Anda di halaman 1dari 49

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN DAN
MEMELIHARA ALAT UKUR
OTO.SM01.006.01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.

Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan


adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam
program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan.

Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi
terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang
lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu
pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.

Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga


bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, 18 Agustus 2010

DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN

Drs. Susandi, MM
NIP. 19560911 198303 1 001

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 1 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------- 1

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS


PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) -------------------------------------- 3

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) ---------------------------- 3


B. Unit Kompetensi Prasyarat ------------------------------------------------- 5
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --------------------------- 6

BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN ------------------------------------------- 11

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------- 11


B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------- 11
C. Ruang Lingkup --------------------------------------------------------------- 11
D. Pengertian-Pengertian------------------------------------------------------- 12

BAB III MATERI PELATIHAN MENGGUNAKAN & MEMELIHARA ALAT UKUR----------- 13

A. Diagram Alir Unit Kompetensi ---------------------------------------------- 13

B. Penjelasan Modul Menggunakan & Memelihara Alat Ukur --------------- 13

1. Pengetahuan ------------------------------------------------------------- 13
2. Ketrampilan ------------------------------------------------------------- 27
3. SOP -------------------------------------------------------------- 36
4. Sikap Kerja ------------------------------------------------------------- 36

BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI- 37

A. Sumber-sumber Perpustakaan --------------------------------------------- 37

1. Daftar Pustaka --------------------------------------------------------- 37


2. Buku Referensi --------------------------------------------------------- 37

B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan -------------------------------------- 37

TIM PENYUSUN --------------------------------------------------------------------------------- 38

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 2 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)

:
KODE UNIT OTO.SM01.006.01

JUDUL UNIT : Menggunakan Dan Memelihara Alat Ukur

DESKRIPSI : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan


UNIT untuk mengukur suatu perlengkapan, komponen atau
bagian-bagian dengan menggunakan perlengkapan
umum/tidak khusus, dan memelihara alat ukur untuk
sepeda motor 2 langkah dan 4 langkah hingga ukuran
250 cc.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengukur dimensi dan 1.1 Pengukuran dimensi dan variabel


variabel dengan meng dilakukan tanpa menyebabkan
gunakan perlengkapan kerusakan terhadap perlengkapan atau
yang sesuai komponen lainnya.
1.2 Alat ukur dipilih yang sesuai.
1.3 Penggunaan teknik pengukuran yang
sesuai dan hasilnya dicatat dengan
benar.
1.4 Seluruh kegiatan pengukuran dilakukan
berdasarkan SOP (Standard Operation
Procedures), peraturan K3L
(Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan), dan prosedur/kebijakan
perusahaan.

02 Memelihara alat ukur 2.1 Pemeliharaan alat ukur dilakukan tanpa


menyebabkan kerusakan terhadap
perlengkapan atau komponen lainnya.
2.2 Pemeliharaan rutin dan penyimpanan
alat ukur dilakukan sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
2.3 Pemeriksaan dan penyetelan secara
rutin pada alat ukur termasuk kalibrasi
alat ukur dilakukan sebelum digunakan.
2.4 Seluruh kegiatan pemeliharaan

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 3 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

dilakukan berdasarkan SOP (Standard


Operation Procedures), peraturan K3L
(Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan), dan prosedur/kebijakan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL

1. Batasan konteks:
Standar kompetensi ini dipergunakan untuk jasa pelayanan pemeliharan
dan perbaikan bidang perbengkelan sepeda motor.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:


2.1 Spesifikasi pabrik untuk kendaraan
2.2 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
2.3 Kebutuhan pelanggan.
2.4 Kode area tempat kerja.
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
3.1. Undang-undang tentang K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan).
3.2. Penghargaan di bidang industri.

4. Peralatan-peralatan dapat termasuk:


Peralatan tangan/hand tools, alat ukur termasuk: mikrometer dalam/luar,
jangka sorong/ vernier calipers, dial gauges, alat pengukur kedalaman,
penggaris baja, penggaris penyiku (T-squares), mistar baja/straight
edges, busur/divider dan protractor.

5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Pengukuran panjang, luas, kedataran, sudut, kedalaman, celah
atau pengukuran yang dapat diukur baik analog maupun digital.
5.2 Penyetelan rutin dari alat ukur.

6. Persyaratan Khusus:
Pengukuran inci dan metrik.

PANDUAN PENILAIAN

1. Pengetahuan dan keterampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan


tidak melalui pekerjaan.

2. Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang


diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika
kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, maka penilaian dapat
dilakukan melalui simulasi.

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 4 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan


langsung.

4. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu
menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan
merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
Pengukuran komponen atau bagian-bagian dan pemeliharaan alat ukur.

5. Pengetahuan dasar:
5.1 Persyaratan keamanan perlengkapan kerja.
5.2 Tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
5.3 Prosedur pengukuran.
5.4 Skala alat ukur.
5.5 Prosedur pemeliharaan alat ukur.

6. Penilaian praktek:
6.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik.
6.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan secara benar.
6.3 Memelihara alat ukur.
6.4 Menggunakan alat ukur tertentu untuk mengukur komponen atau
bagian-bagiannya.

