SKRIPSI
Oleh:
Resultan Aqshal Hafizh Sukamto
NIM: 19406244002
1
2
3
ABSTRAK
Kata Kunci: Peran Masjid, Islamisasi, Umat Muslim, Masjid Jami’ Kauman
Sragen
4
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Peneliti
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................i
HALAMAN MOTTO ............................................................................................i
ABSTRAK ..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTARISI ..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................ii
DAFTARGAMBAR ..............................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beragama Islam itu, harus disadari bahwa keberadaan pendidikan Islam tidak
Islam di Indonesia merupakan warisan peradaban Islam dan sekaligus aset bagi
merupakan amanat sejarah untuk dipelihara dan dikembangkan oleh umat Islam
dari masa ke masa. Sedangkan sebagai aset, pendidikan Islam yang tersebar di
berbagai wilayah ini membuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menata
di Nusantara,2 karena ketika ajaran Islam masuk Nusantara yang disebarkan oleh
1
Fahrina Yustiasari Liriwati, Armizi Armizi, & Muhammad Yani, “Manajemen
Kultur Lembaga Pendidikan Islam”. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(2),
2021, 747.
2
Faizal Amin, & Rifki Abror Ananda, “Kedatangan dan Penyebaran Islam di
Asia Tenggara: Telaah Teoritik tentang Proses Islamisasi Nusantara”. Analisis: Jurnal
Studi Keislaman, 18(2), 2018, 67.
9
Islam di tanah Jawa ini berawal dari wilayah pesisir yang kemudian bergerak ke
para ulama dan raja/sultan, sedangkan di tanah Jawa ulama penyebar Islam
Masjid sebagai bagian dari bukti penyebaran Islam, merupakan salah satu
kepribadian umat Islam. Sejak awal lahirnya agama Islam dari buaian Nabi
Muhammad SAW, masjid yang dibangun atas asas ketaqwaan kepada Allah
SWT memiliki peran yang sangat penting dan berharga dalam membentuk
setiap individu.
melihat Nabi Muhammad SAW sebagai sosok Nabi sekaligus pemimpin yang
didirikannya.
3
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Cetakan Ketiga, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999), h. 8-9.
10
lagi yaitu dibagiansudut masjid yang dinamakan Suffah itulah tempat untuk
belajar bagi umat Islam waktuitu. Selain diajarkan ilmu agama, kaum Muslim di
Selain Suffah, terdapat pula Khan sebagai tempat yang juga menjadi pusat
musholahatau masjid kecil namun tidak untuk sholat jum’at tetapi dijadikan
asrama bagi siswa-siswa yang berasal dari luar daerah yang bertujuan ingin
belajar di masjid.5 Khan juga berfungsi juga sebagai tempat belajar privat. Juga
4
M. Miftah Alfiani, Samiha Suweleh, Lilis K. Jannah, & Choirul Mahfud,
“Islamisasi Nusantara dan Sejarah Sosial Pendidikan Islam”. FIKROTUNA, 9(1), 2019,
1122-1136.
5
Fauzan Suwito, et al., Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2005), h. 214- 215.
6
Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pondok Pesantren, (Jakarta: Inis, 1985), h. 88
11
Pada awal abad pertama Islam, istilahmajlis sudah digunakan sebagai pusat
majlis adab yaitu majlis untuk belajar sastra. Karakteristik majelis ini merupakan
forum untuk berdiskusi,perdebatan antara ulama fikih atau hukum Islam. 7 Lalu
ada pula Zawiyah, sebuah pusat pendidikan yang pada mulanya berada disudut
para sufi ini hanya inginberkosentrasi pada kegiatan ibadah saja, disamping itu
sejumlah daerah yang berpusat di satu tempat yakni Masjid. Masjid kala itu
memiliki fungsi yang luas tidak hanya sebagai tempat beribadah namun juga
7
M. Miftah Alfiani, Samiha Suweleh, Lilis K. Jannah, & Choirul Mahfud, Op.cit.
8
Ibid.,
12
Islam di Indonesia terutama dalam bentuk masjid telah cukup tua karena
diceritakan bahwa Wali Songo memfungsikan Masjid Agung Demak dan Masjid
beribadah, juga berfungsi sebagai tempat belajar dan membaca Al- Qur’an bagi
mulai dari yang kecil sampai yang besar, melalui didikan para ulama yang ikhlas
Islam. Masjid Jamik Kauman merupakan salah satu masjid tua di Kabupaten
Sragen Jawa Tengah. Tokoh agama pada saat itu ialah KH. Zaenal Mustopo dan
selanjutnya menjadi status kepemilikan atas nama Kyai H. Zaenal Mustopo, dan
Masjid ini telah diinventarisasi oleh Dinas Pariwisata Budaya dan Olahraga.
Masjid Jamik Kauman merupakan salah satu masjid tua di Kabupaten Sragen
Jawa Tengah dengan luas sekitar 144 m2 sejak awal pendiriannya dan terletak di
Hal yang menarik dari masjid Jamik Kauman Sragen adalah masjid ini
Kabupaten Sragen Jawa Tengah yang berada di pusat kota ini mampu menarik
pagi serta Madina (Madrasah Diniyah). Masjid ini sering dipakai untuk kegiatan
dzikir tahlil, serta pengajian malam saat Jumat dan Ahad pagi.
Pengelolaan yang belum maksimal dan fisik bangunan yang agak sempit
Lokasi masjid yang tidak terlihat dari jalan raya juga menyebabkan sedikit
musafir yang berkunjung di masjid. Masjid ini dikenal aktif dengan kegiatan
kajian pemuda, walaupun kecil namun kegiatan kajian aktif diadakan setiap hari
Sabtu malam. Tema dan pemateri berbeda untuk setiap kajian, terkadang ada
kembali masjid yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja.
14
Meski begitu kegiatan yang dijalankan masih seputar pada program kajian
seperti pengajian akbar, pembinaan dengan skala yang besar belum dilakukan.
Tengah dan berperan dalam proses islamisasi di Sragen. Maka penelitian ini
B. Identifikasi Masalah
berikut:
masjid.
2. Lokasi masjid yang tidak terlihat dari jalan raya juga menyebabkan sedikit
3. Kegiatan yang dijalankan Masjid Jami’ Kauman Sragen Jawa Tengah masih
seputar pada program kajian dengan cakupan acara yang relatif kecil.
Tengah.
Tengah.
Jawa Tengah.
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini berfokus pada peran Masjid Jamik Kauman dalam islamisasi di
Masjid.
16
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sleman.
2. Manfaat Praktis
A. Kajian Teori
1. Masjid
a. Pengertian Masjid
shalat diambil dari kata sujud (yakni masjad = tempat sujud). Mereka
mushalla.9
9
Pungky M. Putra Perwira, “Kajian Multifungsi Kawasan Masjid Besar
Jatinom”, dalam Pungky M. Putra Perwira, Redesain Komplek Masjid Besar Jatinom
Dengan Pendekatan Infill Desain Untuk Fasilitas Pendukung Masjid, Skripsi,
(Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018),
17
18
taat, serta tunduk penuh hormat, takzim. Sujud dalam syariat yaitu
dari arti kata tersebut. Oleh karena itu bangunan yang dibuat khusus
dengan jama’ah yang lebih ramai. Masjid bagi umat Islam merupakan
kebutuhan mutlak yang harus ada dan sejak awal sejarahnya masjid
madinya sajada (ia sudah sujud) fi’il sajada diberi awalan ma,
adalah masjid (dengan a). Pengambil alih kata masjid oleh bahasa
hal ini salah, sudah tentu kesalahan umum seperti ini dalam
dalam pengertian ini terjadilah pertemuan dua unsur dasar Islam yang
terpateri oleh ajaran Islam dan kebudayaan lama yang telah dimiliki
13
S. Gazalba, Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan, (Jakarta: Pustaka Antara,
2016), h. 73.
