SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR
MENGGUNAKAN DAN
MEMELIHARA ALAT UKUR
OTO.SM01.006.01
BUKU INFORMASI
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi
terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang
lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu
pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.
DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN
Drs. Susandi, MM
NIP. 19560911 198303 1 001
DAFTAR ISI
1. Pengetahuan ------------------------------------------------------------- 13
2. Ketrampilan ------------------------------------------------------------- 27
3. SOP -------------------------------------------------------------- 36
4. Sikap Kerja ------------------------------------------------------------- 36
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
:
KODE UNIT OTO.SM01.006.01
BATASAN VARIABEL
1. Batasan konteks:
Standar kompetensi ini dipergunakan untuk jasa pelayanan pemeliharan
dan perbaikan bidang perbengkelan sepeda motor.
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Pengukuran panjang, luas, kedataran, sudut, kedalaman, celah
atau pengukuran yang dapat diukur baik analog maupun digital.
5.2 Penyetelan rutin dari alat ukur.
6. Persyaratan Khusus:
Pengukuran inci dan metrik.
PANDUAN PENILAIAN
4. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu
menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan
merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
Pengukuran komponen atau bagian-bagian dan pemeliharaan alat ukur.
5. Pengetahuan dasar:
5.1 Persyaratan keamanan perlengkapan kerja.
5.2 Tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
5.3 Prosedur pengukuran.
5.4 Skala alat ukur.
5.5 Prosedur pemeliharaan alat ukur.
6. Penilaian praktek:
6.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik.
6.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan secara benar.
6.3 Memelihara alat ukur.
6.4 Menggunakan alat ukur tertentu untuk mengukur komponen atau
bagian-bagiannya.
KOMPETENSI KUNCI :
Dalam mengikuti pelatihan unit kompetensi Melakukan Prosedur Diagnosis ini peserta
tidak dipersyarat dengan unit kompetensi lainnya
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Mengukur 1.1 Pengukuran Mampu menempatkan Prinsip kerja alat Menempatkan Menentukan 3 5
dimensi dan dimensi dan alat ukur yang akan ukur kendaraan pada peralatan
variabel variabel dikerjakan pada tempat area kerja pemeriksaan
dengan meng dilakukan kerja yang aman,(K) Fungsi kerja alat sesuai
gunakan tanpa ukur masalah
perlengkapan menyebabkan
yang sesuai Dapat Menjelaskan Prinsip
kerusakan Kerja alat ukur yang
terhadap digunakan untuk
perlengkapan perbaikan sepeda motor
atau komponen (P)
lainnya.
Dapat menjelaskan
komponen alat ukur
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.2 Alat ukur dipilih Mampu memilih alat Informasi Spesifikasi Memilih alat
yang sesuai ukur sesuai dengan jenis peralatan ukur ukur sesuai buku Melaksana
kendaraan yang sesuai buku petunjuk kan
dikerjakan (K) petunjuk perbaikan permeliharaan pekerjaan
Dapat menjelaskan kendaraan yang (Manual book) pengukuran
spesifikasi alat ukur dikerjakan sesuai dengan sesuai
sesuai buku pedoman kendaraan yang pekerjaanny
pemeliharaan (P) dikerjakan a
Harus melaksanakan
pekerjaan pengukuran