KOMPETENSI KUNCI :

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan Ide dan Teknik Matimatika 1
6. Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

B. Unit Kompetensi Prasyarat

Dalam mengikuti pelatihan unit kompetensi Melakukan Prosedur Diagnosis ini peserta
tidak dipersyarat dengan unit kompetensi lainnya

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 5 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

Judul Unit Kompetensi : Menggunakan & Memelihara Alat Ukur


Kode Unit Kompetensi : OTO.SM061006.01
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk mengukur suatu perlengkapan, komponen
atau bagian-bagian dengan menggunakan perlengkapan umum/tidak khusus, dan memelihara alat ukur
untuk sepeda motor 2 langkah dan 4 langkah hingga ukuran 250 cc.
Perkiraan Waktu Pelatihan : 16 Jp @ 45 Menit
Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Mengukur 1.1 Pengukuran  Mampu menempatkan  Prinsip kerja alat  Menempatkan  Menentukan 3 5
dimensi dan dimensi dan alat ukur yang akan ukur kendaraan pada peralatan
variabel variabel dikerjakan pada tempat area kerja pemeriksaan
dengan meng dilakukan kerja yang aman,(K)  Fungsi kerja alat sesuai
gunakan tanpa ukur masalah
perlengkapan menyebabkan 
yang sesuai Dapat Menjelaskan Prinsip
kerusakan Kerja alat ukur yang
terhadap digunakan untuk
perlengkapan perbaikan sepeda motor
atau komponen (P)
lainnya.
 Dapat menjelaskan
komponen alat ukur

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 6 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.2 Alat ukur dipilih  Mampu memilih alat  Informasi Spesifikasi  Memilih alat
yang sesuai ukur sesuai dengan jenis peralatan ukur ukur sesuai buku  Melaksana
kendaraan yang sesuai buku petunjuk kan
dikerjakan (K) petunjuk perbaikan permeliharaan pekerjaan
 Dapat menjelaskan kendaraan yang (Manual book) pengukuran
spesifikasi alat ukur dikerjakan sesuai dengan sesuai
sesuai buku pedoman kendaraan yang pekerjaanny
pemeliharaan (P) dikerjakan a
 Harus melaksanakan
pekerjaan pengukuran
dengan mengikuti buku
petunjuk pemeliharaan
(manual book) (S)
1.3 Penggunaan  Mampu melakukan  Prosedur  Menggunakan  Melaksana
teknik pengukuran sesuai buku penggunaan alat alat ukur sesuai kan
pengukuran petunjuk perbaikan ukur buku petunjuk pekerjaan
yang sesuai kendaraan (K) permeliharaan pengukuran
dan hasilnya  Mampu menjelaskan (Manual book) mengikuti
dicatat prosedur pengukuran sesuai dengan buku petunjuk
dengan dengan benar (P) kendaraan yang pemeliharaan
benar.  Harus melaksanakan dikerjakan (manual book)
pencatatan hasil  Mencatat hasil
pengukuran pada report pemeriksaan /
Sheet (S) perawtan
pada report
Sheet

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 7 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.4 Seluruh
 Dapat menjelaskan  Prosedur yang  Melakukan  Membersihkan
kegiatan
aktifitas yang dilakukan dilakukan setelah pekerjaan sesuai area kerja
pemeliharaan
setelah selesai melakukan selesai melakukan dengan prosedur setelah
dilakukan
pemeriksaan(K) pengukuran petunjuk kerja menyelesaika
berdasarkan
n pekerjaan
SOP  Harus membersihkan area
(Standard kerja setelah  Peralatan dan
Operation menyelesaikan pekerjaan perlengkapan
Procedures), (S) yang sudah
peraturan K3L digunakan
(Keselamatan,  Harus mengembalikan pada tempat
Kesehatan peralatan dan yang telah
Kerja, dan perlengkapan yang sudah ditentukan
Lingkungan), digunakan pada tempat
dan yang telah ditentukan (S)  Pemeliharaa
prosedur/kebij n tanpa
 Mampu melakukan melanggar
akan
pekerjaan sesuaii dengan K3
perusahaan
prosedur petunjuk kerja
(K)

 Pelaksanaan pengukuran
tanpa melanggar K3 (S)

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 8 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2. Memelihara 2.1 Pemeliharaan  3 4
Mempersiapkan bahan dan  Fungsi- fungsi alat  Melakukan  Melaksanakan
alat ukur alat ukur alat ukur sesuai pekerjaan ukur pemeliharaan alat pemeliharaan
dilakukan (K) ukur. pengukuran
tanpa  Prosedur mengikuti
menyebabkan  Menempatkan alat pada pemeliharaan alat petunjuk pada
kerusakan tempatnya (K) ukur buku
terhadap pemeliharaan.
 Dapat mengetahui fungsi
perlengkapan
alat ukur (P)
atau komponen
lainnya.  Dapat melakukan
pemeliharaan alat ukur (K)

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 9 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.2 Pemeliharaan  Dapat menjelaskan cara  Prosedur  Melakukan  Memelihara
rutin dan pemeliharaan dan penyimpanan alat pemeliharaan dan dan
penyimpanan penyimpanan alat ukur (P) ukur penyimpanan alat Menyimpan
alat ukur ukur alat ukur
dilakukan  Dapat melakukan mengikuti
sesuai dengan pemeliharaan dan prosedur yang
spesifikasi penyimpanan dengan sudah
pabrik benar (K) ditentukan
 Dapat menjalankan  Melakukan
pemeliharaan sesuai pencatatan
spesifikasi pabrik (S) sebelum dan
sesudah
pemakaian
pada buku
report sheet

