Anda di halaman 1dari 5

Pelaporan Korporate

Disusun Oleh :

Murzalin ( 01044822326004)

PENDAPATAN

Dosen Pengajar :

Rina Tjandarkirana, SE.MM,Ak.CA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2023


1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan memiliki pengertian yaitu pernyataan yang berkaitan dengan
keuangan dari semua hasil usaha pokok produk atau jasa yang dilakukan dalam suatu
periode. Sederhananya, revenue adalah jumlah uang yang diterima perusahaan dari
hasil penjualan produk kepada pelanggan, bukan dari hasil penanaman modal. Jadi
bisa dikatakan revenue adalah jumlah keuntungan yang diperoleh secara bersih oleh
pelaku bisnis.
Pendapatan ini sendiri ada dua macam yaitu yang dihasilkan secara langsung dan
tidak langsung. Revenue secara langsung biasa disebut dengan operating revenue
yang diperoleh dari penjualan produk. Sementara non-operating revenue adalah
pendapatan yang didapatkan secara tidak langsung dari sumber penghasilan tambahan
seperti deposito bank atau keuntungan saham. Pendapatan ini dipengaruhi oleh adanya
layanan return dan refund, suku bunga, nilai tukar mata uang, harga produk dan jasa,
serta variasi produk yang ditawarkan.
Menurut Theodorus M.Tuanakotta (2011:35) dalam buku “Teori Akuntansi”:
“Pendapatan merupakan jumlah uang yang diperoleh suatu perusahaan atas penciptaan barang
atau jasa selama suatu kurun waktu tertentu” melihat perbedaan pendapatan dan penghasilan
dapat dikatakan bahwa income atau penghasilan merupakan pendapatan bersih atau laba
bersih dari hasil usaha yang sudah dikurangi dengan beban biaya. Lalu untuk revenue atau
pendapatan adalah total omzet perusahaan.

2. Penjualan Barang dan Jasa


Penjualan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa
dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi- transaksi tersebut dan penjualan
dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa
dari pihak penjual ke pembeli (Mulyadi, 2008)
 Jenis-jenis Penjualan
Ada beberapa bentuk penjualan yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan
tender, penjualan ekspor, penjualan konsinyasi, dan penjualan grosir.
Tujuan utama penjualan adalah: mendapatkan laba atau keuntungan dari produk yang
dijual. Dengan pengelolaan yang baik, perusahaan atau usaha Anda akan mendapatkan laba
yang besar dan mendapatkan pelanggan tetap (loyal customers).
Langkah –langkah penjualan contoh perusahaan retail sebagai berikut :
1. Keterlibatan. Seorang sales person tidak akan dapat menjual ke pelanggan tanpa
berinteraksi dengan mereka. ...
2. Membangun Kepercayaan. ...
3. Mengatasi Kekhawatiran. ...
4. Tunjukkan Nilai. ...
5. Closing sales secara alami.

Penjualan Jasa adalah : setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau
sebaliknya.
Jenis-jenis penjualan jasa sebagai berikut :
1. Jasa Transportasi
2. Jasa pelayanan Kesehatan
3. Jasa Pendidikan
4. Jasa Penulis
5. Jasa Makelar
6. Jasa Editor
7. Jasa Keuangan
8. Jasa Pariwisata
9. Jasa Desaian Grapil Dll

Tujuan Utama Penjualan jasa


Perusahaan atau perseorangan jasa memiliki tujuan mendapatkan laba atau keuntungan
dari jasa yang telah ditawarkan. Untuk dapat mendapatkan keuntungan, penting untuk
memiliki catatan keuangan yang baik dalam bentuk laporan. Pelajari caranya melalui buku
Cara Mudah Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa. Selain keuntungan untuk
penyedia jasa, keuntungan ini juga diberikan kepada pelanggan dengan adanya layanan yang
memuaskan dari penyedia jasa atas kebutuhan yang dicari dari pelanggan.
Usaha jasa ini juga memiliki tujuan sebagai penyedia pengadaan barang. Di mana dalam
dunia bisnis juga diperlukan akses untuk pembelian barang. Umumnya suatu perusahaan akan
berkonsultasi untuk melakukan jual-beli barang tertentu.
Lapangan kerja juga menjadi tujuan dari usaha jasa ini. Semakin banyak usaha jasa yang
berkembang maka semakin banyak juga lapangan pekerjaan yang diciptakan. Usaha jasa ini
menyerap tenaga kerja dari masyarakat.