20
Maka tidak dapat disangkal jika diberbagai masjid yang ada saat ini
sebagainya.
b. Macam-macam Masjid
1) Masjid Aqsa
2) Masjid Haram
haram.
3) Masjid Jami’
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015).
21
4) Masjid Agung
seorang arsitek yang pernah belajar di Yunani, yaitu Sinan, yang telah
umumnya ada tiga gaya masjid yang ditampilkan, yakni tipe masjid
c. Fungsi Masjid
tempat asrama bagi sahabat yang tidak berkeluarga dan tinggal disana
15
Abdul Rochym, Mesjid dalam Karya Aristektur Nasional Indonesia, (Bandung:
Angkasa, 1995), h. 123.
22
ini merubah suatu hikmah dari shalat berjamaah, dimana umat Islam 5
kali sehari bertemu di dalam sholat berjamaah dan setelah shalat sudah
akrab hubungan umat Islam satu dengan yang lain. Adanya shalat
mengenai umat dengan dalil dan nash al-Qur’an dan hadits, sehingga
dihadapi masing-masing. Dua kali setahun yaitu shalat Idul Fitri dan
Ied. Dalam pertemuan Shalat Ied ini, jumlah umat lebih banyak lagi
hikmahnya.17
16
A. Bakhtiar, “Eskatologi: Perspektif Agama dan Filsafat”, Refleksi, 1(3).
17
Ibid.,
23
menandakan betapa dalam perasaan syiar agama itu bagi umat Islam
seperti Bali, atau di Eropa, maka akan terasa betapa agungnya Islam
itu jika kita melihat masjid yang berdiri di tengah umat yang bukan
budaya)
3) Tempat pendidikan
dan peran tersebut barang kali fungsi dan peran masjid sebagai
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tersebut, Bab I pasal I point 11, 12,
d. Peranan Masjid
kehidupan kemasyarakatan”.22
peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebihluas
beraneka ragam.23
SWT dan malaikat Allah, karena itu, masjid dalam pandangan Islam
tempat sujud dan sarana penyucian, disini kata masjid juga tidak lagi
hanya berarti bangunan tempat sholat, kata masjid masjid disini berarti
23
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 200), cet. V. h. 224-225
27
lainnya.24
Memang, umat Islam tidak bisa terlepas dengan masjid. Masjid telah
1) Ibadah (hablumminallah)
24
Robiatul Auliyah, “Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid AtTaqwa Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan”, Jurnal Studi Manajemen, Vol. 8, No. 1, 2014.
25
Siswanto, Organisasi Remaja Masjid, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005, h. 26
26
Syahruddin Hanafie, Mimbar Masjid: Pedoman Untuk Para Khatib Dan
Pengurus Masjid, (Jakarta: Haji Masagung, 1988), h. 348.
28
saja, karena seluruh bumi ini adalah masjid (tempat sujud), dengan
ritual sosial saja, tetapi juga merupakan salah satu simbol terjelas
1. Shalat Subuh
30
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka
Antara, 1971), h. 148
31
Nuraini Habibah dan Afrida Zulfiyani, “ Pembatasan Kegiatan Keagamaan Di
Masjid Dan Pembukaan Pasar Di Era Pandemi Perspektif Mashlahat Mursalah”, Jurnal
As Syar’e Jurnal Syari'ah & Hukum, Vol. 1, No. 1, 2022
32
Marzulinda, “FAKTOR KURANGNYA PEMANFAATAN MASJID” (Studi
Kasus Masjid Darussalam Di Desa Jembatan Dua Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten
Kaur)”, Skripsi. Bengkulu : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) BENGKULU.
33
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6705/3/BAB%20II.pdf
30
2. Shalat Dzuhur
3. Shalat Ashar
ufuk barat.
4. Shalat Maghrib
(mega merah).
5. Shalat Isya’
31
b. Sholat Taraweh
36
Hasan Ibn Ahmad al-Kaf, al-Taqrirat al-Sadidah Fi Masail al-Mufidah, vol. 1
(Dar al- Ulum: Surabaya 2004) h. 287
37
M. Samsuri, Penuntun Shalat Lengkap dengan Kumpulan Do’a-Do’a,
(Surabaya: Apollo), hlm. 63
33
c. Sholat Jumat
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam jilid 5 (jakarta: ichtiar baru van
38
- Pendapat Pertama:
- Pendapat Kedua
41
http://repository.uinsu.ac.id/4929/4/BAB%20II.pdf
Abdul Manan bin H. Muhammad Sabari, Rahasia Shalat Sunnat, (Bandung:
42
Arafah. Jadi umat Islam memiliki dua hari raya dan dua
kali shalat 'Ied dalam satu tahun, yaitu shalat hari raya
masjid yang ada di lingkungan kita. Salah satu fungsi dan peran
lain :
44
Marzulinda, “FAKTOR KURANGNYA PEMANFAATAN MASJID” (Studi Kasus
Masjid Darussalam Di Desa Jembatan Dua Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur)”,
Skripsi. Bengkulu : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) BENGKULU.
45
https://sultra.kemenag.go.id/files/sultra/file/file/Tulisan/zeam1328534716.pdf
Tiara Aprilita, Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung
46
47
Weisman, G. D. 1981. ‘Modelling Environtment Behavior System. A Brief Note’. Journal of Man-
Environment Relations 1 (2): 32–41.
48
http://transukma.uniba-bpn.ac.id/index.php/transukma/article/download/
26/9/43#:~:text=Kegiatan%20berkumpul%20adalah%20suatu%20bentuk%20perilaku
%20sekelompok%20manusia%20di%20dalam,hubungan%20sosial%20pada%20suatu%20setting.
49
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/1509/1452/
38
sehari-hari.
50
https://eprints.umm.ac.id/41670/2/BAB%20I.pdf
51
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, ....., h. 127.
39
kemasyarakatan yakni:
3) Ekonomi
52
Syahruddin Hanafie, Mimbar Masjid, Pedoman untuk Para Khatib dan
Pengurus Masjid, (Jakarta: Haji Masagung, 1988), h. 349.
53
Mustafa, Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:
kencana, 2006), h. 16.
40
masjid.
54
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, ....., h. 185.
55
https://digilib.iainkendari.ac.id/117/3/BAB%20II.pdf
41
Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik,
56
https://koperasi.bappenas.go.id/portal/portal/index7f12.html?page=koperasiindonesia
57
https://baznas.go.id/zakat
42
4) Pendidikan
58
Marlina gazli, M, PdI, Dasar - Dasar Pendidikan, Stain Kendari, 30 maret 2008, h. 2
Jauhar Muchtar Heri, Fikih Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja
59
Rosdakarya, 2005), h. 1.
61
Fachmi Farhan, Nurwadjah, & A. Suhartini, “Masjid Sebagai Basis Pendidikan
Non Formal”, Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan, Volume 14, Nomor 1
(2022), h. 47.
44
didalam masjid tidak ada perbedaan siapa yang lebih mulia dari
yang lain.
a) Keberadaan TPA/TPQ
hal ini masjid dapat berguna bagi anak atau orang tua yang
5) Dakwah
fungsi sosial.
Nurul Hidayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan”, Salam: Jurnal Sosial dan Budaya
Syar’i, Volume 8, Nomor 3 (2021), h. 887.
46
kegiatan agama rutin yaitu pengajian akbar ahad pagi serta HAUL
6) Politik
Yunani, yakni polis yang berarti kota yang berstatus negara kota
67
Hidajat Imam. 2009. Teori-Teori politik. Malang: Setara press. Hlm 2
68
Basri Seta. 2011. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Indie Book Corner. Hlm 2.