dengan mengikuti buku
petunjuk pemeliharaan
(manual book) (S)
1.3 Penggunaan Mampu melakukan Prosedur Menggunakan Melaksana
teknik pengukuran sesuai buku penggunaan alat alat ukur sesuai kan
pengukuran petunjuk perbaikan ukur buku petunjuk pekerjaan
yang sesuai kendaraan (K) permeliharaan pengukuran
dan hasilnya Mampu menjelaskan (Manual book) mengikuti
dicatat prosedur pengukuran sesuai dengan buku petunjuk
dengan dengan benar (P) kendaraan yang pemeliharaan
benar. Harus melaksanakan dikerjakan (manual book)
pencatatan hasil Mencatat hasil
pengukuran pada report pemeriksaan /
Sheet (S) perawtan
pada report
Sheet
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.4 Seluruh
Dapat menjelaskan Prosedur yang Melakukan Membersihkan
kegiatan
aktifitas yang dilakukan dilakukan setelah pekerjaan sesuai area kerja
pemeliharaan
setelah selesai melakukan selesai melakukan dengan prosedur setelah
dilakukan
pemeriksaan(K) pengukuran petunjuk kerja menyelesaika
berdasarkan
n pekerjaan
SOP Harus membersihkan area
(Standard kerja setelah Peralatan dan
Operation menyelesaikan pekerjaan perlengkapan
Procedures), (S) yang sudah
peraturan K3L digunakan
(Keselamatan, Harus mengembalikan pada tempat
Kesehatan peralatan dan yang telah
Kerja, dan perlengkapan yang sudah ditentukan
Lingkungan), digunakan pada tempat
dan yang telah ditentukan (S) Pemeliharaa
prosedur/kebij n tanpa
Mampu melakukan melanggar
akan
pekerjaan sesuaii dengan K3
perusahaan
prosedur petunjuk kerja
(K)
Pelaksanaan pengukuran
tanpa melanggar K3 (S)
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2. Memelihara 2.1 Pemeliharaan 3 4
Mempersiapkan bahan dan Fungsi- fungsi alat Melakukan Melaksanakan
alat ukur alat ukur alat ukur sesuai pekerjaan ukur pemeliharaan alat pemeliharaan
dilakukan (K) ukur. pengukuran
tanpa Prosedur mengikuti
menyebabkan Menempatkan alat pada pemeliharaan alat petunjuk pada
kerusakan tempatnya (K) ukur buku
terhadap pemeliharaan.
Dapat mengetahui fungsi
perlengkapan
alat ukur (P)
atau komponen
lainnya. Dapat melakukan
pemeliharaan alat ukur (K)
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.2 Pemeliharaan Dapat menjelaskan cara Prosedur Melakukan Memelihara
rutin dan pemeliharaan dan penyimpanan alat pemeliharaan dan dan
penyimpanan penyimpanan alat ukur (P) ukur penyimpanan alat Menyimpan
alat ukur ukur alat ukur
dilakukan Dapat melakukan mengikuti
sesuai dengan pemeliharaan dan prosedur yang
spesifikasi penyimpanan dengan sudah
pabrik benar (K) ditentukan
Dapat menjalankan Melakukan
pemeliharaan sesuai pencatatan
spesifikasi pabrik (S) sebelum dan
sesudah
pemakaian
pada buku
report sheet
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.3 Pemeriksaan Dapat melakukan setting Prosedur setting alat Melakukan setting Melaksanakan
dan penyetelan alat ukur secara rutin (K) ukur alat ukur setting alat
secara rutin ukur sesuai
pada alat ukur Dapat menjelaskan cara Prosedur kalibrasi alat Melakukan buku petunjuk
termasuk menyeting alat ukur (P) ukut kalibrasi alat ukur
kalibrasi alat Melakukan
Dapat melakukan kalibrasi kalibrasi alat
ukur dilakukan
alat ukur dengan benar ukur sesuai
sebelum
(K) buku petunjuk
digunakan.
Dapat menjelaskan Setting dan
kalibrasi alat ukur (P) kalibrasi di
Dapat melaksanakan catat pada
setting dan kalibrasi sesuai report sheet.