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 10 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.3 Pemeriksaan  Dapat melakukan setting  Prosedur setting alat  Melakukan setting  Melaksanakan
dan penyetelan alat ukur secara rutin (K) ukur alat ukur setting alat
secara rutin ukur sesuai
pada alat ukur  Dapat menjelaskan cara  Prosedur kalibrasi alat  Melakukan buku petunjuk
termasuk menyeting alat ukur (P) ukut kalibrasi alat ukur
kalibrasi alat  Melakukan
 Dapat melakukan kalibrasi kalibrasi alat
ukur dilakukan
alat ukur dengan benar ukur sesuai
sebelum
(K) buku petunjuk
digunakan.
 Dapat menjelaskan  Setting dan
kalibrasi alat ukur (P) kalibrasi di
 Dapat melaksanakan catat pada
setting dan kalibrasi sesuai report sheet.
buku petunjuk (S)

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 11 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.006.01

Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.4 Seluruh  Dapat menjelaskan  Prosedur yang  Melakukan  Membersihkan
kegiatan aktifitas yang dilakukan dilakukan setelah pekerjaan sesuai area kerja
pemeliharaan setelah selesai melakukan selesai melakukan dengan prosedur setelah
dilakukan pengukuran(K) pengukuran petunjuk kerja menyelesaika
berdasarkan n pekerjaan
SOP (Standard  Harus membersihkan area
Operation kerja setelah  Peralatan dan
Procedures), menyelesaikan pekerjaan perlengkapan
peraturan K3L (S) yang sudah
(Keselamatan, digunakan
 Harus mengembalikan pada tempat
Kesehatan
peralatan dan yang telah
Kerja, dan
perlengkapan yang sudah ditentukan
Lingkungan),
digunakan pada tempat
dan
yang telah ditentukan (S)  Pemeliharaa
prosedur/kebija
n tanpa
kan  Mampu melakukan melanggar
perusahaan. pekerjaan sesuai dengan
prosedur petunjuk kerja
(K)

 Harus melakukan
pemelihaharaan alat ukur
tanpa melanggar K3 (S)

Asesmen Pelatihan

Judul Modul: Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur Halaman: 12 dari 50


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN

A. Latar Belakang

Untuk Memperbaiki Sepeda motor dibutuh alat & perlengkapan yang mencakup
perbaikan seluruh komponen kendaraan roda 2 (dua). Penggunaan & pemeliharaan
alat ukur merupakan bagian terpenting pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, dan
analisa terhadap keruskan sepeda motor.

Pada sepeda motor terdiri dari bagian mesin, chassis, dan body electrical. Pada
bagian – bagian tersebut di perlukan pemeriksaan dan analisa dengan munggunkan
alat ukur bila terjadi permasalahan.

Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi
Informasi tentang prinsip kerja alat ukur juga akan dipaparkan tentang Fungsi, cara
kerja dan Jenis – jenis alat ukur. Dibagian pertama dipaparkan mengenai
pengukuran demensi dan pada bagian terakhir akan dipaparkan tentang bagaimana
melakukan Pemeriksaan Komponen kelistrikan dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai. Dengan disusunnya Modul ”Menggunakan & Memelihara Alat Ukur” ini
diharapkan akan dapat membantu belajar Peserta pelatihan tentang pengertian
dan prinsip kerja alat ukur serta prosedur pengukuran yang sesuai dan juga dapat
membantu pelatih/instruktur dalam menjelaskan kepada peserta pelatihan.

B. Tujuan

Modul “Menggunakan & Memelihara alat ukur” ini bertujuan agar pengguna modul
ini mampu untuk Penggunaan & Pemeliharaan alat ukur sesuai dengan SOP pada
sepeda motor yang dikerjakan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Modul “Menggunakan & Memelihara alat ukur” ini adalah
pekerjaan ringan dalam perwatan sepeda motor dibawah 250 CC. Penggunaan alat
ukur ini terdiri dari: Pengukuran panjang, luas, kedataran, sudut, kedalaman, celah
atau pengukuran yang dapat diukur baik analog maupun digital.

D. Pengertian-Pengertian

1. Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, tebal, tinggi dan lebar suatu
benda kerja ( komponen ).
2. Kunci momen (torque wrench) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai kekencangan tertentu
3. Vernier Caliper adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak,
kedalaman, diameter dalam, ketinggian.
4. Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur
diameter luar dan dalam.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 13 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

5. Dial Gauge adalah Alat ukur yang berfungsi untuk mengukur Kerataan
permukaan bidang datar, Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros,
Kerataan permukaan dinding silinder, Kebengkokan poros, run out, kesejajaran
dan lain-lain
6. Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge
7. Multi tester/Avo Meter adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaannya
sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan
untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen.
8. Plastic gauge biasanya digunakan untuk mengukur celah minyak (oil
clearance)
9. Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler gauge dan digunakan untuk
mengukur celah antara dua bagian
10. SOP adalah standar operasi dan pelaksanaan yang antara lain berisi petunjuk
bagaimana cara operasional menurut standar yang berlaku

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 14 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

BAB III
MATERI PELATIHAN
OVERHAUL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

A. Diagram Alir Unit Kompetensi

PENEMPATAN SEPEDA PERSIAPAN IDENTIFIKASI PENENTUAN


MOTOR AREA KERJA PERALATAN DAN KOMPONEN- KOMPONEN YANG
BAHAN KERJA KOMPONEN ANALISA

PENGGANTIAN PELAPORAN HASIL PENENTUAN ANALISA KOMPONEN


DENGAN ALAT UKUR
KOMPONEN PENGUKURAN HASIL
YANG SESUAI
PENGUKURAN

PEMASANGAN KOM QUALITY PENGEMBALIAN PEMBERSIHAN


PONEN PADA INPECTION PERALATAN KERJA AREA KERJA
KENDARAAN

1. Mistar Baja

1.1 Fungsi Mistar Baja

Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, tebal, tinggi dan lebar suatu
benda kerja ( komponen ). Alat ini mempunyai satuan ukuran metrik dan inci
serta umumnya mempunyai akurasi ukuran sebesar 0,5 milimeter.
Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya
dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut.

