggal Distribusi : ........./............/.................

Distribution Date

PERINGATAN !
Warning

Perlindungan Hak Cipta. Dokumen ini tidak dapat Copyright Protection. This document can’t be
digandakan, disimpan atau dipindahkan dalam copied, stored or transferred in any form and by any
bentuk dan dengan cara apapun; baik elektronik, means; electronic, copy or otherwise; without the
photo copy, atau lainnya; tanpa izin tertulis dari written permission of the Management
Management Representative Representative
 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
2 of 12
Page

RIWAYAT PERUBAHAN
HISTORICAL CHANGES

Halaman Revisi Ke
No Catatan Perubahan Tgl.Revisi
Page Revision
Number Record of Changes Revision Date
Number
 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
3 of 12
Page

1. TUJUAN
Prosedur ini digunakan sebagai panduan
penerapan Sistem Manajemen QHSE di PT. LV
Logistics Indonesia (LVLI) yang mengacu
kepada Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015, Sistem Manajemen Lingkungan
ISO 14001:2015 dan Sistem Manajemen K3
ISO 45001:2018.
1. PURPOSE
This procedure is used as a guideline the
implementation of QHSE Management System
in PT. LV Logistics Indonesia (LVLI), which
refers to ISO 9001: 2015 Quality Management
System, ISO 14001: 2015 Environmental
Management System and ISO 45001:2018
Occupational Health and Safety Management
System.

2. RUANG LINGKUP 2. SCOPE

2.1. Prosedur ini diberlakukan untuk seluruh 2.1. This procedure is applied to the entire working
wilayah kerja PT. LVLI meliputi Kantor Pusat, area of PT. LVLI includes Headquarters, Branch
Cabang, dan Site and Site

2.2. Cakupan prosedur ini, meliputi proses kerja
yang berkaitan dengan mutu produk dan jasa,
lingkungan operasional perusahaan dan
kesehatan dan keselamatan kerja yang terkait
dengan karyawan/pekerja
2.2. The scope of this procedure, including work
processes related to the quality of products
and services, the company's operating
environment and occupational health and
safety associated with employees/workers.

3. REFERENSI 3. REFERENCE

3.1 ISO 9001:2015, Klausul 8.1 Perencanan 3.1 ISO 9001:2015, Clause 8.1 Planning of Product
Realisasi Produk Realization.

3.2 ISO 45001:2018 Klausul 8.1 Pengendalian 3.2 ISO 45001:2018 Clause 8.1 Operational
Operasional. Control.

3.3 ISO 14001:2015 Klausul 8.1 Pengendalian 3.3 ISO 14001:2015 Clause 8.1 Operational
Operasional Control.

3.4 PP No 50 Tahun 2012 klausul 5 tentang 3.4 PP No 50 Tahun 2012 clause 5 about product
pengendalian produk control

4. DEFINISI 4. DEFINITION

4.1 Keselamatan Kerja adalah suatu keadaan atau
faktor yang menjamin atas keamanan bekerja
baik bagi pekerja, tamu perusahaan, atau
siapapun yang berada ditempat kerja
termasuk yang berada di lingkungan sekitar
4.1 Occupational Safety is a condition or factor
that guarantees the security of working for the
workers, a company, or anyone who was at
work, including those in the environment
around the workplace against the potential