Eko Nursanty & Astari Wulandari, Place Attachment, (Semarang: Butterfly
69
masjid akan tunduk dan taat akan aturan-aturan Allah, yang artinya
mengambil keputusannya.
rutin.
7) Kesehatan
70
M. Firdaus, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk perguruan Tinggi, (Aceh:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2022), h. 152.
71
Undang - Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
48
(P3k)
72
https://eprints.uny.ac.id/18662/4/4.%20Bab%20II.pdf
73
https://eprints.uny.ac.id/18662/4/4.%20Bab%20II.pdf
Ahmad Zuhri, Zulheddi dan Sahbudi, Pemberdayaan Aset Wakaf: Mewujudkan
74
Kota Medan), Tesis, (Medan: Pascasarjana Universitas Islam Negeri, 2016), h. 23.
49
di dalam Masjid
vaksinasi.
Kesimpulan :
masjid tersebut.
lebaran akhir Ramadhan, Idhul Adha maupun Maulid Nabi dan Tahun
Baru Islam.
2. Islamisasi
Ia adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan
ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan
51
adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar (al-Wasli, 2001:33) 76.
Islam juga agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tunggi darinya. Al
Islamu ya’lu wa la yu’la alaihi. Umat Islam disebut sebagai khoiru umat.,
tuntas. Tidak hanya kurangnya data pendukung teori tersebut, tetapi juga
karena sifat sepihak dari berbagai teori yang ada. Terdapat kecenderungan
kuat adanya suatu teori yang hanya menekankan aspek-aspek khusus dari
karena itu, kebanyakan teori yang ada dalam segi-segi tertentu gagal
76
Al Wasyli, Abdullah bin Qasim. 2001. Syarah Ushul ‘Isyrin, Menyelami Samudra 20 Prinsip Hasan
Al Banna. Cetakan Pertama. Solo: Era Intermedia.
77
https://media.neliti.com/media/publications/69311-ID-islamisasi-ilmu-pengetahuan.pdf
AzyumardiAzra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
78
Abad XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 53
79
M. C. Ricklefs, Mengislamkan Jawa, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013), h.
121
52
orang-orang asing Asia (Arab, India, Cina, dll) yang telah memeluk agama
sampai sedemikian rupa, sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa atau
dilakukan secara damai. Paling tidak ada empat teori yang dimunculkan
yaitu teori India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. 80 Akan tetapi
landasan teori.
dengan latar belakang sosial dan politik pribumi yang berbeda. Islamisasi
Menurut teori Arab atau teori Makkah, upaya yang dilakukan oleh
Arab ini terlibat aktif dalam penyebaran Islam ketika mereka dominan
dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal abad ke-7 dan ke-8 M. Asumsi
80
Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h. 23.
53
langsung dari Tanah Arab82. Dengan sedikit pengembangan teori Arab ini
didukung oleh Keyzer yang berpendapat bahwa Islam di negeri ini berasal
yang diadakan pada 1963 dan 1978, disimpulkan bahwa Islam datang
langsung dari Arab, bukan dari India.84 Hasjmy menyebutkan bahwa Islam
81
Lutfiyani, L., & Fadlan, A. H. (2019). ISLAM NUSANTARA (a Theory of the
Arrival of Islam Until the Process of Islamization In The Nusantara). PROCEEDING
IAIN Batusangkar, 4(1), 167-174.
82
Husda, H. (2017). Islamisasi Nusantara (Analisis Terhadap Discursus Para
Sejarawan). Jurnal Adabiya, 18(2), 17-29.
83
Ibid.,
84
Binarto, B. (2020). Teori dan Proses Islamisasi di Indonesia. Prosiding
Nasional, 3, 287-302.
54
datang pertama kali datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau
arkeologi Islam menduga bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7
dan ke-8 M. Pada abad ini, dimungkinkan orang-orang Islam dari Arab,
Dia menggagas suatu hal yang disebut sebagai teori umum mengenai
Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui perubahan konsep dan istilah kunci
pelabuhan yang banyak disinggai oleh para saudagar adalah Tuban dan
Gresik karena letaknya yang strategis yaitu di tengah jalur pelayaran dari
agamanya.
a. Pendekatan labelisasi
87
Bambang Budi Utomo, “Majapahit Dalam Lintas Pelayaran Dan Perdagangan
Nusantara”. Berkala Arkeologi, 29(2), 1-14.
88
Hasan, N., Subanji, S., & Sukorianto, S. (2019). Analisis Kesalahan Siswa
Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Cerita Terkait Teorema Pythagoras. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(4), 468-477.
56
tidak ada satu ayat pun yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan
dalam Al Qur’an.89
b. Pendekatan aksiologis
89
M. Quraish Shihab, Ibid.,
90
Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h.
35
57
hingga yang paling besar, yang ghoib maupun yang nyata. Karena itu
91
Irwan Prayitno, Ma’ritullah, (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, 2002),
92
Basarudin Basarudin, “Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Lombok pada
Abad Ke-17”. SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 2(1), 2019, 31-44.
58
periode awal adalah berupa seni ukir yang bermotif bunga-bunga dan
Hindu, salah satunya adalah Masjid. Masjid yang dalam hal seni
Demak, Kudus, Cirebon, Banten, dan Ampel. Adapula seni sastra yang ada
di Jawa salah satunya adalah Babad. Babad merupakan cerita sejarah. Pada
kesenian juga banyak digunakan oleh para wali seperti wayang, seni
dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama,
93
Ahwan Mukarrom, Sejarah Islamisasi Nusantara, (Surabaya: Jauhar, 2014)
94
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2018)
59
a. Saluran Perdagangan
95
Latifa Annum Dalimunthe, “Kajian Proses Islamisasi di Indonesia (Studi
Pustaka)”, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Vol 12 No 1, (2016), h. 121.
96
Ibid.,
98
http://repository.stei.ac.id/4445/1/BAB%20II.pdf
99
Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, h.
45.
Pustaka)”, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Volume 12, Nomor 1 (2016), h. 121.
pedagang-pedagang Muslim.
b. Saluran Pernikahan
102
Lili Rasjidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia., (Bandung:Alumni,
1982), h. 3
103
Lutfiyani, L., & Fadlan, A. H. (2019). Islam Nusantara (a Theory of the
Arrival of Islam Until the Process of Islamization In The Nusantara). Proceeding IAIN
Batusangkar, 4(1), 167-174.
104
Ibid., h. 189-190
62
pedagang Muslim karena memiliki status sosial yang lebih baik kala
c. Saluran Tasawuf
suatu ilmu yang diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa,
2009), h. 3
106
Muhammad Amin Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Alam alGhuyub (Surabaya: Bungkul
Indah, t.th.), hal. 406.
107
Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, ....,
h. 47.
63
agama Hindu, sehingga agama yang baru itu mudah dimengerti dan
diterima.
d. Saluran Pendidikan
sekitarnya.
e. Saluran Kesenian
114
http://repository.upi.edu/29899/4/S_STR_1303674_Chapter1.pdf
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT Raja
115
atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Berbagai produk seni
f. Saluran Politik
tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama 118. Pengaruh politik
118
Andrew Heywood dalam Budiardjo Miriam. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Hlm 16.
119
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Ed. 1, Cetakan
ke- 28, (Jakarta: Rajawali Press, 2017), h. 203.
67
ini salah satunya dapat dilakukan melalui beberapa Masjid yang ada di
Indonesia. Salah satu majid yang dimaksud adalah Masjid Kauman Sragen
Sragen merupakan salah satu masjid tua yang ada di Kabupaten Sragen,
pendopo dan serambi. Keunikan lainnya yaitu masjid ini beratap tumpang
yang mirip dengan bangunan meru pada masa Hindu. Hingga saat ini
pemugaran. Selain itu, masjid ini menjadi wisata keagamaan dan sejarah
120
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, ...., h. 201.