Gambar: Mistar Baja

Penggunaan alat ini pada workshop sepeda motor relatif lebih sedikit dan
terbatas, karena akurasi ukurannya terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan
toleransi yang dibutuhkan.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 15 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

2. Kunci Komen

2.1 Fungsi Kunci Momen

Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada
baut dan mur, agar mencapai kekencangan tertentu. Socket dapat dipasangkan
pada kunci momen untuk disesuaikan dengan berbagai macam ukuran baut
dan sebagainya.

Menentukan kekuatan pengencangkan baut 14 dari table.


Menyetel kunci momen sesuai kekuatan yang ditetapkan.
 Mengendorkan mur penyetel
 Menggeser baji penyetel sepanjang skala sampai indicator segaris
dengan nilai pengencangan yang diinginkan.
 Mengencangkan mur pengunci.

Memasang kunci socket 14 mm pada penggerak kunci momen.


Memasukan kunci socket pada mur yang akan dikencangkan.

Gambar : 1 Kunci momen

Menempatkan tangan kiri di ujung penggerak dan tangan kanan pada tangki
kunci momen.
Menarik secara merata dengan tangan kanan anda sampai terdengar
tanda/bunyii klik. Untuk pengencangan yang besar momen puntirnya, kunci
momen harus diatur dalam beberapa tahapan pengencangan, Misalnya :
Pengencangan 8 kg, tahapan pengencangannya 1. 4 kg , 6 kg, 8 kg.

3. Vernier Caliper

3.1 Vernier Caliper dengan nilai ketelitian 0,05 mm (Metrik)

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 16 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Nama Bagian-Bagian Vernier Caliper


1. Out Side Jaws (Rahang bawah) 4. Step
2. In Side Jaws (Rahang Atas) 5. Skala Utama (Skala Tetap)
3. Depth Bar 6. Skala Vernier (Skala geser)

Skala utama (main scala) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak
kecil dengan cara mencari perbedan antara dua tanda. Metode ini disebut
prinsip pengukuran vernier.
Sebagai contoh , Skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan
skala vernier jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis skala
utama lebih besar 0,1 mm dari pada jarak garis skala vernier ialah : (1 mm –
0,9 mm = 0,1 mm).

(1 mm - 0,9 mm = 0,1 mm)

Skala Utama

0,1 0,2 0,3 0,9 1,0 (mm)


Perbedaan
Skala Vernier

Pertama-tama alat ukur harus dilakukan set awal, yaitu angka nol (0) pada skala
utama harus lurus (segaris) dengan angka nol (0) pada skala vernier. Jika skala
vernier digerakan kekanan sampai angka satu (1) dengan skala angka satu (1)
“Skala utama” seperti gambar di bawah. Hasilnya terdapat celah 0,1 mm
disebelah kiri.

Bila skala vernier digeser ke kanan lagi sampai ke angka 5 lurus dengan angka 5
pada skala utama . maka hasilnya celah 0,5 mm diantara dua angka nol.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 17 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Pada umumnya, satu strip/1 bagian untuk skala utama adalah 1 mm dan satu
strip atau 1 bagian skala vernier = 0,95 mm (19 mm/20 mm) dikalikan 20 strip
menjadikan 19 mm, Jadi perbedaan antara jarak satu strip skala utama dengan
jarak satu strip skala vernier ialah : 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm.

3.2. Membaca Nilai Hasil Pengukuran

Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan
angka nol skala vernier, yaitu 46 mm (A”) sedangkan angka dibelakang koma
diambil dari titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama
bertemu, yaitu (“4”) yang ditunjukkan oleh “B”, jadi hasil pembacaan dari gambar
di bawah ini ialah 46,4 mm atau 46,40 mm

46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm
A B

3.3 Menangani atau melihara Vernier Caliper

a) Sebelum di ukur, bersihkan benda yang akan diukur dan vernier kalipernya
juga dibersihkan dari debu dan partikel-partikel serta di beri pelumas untuk
mencegah agar tidak mudah karatan.
b) Sebelum digunakan , periksalah bahwa skala vernier bergeser bebas, dan
angka “ 0” pada kedua skala bertemu dengan tepat (Segaris) seperti pada
gambar di bawah ini.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 18 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

c) Tempatkan kembali vernier kaliper yang sudah selesai digunakan pada


tempatnya (sarungnya) usahakan penempatannya tidak ditumpuk satu
sama lainnya
d) Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat
mungkin ke skala utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan
menghasilkan pembacaan kurang akurat. Seperti gambar di bawah ini.

.
e) Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan
sampai miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat,
seperti gambar di bawah ini
- Cara mengukur diameter luar.

Rahang skala utama

Item yang akan diukur

Rahan Vernier

Cara mengukur diameter dalam.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 19 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

3.4 Prinsip pengukuran


VERNIER CALIPER DENGAN NILAI KETELITIAN 1/128 INCH (Inci)
Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut :
a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier = 1/128 inch
b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama = 1/16 inch

Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai
berikut :

Hasil pembacaan didapat :

- Skala Utama = 1 1/16 inch


- Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch

Hasil pembacaan = 1 3/32 inch

Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut :

a. Skala Utama :
 Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala
“lebih” Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala
utama adalah = 1 inch + 1/16 inch “lebih”
 Nilai “lebih” akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier ,
sebagai berikut .

b. Skala Vernier :
 Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4
(angka 4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai
skala vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch.

c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut :


 Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch
 Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch
Hasil Pembacaan : ……………….. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch
= 1 3/32 inch.