buku petunjuk (S)
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.4 Seluruh Dapat menjelaskan Prosedur yang Melakukan Membersihkan
kegiatan aktifitas yang dilakukan dilakukan setelah pekerjaan sesuai area kerja
pemeliharaan setelah selesai melakukan selesai melakukan dengan prosedur setelah
dilakukan pengukuran(K) pengukuran petunjuk kerja menyelesaika
berdasarkan n pekerjaan
SOP (Standard Harus membersihkan area
Operation kerja setelah Peralatan dan
Procedures), menyelesaikan pekerjaan perlengkapan
peraturan K3L (S) yang sudah
(Keselamatan, digunakan
Harus mengembalikan pada tempat
Kesehatan
peralatan dan yang telah
Kerja, dan
perlengkapan yang sudah ditentukan
Lingkungan),
digunakan pada tempat
dan
yang telah ditentukan (S) Pemeliharaa
prosedur/kebija
n tanpa
kan Mampu melakukan melanggar
perusahaan. pekerjaan sesuai dengan
prosedur petunjuk kerja
(K)
Harus melakukan
pemelihaharaan alat ukur
tanpa melanggar K3 (S)
Asesmen Pelatihan
BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN
A. Latar Belakang
Untuk Memperbaiki Sepeda motor dibutuh alat & perlengkapan yang mencakup
perbaikan seluruh komponen kendaraan roda 2 (dua). Penggunaan & pemeliharaan
alat ukur merupakan bagian terpenting pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, dan
analisa terhadap keruskan sepeda motor.
Pada sepeda motor terdiri dari bagian mesin, chassis, dan body electrical. Pada
bagian – bagian tersebut di perlukan pemeriksaan dan analisa dengan munggunkan
alat ukur bila terjadi permasalahan.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi
Informasi tentang prinsip kerja alat ukur juga akan dipaparkan tentang Fungsi, cara
kerja dan Jenis – jenis alat ukur. Dibagian pertama dipaparkan mengenai
pengukuran demensi dan pada bagian terakhir akan dipaparkan tentang bagaimana
melakukan Pemeriksaan Komponen kelistrikan dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai. Dengan disusunnya Modul ”Menggunakan & Memelihara Alat Ukur” ini
diharapkan akan dapat membantu belajar Peserta pelatihan tentang pengertian
dan prinsip kerja alat ukur serta prosedur pengukuran yang sesuai dan juga dapat
membantu pelatih/instruktur dalam menjelaskan kepada peserta pelatihan.
B. Tujuan
Modul “Menggunakan & Memelihara alat ukur” ini bertujuan agar pengguna modul
ini mampu untuk Penggunaan & Pemeliharaan alat ukur sesuai dengan SOP pada
sepeda motor yang dikerjakan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “Menggunakan & Memelihara alat ukur” ini adalah
pekerjaan ringan dalam perwatan sepeda motor dibawah 250 CC. Penggunaan alat
ukur ini terdiri dari: Pengukuran panjang, luas, kedataran, sudut, kedalaman, celah
atau pengukuran yang dapat diukur baik analog maupun digital.
D. Pengertian-Pengertian
1. Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, tebal, tinggi dan lebar suatu
benda kerja ( komponen ).
2. Kunci momen (torque wrench) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai kekencangan tertentu
3. Vernier Caliper adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak,
kedalaman, diameter dalam, ketinggian.
4. Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur
diameter luar dan dalam.
5. Dial Gauge adalah Alat ukur yang berfungsi untuk mengukur Kerataan
permukaan bidang datar, Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros,
Kerataan permukaan dinding silinder, Kebengkokan poros, run out, kesejajaran
dan lain-lain
6. Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge
7. Multi tester/Avo Meter adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaannya
sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan
untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen.
8. Plastic gauge biasanya digunakan untuk mengukur celah minyak (oil
clearance)
9. Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler gauge dan digunakan untuk
mengukur celah antara dua bagian
10. SOP adalah standar operasi dan pelaksanaan yang antara lain berisi petunjuk
bagaimana cara operasional menurut standar yang berlaku
BAB III
MATERI PELATIHAN
OVERHAUL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN
1. Mistar Baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, tebal, tinggi dan lebar suatu
benda kerja ( komponen ). Alat ini mempunyai satuan ukuran metrik dan inci
serta umumnya mempunyai akurasi ukuran sebesar 0,5 milimeter.
Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya
dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut.
Penggunaan alat ini pada workshop sepeda motor relatif lebih sedikit dan
terbatas, karena akurasi ukurannya terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan
toleransi yang dibutuhkan.