121
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19609/1/11120086_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf
122
https://inibaru.id/islampedia/melihat-jejak-islam-di-masjid-kauman-sragen
68
pribumi yang mana ajaran tersebut hampir sama dengan alam fikiran
mereka, yang keempat adalah saluran pendidikan dimana para kiai dan
mengucapkan kalimat syahadat sebagai ganti upah acara tersebut dan yang
Islam itu masuk Islam. Dari beberapa kejadian kemenangan politik pada
yang baru.125
daerah dapat dilihat dari masjid serta segala aktifitas jemaahnya. Masjid
ialah memelihara diri dari siksaan Allah dengan cara menjalankan semua
masjid sebagai rumah sakit, masjid sebagai sekolah serta sebagai dapur
umum.127
sebagai tempat untuk bertanya dan mencari ilmu.128 Peran masjid seperti
poin tentang peranan masjid dalam pembangunan umat, yaitu: 129 a) Masjid
127
Rochym, Abdul. Sejarah Arsitektur Islam. (Bandung: Penerbit Angkasa, 1983),
h. 4-5.
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Cet VI, (Jakarta:
128
Putra, A., & Rumondor, P. (2019). Eksistensi masjid di era rasulullah dan era
130
pendukung Islamisasi, salah satu masjid yang akan diulas pada penelitian
ini adalah Masjid Besar Kauman yang menjadi tempat bersejarah dan juga
pada 1826. Masjid Besar Kauman Sragen kental dengan tradisi budaya
Nahdliyin. Masjid ini rutin dipakai untuk kegiatan zikir tahlil dengan
131
Ibid., h. 21
132
Nashir, A. (2020). Motivasi Dan Peran Remaja Dalam Megembangkan
Pendidikan Agama Islam Di TPQ Musala At Tohiriyah Desa Wadang Kecamatan
Ngasem Kabupaten Bojonegoro (Doctoral Dissertation, Institut Agama Islam Sunan Giri
Bojonegoro).
133
Ibid., h. 22
72
pengajian umum setiap malam Jumat dan Minggu pagi. Bagi yang ingin
tampak dalam kegiatan Salat Jumat yang memakai dua kali panggilan
azan. Masjid ini Disebut Masjid Kauman karena dulu masjid itu menjadi
tempat tinggal kaum santri yang belajar agama Islam. Ini sama persis
Sukowati134.
pembangunan umat ialah sebagai tempat beribadah dan berzikir oleh kaum
muslimin kepada Allah SWT, selain itu masjid berfungsi sebagai tempat
beri’tikaf dan ibadah sunnat lainya, secara makro masjid berfungsi sebagai
penelitian yang akan dilakukan. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti
134
https://soloraya.solopos.com/wajib-tahu-4-masjid-kuno-di-sragen-ini-bernilai-sejarah-penting-
1152456
73
sosila, fungsi psikologis, fungsi edukatif dan dakwah, fungsi politik, fungsi
peradilan serta fungsi komunikatif. Dari beberapa fungsi masjid yang telah
dipaparkan fungsi dari Masjid Al-Yaqin yang paling menonjol dalam proses
Jami’ Kauman di Sragen Jawa Tengah dengan fokus penelitian yakni latar
Sragen.
135
Putri Wulansari, Peranan Masjid Dalam Proses Islamisasi Masyarakat
Abangan: Studi Kasus Masjid Al-Yaqin Dusun Tambak Ruji. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Raushan Fikr, 8(1), 2019, 121-128.
74
Penelitian lain yang relevan juga dilakukan oleh Iskarinaet al.136 dengan
Lampung yang berasal dari Arab Saudi tahun 1934, meriam peninggalan
Portugis pada tahun 1111 M, gentong air bercorak Chinese, sebuah sumur tua
objek dan fokus penelitian yang dianalisis, dimana Peneliti memilih objek
penelitian yakni latar belakang berdirinya dan peranan Masjid Jami’ Kauman
136
Meta Iskarina, Nunung Yuliana, Tina Wulandari, & Rinaldi A. Pratama,
“Eksplorasi Aspek Historis Masjid Jami’al-Anwar Dalam Proses Islamisasi di Teluk
Betung Selatan, Lampung”. Artefak, 9(1), 2022, 1-8.
75
judul Integrasi Islam Dan Budaya Lokal Dalam Seni Arsitektur Masjid Kuno
bahwa membangun peradaban Islam yakni dengan konteks, realitas yang ada.
keislaman ala Indonesia begitu nampak, dan ini tidak bertentangan dengan
Muslim Indonesia selain berbusana, dalam seni tata ruang pun juga
umat Islam dalam hal apapun, telah bertransformasi selain fisiknya, tapi juga
sehingga masjid sebagai konstruk Islam yang terlihat, pun termaknai dengan
penelitian terletak pada objek, fokus dan metode penelitian dimana Peneliti
dengan fokus penelitian yakni latar belakang berdirinya dan peranan Masjid
metode sejarah.
137
Ahmad Zainuri, “Integrasi Islam dan Budaya Lokal dalam Seni Arsitektur
Masjid Kuno di Jawa: Sebuah Tinjauan Umum”. Heritage, 2(2), 2021, 125-144.
76
C. Kerangka Pikir
tempat bagi anak-anak untuk belajar dan membaca Al-Qur'an, merayakan hari
metropolitan tidak hanya melayani tujuan ini tetapi juga berfungsi sebagai
halaqah ilmiah, sesuai dengan informasi dan arahan yang diberikan oleh Nabi
bagi pendidikan umat Islam, dari kecil hingga besar, melalui pelatihan ulama
dan prasarana, program kegiatan, dan jamaah, merupakan salah satu bidang
muamalah.
segi struktur fisik maupun dari segi tugas dan tujuan yang diembannya.
77
Masjid dan Muslim terkait erat, dan Muslim bertanggung jawab atas
pengoperasian masjid yang baik. Bagi umat Islam, banyak acara keagamaan
masjid akan menjadi daya tarik utama dan berfungsi sebagai salah satu
program dan kegiatan yang bervariasi, salah satu masjid di pusat kota ini
(Madrasah Diniyah). Selain pengajian malam jumat dan minggu, masjid ini
administrasi belum optimal dan strukturnya agak kecil. Lebih sedikit orang
yang menghadiri masjid karena tersembunyi dari pandangan dari jalan raya
dan karena lokasinya. Meskipun ada kelompok belajar kecil yang aktif yang
bertemu setiap Sabtu malam, masjid ini terkenal dengan program studinya
yang masih muda. Setiap studi memiliki topik dan presenter yang berbeda;
Masjid Jamik
Kauman
Fungsi Masjid
fungsi ibadah
fungsi sosial
fungsi ekonomi
fungsi pendidikan
fungsi dakwah
fungsi politik
fungsi kesehatan
Program-Program dalam
Bentuk
Peranan Masjid Jamik Kauman
Pendidikan TPA
Kabupaten Sragen
Kajian Penguatan
79
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah Masjid Jamik Kauman yang
B. Waktu Penelitian
(dua) bulan, 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang
80
81
Penyajian Data
Penyusunan
Laporan
Dari: Penulis, 2022
C. Bentuk Penelitian
angka, dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian,
catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
laku, ucapan, kegiatan dan perbuatan lainnya yang berlangsung dalam suatu
138
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 4.