Contoh Pembacaan ke 2 :

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 20 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch

- Skala Vernier : 7 x 1/128 inch = 7/128 inch = 7/128 inch

Hasil Pembacaan = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch

* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala
utama.

4. MICROMETER

Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur diameter


luar dan dalam, alat ini lebih teliti dari pada verrnier caliper, dapat mengukur
sampai ketelitian 0,01 mm

4.1 BATAS UKUR PADA MICROMETER

Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda
kerja bagian dalam maupun bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-
beda ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran
sampai 25 mm, yaitu :
1. Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
2. Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
3. Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm

4.2 KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER

Nama-nama bagian / komponen-komponennya.


1. Anvil 5. Outer sleve
2. Spindel 6. Timble ( skala timbel )

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 21 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

3. Lock Lamp / pengunci 7. Racter Stoper / Ratchet


4. Iner sleeve

4.3. PRINSIP PENGUKURAN

Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir,
jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip
pengukuran dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner
sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu
strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak
0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50).

4.4 PEMERIKSAAN DAN KALIBRASI MICROMETER

1). Memeriksa tanda “0”


Sebelum dipakai , micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, Bersihkan
anvil dan spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper
sampai anvil dan spindle bersentuhan. Putarkan stopper sampai berbunyi
tanda klik - klik 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup.
Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock clamp.

Perlu diingat. Putarlah rachet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat ,


timble berputar lebih karena inertia dari timble, sehingga pembacaan
menjadi salah.

Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble telah lurus
dengan garis pada outher sleeve. Seperti pada gambar di bawah ini.

Posisi Yang Benar Posisi yang salah

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 22 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

2). Menyetel Titik “0”

 Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock


clamp. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve
sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis. Setelah penyetelan selesai ,
periksalah kembali tanda “ 0 ”

Outer / Sleeve
Pengunci
 Jika kesalahannya
melebihi 0,02 mm,
Kuncilah spindle
dengan lock clamp,
kendorkan stopper
sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” timble dengan garis outer
sleeve , dan kencangkan kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan
selesai periksalah kembali titik “0” untuk meyakinkan bahwa micrometer
telah dikalibrasi dengan benar.

4.5 MEMBACA HASIL PENGUKURAN MICROMETER

Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm,
dan jarak strip di bawah garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 23 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Sedangkan nilai satu strip pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur
ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

Contoh .1 . dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :

Pembacaan skala di atas garis ……………………= 5.00 mm


Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,00 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,20 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 5,20 mm

Contoh .2 dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 24 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Pembacaan skala di atas garis …………………… = 7.00 mm


Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,50 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,15 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 7,65 mm

4.6 Peringatan Penting

 Sebelum dipakai, periksalah titik “0” jika perlu lakukan kalibrasi.


 Sebelum mengukur, besihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih.
 Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah timble kearah benda yang akan
diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle spindle.
Putarlah kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan,
kemudian baca.
 Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungin.

5. DIAL GAUGE ( DIAL INDIKATOR )

5.1 URAIAN DIAL GAUGE


Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur :
 Kerataan permukaan bidang datar.
 Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 25 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

 Kerataan permukaan dinding silinder.


 Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain
Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat
memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang
permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan
selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (ponter).

Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial. Klasifikasi


menunjukkan skala terkecil, dan tingkat pengukuran menunjukkan pembacaan
maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke “O” agar lurus dengan
penunjuk. Pada dial juga terdapat penghitung putaran (revolution counter).
Counter ini menunjukan beberapa kali penunjuk telah berputar.

DIAL GAUGE

Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat
penopang (supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk
mengukur automotive parts. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge
dan inside deal gauge.

Gauge beam lock

Batang
Penyangga

Dasar Magnet

(1). Peringatan Penting

Posisi spindle dial gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 26 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

 Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
 Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya.
 Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah.
Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng
spindle.
 Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar
jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.

 Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan
spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam
bensin sambil menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.

(2). Bagian-bagian dial Gauge.

1. Jarum Panjang/Jarum penunjuk


2. Jarum pendek / Penghitung putaran
3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh dengan benda kerja

Fungsi masing-masing bagian


Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 27 dari 38
Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk


 Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh
tertekan oleh benda kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut
tergantung dari beberapa nilai skala dari dial gauge tersebut, misalnya
nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang bergerak dari
angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang
tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.

 Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya
posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada
posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat proses mengukur benda kerja.

2. Jarum Pendek

 Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang


bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu
putaran) ,hal ini berarti pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah
0,1 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm).

 Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai
pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.

3. Batas Toleransi
 Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan
kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah
kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja ( pada cara
penggunaan dial gauge ).

4. Bidang sentuh dengan benda kerja.

 Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan
permukaan benda kerja, saat benda kerja bergerak terhadap bidang
sentuh tersebut.
 Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh
bergerak ke atas.
 Jarum panjang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh
bergerak kea rah bawah.

5.2 METODE PENGUKURAN SERTA MEMBACA HASIL UKUR.

1. Mengukur kerataan sebuah bidang.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 28 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Untuk mengukur kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu , jarum-


jarum pada dial gauge harus diset pada posisi angka yang diperkirakan
sesuai dengan kondisi tinggi rendah permukaan bidang yang akan diukur,
Misal sbb:
- Jarum pendek menunjuk angka dua
- Jarum panjang menunjuk angka nol

Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea
rah atas , sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang
pada angka nol. Selanjutnya posisi letak dari batas toleransi yang
dibutuhkan adalah :
- Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90
- Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10
Hal ini berarti toleransi kearah kiri dan kanan dari angka 0 adalah
berjarak 0,1 mm.
Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum
panjang bergerak kea rah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut .

2. Mengukukur kebulatan sebuah poros.

Demikian pula pada pengukuran kebulatan sebuah poros, poros


pengukuran maupun cara membaca hasil ukuran yang sama, dengan
catatan apabila jarum panjang lebih banyak bergerak kea rah kanan ini
berarti permukaan poros terlalu besar dari ukuran yang telah ditentukan.
Demikian juga apabila jarum bergerak lebih banyak ke arah kiri , ini berarti
permukaan poros terlalu kecil dan ukuran yang telah ditentukan. Ukuran
yang tepat adalah apabila jarum bergerak ke kiri dan ke kanan diantara
batas toleransi yang telah ditentukan sebelumnya.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 29 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Contoh : 1. Pengukuran kebulatan sebuah poros.

Jarum panjang akan Jarum panjang akan bergerak


bergerak kearah kanan kea rah kiri apabila permukaan
apabila permukaan benda benda kerja terlalu kecil dari
kerja terlalu besar dari ukuran yang telah ditentukan
ukuran yang telah ditentukan

Contoh : 2 Pengukuran run out poros

1). Letakan V-Blok di atas plat datar, dan letakan poros di atas block, seperti
pada gambar.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 30 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

2). Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial
gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros
sebelah kanan, seperti pada gambar

3). Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan


pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai
penunjukan pada “0”

4). Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

6. CYLINDER GAUGE

6.1 Uraian Cylinder Gauge.

Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder
gauge sering digunakan untuk mengukur diameter silinder, lubang kedudukan
poros dan komponen lainnya secara teliti. Pada ujung measuring point.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 31 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukan
oleh dial gauge. Jarak antara measuring point dan replacment rod adalah sama
dengan diameter benda yang diukur.

6.2 Bagian-Bagian Cylinder Gauge

1. Dial Gauge : Dial gauge digunakan untuk mengukur silinder


gauge, fungsinya sama dengan dial gauge yang
sudah diterangkan sebelumnya. Hanya ada
perbedaan bagian yang berhubungan dengan
tangkai gauge.

2. Tangkai gauge : Bagian untuk memegang /mengikat Dial

3. Replacment rod / Anvil : Alat untuk menambah panjang bidang sentuh


pada silinder , yang akan menyentuh bidang
ukur pada silinder.

4. Replacment Washer : Alat ini untuk menambah kepanjangan rod, alat


ini terdiri dari 4 buah dengan ketebalan ukuran
masing-masing, 3 mm, 2 mm, 1 mm, 0,5 mm.

6.3 Metode Pengukuran Cylinder Gauge

1) Ukurlah garis tengah atau diameter silinder dengan vernier caliper/


jangka sorong. Catat hasilnya misal 53 mm ( Skala kasar ).

2) Set Silinder gauge dengan posisi jarum pada nol.


Pilihlah replecment rod dan washer yang sesuai dengan hasil pengukuran
skala kasar, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 32 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

diameter adalah 53.00 mm, maka gunakanlah replecment rod 50 mm dan


replecment washer 3 mm.

3). Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di atas, tempatkan
replecment rod dan measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge
di set pada angka nol. Seperti pada gambar di bawah ini.

4). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan
cylinder gauge sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang
terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,04 mm berarti diameter silinder
0,04 mm lebih kecil dan 53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu
diameter cylinder adalah 52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm).

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 33 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Replecment rod Measuring point.

5). Lakukan pengukuran diameter cylinder pada tiga tempat , yaitu : bagian
atas, tengah, bawah. Pada saat mengukur setiap bagian. Lakukan gerakan
ke kiri dan ke kanan dari cylinder gauge sambil melihat maksimal
pergerakan jarum panjang.

Peringatan penting.

 Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau
tegak lurus measuring point. Spindle dimasukan ke dalam batangnya
kira-kira setengah dari langkahnya.
 Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring point.
 Pilihlah replecment rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan
diameter benda yang akan diukur.

7. MULTI TESTER ( VOLT, OHM dan AMPERE TESTER )

7.1 Uraian Multi Tester

Multi tester/Avo Meter adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaannya sangat


luas sekali, untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan untuk
memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen. Ada beberapa jenis

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 34 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

sirkuit terster / multi tester. Multi tester digital dapat menunjukan hasil
pengukurannya langsung dengan angka-angka, sedangkan tester yang
manual/biasa ditunjukan oleh sebuah jarum.

7.2 Nama Bagian-Bagian Multi Tester

7.3 Metode Pengukuran.

1). Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol (0)

Sebelum menggunakan sirkuit tester / multi tester anda harus pastikan dulu bahwa
jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri skala. Apabila tidak , putarkan
skrup penyetel jarum (pointer calibration) dengan sebuah obeng (-) sampai jarum
penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri. Setelah anda telah

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 35 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

melakukan peneyetelan dan pengecekan skala nol (0) , anda tidak memerlukan
pengecekan yang terlalu sering.

7.4 Mengukur Tegangan DC

Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 volt. Hubungkan kabel


pengetesan ( test lead ) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes
yang warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan selektor pada salah satu
daerah DC V ( VDC ) dengan pilihan 2.5, 10, 25, 50, 500. Nomor-nomor berikut
ini berkaitan dengan daerah volt.