3. Jasa Konstruksi dan Realestat


Pengertian jasa konstruksi menurut undang-undang (UUJK) adalah suatu kegiatan untuk
membangun sarana ataupun prasarana yang pada pengerjaannya meliputi pembangunan
gedung (building construction), instalasi mekanikal & elektrikal, dan juga pembangunan
prasarana sipil (civil engineer)
Jenis-jenis jasa Konstruksi suatu pekerjaan Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan
yang mencakup semua pelaksanaan konstruksi bangunan, seperti arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal dan tata lingkungan untuk mewujudkan suatu bangunan. Sedangkan Sesuai
Undang-Undang No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, jenis usaha ini meliputi jasa
konsultan konstruksi, pekerjaan konstruksi dan pekerjaan konstruksi terintegrasi.
Perlakuan Jasa Kontruksi dalam akuntansi dan perpajakan dibagi menjadi 2 sebagai
berikut :
1. Perlakukan Akuntasi Jasa Konstruksi
Bagi wajib pajak yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan mengerjakan
proyek konstruksi berjangka waktu yang lebih dari satu tahun, perhitungan pendapatan dapat
menggunakan metode yang lazim digunakan dalam praktik akuntansi seperti metode
persentasi penyelesaian, ( percentage of completion method). Metode persentase penyelesaian
mengakui penghasilan tahunan secara akuntansi didasarkan atas perhitungan secara
proporsional sesuai dengan tahap penyelesaian pekerjaan.dalam penerapan metode tersebut,
biaya-biaya yang dapat diperhitungkan adalah biaya-biaya yang langsung dan semata-mata
berhubungan dengan proyek tersebut,seperti biaya pemakaian material,upah buruh langsung,
serta biaya – biaya lainnya dengan karateristik yang sama.
2. Perlakukan PPh jasa Konstruksi Perpajakan
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2008 sebagaimana telah diubah
terakhir peraturan pemerintah nomor 40 tahun 2009, jasa konstruksi dikenakan pph final dan
dihitung berdasarkan jumlah pembayaran atau penerimaan ( cash basis ) . apabila wajib pajak
menggunakan metode penyelesaian pekerjaan dalam pencatatan akuntansi,tampak bahwa
penghasilan usaha jasa kontruksi setiap tahunnnya akan diakui secara proporsional sesuai
dengan porsi penyelesaian pekerjaan/proyek dalam tahun (peiode ) bersangkutan.dasar yang
digunakan adalah cost to cost basis, yakni mengkalkulasi biaya –biaya yang dikonsumsi untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Permasalahan yang timbul saat petugas pajak melakukan rekonsiliasi antara peredaran
usaha berdasarkan akuntasi dengan peredaran usaha berdasarkan laporan SPT tahunan PPh
badan. Rekonsiliasi atau lebih dikenal dengan ekualisasi, adalah kegiatan menyandingkan dua
sumber yang terpisah , dalam hal ini adalah peredaran usaha berdasarkan akuntansi dan
peredaran usaha berdsarkan laporan SPT tahunan PPh badan, mengenai hal yang sama dan
apabila terjadi perbedaan maka harus dapat kita jelaskan. Jadi intinya rekomsilasi adalah
menelusuri dan mencari tahu penyebab timbulnya perbedaan yang berasal dari dua sumber
yang berbeda.
4. Perkembangan Terkini: PSAK 72
PSAK 72 yang merupakan adopsi dari Standar Pelaporan Keuangan Internasional IFRS,
yang berlaku per 1 Januari 2020. PSAK 72 mengatur tentang Pendapatan Kontrak dari
Pelanggan yang mengadopsi IFRS 15 yang mengubah secara signifikan kapan perusahaan
mengakui pendapatan, pengukuran pendapatannya termasuk bagaimana penyajian dan
pengungkapannya di laporan keuangan, PSAK 72 ini menggantikan seluruh standar berikut,
PSAK 23: Pendapatan, PSAK 34: Kontrak Konstruksi, ISAK 10: Program Loyalitas
Pelanggan, ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat, ISAK 27: Pengalihan Aset dari
Pelanggan, serta PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.

Anda mungkin juga menyukai