Prosedur MR
MR Procedure
Prosedur Pengendalian Operasional
Operational Control Procedure
tempat kerja terhadap potensi bahaya yang
diprediksi dapat terjadi.
4.2 Kesehatan Kerja adalah suatu keadaan bagi
manusia dan lingkungannya yang bertujuan
menjamin tercapainya derajat kesehatan
bekerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial, melalui usaha-usaha preventif
dan kuratif, bagi pekerja, tamu perusahaan,
atau siapa saja yang berada di tempat kerja
dan sekitarnya terhadap penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan kesehatan
ataupun bahaya adanya faktor penyakit-
penyakit akibat hubungan kerja.
4.3 Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit
yang disebabkan oleh adanya interaksi antara
pekerja dengan pekerjaan atau lingkungan
kerja.
4.4 Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja melakukan
pekerjaan atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha, dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya.
4.5 Lingkungan adalah lingkungan kerja ataupun
keadaan lingkungan di sekitar tempat kerja.
4.6 Insiden adalah suatu kejadian terkait dengan
pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera,
sakit akibat kerja (terlepas dari keparahan)
dan kematian serta kerusakan atau kerugian
lainnya, atau kejadian yang tidak
menghasilkan cidera, sakit atau fatalitas tetapi
memiliki potensi untuk menyebabkan insiden
(near miss).
4.7 Bahaya adalah sumber atau situasi yang
memiliki potensi untuk menyebabkan
kerugian, pada manusia dapat melukai atau
terjadi gangguan kesehatan, merusak
lingkungan tempat kerja atau kombinasi
No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Document No.
No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Effective Date
Halaman
4 of 12
Page
dangers that could occur.
4.2 Occupational Health is a state for human
beings and the environment which aims to
ensure the achievement of the health level of
working as high as possible, whether physical,
mental, and social, through the efforts of
preventive and curative, for workers, a
company, or anyone who is in the workplace
and its vicinity against diseases/disorders of
their health or the danger of diseases factors
caused by working relationship.
4.3 Occupational disease is any disease that is
caused by the interaction between workers
with a job or working environment.
4.4 Workplace is any room or field, closed or
open, move or remain where workers do the
work or often entered by workers for the
purposes of a business, and where there are
source or sources of danger.
4.5 Environment is the working environment or
the state of the environment around the
workplace.
4.6 Incident is an event associated with work that
can cause injury, illness caused by work
(regardless of severity) and death as well as
damage or other loss, or events that do not
produce injury, illness or fatality but has the
potential to cause the incident (near miss).
4.7 Danger is a source or a situation that has the
potential to cause harm in humans and can
make injury or health problems occur,
damaging the workplace environment or a
combination of them.
 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
5 of 12
Page

diantaranya.

4.8 Ijin Melaksanakan (clearance, permit to
proceed) adalah proses untuk menjamin
kondisi tempat kerja yang aman sehingga
pekerja dapat melaksanakan tugasnya secara
aman di tempat kerjanya tanpa harus khawatir
‘alat kerja’ yang dioperasikan dapat
mengancam keselamatan.
4.8 Permit to Carrying Out (clearance, permit to
proceed) is a process to ensure safe working
conditions so that workers can perform their
duties safely in the workplace without having
to worry the 'working tool' that can threaten
the safety operation.

4.9 Pelabelan (tag-out) adalah pemasangan 4.9 Labelling (tag-out) is the label
label/pemasangan pernyataan tertulis yang installation/mounting a written statement
menyatakan bahwa suatu alat tidak boleh stating that a device must not be operated a
dioperasikan sementara waktu yang bertujuan while that aiming to ensure the tool/work in a
untuk menjamin alat/tempat kerja dalam safe condition.
kondisi aman.

5. TANGGUNG JAWAB 5. RESPONSIBILITY

5.1 Setiap pegawai dibantu oleh QHSE 5.1 Every employee, assisted by the QHSE
Departemen bertanggung jawab terhadap Department, is responsible for operational
pengendalian operasional di lingkunga PT. control in environmental work of PT. LVLI.
LVLI

5.2 Penyediaan perlengkapan yang berkaitan 5.2 Provision of equipment associated with the
dengan HSE dapat dibantu oleh departemen QHSE may be assisted by the purchasing
purchasing department.

5.3 QHSE Manager bertanggung jawab mereview 5.3 QHSE Manager responsible for reviewing each
setiap pengendalian operasional yang ada di operational control existing within the PT.
lingkungan PT. LVLI, baik yang ada di Head LVLI, in Head Office, Site, and the ships.
Office, Site, maupun kapal

6. PROSEDUR 6. PROCEDURE

6.1. Tamu 6.18. Guest

6.2. Pencahayaan 6.19. Lighting

6.3. Sistem Ventilasi/Sirkulasi Udara 6.20. Ventilation/Air Circulation System

6.4. Pencegahan Bahaya Kebakaran 6.21. Fire Hazard Prevention

 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
6 of 12
Page

6.5. Alat Pemadam Kebakaran 6.22. Fire Extinguisher

6.6. Bahan Kimia Beracun dan Berbahaya 6.23. Toxic and Hazardous Chemical

6.7. Bekerja di Tempat Ketinggian 6.24. Working at Height

6.8. Lubang Terbuka 6.25. Open Pit

6.9. Keselamatan Berkendara 6.26. Safety Driving

6.10. Prosedur Kesehatan Kerja 6.27. Occupational Health Procedure

6.11. Penanganan Keadaan Darurat (Sistem 6.28. Emergency Management (Emergency

Tanggap Darurat) Response System)

