Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH ALJABAR LINIER

PERTEMUAN 1

A. Sistem Persamaan Linear dan Linear dengan Dua Variabel


1. Persamaan Linear dengan Dua Variabel
Bentuk umum persamaan linear dengan dua variabel dalam x dan y dapat dituliskan
sebagai berikut :

ax + by = c; a, b, c bilangan riil

Contoh persamaan linear dengan dua variabel :


1. 2x + 3y = 12
2. 5x – 2y = 7
3. x + y = - 6

2. Penyelesaian Persamaan Linear dengan Dua Variabel


Bila x = p dan y = q, sedemikian hingga persamaan ax + by = c menjadi
ap + bq = c merupakan pernyataan yang bernilai benar, maka (p, q) disebut
penyeleaian dari persamaan ax + by = c.

3. Sistem Persamaan Linear dan Linear dengan Dua Variabel


Bentuk umum sistem persamaan sistem linear dan linear dengan dua variabel dalam
x dan y adalah
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2; a1, a2, b1, b2, c1, c2, bilangan riil.

Pada persamaan pertama a1 atau b1 boleh noltetapi tidak boleh kedua-duanya nol,
demikian juga pada persamaan kedua, a2 atau b2 salah satunya boleh nol dan tidak
boleh kedua-duanya nol.
Grafik dari dua persamaan linear a1x + b1y = c1, dan a2x + b2y = c2 berupa dua buah
garis lurus. Titik potong dari kedua garis itu merupakan penyelesaian dari dua
persamaan linear tersebut. Tetapi ingat bahwa dua buah garis lurus tidak selalu
berpotongan, bisa saja sejajar bahkan berimpit. Oleh karena itu, ada 3 kemungkinan
himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dan linear, yaitu sebagai berikut.
a. Jika maka hanya mempunyai satu titik potong yang merupakan

himpunan penyelesaian.

b. Jika maka kedua garis tersebut sejajar atau tidak mempunyai

himpunan penyelesaian.

c. Jika maka kedua garis berimpit atau mempunyai titik

persekutuan yang tak berhingga banyaknya sehingga anggota himpunan


penyelesaiannya tak berhingga banyaknya.
Cara menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dan linier
dengan dua variabel adalah sebagai berikut.
a. Metode Eliminasi
b. Metode Substitusi
c. Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi

a. Metode Eliminasi
Mengelimiasi artinya Menghilagkan sementara atau menyembunyikan salah
satu variabel sehingga dari dua variabel menjadi hanya satu variabel dan sistem
persamaanya dapat diselesaikan. Cara menghilangkan sementara salah satu
variabel adalah denga menyamakan koefisien dari variabel yang akan
dihilangkan, kemudian dikurangkan apabila tanda koefisien sama atu
dijumlahkan apabila tanda koefisien berlawanan. Untuk menyamakan koefisien,
masing-masing persamaan linearnya dikalikan dengan bilangan sesuai dengan
kebutuhannya.

Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dan linear berikut
ini dengan metode eliminasi!
a. {2x+3y = 3
{x-2y =5
Jawab:
a. 2x+3y = 3 x1 2x+3y = 3
x-2y =5 x2 2x-4y = 10 _
7y = -7
y = -1
2x+3y = 3 x2 4x+6y = 6
x-2y =5 x3 3x-6y = 15 _
7x = 21
x =3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,-1)}.

b. Metode Substitusi
Metode Substitusi dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengubah salah satu variabel manjadi fungsi terhadap variabel lainnya pada
salah satu persamaan dan
2) Variabel yang sudah mejadi fungsi disubstitusikan ke persamaan lainnya.
Contoh:
a. {2x+y =7
{5x-3y =1
Jawab:
a. 2x+y = 7 y = 7-2x
y = 7-2x disubstitusikan pada 5x-3y = 1, maka:
5x-3(7-2x) = 1
5x-21+6x = 1
11x = 1+21
11x = 22
x = 2 disubstitusikan ke y = 7-2x, maka
y = 7-2.2
y=3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,3)}.
c. Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi
Metode gabungan eliminasi dan substitusi dilakukan dengan cara
mengeliminasi salah satu variabel kemudian dilanjutkan dengan
mensubstitusikan hasil dari elimisnasi tersebut.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sitem persamaan linear dan linear berikut
ini dengan metode gabungan eliminasi dan substitusi!
a. {3x-5y = 22
{4x+3y = 10
Jawab:
a. 3x-5y = 22 x4 12x-20y =88
4x+3y = 10 x3 12x+9y = 30 _
-29y = 58
y = -2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(4,-2)}.