82
D. Sumber Data
Sumber data akan diambil dari dokumen, hasil wawancara, catatan lapangan
pengumpulan sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
seekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau
dapat disebut sebagai data utama. Sedangkan data sekunder merupakan data
yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang telah tersedia sehingga
peneliti dapat disebut sebagai tangan kedua.140 Di dalam peneletian ini data
sekunder akan diambil dari dokumen, observasi, foto, data serta penelitian
metode dokumentasi.141
139
Ibid.,
140
M. Mulyadi, Metode Penelitian Praktis: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
Publica Press, 2016), h. 12.
141
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 224
83
1. Wawancara
memberikan informasi.
digunakan.
menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan
rutin seperti
pengajian,
ceramah maupun
kajian.
6. fungsi Peran Masjid a. Perkumpulan 14, 15
politik sebagai tempat kelompok
menjalankan b. Penyampaian
urusan ideologi
pemerintahan, tokoh/figur
seperti jaman Nabi dalam masjid
menggunakan
Masjid sebagai
pusat diskusi
urusan
pemerintahan
dengan
sahabatnya
7. fungsi Peran Masjid a. layanan 16, 17,
kesehatan sebagai balai kesehatan 18
pengobatan bagi b. balai
umat, melalui pengobatan
pengadaan c. pos kegiatan
layanan kesehatan donor darah,
dan alat bantu vaksinasi, dsb
kesehatan.
2. Observasi
bagian dalam situasi individu yang sedang diamati, dan berperan sebagai
dijangkau oleh alat perekam saat observasi berlangsung. Teknik ini dipilih
3. Dokumentasi
145
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2014), h. 143.
87
akan semakin tinggi jika melibatkan atau menggunakan studi dokumen ini
deskripsi observasi serta analisis dokumen dan aspek lainya. Data tersebut
dalam islamisasi.
F. Instrumen Penelitian
kualitatif instrumen utama adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti
menjadi instrumen, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
146
Sugiyono, Ibid.,
147
Sugiyono, Ibid.,
88
situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Instrumen yang
dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Observasi
ini terlampir.
3. Pedoman Dokumentasi
arahan Peneliti dalam menentukan objek atau unit analisis mana saja
yang diambil fotonya dan dokuemn apa saja yang dibutuhkan untuk
terlampir.
G. Teknik Cuplikan/Sampling
(contoh) menunjuk pada bagian dari populasi. Akan tetapi, dalam penelitian
informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi. Memilih sampel,
dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial lebih tepat dilakukan dengan
merasa sampel yang diambil paling mengetahui tentang masalah yang akan
148
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012)
149
Sugiyono, Ibid.,
150
Burhan Bungin, Ibid.,
91
snowball digulirkan kepada informan yang lain sampai mencapai titik jenuh.
maka peneliti mencari informan lain yang dapat dijadikan sumber informasi
yang akurat dan memadai. Informan yang diambil adalah diyakini memeliki
dan menguasai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan fokus dan tujuan
H. Validitas Data
1. Uji Kredibilitas
beberapa teknik uji kredibilitas yang bisa dilakukan oleh peneliti yaitu
triangulasi.
151
Lexy J. Moleong, Ibid.,
92
dilihat dalam sudut pandang tahapan penelitian yang saling bertautan dan
dengan hal tersebut maka pada metode penelitian kualitatif ini akan
pembanding dari data yang diperoleh dari penafsiran yang bias. Peneliti
dilapangan.
data yang diperoleh dari sumber atau informan setelah melalui analisis
2. Uji Dependabilitas
orang lain melakukan pengulangan data atau replikasi data dalam proses
proses penelitian.
95
I. Teknik Analisis
menganalisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif atau lebih
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan tentunya dapat
interaktif, ada tiga jenis kegiatan analisis (reduksi data, penyajian data, dan
siklus dan interaktif.156 Berikut ini adalah gambar 3.1 mengenai komponen
155
Sugiyono, Ibid.,
156
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2018). Qualitative data
analysis: A methods sourcebook. Sage publications.
96
Miles and Huberman yang dibentuk pada tahun 1984, yang mana
mendekati hasil catatan yang ada dilapangan yang sesuai dengan data
data tidak boleh hanya mengambil dari satu informan saja, melainkan
harus sekaligus dilihat dari data primer seluruh informan. Data yang
keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Setelah proses reduksi data
dan flowchart.
wawancara dari informan yang dianggap keluar dari topic dan tidak sesuai
memahami tentang apa yang terjadi dan melakukan analisis data yang
dari display ini akan diketahui apakah hasil temuan tersebut sesuai dengan
teori yang ada dan apakah terdapat temuan baru yang berada di luar teori.
Keabsahan data digunakan empat macam kriteria keabsahan data, yaitu (a)
159
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. Ibid.,
100
BAB IV
A. Deskripsi Data
atas permukaan air laut dengan standard deviasi 50m. Kabupaten Sragen
Jawa Tengah beriklim tropis dan temperature sedang, curah hujan rata-rata
3287mm per tahun dan hari hujan dengan rata-rata 173 hari per tahun.
yang terdiri dari 208 desa/kelurahan, 2.519 dukuh dan 5.328 RT.
101
Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah Plupuh dan Tanon yang
masing masing terdiri dari 16 desa. Sedangkan yang paling sedikit adalah
Sragen Jawa Tengah berjumlah 890.518 jiwa yang terdiri dari 432.178
tanaman pangan. Hal ini di tunjang oleh luasnya lahan untuk pertanian
sawah, yaitu seluas 39.931 Ha yang terdiri dari: sawah beririgrasi teknis
seluas 18.571 Ha, ½ teknis seluas 3.584 Ha, sederhana seluas 1.685 Ha
Sragen:
Keterangan:
BWK A
Masjid Istiqomah
Masjid Ar Rohmah
BWK B
Masjid Raya Al-Falah
Masjid Jami Kauman
Masjid Al Muslim
Masjid Al Luwung
Masjid Sholihin
Masjid Nurul Huda
103
Masjid Mujahidin.
BWK C
Masjid Sultan Agung Banjarasri
Masjid Baziz
BWK D
Masjid Al Ikhlas
BWK E
Masjid An Nur Masaran
3. Gambaran Umum Masjid Jamik Kauman
Jami’ ini dirancang dan didirikan di atas tanah wakaf dan berkembang
sholat berjamaah di masjid Jami’ tersebut. Selain itu lokasi masjid berada
sekitar yang tengah bekerja untuk sekedar menunaikan shalat Dhuhur saat
istirahat.
SWT.
Struktur Organisasi
Sragen:
2. Drs. H. Suyamto
3. Drs. H. Iswandi
Ketua: 1. H. Ashuri
2. Eko Hartato
Bendahara: 1. Ngadiyin
2. H. Baron Al Macca.
Tata Tertib
6. Simpan tas dan barang bawaan pada loker yang telah disediakan.
7. Management masjid tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan
kerusakan barang berharga.
8. Jaga ketenangan dan kenyamanan di ruang perpustakaan.
9. Jaga kebersihan dan buang sampah pada tempat yang telah disediakan.
10. Tertib dan wajib mentaati aturan yang tertulis.
Jawa Tengah
memperoleh gambaran situasi dan kondisi tempat serta interaksi sosial antara
kepentingan penelitian.
takmir Masjid Jamik Kauman terkait sejarah dan aktivitas keagamaan yang
Jamik Kauman dalam proses islamisasi dan menjadi salah satu bukti sejarah
lebih mendalam untuk mengetahui lebih jauh pandangan yang dimiliki oleh
penulis temukan terkait latar belakang berdirinya Masjid Jamik Kauman dan
Tengah.