6.12. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 6.29. First Aid

6.13. Houskeeping 6.30. Housekeeping

6.14. Pencegahan Diri Bahaya Kejatuhan 6.31. Prevention of Falling Object Hazard

6.15. Rambu Peringatan Bahaya 6.32. Warning Sign of Danger

6.16. Alat Pelindung Diri 6.33. Personal Protective Equipment

6.17. Pengelolaan Limbah (Domestik dan B3) 6.34. Management of Waste (Domestic and Toxic &
Hazardous Material)

7. Uraian Umum 7. General Description

Prosedur Keselamatan di Tempat Kerja
Semua pekerja, mitra kerja dan tamu
perusahaan yang memasuki area operasi wajib
mematuhi semua peraturan dan ketentuan
aspek QHSE yang berlaku.
Safety Procedures in the Workplace
All workers, business partners and corporate
guests who enter the area of operation shall
comply with all rules and regulations of QHSE
applicable aspects.

7.1. Tamu 7.1. Guest

1) Semua tamu harus melewati pintu depan 1) All guests must pass through the front
dan melaporkan ke Bagian Penerimaan. door and reported it to the Receptionist.
2) Setiap tamu wajib mendapatkan safety 2) Each guest must obtain a safety induction
induction (khusus di vessel/kapal) (specifically in the vessel/ship).

7.2. Pencahayaan 7.2. Lighting

1) Lampu penerangan harus tersedia dalam 1) Lighting lamp must be available in
jumlah yang cukup dan memenuhi aspek sufficient quantities and meet the aspects

Prosedur MR
MR Procedure
Prosedur Pengendalian Operasional
Operational Control Procedure
QHSE.
2) Sumber tenaga untuk penerangan harus
tersedia dan memenuhi aspek QHSE serta
sumber tenaga cadangan harus tersedia
bila sewaktu-waktu terjadi pemadaman.
7.3. Sistem Ventilasi/Sirkulasi Udara
1) Ditempat kerja yang tertutup, harus dibuat
ventilasi yang sesuai untuk mendapat
sirkulasi udara segar.
2) Jika diperlukan untuk mencegah bahaya
terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas–gas atau dari
sebab–sebab lain, harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor
(exhaust).
3) Jika secara teknis tidak mungkin bisa
menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja wajib menggunakan alat
pelindung diri (Alat Perlindungan
Pernafasan/ Respirator) yang sesuai.
7.4. Pencegahan Bahaya Kebakaran
1) Setiap melakukan pekerjaan panas/dingin
harus dilengkapi work permit dan
dilakukan Risk Assesment (JSA – Job Safety
Analysis).
2) Di lokasi tempat kerja harus diyakinkan
bebas dari sumber bahaya (bahan yang
mudah terbakar) dengan melakukan
pemeriksaan dan pemantauan/
pengukuran.
7.5. Alat Pemadam Kebakaran
1) Jenis dan jumlah alat pemadam kebakaran
baik fixed maupun portable harus
diidentifiikasi sesuai dengan potensi
bahaya dan kelas api.
2) Pekerja harus dibekali pengetahuan
tentang cara-cara penggunaan alat
pemadam kebakaran.
3) Alat pemadam kebakaran harus diperiksa
secara berkala oleh petugas yang
berwenang dan dipelihara sebagaimana
No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Document No.
No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Effective Date
Halaman
7 of 12
Page
of QHSE.
2) The power source for lighting must be
available and meet QHSE aspects as well
as backup power sources must be available
when any time blackout.
7.3. Ventilation/Air Circulation System
1) In the closed workplace, it must be
available ventilation properly to get fresh
air circulation.
2) If necessary to prevent danger to the
health of air contaminated by dust and
gases or from other causes, must be made
ventilation for the disposal of dirty air vent
(exhaust).
3) If it is technically impossible to remove
dust and harmful gases, manpower are
required to use appropriate personal
protective equipment (Respiratory
Protection Equipment/respirators).
7.4. Fire Hazard Prevention
1) Any conducting hot/cold work, work
permit must be completed and carried out
Risk Assessment (JSA – Job Safety
Analysis).
2) At the site of work must be assured free of
hazards (flammable materials) by conduct
inspections and monitoring/measurement.
7.5. Fire Extinguishers
1) Type and number of fire extinguishers both
fixed and portable must be identified in
accordance with the potential hazard and
fire class.
2) Workers must be equipped with knowledge
on ways to use fire extinguishers.
3) Fire extinguishers must be checked
regularly by authorized personnel and
maintained properly.