2. Kunci Komen
Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada
baut dan mur, agar mencapai kekencangan tertentu. Socket dapat dipasangkan
pada kunci momen untuk disesuaikan dengan berbagai macam ukuran baut
dan sebagainya.
Menempatkan tangan kiri di ujung penggerak dan tangan kanan pada tangki
kunci momen.
Menarik secara merata dengan tangan kanan anda sampai terdengar
tanda/bunyii klik. Untuk pengencangan yang besar momen puntirnya, kunci
momen harus diatur dalam beberapa tahapan pengencangan, Misalnya :
Pengencangan 8 kg, tahapan pengencangannya 1. 4 kg , 6 kg, 8 kg.
3. Vernier Caliper
Skala utama (main scala) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak
kecil dengan cara mencari perbedan antara dua tanda. Metode ini disebut
prinsip pengukuran vernier.
Sebagai contoh , Skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan
skala vernier jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis skala
utama lebih besar 0,1 mm dari pada jarak garis skala vernier ialah : (1 mm –
0,9 mm = 0,1 mm).
Skala Utama
Pertama-tama alat ukur harus dilakukan set awal, yaitu angka nol (0) pada skala
utama harus lurus (segaris) dengan angka nol (0) pada skala vernier. Jika skala
vernier digerakan kekanan sampai angka satu (1) dengan skala angka satu (1)
“Skala utama” seperti gambar di bawah. Hasilnya terdapat celah 0,1 mm
disebelah kiri.
Bila skala vernier digeser ke kanan lagi sampai ke angka 5 lurus dengan angka 5
pada skala utama . maka hasilnya celah 0,5 mm diantara dua angka nol.
Pada umumnya, satu strip/1 bagian untuk skala utama adalah 1 mm dan satu
strip atau 1 bagian skala vernier = 0,95 mm (19 mm/20 mm) dikalikan 20 strip
menjadikan 19 mm, Jadi perbedaan antara jarak satu strip skala utama dengan
jarak satu strip skala vernier ialah : 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm.
Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan
angka nol skala vernier, yaitu 46 mm (A”) sedangkan angka dibelakang koma
diambil dari titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama
bertemu, yaitu (“4”) yang ditunjukkan oleh “B”, jadi hasil pembacaan dari gambar
di bawah ini ialah 46,4 mm atau 46,40 mm
46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm
A B
a) Sebelum di ukur, bersihkan benda yang akan diukur dan vernier kalipernya
juga dibersihkan dari debu dan partikel-partikel serta di beri pelumas untuk
mencegah agar tidak mudah karatan.
b) Sebelum digunakan , periksalah bahwa skala vernier bergeser bebas, dan
angka “ 0” pada kedua skala bertemu dengan tepat (Segaris) seperti pada
gambar di bawah ini.
.
e) Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan
sampai miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat,
seperti gambar di bawah ini
- Cara mengukur diameter luar.
Rahan Vernier
Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai
berikut :
a. Skala Utama :
Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala
“lebih” Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala
utama adalah = 1 inch + 1/16 inch “lebih”
Nilai “lebih” akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier ,
sebagai berikut .
b. Skala Vernier :
Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4
(angka 4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai
skala vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch.
Contoh Pembacaan ke 2 :
Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch
* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala
utama.
4. MICROMETER
Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda
kerja bagian dalam maupun bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-
beda ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran
sampai 25 mm, yaitu :
1. Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
2. Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
3. Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm
Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir,
jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip
pengukuran dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner
sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu
strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak
0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50).
Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble telah lurus
dengan garis pada outher sleeve. Seperti pada gambar di bawah ini.
Outer / Sleeve
Pengunci
Jika kesalahannya
melebihi 0,02 mm,
Kuncilah spindle
dengan lock clamp,
kendorkan stopper
sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” timble dengan garis outer
sleeve , dan kencangkan kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan
selesai periksalah kembali titik “0” untuk meyakinkan bahwa micrometer
telah dikalibrasi dengan benar.
Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm,
dan jarak strip di bawah garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.