Sukowati oleh sejumlah tokoh agama salah satunya KH. Zaenal Mustopo,
masyarakat kala itu begitu antusias dalam menerima ajaran Islam. KH. Zaenal
109
Mustopo yang kala itu ditunjuk sebagai pejabat lendrat, kemudian melakukan
kecil yang akhirnya menjelma menjadi Masjid Agung. Masjid Jami’ Kauman
dan keagamaan.
masjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan. Dalam hal ini
Masjid Jami’ Kauman Sragen sendiri juga memiliki berbagai peran dan
1. Fungsi Ibadah
Allah. Seperti yang diketahui bahwa ibadah dalam Islam memiliki makna
shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran
Islam. Masjid Jami’ Kauman Sragen sendiri keberadaanya hingga saat ini
telah menjadi tempat ibadah bagi seluruh umat muslim khususnya warga
sholat lima waktu, sholat jumat berjamaah serta sholat hari raya atau hari
besar keagamaan seperti sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi selaku Ketua Takmir
berikut:
bersifat ibadah dalam peran dan fungsinya sebagai tempat ibadah atau
dan kajian rutin. Seperti yang disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi
sebagai berikut:
“Kajian Rabu malam dan Ahad pagi untuk warga sekitar masjid
dan warga Nahdliyin, sholat berjamaah, diskusi kemajuan masjid.”
Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan dari salah satu warga
sebagai berikut:
“banyak ya, dan itu rutin setiap harinya ada, mulai dari kajian Rabu
malam, ahad pagi, sabtu pagi. Sehabis subuh itu juga selalu ada
kajian, saya sendiri kadang ikut yang siangnya ada juga.”
agama sehabis sholat subuh serta kajian-kajian lain yang diadakan oleh
majelis. Setiap kegiatan tersebut dicatat oleh Takmir Masjid pada papan
Kegiatan Masjid
Jami’ Kauman
Sragen
112
2. Fungsi Sosial
Pada peran dan fungsi Masjid secara sosial, merujuk pada fungsi
serta informasi kegiatan. Dalam hal ini Masjid Jami’ Kauman Sragen
kumpul warga maupun kegiatan sosial lainnya seperti bakti sosial dan
zakat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi selaku
sebagai berikut:
satu warga Kauman selaku jamaah Masjid Jami’ Kauman sebagai berikut:
buka bersama saat bulan Ramadhan dan kegiatan sosial lainnya. Setiap
maupun masyarakat lainnya yang datang di area Masjid. Berikut salah satu
3. Fungsi Ekonomi
merujuk pada fungsi masjid sebagai sarana yang dapat melaksanakan dari
Masjid Jamik Kauman bersama organisasi NU. Hal ini yang disampaikan
Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan salah satu warga Kauman
“iya ada, di masjid agung Kauman ini ada lembaga koperasi yang
mengatur terkait zakat dan infaq dengan sistem syariah, namanya
LAZIZ NU yang juga merupakan koperasi yang dimiliki oleh
lembaga NU yang dioperasikan untuk daerah kauman sragen disini
tempatnya. Jadi lAZIZ ini menerima dan menyalurkan segala
bentuk bantuan dari umat seperti zakat dan sedekah, yang nantinya
disalurkan kepada warga yang membutuhkan, tentunya yang sesuai
dengan ketentuan dalam Islam”
4. Fungsi Pendidikan
seminggu sekali dengan diikuti oleh remaja serta orang dewasa. Hal ini
Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan salah satu warga Kauman
Selain itu masjid jami’ ini juga memiliki sebagian kecil tempat
Islam. Koleksi tersebut tersusun dalam rak yang dapat digunakan dan
118
dibaca oleh siapa saja termasuk jamaah Masjid. Seperti yang ditunjukkan
sebagai berikut:
kuliah subuh. Dalam hal ini pengurus Masjid Jami’ Kauman mengadakan
kegiatan kajian secara rutin setiap ba’da subuh. Kajian disampaikan oleh
imam sholat subuh dan diisi dengan materi yang berbeda-beda setiap
berikut:
“ya itu tadi si, dari pengajian itu kita biasanya undang kyai untuk
mengisi kajian dan ceramah…itu jadwalnya rutin, ada yang
mingguan dan bulanan itu tergantung harinya, bisasnya kita
mengikuti hari-hari besar, seperti waktu maulid atau ramadhan
misalnya ya..”
Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan salah satu warga Kauman
“iya saya sering ikut kegiatan kalau ada ceramah di masjid, ya rutin
jumat itu. Ada juga pas pengajian itu kan biasanya dari kyainya
juga beri ceramah, kan dakwah ya itu..”
dakwah rutin pada hari jumat. Dakwah tersebut sebagai bentuk kajian
Islam dan norma agama sebagai pedoman hidup. Setiap kegiatan tersebut
6. Fungsi Politik
siasat perang, perdamaian, dan lain sebagainya. Namun pada masa kini,
peranan Masjid sebagai sarana politik tidak lagi dilakukan, dan hanya pada
sejumlah masjid tertentu saja. Seperti halnya pada Masjid Jami’ Kauman
ruang Masjid. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi
“tidak pernah sejauh ini, dan tidak akan juga ya, karena masjid ini
sifatnya netral tempat untuk seluruh umat, tidak akan difungsikan
untuk kelompok tertentu juga ya, apalagi digunakan untuk urusan
perpolitikan, tidak pernah itu.”
7. Fungsi Kesehatan
luka setelah berperang. Dalam hal ini, Masjid Jami’ Kauman tidak
ini disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi selaku Ketua Takmir Masjid
sebagai berikut:
disampaikan oleh Bapak KH. Ashudi selaku Ketua Takmir Masjid sebagai
berikut:
Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan salah satu warga Kauman
“pernah ya setahu saya, cuma lupa kapan itu ada diadakan donor
darah di area masjid. Jadi jamaah yang datang di masjid yang mau
mendonorkan darah itu bisa langsung, ada petugasnya waktu
123
Kauman yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa pada
bagi warga Kauman dan umat muslim dalam menjalankan ibadah seperti
sholat lima waktu dan kegiatan keagamaan lainnya. Pada fungsi sosial
dan politik serta tidak menyediakan ruang bagi penyebaran ideologi politik
tertentu.
124
C. Pembahasan
Sragen Jawa Tengah dengan luas sekitar 144 m2 sejak awal pendiriannya dan
Zainal Mustofa pada 1826, bangunan fisik dari Masjid Besar Kauman sudah
sebagai Kauman karena dulu masjid ini menjadi tempat tinggal kaum santri
yang belajar agama Islam. Sama halnya seperti Masjid Kauman Masaran,
dan menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Tidak dapat dipungkiri bahwa
masjid adalah tempat ibadah bagi umat Muslim. Perkataan Masjid ini banyak
Masjidil Haram di Mekah atau Masjidil Aqsa di Baitul Magdis, tetapi juga
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah ajaran Islam itu sendiri yang
menjadikan Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah mahdhah, tetapi juga
sebagai pusat peradaban pada saat itu. kata Masjid akan melahirkan
ibadah, Masjid kemudian dijadikan sebagai tempat untuk beribadah baik yang
mahdhah yaitu ibadah yang dilakukan manusia langsung kepada Allah SWT,
125
misalnya shalat, puasa, dan lain-lain. Maupun yang ghayr mahdhah yaitu
ditemukan beberapa fungsi yang dapat dikategorikan kepada dua jenis, yakni
primer dan sekunder. Fungsi primer yang dimaksud ialah sebagai tempat
ibadah yang bersifat ritual, seperti shalat, i’tikaf, dan sebagainya. Sedangkan
suci untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, namun
masjid kemudian berkembang yang tidak hanya terbatas pada fungsi sebagai
ritual yang bersifat individual.160 Artinya kini Masjid tidak hanya sebagai
sarana bagi umat dalam menunaikan ibadahnya saja, namun juga mulai
melalui berbagai kegiatan yang bernilai ibadah. Fungsi ini yang juga
ibadah bagi warga Kauman dan umat muslim dalam menjalankan ibadah
karenanya shalat bukan hanya berarti menyembah saja. 161 Fungsi utama
masjid masjid Jami’ini adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat
diantaranya yaitu pada waktu Subuh, Waktu Zuhur, Waktu Ashar, Waktu
Maghrib dan Waktu Isya’ ummat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna
160
Syahidin, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 124.