Prosedur MR
MR Procedure
Prosedur Pengendalian Operasional
Operational Control Procedure
mestinya.
4) Penempatan peralatan pemadam
kebakaran disesuaikan dengan kebutuhan
dan ketentuan yang berlaku serta pada
posisi yang mudah dilihat dan dicapai.
7.6. Bahan Kimia Beracun dan Berbahaya
1) Bahan-bahan yang mudah terbakar dan
tidak terpakai harus dikelola dengan baik
sehingga tidak menimbulkan potensi
bahaya kebakaran.
2) Setiap pembelian bahan kimia harus
disertai dengan MSDS (Material Safety
Data Sheet) sehingga bisa diketahui
potensi bahayanya.
3) Material Safety Data Sheet harus
dikomunikasikan kepada karyawan dan
tersedia di area kerja, diberikan pelatihan
untuk memahaminya dan mengetahui cara
pengendalian risikonya.
7.7. Bekerja di Tempat Ketinggian
1) Area kerja dengan ketinggian lebih dari 2
m harus dilengkapi tangga, platform dan
pagar pengaman untuk mencegah pekerja
jatuh. Bila perlengkapan tersebut tidak
memadai, Pekerja harus dilengkapi dengan
Body Harness.
2) Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi
dengan tangga yang cukup untuk dilewati
orang atau alat yang dipakai.
3) Jika perlu pada keadaan tertentu, untuk
menghindari bahaya terhadap tenaga
kerja, maka pada saat bekerja di ketinggian
wajib:
a. Dipasang jaring pengaman
b. Diberi platform/pelataran dari kayu
atau plat besi
4) Pekerja yang takut terhadap ketinggian,
tidak boleh dipekerjakan.
5) Pada keadaan dimana di bawah tempat
kerja terdapat kedalaman air lebih dari 2
(dua) meter, maka pekerja perlu memakai
baju pelampung.
No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Document No.
No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Effective Date
Halaman
8 of 12
Page
4) Placement of fire extinguisher adapted to
the needs and regulations as well as in a
position that is easily seen and reached.
7.6. Toxic and Hazardous Chemicals
1) Flammable and unused materials must be
managed properly so as to avoid potential
fire hazard.
2) Every purchase of chemicals must be
accompanied by MSDS (Material Safety
Data Sheet) so they can know the potential
dangers.
3) Material Safety Data Sheet must be
communicated to employees and available
in the work area, the employees are given
training to understand and know how to
control risk.
7.7. Working at Height
1) The work area with a height of more than
2 (two) meters must be equipped with
ladders, platforms and guardrails to
prevent workers from falling. If the
equipment is not adequate, Full Body
Harness must be equipped.
2) The workplace must be equipped with
ladder that high enough to pass the person
or the equipment used.
3) If necessary in certain circumstances, to
avoid the danger of the workforce, so
when working at heights must:
a. Installed safety net
b. Given platform/courtyard of wood or
iron plate
4) Workers who are afraid of heights, must
not be employed.
5) In circumstances where under workplace
there is water depths of more than 2 (two)
meters, the workers need to wear life