Sedangkan nilai satu strip pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur
ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
DIAL GAUGE
Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat
penopang (supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk
mengukur automotive parts. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge
dan inside deal gauge.
Batang
Penyangga
Dasar Magnet
Posisi spindle dial gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.
Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya.
Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah.
Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng
spindle.
Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar
jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.
Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan
spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam
bensin sambil menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.
Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya
posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada
posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat proses mengukur benda kerja.
2. Jarum Pendek
Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai
pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.
3. Batas Toleransi
Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan
kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah
kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja ( pada cara
penggunaan dial gauge ).
Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan
permukaan benda kerja, saat benda kerja bergerak terhadap bidang
sentuh tersebut.
Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh
bergerak ke atas.
Jarum panjang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh
bergerak kea rah bawah.
Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea
rah atas , sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang
pada angka nol. Selanjutnya posisi letak dari batas toleransi yang
dibutuhkan adalah :
- Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90
- Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10
Hal ini berarti toleransi kearah kiri dan kanan dari angka 0 adalah
berjarak 0,1 mm.
Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum
panjang bergerak kea rah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut .
1). Letakan V-Blok di atas plat datar, dan letakan poros di atas block, seperti
pada gambar.
2). Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial
gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros
sebelah kanan, seperti pada gambar
6. CYLINDER GAUGE
Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder
gauge sering digunakan untuk mengukur diameter silinder, lubang kedudukan
poros dan komponen lainnya secara teliti. Pada ujung measuring point.
Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukan
oleh dial gauge. Jarak antara measuring point dan replacment rod adalah sama
dengan diameter benda yang diukur.
3). Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di atas, tempatkan
replecment rod dan measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge
di set pada angka nol. Seperti pada gambar di bawah ini.
4). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan
cylinder gauge sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang
terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,04 mm berarti diameter silinder
0,04 mm lebih kecil dan 53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu
diameter cylinder adalah 52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm).
5). Lakukan pengukuran diameter cylinder pada tiga tempat , yaitu : bagian
atas, tengah, bawah. Pada saat mengukur setiap bagian. Lakukan gerakan
ke kiri dan ke kanan dari cylinder gauge sambil melihat maksimal
pergerakan jarum panjang.
Peringatan penting.
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau
tegak lurus measuring point. Spindle dimasukan ke dalam batangnya
kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring point.
Pilihlah replecment rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan
diameter benda yang akan diukur.
sirkuit terster / multi tester. Multi tester digital dapat menunjukan hasil
pengukurannya langsung dengan angka-angka, sedangkan tester yang
manual/biasa ditunjukan oleh sebuah jarum.
Sebelum menggunakan sirkuit tester / multi tester anda harus pastikan dulu bahwa
jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri skala. Apabila tidak , putarkan
skrup penyetel jarum (pointer calibration) dengan sebuah obeng (-) sampai jarum
penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri. Setelah anda telah
melakukan peneyetelan dan pengecekan skala nol (0) , anda tidak memerlukan
pengecekan yang terlalu sering.
Setelah penyetelan pada salah satu nomor, anda harus dapat membaca hasil
pengukuran dengan mudah, Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna
merah ke terminal positif dari sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari
multi tester dan kabel pengetes warna hitam yang dari terminal negatif dari multi
tester dihubungkan ke terminal negatif dari sumber arus dengan kata lain hubungan
alat ini adalah paralel dalam pemeriksaan ini. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala
DC.
Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12
Vol DC.
. Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12 Vol DC
PENTING ! Caranya :
1).50: Nilainya (value) dibaca bila
Pilihlah range (tingkat) dengan selector disetel pada 50,
berhati-hati. Apabila yang akan hasilnya kalikan dengan 10
diukur melebihi atau lebih besar, bila selektor distel pada
Daerah tegangan yanga dapat diukur dari 0 – 1000 volt. Hubungkan kabel-kabel
pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC V seperti pada
tabel di bawah ini.