B. Sistem Persamaan Linier da Linier dengan Tiga Variabel


1. Metode Eliminasi
Untuk memahami pemakaian metode eliminasi dalam menentuakn himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan linear dan linear dengan tiga variabel.

2. Metode Substitusi
Untuk memahami pemakaian metode substitusi dalam menentuakn himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan linear dan linear dengan tiga variabel.

3. Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi


Untuk memahami pemakaian metode gabungan eliminasi dan substitusi
dalam menentuakn himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dan linear
dengan tiga variabel
Contoh:
a. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
{3x+5y-z = 11
{x-3y+4z = 12
{4x+2y-5z = -1
Dengan metode gabungan eliminasi dan substitusi!
Jawab:
3x+5y- z = 11 ...(1)
x-3y+4z = 12 ...(2)
4x+2y-5z = -1 ...(3)
Kita eliminasikan variabel z dari persamaan (1) dan (2)
3x+5y- z = 11 x4 12x+20y-4z = 44
x-3y+4z = 12 x1 x - 3y+4z = 12 +
13x+17y = 56 ...(4)
Kita eliminasikan variabel z dari persamaan (2) dan (3)
x-3y+4z = 12 x5 5x-15y+20z = 60
4x+2y-5z = -1 x4 16x+8y-20z = -4 +
21x - 7y = 56 ...(5)
Kita eliminasikan variabel y dari persamaan (4) dan (5)
13x+17y = 56 x7 91x+119y = 392
21x- 7y = 56 x 17 357x-19y = 952 +
448x = 1344

x=

x=3
Nilai x = 3 disubstitusikan Nilai x = 3 dan y = 1
ke persamaan (4) disubstitusikan ke
13x+17y = 56 persamaan (1)
13.3+17y = 56 3x+5y-z = 11
39+17y = 56 3.3+5.1-z = 11
17y = 56-39 9+ 5 -z = 11
17y = 17 z=3
y=1
Jadi, himpunan penyelesainnya adalah {(3,1,3)}.

C. Penerapan Persamaan Linear


Dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai permasalahan matematika, dalam
memecahkan masalah sering menggunakan model matematika yang berbentuk
persamaan linear.
Adapun langkah-langkah menyelesaikan masalah yang berbentuk verbal
adalah sebagai berikut.
1. Bacalah soal dengan teliti sehingga kamu mengerti permasalahannya,
yaitu mengetahui apa yang diberikan (diketahui) dan apa yang ditanyakan.
2. Nyatakan suatu besaran yang tidak diketahui dalam suatu variabel,
misalnya x, y atau z.
3. Hubungkan variabel-variabel tersebut dalam suatu persamaan dengan
mengingat syarat-syarat berlakunya variabel.
4. Selesaikan persamaan tersebut dan periksalah jawabannya dengan
memperhatikan syarat-syaratnya.

D. Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat


Bentuk umum sistem persamaan linear dan kuadrat sebagai berikut.

{y = ax+b …bentuk linear


{y = px2+qx+r …bentuk kuadrat

Dengan a, b, p, q, r, x dan y adalah bilangan-bilangan riil.