Prosedur MR
MR Procedure
Prosedur Pengendalian Operasional
Operational Control Procedure
7.8. Lubang terbuka
1) Pagar, tali atau tutup pengaman harus
dipasang pada daerah – daerah yang
terbuka, misalnya :
a. Lantai yang terbuka;
b. Lubang – lubang di lantai terbuka;
c. Sisi - sisi tangga yang terbuka;
d. Lubang-lubang galian yang dalam.
2) Pagar, tali maupun tutup pengaman harus
cukup kuat dan mudah dilihat (misalnya
dengan warna yang mencolok), pengaman
tersebut dijaga agar selalu terpasang
selama pekerjaan berlangsung.
7.9. Keselamatan berkendaraan
1) Semua kendaraan operasional di
lingkungan PT. LVLI harus dalam kondisi
baik/aman dan dioperasikan dengan cara
yang baik dan mematuhi peraturan lalu
lintas.
2) Semua rambu-rambu batas kecepatan
harus dipatuhi. Apabila rambu-rambu
batas kecepatan tidak terpampang maka
batas kecepatan maksimum yang berlaku
sbb:
a. Di lokasi projek, maksimal 40 km/jam
b. Di jalan raya, maksimal 80 km/jam
c. Di jalan berdebu, maksimal 20 km/jam
3) Pengemudi maupun penumpang harus
selalu menggunakan seat belt pada saat
kendaraan berjalan.
4) Semua kendaraan kontrak harus memiliki
jaminan asuransi sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam kontrak.
5) Semua pengemudi kendaraan di
lingkungan PT. LVLI harus mempunyai
Surat ijin mengemudi (SIM) dari kepolisian.
6) Tidak diperkenankan memuat beban
berlebihan.
7) Pengemudi harus memeriksa kondisi
kendaraannya setiap hari sebelum
memulai mengoperasikannya. Hal ini untuk
memastikan bahwa kendaraan tersebut
No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Document No.
No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Effective Date
Halaman
9 of 12
Page
jackets.
7.8. Open Pit
1) Fences, rope or safety cap must be
installed in the open areas, for example:
a. Open floor;
b. Holes in the open floor;
c. Open staircase sides;
d. Deep dug holes.
2) The fence, rope and a safety cap must be
sufficiently strong and highly visible (eg
with flashy colors), these safety equipment
must be kept attached during works.
7.9. Safety Driving
1) All operational vehicles within the PT. LVLI
must be in good condition/safe and
operated in a good manner with obey the
traffic laws.
2) All speed limit signs must be met. When
speed limit signs are not posted, the
maximum speed limit that applies as
follows:
a. At the project site, maximum 40 km/h
b. On the highway, maximum 80 km/h
c. On the dusty road, maximum 20 km/h
3) Drivers and passengers must always use
seat belt when the vehicle is running.
4) All vehicles must have an insurance in
accordance with that specified in the
contract.
5) The driver of a vehicle within the PT. LVLI
must have a driving license from the police.
6) Not allowed to load excessive burden.
7) The driver must check the condition of the
vehicle every day before starting to
operate it. This is to ensure that the vehicle
is eligible to operate and in safe condition.
 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
10 of 12
Page

layak beroperasi dan dalam kondisi aman.

7.10. Prosedur Kesehatan Kerja 7.10. Occupational Health Procedures

1) Pemeriksaan Kesehatan pekerja dilakukan 1) Medical Examination of workers made at
pada saat sebelum bekerja dan secara the time before work and at regular
berkala dengan menunjuk petugas medis intervals by appointing competent medical
yang berkompeten sesuai dengan personnel in accordance with applicable
peraturan yang berlaku. regulations.
2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan 2) Data obtained from medical examination
kesehatan harus dicatat dan disimpan oleh must be recorded and retained by QHSE
Bagian QHSE PT. LVLI. Section of PT. LVLI
3) Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Sebelum 3) Guidelines for Medical Examination before
Kerja dikembangkan mengikuti Work was developed following the
kemampuan perusahaan dan kemajuan company's ability and medical advances in
kedokteran dalam keselamatan kerja. safety.

7.11. Penanganan Keadaan Darurat (Sistem 7.11. Emergency Management (Emergency

Tanggap Darurat)
Penanganan keadaan darurat dilihat pada
Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
7.12. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1) Pekerja yang menjadi petugas P3K pada
penanggulangan keadaan darurat di
tempat kerja harus mendapat pelatihan
P3K.
2) Fasilitas P3K harus tersedia pada tempat
yang sesuai, serta dipelihara dengan baik.
3) Perlengkapan keadaan darurat misalnya
tandu dan telephone harus tersedia di
lokasi kerja.
4) Kotak P3K harus diisi sesuai dengan
potensi kecelakaan yang dapat terjadi.
5) Kotak P3K tidak boleh berisi benda-benda
lain selain alat-alat yang diperlukan dalam
penanganan keadaan darurat/P3K.
6) Kotak P3K harus diperiksa secara teratur
dan dipastikan tidak melewati tanggal
kadaluarsa.
Response System)
The handling of emergencies could be seen on
Preparedness and Emergency Response
Procedures
7.12. First Aid
1) Workers who become First Aid officers on
emergency relief in the workplace must be
trained First Aid.
2) First Aid facilities must be available at the
appropriate place, and well maintained.
3) Equipment of emergency for example
emergency stretcher and phone must be
available at the work site.
4) First Aid Box must be filled in accordance
with the potential accidents that could
occur.
5) First Aid Box may not contain other objects
except the tools required in the handling of
emergencies/First Aid.
6) First Aid box must be checked regularly
and certainly not past the expiration date.