Range Voltage yang dapat diukur (V)


2.5 0 – 2.5
10 2.5 - 10
25 10 - 25
50 25 - 50
500 50 - 500

Setelah penyetelan pada salah satu nomor, anda harus dapat membaca hasil
pengukuran dengan mudah, Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna
merah ke terminal positif dari sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari
multi tester dan kabel pengetes warna hitam yang dari terminal negatif dari multi
tester dihubungkan ke terminal negatif dari sumber arus dengan kata lain hubungan
alat ini adalah paralel dalam pemeriksaan ini. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala
DC.

Contoh :

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 36 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12
Vol DC.

. Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12 Vol DC

PENTING ! Caranya :
1).50: Nilainya (value) dibaca bila
 Pilihlah range (tingkat) dengan selector disetel pada 50,
berhati-hati. Apabila yang akan hasilnya kalikan dengan 10
diukur melebihi atau lebih besar, bila selektor distel pada

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 37 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

kemunginan tester akan rusak ( saat 500.


menggunakan AC atau DC). 2).25: Nilainya (value) dibaca bila
 Bacalah skala pada range yang benar selektor disetel pada 25,
hasilnya dibagi 10 bila
distel pada 2,5.
3).10:Nilainya dibaca sesuai
dengan bila selektor diset
pada 10

7.5 Mengukur Tegangan AC

Daerah tegangan yanga dapat diukur dari 0 – 1000 volt. Hubungkan kabel-kabel
pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC V seperti pada
tabel di bawah ini.

Range Voltage yang dapat diukur (V)

10 0 - 10
25 10 - 25
250 25 - 250
1000 250 - 1000

Kemudian , hubungkan kabel pengukur ( test lead ) secara paralel pada bagian
yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukan oleh jarum
penunjuk.

Contoh :
Pembacaan nya adalah 100 Volt AC, sebab range selektor diset pada 250 AC Volt.

Penting !
 Membaca skala pada range yang
benar

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 38 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

1). 25 : Nilainya dibaca selektor distel


pada 25, hasilnya dikalikan
dengan 10 apabila selektor
distel pada 250.
2). 10 : Nilainya dibaca apabila selektor
disetel pada 10, hasilnya
dikalikan dengan 100 apabila
selektor disetel pada 1000.

7.6 Mengukur Arus AC

Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A.

1). Mengukur arus DC dari 0 -250 A.


Hubungkan kabel pengetes ( test lead ) pada terminal tester ( kabel pengetes
berwarna merah dihubungkan ke positif dan kabel pengukur yang berwarna
hitam ke terminal negatif ) dan setel selektor ke 250 mA A DC ( DC A .
Kemudian , putuskan arus listrik pada titik tertentu saat anda mengukur arus
listrik.
Hubungkan kabel pengukur yang warna merah ke positif sumber arus, dan
kabel hitam ke terminal negatif ke sumber arus negatif. Dengan cara tester
dihubungkan secara seri ke sumber arus. Dan beban, dan baca skalanya DC A (A
DC) ditunjukan oleh jarum penunjuk. Lihat contoh gambar di bawah ini.

Contoh :

Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selektor diset pada 250 mA.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 39 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

2). Mengukur arus DC dari 0 -20 A.

Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti
pengukuran arus DC dari 0 smpai 250 mA, kecuali untuk perubahan berikut :
Kabel tesled yang berwarna merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya
digunakan untuk mengukur 20 A DC: maka range selector diset pada DC A 20
A: pembacaan jaum penunjuk pada skala 20 A DC.

Contoh :
Angka (nilai pengukurannya adalah 1 A. sebab range selektornya diset ke 20A.

7.7 Mengukur Tahanan


Kalibrasi

Sebelum mengukur tahanan , pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm,


dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai pembacaan

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 40 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

jarum penunjuk 0 pada skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah
range selektor. Seperti gambar di bawah:

Pengukuran

Stel selektor pada salah satu posisi ohm, Ada beberapa skala untuk mengukur
tahan. Posisi „K“ untuk `1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.

Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( Ω )


X1 0 -1K
X 10 0 - 10 K
X 100 0 - 100 K
X1K 0 - Tak terhingga

Setiap kali anda mengeset range (tingkat) , harus mengkalibrasi jarum penunjuk
(pointer). Lepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur, kemudian
hubungkan kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. Ini berarti
kedua terminal dapat dihubungkan pada ujung beban.

Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selecktor diset pada X10 Ω.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 41 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

7.8 Pengetesan Hubungan


Untuk memeriksa hubungan kelistrikan, setelah range selector pada x 1 dan
kalibrasi skalanya kemudian hubungkan kabel pengetesan pada komponen.
Hubungannya normal bila jarumnya menunjuk ke kiri.

Penting =
 Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya
setelah seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila
tidak kemungkinan tegangan akan mengalir ke tester dan dapat membakar
tahanan koil yang ada didalam ( internal collresistans ).
 Jangan memindahkan saklar selektor keposisi lain tanpa terlebih dahulu
melepaskan kabel-kabel pengetes ( tes lead ) dari komponen yang diperiksa.
dapat merusak multitester.

8. PLASTIC GAUGE

8.1 Uraian

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 42 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

Plastic gauge biasanya digunakan untuk mengukur celah minyak (oil clearance)
antara journal poros engkol, pin dan bantalan, Bentuknya seperti benang,
dibuat dari plastic yang ketebalannya merata, dan dibungkus dalam amplop.

Gambar Plastic gauge

Plastic gauge mempunyai ukuran yang bermacam-macam.