161
A. Bachrun Rifa’i dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid: Mengoptimalkan Fungsi
Sosial Ekonomi Masjid, (Bandung: Benang Merah Press, 2005), h. 47.
127
tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid
sebagai bagaian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah.
digunakan shalat sunnah yang meliputi shalat jum’at yang dikerjakan pada
puasa, shalat Hari Raya dikerjakan pada Hari Raya puasa Idul Fitri, dan pada
Hari Raya Haji “Idul Adha”. Shalat berjama’ah sendiri sangat penting artinya
Islam sendiri dalam hal ini berdiri pada ajaran tawhîd (keyakinan) yang satu
Khâliq, tetapi juga dengan sesama manusia lainnya dalam sebuah interaksi
melakukan ibadah kepada sang pencipta. Hingga saat ini masjid tidak hanya
digunakan sebagai tempat Ibadah namun juga sebagai sebuah wadah yang
berfungsi untuk mensyiarkan agama Islam dimana masjid tidak hnaya sebagai
128
Adapun wadah dari kebudayaan Islam itu sendiri adalah kesatuan sosial atau
merupakan efek dari ibadah, karena kesatuan sosial Muslim dan unsur-unsur
kebudayaan Islam diikat oleh Masjid, salah satunya yakni kegiatan shalat
sosial Islam tidak pernah mampu melepaskan diri dari lingkunganya dan oleh
sebuah masjid. Tujuan utama umat Islam berkumpul di masjid ternyata tidak
mereka, yaitu kesatuan sosial Muslim. Fungsi masjid tidak saja dipandang
162
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Islam,
1984) h. 247
129
adalah bukan hubungan dalam wujud tindakan riil ekonomi seperti kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Perananya terletak pada bidang ideal atau
konsep ekonomi yang pangkal dan azasnya adalah Al-Quran dan Hadist. 163
ekonomi dalam Islam masih tetap dilakukan di masjid Jami’ Kauman ini
Masalah ekonomi adalah masalah paling urgen (dharury). Para ulama masa
lampau tak pemah mengabaikan kajian muamalah (ekonomi Islam). Hal itu
bisa dibuktikan dalam kitab-kitab hasil karya mereka. Ekonomi Islam bukan
saja menjadi pilar dan rukun kemajuan Islam, tetapi juga merupakan fardhu
bagi warga melalui pengajian rutin setiap minggunya dengan tema pendidikan
Islam. Selain itu masjid jami’ ini juga memiliki sebagian kecil tempat untuk
Qur’an dan kitab-kitab serta koleksi buku tentang agama Islam. Sebagaimana
fungsi yang harus dijalankan oleh masjid Jami’ ini sebagai peningkatan
pengkajian, ceramah, kuliah dan khutbah. Oleh sebab itu pendidikan apa pun
lembaga pendidikan pertama kali bagi umat Islam. Sebab di sanalah pertama
pengajian akbar diadakan setiap tahunnya oleh pengurus Masjid, serta yang
Pembina Masjid.
164
Lasa Hs, Petunjuk Praktis Pengelolaan Perpustakan Masjid dan Lembaga Islamiyah,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees, 2004), h. 3.
131
dalam kesabaran, selain itu dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang
masjid pertama, yaitu masjid Quba di kota Madinah yang pada masa itu
masjid Quba telah dipergunakan untuk berbagai kegiatan seperti mulai dari
memisahkan kegiatan agama dan politik serta tidak menyediakan ruang bagi
165
Agustianto, MA.Peran Masjid Dalam Edukasi Ekonomi Syariah,
PesantrenVirtual.com, Edisi 7 September 2006
132
peradaban Islam.166
Pada dasarnya, Masjid Jami’ ini sebagai tempat ibadah yang harus
bersih dengan prinsip mencetak manusia yang taqwa dan beriman, mencetak
manusia yang berjiwa agama dan bertanggung jawab. Selain itu, masjid jami’
sosial bagi jama’ah dan umat Islam dengan segala keutuhan masyarakat
manusia dengan dirinya, yang berwujud: mencari ilmu, mengaji dan lain-lain;
Masjid Jami’ merupakan masjid yang dibangun atas dasar aspirasi dan
kehendak umat atau masyarakat Islam yang ada di sekitarnya. Setelah masjid
bediri dengan baik dalam berbagai bentuk, maka selanjutnya umat atau
166
Ibid
167
Zein M. Wiryo Prawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, IAI, h. 155
133
dapat tetap terjaga dan dapat digunakan sebagaimana peran dan fungsi Masjid
masjid secara fisik dimaksudkan bangunanya bagus, bersih, indah dan megah,
tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam dalam arti luas. Adalah tugas dan
ini, masjid dituntut untuk menata dirinya dengan menampilkan sosok yang
mengagumkan, baik dari segi bangunan fisik, arsitektur, seni dan sarana-
mencontoh fungsi masjid pada zaman Rasulullah saw itu. Caranya dengan
Masjid sesungguhnya.
168
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), h. 69.
134
2. Peran dan fungsi dari Masjid Jami’ Kauman yang paling menonjol ialah
fungsi ibadah atau keagaaman, fungsi sosial, fungsi edukasi dan dakwah.
fungsi yang telah berjalan dari Masjid Jami’ Kauman melalui berbagai
BAB V
PENUTUP
E. Simpulan
Tengah terlihat dari fungsi yang dijalankannya yakni fungsi keagaaman, fungsi
sosial, fungsi pendidikan dan dakwah. Pada fungsi keagamaan, Masjid Jami’
Kauman berperan sebagai tempat ibadah bagi warga Kauman dan umat muslim
dalam menjalankan ibadah seperti sholat lima waktu dan kegiatan keagamaan
menyebarkan bantuan kepada warga melalui zakat maupun sedekah infaq yang
warga melalui pengajian rutin setiap minggunya dengan tema pendidikan Islam.
pengadaan kegiatan pengajian akbar dan ceramah rutin oleh pemuka agama. Pada
fungsi kesehatan, tidak ditemukan balai pengobatan atau klinik namun Masjid
mendukung dan mengadakan kegiatan berbasis kesehatan seperti donor darah dan
Kauman memisahkan kegiatan agama dan politik serta tidak menyediakan ruang
F. Implikasi
implikasi dari hasil penelitian mengenai peranan Masjid ini, diantaranya implikasi
1. Implikasi Teoritis
persebaran Islam di wilayah tersebut dan bukti peradaban Islam kala itu.
sejarah yang mendalam pada diri peserta didik. Peserta didik mampu
2. Implikasi Praktis
saat ini, peran dan fungsi Masjid tidak hanya sampai pada tempat ibadah
saja, namun juga harus mampu menjadi sentral dinamika umat yang
jauh baik dari segi pendidikan, sosial ekonomi maupun aspek kehidupan
G. Rekomendasi
masyarakat sekitar.
2. Bagi Pengurus Masjid Jami’ dan Masjid lainnya juga sebaiknya dapat
disekitarnya.
lebih baik.
139
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraish. 1992. Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan. Cetakan I. Bandung: Mizan.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman, E. (2012). Manajemen Masjid: kiat sukses meningkatkan kualitas
SDM melalui optimalisasi kegiatan umat berbasis pendidikan
berkualitas unggul. Bandung: ALFABETA.