10 0 - 10
25 10 - 25
250 25 - 250
1000 250 - 1000
Kemudian , hubungkan kabel pengukur ( test lead ) secara paralel pada bagian
yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukan oleh jarum
penunjuk.
Contoh :
Pembacaan nya adalah 100 Volt AC, sebab range selektor diset pada 250 AC Volt.
Penting !
Membaca skala pada range yang
benar
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selektor diset pada 250 mA.
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti
pengukuran arus DC dari 0 smpai 250 mA, kecuali untuk perubahan berikut :
Kabel tesled yang berwarna merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya
digunakan untuk mengukur 20 A DC: maka range selector diset pada DC A 20
A: pembacaan jaum penunjuk pada skala 20 A DC.
Contoh :
Angka (nilai pengukurannya adalah 1 A. sebab range selektornya diset ke 20A.
jarum penunjuk 0 pada skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah
range selektor. Seperti gambar di bawah:
Pengukuran
Stel selektor pada salah satu posisi ohm, Ada beberapa skala untuk mengukur
tahan. Posisi „K“ untuk `1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.
Setiap kali anda mengeset range (tingkat) , harus mengkalibrasi jarum penunjuk
(pointer). Lepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur, kemudian
hubungkan kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. Ini berarti
kedua terminal dapat dihubungkan pada ujung beban.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selecktor diset pada X10 Ω.
Penting =
Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya
setelah seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila
tidak kemungkinan tegangan akan mengalir ke tester dan dapat membakar
tahanan koil yang ada didalam ( internal collresistans ).
Jangan memindahkan saklar selektor keposisi lain tanpa terlebih dahulu
melepaskan kabel-kabel pengetes ( tes lead ) dari komponen yang diperiksa.
dapat merusak multitester.
8. PLASTIC GAUGE
8.1 Uraian
Plastic gauge biasanya digunakan untuk mengukur celah minyak (oil clearance)
antara journal poros engkol, pin dan bantalan, Bentuknya seperti benang,
dibuat dari plastic yang ketebalannya merata, dan dibungkus dalam amplop.
Cara memeriksa celah oli antara crank shaft pin dan bantalan batang torak.
1). Bersihkan tangan anda, crank shaft pin dan bantalan.
2). Ambilah plastic gauge dari dalam amplop sesuai dengan lembaran bantalan.
3). Letakan plastic gauge dari dalam pembungkus pada crankshaf pin seperti
pada gambar
Plastic gauge
4). Pasanglah tutup bantalan ( bearing cap ) crank shaft pin dan keraskan mur-
murnya sesuai dengan momen spesifikasinya. Ingat jangan memutar crank
shaft.
5). Lepaskan tutup bantalan ( bearing cap ) dan ukurlah lebar plastic gauge
dengan menggunakan skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebarnya
tidak merata, ukurlah pada bagian yang paling lebar.
Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler gauge dan digunakan untuk
mengukur celah antara dua bagian. Thickneess gauge terdiri dari lembaran baja
Thickness gauge
Pada modul ini hanya dijelaskan Menggunakan & Memelihara Alat Ukur.
2. Sikap Kerja
Bila melakukan pengukuran selalu gunakan buku petunjuk atau manual book
yang sesuai dengan sepeda motor yang sedang dikerjakan. Ikuti semua petunjuk
sesuai dengan ketentuan pabrik. Gunakan alat kerja yang sesuai dengan
pekerjaan yang sedang dilakukan. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku akan mendapatkan kinerja kemudi yang optimal
BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
A. Sumber-Sumber Perpustakaan
1. Daftar Pustaka
- Training Honda Honda 2008
- Teknik-Teknik dasar Service
- Training Centre Departement PT. toyota Motor 1996
- Buku Panduan Perawatan Sepeda Motor Divisi Service R-2 PT Indomobil Suzuki
International.
- Rangka Sepeda Motor PT Astra Internasional Inc Jakarta
- Buku Pedoman reparasi Honda
2. Buku Referensi
Daftar Peralatan/Mesin
Daftar Bahan
TIM PENYUSUN