Warna hijau mempunyai range : 0,025 - 0,076 mm
Warna biru mempunyai range : 0,102 - 0,229 mm
Warna merah mempunyai range : 0,051 - 0,152 mm

4.7.2 Metode Pengukuran.

Cara memeriksa celah oli antara crank shaft pin dan bantalan batang torak.
1). Bersihkan tangan anda, crank shaft pin dan bantalan.
2). Ambilah plastic gauge dari dalam amplop sesuai dengan lembaran bantalan.
3). Letakan plastic gauge dari dalam pembungkus pada crankshaf pin seperti
pada gambar

Plastic gauge

4). Pasanglah tutup bantalan ( bearing cap ) crank shaft pin dan keraskan mur-
murnya sesuai dengan momen spesifikasinya. Ingat jangan memutar crank
shaft.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 43 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

5). Lepaskan tutup bantalan ( bearing cap ) dan ukurlah lebar plastic gauge
dengan menggunakan skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebarnya
tidak merata, ukurlah pada bagian yang paling lebar.

Penting = Tingkat pengukuran celah tercantum pada amplopnya. Pilihlah plastic


gauge yang ukurannya sesuai.

4.8 THICKNESS GAUGE

Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler gauge dan digunakan untuk
mengukur celah antara dua bagian. Thickneess gauge terdiri dari lembaran baja

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 44 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

tipis yang memiliki presisi sampai 1/100 mm ( 0,01mm ). Pada umumnya


ketebalannya antara 0,03 mm sampai 1,00 mm, nilai ketebalannya tercantum
pada setiap bilahnya ( lembarannya ).

Thickness gauge

8.1.1 Peringatan penting .


8.1.1.1 Bersihkan tangan anda, feller gauge dan komponen yang akan
diukur sebelum melakukan pengukuran, adanya kotoran , oli dan lain-lain
akan menyebabkan hasil pengukuran yang salah.
8.1.1.2 Bila satu bilah feeler masih belum cukup untuk pengukuran,
gabunglah dua atau beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan
jumlahnya sesedikit mungkin.
8.1.1.3 Sisipkan thicnes gauge / feleer gauge pada celah komponen dengan
berhati-hati. Jangan membengkokkan atau merusak gauge.

2). Metode Pengukuran.


Sisipkan gauge diantara komponen yang diukur. Bila gauge sudah masuk
dan keluar, pakailah gauge yang lebih tebal hingga anda merasakan adanya
hambatan atau gigitan saat ditarik keluar. Tebal feller gauge adalah sama
dengan celah diantara dua komponen.

a. Pengembalian Peralatan Kerja

Kembalikan Semua perlatan sesuai ketentuan yang berlaku ditempat kerja

Sebelum alat dikembalikan harus dibersihkan terlebih dahulu.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 45 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

b. Pembersihan Area Kerja

Bersihkan area kerja setelah melakukan pekerjaan

1. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Untuk melakukan Menggunakan & Memelihara Alat Ukur harus sesuai


dengan standar Operasional prosedur yang ditetapkan oleh pabrik pembuat
Sepeda Motor yang dikerjakan. Jangan melakukan rekayasa sendiri yang
tidak disarankan atau tidak dianjurkan oleh pabrik. Gunakan pakaian kerja
dan perlengkapan kerja sesuai dengan prosedur

Pada modul ini hanya dijelaskan Menggunakan & Memelihara Alat Ukur.

2. Sikap Kerja

Menggunakan & Memelihara Alat Ukur memerlukan beberapa langkah


penanganan / tindakan pencegahan yang diperhatikan. Bersikap hati-hati,
cermat, teliti dan mematuhi peraturan yang ada merupakan tindakan pencegahan
untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah pada saat melakukan Menggunakan
dan pemeliharaan.

Bila melakukan pengukuran selalu gunakan buku petunjuk atau manual book
yang sesuai dengan sepeda motor yang sedang dikerjakan. Ikuti semua petunjuk
sesuai dengan ketentuan pabrik. Gunakan alat kerja yang sesuai dengan
pekerjaan yang sedang dilakukan. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku akan mendapatkan kinerja kemudi yang optimal

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 46 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN

A. Sumber-Sumber Perpustakaan

1. Daftar Pustaka
- Training Honda Honda 2008
- Teknik-Teknik dasar Service
- Training Centre Departement PT. toyota Motor 1996
- Buku Panduan Perawatan Sepeda Motor Divisi Service R-2 PT Indomobil Suzuki
International.
- Rangka Sepeda Motor PT Astra Internasional Inc Jakarta
- Buku Pedoman reparasi Honda

2. Buku Referensi

Manual book sesuai dengan sepeda Motor yang dikerjakan

B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Unit Sepeda motor Lengkap
2. Bike Life
3. Hand Tool
4. Vernier caliper
5. Micrometer
6. Cylinder gauge
7. Dial gauge
8. Voeler (Thickness Gauge)
9. SST (special service tools)

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Kain pembersih
2. Benda kerja
3.
4.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 47 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.006.01

TIM PENYUSUN

No. Nama Institusi Keterangan

1. Bambang Purwono Indomobil - Nissan


2. RA Danang PQ BLKPI Pasar Rebo
3. Kusnanto BLKPI Pasar Rebo
4. Gunadi Astra Honda Motor
5. Jumari LSP-TO Indonesia
6. Dudun Sutrisna Astra Internasional
7. Senggono LSP-TO Indonesia
8. Sudiyono BLKPI Pasar Rebo
9.
10.

Judul Modul: Menggunakan & Memelihara Alat Ukur Halaman: 48 dari 38


Buku Informasi Versi: 2010

Anda mungkin juga menyukai