Sutopo. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan. Terapannya
Dalam Penelitian). Surakarta: Sebelas Maret Press.
Suwito, et al. (2005). Sejarah Sosial Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana.
Utomo, B. B. (2009). Majapahit Dalam Lintas Pelayaran Dan Perdagangan
Nusantara. Berkala Arkeologi, 29(2), 1-14.
Wulansari, P. (2019). Peranan Masjid Dalam Proses Islamisasi Masyarakat
Abangan: Studi Kasus Masjid Al-Yaqin Dusun Tambak Ruji. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr, 8(1), 121-128.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Yustiani. (1996). Pembinaan Kehidupan Beragama Melalui Masjid di Kota Kecil.
Semarang: Departemen Agama RI.
Zainuri, A. (2021). Integrasi Islam dan Budaya Lokal dalam Seni Arsitektur
Masjid Kuno di Jawa: Sebuah Tinjauan Umum. heritage, 2(2), 125-144.
142
LAMPIRAN
143
Lampiran 1.
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal:
Data Informan
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Daftar Pertanyaan
A. Sejarah Masjid Jamik Kauman
1. Bagaimana sejarah didirikannya Masjid Jamik Kauman di Kabupaten
Sragen?
2. Bagaimana latar belakang atau alasan dari didirikannya Masjid Jamik
Kauman di Sragen ini?
3. Mengapa Masjid Jamik di Sragen ini disebut sebagai Masjid Jamik
Kauman?
4. Apa visi misi Masjid Jamik Kauman? Dan apa tujuan yang ingin dicapai
Masjid Jamik Kauman dulu hingga sekarang?
5. Bagaimana struktur kepengurusan yang ada di Masjid Jamik Kauman?
6. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki Masjid Jamik Kauman?
7. Apa saja tradisi yang masih dijalankan Masjid Jamik Kauman hingga saat
ini?
8. Mengapa Masjid Jamik Kauman disebut sebagai bukti sejarah
perkembangan Islam di Sragen?
B. Peranan Masjid Jamik Kauman dalam Islamisasi
1. Apa saja aktivitas ibadah jamaah yang dilaksanakan di Masjid Jamik
Kauman?
2. Apa saja kegiatan keagamaan yang diadakan di Masjid Jamik Kauman?
144
PEDOMAN OBSERVASI
A. Tujuan:
berdirinya Masjid Jamik Kauman, dan peranan Masjid Jamik Kauman dalam
Kauman
146
PEDOMAN DOKUMENTASI
A. Tujuan:
Untuk memperoleh data yang akurat mengenai kondisi fisik maupun non fisik
Kabupaten Sragen.
Lampiran 2.
TRANSKRIP WAWANCARA
Data Informan
Nama : KH.Ashudi
Usia : 63 Tahun
Pekerjaan : Takmir Masjid Jami` Kauman Sragen
Alamat : Kauman RT 02 krapyak sragen
Jawaban
A. Sejarah Masjid Jamik Kauman
1. Bagaimana sejarah didirikannya Masjid Jamik Kauman di Kabupaten
Sragen?
Jawab. Sejarah berdirinya Masjid Jami` Kauman Sragen dimulai pada
tahun 1817 M dan berdirinya Masjid Kauman itu masih berkaitan dengan
Keraton Kasunanan Surakarta.Penguasa Kasunanan Surakarta saat itu
Sunan Pakubuwono II mengutus seorang kyai yang bernama Kyai H.
Zaenal Mustopo untuk menjadi pejabat landrat di daerah Bumi Sukawati.
Kyai H. Zaenal Mustopo tinggal di daerah Bumi Sukawati tepatnya di
daerah yang disebut dengan Kauman. Disinilah pembinaan masyarakat
dimulai dan dilanjutkan dengan pendirian masjid oleh Kasunanan
Surakarta sebagai sarana beribadah masyarakat Kauman.Saat awal
pendirian, Masjid Jamik Kauman memiliki luas sekitar 144 m2 yang
terletak di dukuh Kauman, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen,
Kabupaten Sragen
148
TRANSKRIP WAWANCARA
Data Informan
Nama : Sugiyanto, S.Sos
Usia : 52 Tahun
Pekerjaan : Marbot Masjid Jami` Kauman Sragen
Alamat : Bagan RT 02 Nlorog Sragen
Jawaban
A. Sejarah Masjid Jamik Kauman
1. Bagaimana sejarah didirikannya Masjid Jamik Kauman di Kabupaten
Sragen?
Jawab. Sejarah berdirinya Masjid Jami` Kauman Sragen dimulai pada
tahun 1817 M dan berdirinya Masjid Kauman itu masih berkaitan dengan
Keraton Kasunanan Surakarta.Penguasa Kasunanan Surakarta saat itu
Sunan Pakubuwono II mengutus seorang kyai yang bernama Kyai H.
Zaenal Mustopo untuk menjadi pejabat landrat di daerah Bumi Sukawati.
154
4. Apa visi misi Masjid Jamik Kauman? Dan apa tujuan yang ingin dicapai
Masjid Jamik Kauman dulu hingga sekarang?
Jawab.
Visi Masjid Jami’ sebagai pusat kegiatan menuju masyarakat madani dan
Islam yang kaffah dalam menggapai keridhoan-Nya,menjalankan syariat
Islam.
-Misi nya Menjadikan Masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada
Allah semata, sebagai pusat pembelajaran .
-Masjid Jami’ kauman sebagai tempat untuk merekatkan persatuan dan
kesatuan umat.
-Menuju masyarakat Islami yang sejahtera dan diridlai Allah SWT.
-Mengisi abad kebangkitan Islam dengan aktivitas yang Islami.
-Membina jama’ah menjadi pribadi muslim yang bertaqwa.
Tujuan Yang ingin dicapai adalah agar masyarakat sekitar mampu
dengan cerdas mengamalkan Al-Qur’an dan Assunah,nyaman dalam
beribadah untuk menumbuhkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mendorong umat untuk malaksanakan amar ma’ruf & nahi munkar.
15. Apakah Masjid Jamik Kauman pernah digunakan sebagai tempat untuk
menyampaikan suatu ideologi tertentu dari seorang tokoh/figur publik?
Tidak pernah.
16. Bagaimana Masjid Jamik Kauman difungsikan sebagai pusat kesehatan
bagi masyarakat? Tidak ada layanan kesehatan atau balai pengobatan
yang dioperasikan oleh Masjid Jamik Kauman.
17. Apakah terdapat layanan kesehatan atau balai pengobatan yang
dioperasikan oleh Masjid Jamik Kauman? Tidak ada.
18. Apakah pernah diadakan kegiatan-kegiatan seperti donor darah,
vaksinasi, dan sebagainya di Masjid Jamik Kauman? pernah, untuk
kegiatan yang sifatnya terkait kesehatan masyarakat ya, seperti donor
darah itu kita gelar dengan bantuan tenaga medis dari PMI juga, itu setiap
dua tahun sekali ya….lalu untuk vaksin kita mengadakan juga yang
program vaksinasi covid-19 itu, ya untuk memutus penyebaran juga
untuk mendukung program pemerintah tentunya.
TRANSKRIP WAWANCARA
Data Informan
Nama : Warga Kauman
Usia : 50 Tahun
Pekerjaan : Jamaah Masjid Jami` Kauman Sragen
Alamat : RT 02 Nlorog Sragen
Jawaban
A. Peranan Masjid Jamik Kauman dalam Islamisasi
160
Lampiran 3.
HASIL DOKUMENTASI
Gambar 11.DzikirBersama
169
Gambar 19.Mimbar