Grafik dari persamaan linear y = ax+b dan fungsi kuadrat y = px2+qx+r


berturut-turut berupa garis lurus dan parabola. Titik potong garis dan parabola
merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linear dan kuadrat tersebut.
Substitusikan y = ax+b ke y = px2+qx+r
px2+qx+r = ax+b
px2+qx-ax+r-b = 0
px2+(q-a)x+r-b = 0 adalah bentuk persamaan kuadrat, dengan diskriminan D
= (q-a)2-4p(r-b).
Jadi, ada tiga kemungkinan himpunan penyelesainnya yaitu:
1. Jika D > 0, maka garis dan parabola berpotongan di dua titik yang merupakan
himpunan penyelesaian.
2. Jika D = 0, maka garis dan parabola berpotongan di satu titik yang merupakan
himpunan penyelesaian.
3. Jika D < 0, maka garis dan parabola tidak berpotongan sehingga sistem
persamaan linear dan kuadrat tersebut tidak mempunyai himpunan
penyelesaian atau { }.
Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dan
kuadrat dapat menggunakan metode substitusi.

E. Sistem Persamaan Kuadrat dan Kuadrat


Bentuk umum sistem persamaan kuadrat dan kuadrat adalah
{y = ax2+bx+c, a 0
{y = px2+qx+r, p 0
a, b, c, p, q dan r bilangan-bilangan riil.
Grafik dari sistem persamaan kuadrat y = ax2+bx+c dan y = px2+qx+r berupa dua
buah parabola. Titik potongnya merupakan penyelesaian dari sistem persamaan
kuadrat dan kuadrat tersebut. Tetapi dua buah parabola tidak selalu berpotongan,
ada tiga kemungkinan yang terjadi berdasarkan diskriminan bentuk kuadrat hasil
substitusi.
y = ax2+bx+c ...(1)
y = px2+qx+r ...(2)
Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2), maka
ax2+bx+c = px2+qx+r
(a-p)x2+(b-p)x+c-r = 0 adalah bentuk persamaan kuadrat dengan a-p 0.
Diskriminannya adalah
D = (b-q)2-4(a-p)(c-r)
1. Jika D > 0, maka kedua parabola berpotongan di dua titik yang merupakan
himpunan penyelesaiannya.
2. Jika D = 0, maka kedua parabola berpotongan di satu (bersinggungan) titik
yang merupakan himpunan penyelesaiannya.
3. Jika D < 0, maka kedua parabola tidak berpotongan sehingga himpunan
penyelesaiannya atau { }.
4. Jika a = p dan b q, maka kedua parabola berpotongan di satu titik yang
merupakan himpunan penyelesaiannya.
5. Jika a = p, b = q, dan c r, maka kedua parabola tidak berpotongan
sehingga himpunan penyelesaiannya atau { }.
6. Jika a = p, b = q dan c = r, maka kedua parabola berimpit sehingga
anggota himpunan penyelesaiannya tak berhingga banyaknya.
PERTIDAKSAMAAN

A. Pengertian
1. Notasi Pertidaksamaan
Misalnya a dan b bilangan riil.
a. a dikatakan kurang dari b, ditulis a < b jika dan hanya jika a-b negatif.
Sebagai contoh, 7 < 12 karena 7-12 = -5 dan -5 negatif.
b. a dikatakan lebih dari b, ditulis a > b jika dan hanya jika a-b positif.
Sebagai contoh, 5 > 2 karena 5-2 = 3 dan 3 positif.
c. a dikatakan kurang dari atau sama dengan b, ditulis a b jika dan
hanya jika a < b atau a = b.
Dengan kata lain, a b adalah ingkaran dari a > b.
Sebagai contoh, 4 7 adalah benar karena 4 > 7 adalah salah.
d. a dikatakan lebih dari atau sama dengan b, ditulis a b jika dan hanya
jika a > b atau a = b.
Dengan kata lain, a b adalah ingkaran dari a < b.
Sebagai contoh, 7 3 adalah benar karena 7 < 3 adalah salah.