7.13. Housekeeping 7.13. Housekeeping

1) Kebersihan dan kerapian di tempat kerja 1) The cleanliness and tidiness in the

Prosedur MR
MR Procedure
Prosedur Pengendalian Operasional
Operational Control Procedure
harus dijaga dengan baik.
2) Material, peralatan kerja dan dokumen
kerja disimpan dan dipelihara dengan baik.
3) Sampah harus dibuang pada tempat
sampah yang sesuai dengan klasifikasinya.
4) Instalasi listrik, selang, tali dll harus diatur
dengan baik sehingga aman dari bahaya.
7.14. Pencegahan Dari Bahaya Kejatuhan Benda
1) Tindakan pencegahan harus dilakukan
untuk menjamin bahwa peralatan kerja,
bahan-bahan, dokumen dan benda-benda
lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan
atau dijatuhkan ke bawah yang dapat
menyebabkan kecelakaan.
2) Posisi pekerja harus dipastikan berada di
bawah area aman/bebas dari kejatuhan
benda.
3) Koordinasi antar pekerja dalam
melaksanakan pekerjaan di tempat
ketinggian harus dilakukan dengan baik
untuk mencegah insiden.
7.15. Rambu Peringatan Bahaya
1) Penempatan rambu-rambu peringatan
bahaya/larangan/anjuran harus dipasang
sesuai dengan kondisi di tempat kerja.
2) Rambu peringatan tersebut harus mudah
dilihat dan dapat dibaca.
7.16. Alat Pelindung Diri
1) Alat pelindung diri diidentifikasi
berdasarkan hasil penilaian risiko.
2) Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada
pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya
untuk memberikan perlindungan yang
cukup, dan APD dipelihara oleh pekerja.
3) Seluruh pekerja wajib menggunakan APD
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
atau potensi bahaya yang ada.
7.17. Pengelolaan Limbah (Domestik dan B3)
No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Document No.
No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Effective Date
Halaman
11 of 12
Page
workplace must be maintained properly.
2) Material, equipment and work documents
stored and maintained properly.
3) Waste must be disposed of in bins
according to their classification.
4) The electrical installation, hoses, ropes etc.
must be well maintained so it is safe from
hazard.
7.14. Prevention Of Falling Objects Hazards
1) Precautions must be taken to ensure that
the work equipment, materials, documents
and other objects not thrown, launched or
dropped down which can lead to accidents.
2) The position of workers must certainly be
under the safe area/free of falling objects.
3) Coordination between workers in carrying
out work at heights must be performed
well to prevent the incident.
7.15. Warning Signs of Danger
1) The placement of warning signs of
danger/prohibition/suggestion must be
installed in accordance with the conditions
in the workplace.
2) The warning signs must be visible and
legible.
7.16. Personal Protective Equipment
1) Personal protective equipment is identified
based on the results of the risk assessment.
2) Personal protective equipment (PPE)
provided to the workers in accordance with
the type of work to provide adequate
protection, and PPE maintained by
workers.
3) All employees are required to use PPE in
accordance with established regulations or
potential hazard.
7.17. Management of Waste (Domestic and Toxic
 No. Dokumen
LVLI-MR-SOP-001
Prosedur MR Document No.
MR Procedure No.Revisi
00
Revision No.
Tanggal Efektif
14-10-2019
Prosedur Pengendalian Operasional Effective Date
Operational Control Procedure Halaman
12 of 12
Page

& Hazardous Material)

1) Limbah yang dihasilkan dari kantor dan
rumah tangga ditampung pada tempat
sampah.
2) Tempat sampah harus dipisahkan antara
sampah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) dan Domestik (non-B3).
3) Sampah non-B3 meliputi antara lain;
kertas, plastik, karton, dan kaca.
Sedangkan sampah B3 meliputi antara lain;
toner cartridge bekas (fotocopy, printer,
fax), lampu bekas.
4) Sampah yang ditampung tersebut
selanjutnya diambil oleh pihak gedung
1) Waste generated from offices and
households accommodated in the bin.
2) The bin must be separated from Toxic &
Hazardous Material (THM) waste
(hazardous and toxic) and domestic (non-
THM) waste.
3) Non-THM waste including: paper, plastic,
cardboard, and glass. While the THM
waste including; a used toner cartridge
(photocopiers, printers, fax), used lamp.
4) Those collected waste then taken up by the
building parties.

8. DOKUMEN TERKAIT 8. RELATED DOCUMENT

8.1. LVLI-QHSE-FM-12.02 8.1. LVLI-QHSE-FM-12.02

Formulir Induksi Keselamatan Formulir Induksi Keselamatan