2. Definisi Pertidaksamaan
Pada uraian di atas, diberikan notasi dari ketidaksamaan a < b, a > b, a
b dan a b. Pertidaksamaan didefinisikan sebagai kalimat terbuka yang
dihubungkan oleh notasi (lambang) ketidaksamaan ”<”, ”>”, ” ”, ” ”.
Bentuk umum dari pertidaksamaan adalah sebagai berikut:

u(x) < v(x) u(x)


v(x)

3. Selang atau Interval


Sebelum mempelajari bahasan penyelesaian bentuk pertidaksamaan,
masih ingatkah kamu tentang selang atau interval? Misalnya R merupakan
himpunan bilangan riil. Kita dapat menyatakan suatu himpunan yang
merupakan kumpulan bilangan riil x yang memenuhi sifat-sifat tertentu.
Sebagai contoh, { x < 4, x R}, { x 1, x R}, { 2<x 5, x
R}.
4. Sifat-Sifat Pertidaksamaan
Pengertian tentang selang atau interval menggambarkan adanya suatu
penyelesaian dari pertidaksamaan. Menentukan penyelesaian atau solusi
tersebut didasarkan pada teorema-teorema berikut.
Teorema 4.1
Tanda atau notasi suatu pertidaksamaan tidak berubah jika penambahan
atau pengurangan suatu bilangan (pernyataan) yang sama dilakukan pada
kedua ruas pertidaksamaan tersebut.

Bukti:
Misalnya c merupakan bilangan (pernyataan) yang akan ditambahkan pada
pertidaksamaan a < b. Karena a < b, maka a – b = n, n < 0
Sehingga
a-b+c-c = n, c-c = 0
(a+c)-(b+c) = n < 0
a+c < b+c

B. Pertidaksamaan Linier
1. Pengertian
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang memuat variabel
(peubah) dengan pangkat tertinggi dari variabel tersebut adalah 1 (satu).
Contoh 4.2-4.4 menunjukkan beberapa bentuk pertidaksamaan linear dengan
variaber x.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Linier


Pada bahasan ini, cakupan kita hanya untuk pertidaksamaan linear satu
peubah. Penyelesaian dari suatu pertidaksamaan linear secara umum terbagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Pertidaksamaan Linear Mutlak (Absolut Atau Identik)
Pertidaksamaan ini bernilai benar untuk semua nilai variabelnya.
Sebagai contoh, x+2 < x+5.
b. Pertidaksamaan Linear Bersyarat
Pertidaksamaan ini bernilai benar untuk nilai-nilai tertentu pada
variabelnya. Sebagai contoh, x-2 > 8 bernilai benar untuk x > 10.
Penyelesaian dari pertidaksamaan linear ini dapat ditunjukkan oleh
himpunan atau pada garis bilangan (selang atau interval).

C. Pertidaksamaan Kuadrat
1. Pengertian
Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan yang memuat variabel
dengan pangkat tertinggi adalah 2 (dua). Terdapat beberapa bentuk umum
pertidaksamaan kuadrat seperti berikut.
ax2+bx+c<0
ax2+bx+c 0 dengan a 0; a, b, dan c R
ax2+bx+c>0
ax2+bx+c 0
Ditinjau dari nilai b dan c, terdapat beberapa jenis pertidaksamaan kuadrat
yang penting untuk diketahui, yaitu:
a. ax2>0 pertidaksamaan kuadrat dengan b=0 dan c=0
b. ax2+bx>0 pertidaksamaan kuadrat dengan c=0
c. ax2+c<0 pertidaksamaan kuadrat dengan b=0
d. ax2+bc+c<0 pertidaksamaan kuadrat lengkap
berlaku untuk tanda pertidaksamaan lainnya.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat


Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Dengan Garis Bilangan dan
b. Dengan Sketsa Grafik.

a. Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat dengan Garis Bilangan


Penguasaan tentang materi pertidaksamaan linear yang baru saja kita
bahas sebelumnya sangat membantu kita di dalam menentukan penyesuaian
pertidaksamaan kuadrat. Ada beberapa langkah yang harus kita pahami dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, yaitu sebagai berikut.
1) Mengubah pertidaksamaan kuadrat ke dalam bentuk
baku, dengan cara menjadikan ruas kanan sama dengan nol.
2) Mengubah pertidaksamaan kuadrat menjadi
persamaan kuadrat ax2+bx+c=0.
3) Mengubah bentuk persamaan kuadrat menjadi
perkalian dua faktor.
4) Menentukan nilai pembuat nol atau akar-akar dari
persamaan kuadrat yang bersesuaian.
5) Melukis garis bilangan dan tempatkan nilai pembuat
nol persamaan kuadrat pada garis bilangan.
6) Menentukan tanda-tanda (+) untuk ax2+bx+c>0 dan
(-) untuk ax2+bx+c<0 dengan cara mensubstitusi bilangan-bilangan dalam
interval pada garis bilangan ke dalam ax2+bx2+c.
7) Himpunan penyelesaiannya adalah interval-interval
yang memiliki tanda sesuai dengan tanda pertidaksamaan.

b. Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat dengan Sketsa Grafik


Untuk menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dapat dilakukan dengan
menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat yang bersesuaian dengan
pertidaksamaan tersebut. Berikut kita akan mempelajari kembali cara
menggambar grafik (sketsa) dari suatu fungsi kuadrat y=ax2+bx+c diperoleh
dengan memperhatikan nilai-nilai diskriminan (D), koefisien dari x2 yaitu a,
dan tentang letak atau perpotongan grafik terhadap sumbu-sumbu koordinat.
Untuk memperoleh penyelesaian suatu pertidaksamaan kuadrat dengan
sketsa grafik dapat dilakukan dengan memperhatikan (menguji) nilai-nilai dari
fungsi yang bersesuaian dengan tanda (notasi) dari pertidaksamaan kuadrat
tersebut, yaitu:
1) Bernilai negatif = nilai y terletak di bawah sumbu x.
2) Bernilai positif = nilai y terletak di atas sumbu x.
D. Pertidaksamaan Berbentu Pecahan
1. Pengertian
Perhatikan bentuk pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut!

1; < 0; 0 dan seterusnya,

bentuk pertidaksamaan di atas merupakan pertidaksamaan dalam bentuk


pecahan.
Secara umum, terdapat 4 macam bentuk baku dari pertidaksamaan
berbentuk pecahan yaitu:

a. <0 c. 0

b. d. 0

dengan u(x), v(x) merupakan fungsi-fungsi dalam x dan v(x) 0.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Berbentuk Pecahan


Penyelesaian pertidaksamaan berbentuk pecahan dapat ditunjukkan
dengan menggunakan notasi himpunan dan garis bilangan.
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan berbentuk pecahan, ada
beberapa langkah yang harus kita ikuti antara lain:
a. Mengubah ruas kanan pertidaksamaan menjadi nol.
b. Menyederhanakan ruas kiri dengan cara memfaktorkan bilangan
pembilang dan penyebut.
c. Menentukan nilai faktor pembuat nol pembilang dan penyebut.
d. Letakkan nilai faktor pembuat nol pada garis bilangan.
e. Menentukan tanda (+) untuk nilai pertidaksamaan yang lebih dari nol(>0)
dan tanda (-) untuk nilai pertidaksamaan kurang dari nol(<0).
f. Himpunan penyelesaian pertidaksamaannya adalah pada interval yang
memenuhi nilai yang sesuai dengan tanda pertidaksamaan pecahan yang
telah disederhanakan setelah diuji.

E. Pertidaksamaan Berbentuk Akar


1. Pengertian
Perhatikan pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut!
<1, < , , >

Bentuk pertidaksamaan di atas dicirikan dengan adanya tanda akar.


Bentuk ini dikenal dengan pertidaksamaan berbentuk akar.
Secara umum, pertidaksamaan seperti ini memiliki bentuk umum:
a. < c.
b. > d.
dengan syarat u(x) dan v(x) 0.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Berbentuk Akar


Seperti halnya dengan penyelesaian pada pertidaksamaan lainnya,
penyelesaian pertidaksamaan berbentuk akar dapat dilakukan dengan notasi
himpunan dan garis bilangan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut.
a. Tanda akar harus dihilangkan dengan cara mengkuadratkan ruas kiri dan
ruas kanan.
b. Bentuk bilangan di bawah tanda akar haruslah selalu lebih besar atau sama
dengan nol.

F. Pertidaksamaan Berbentuk Harga Mutlak


1. Pengertian
Untuk memahami pertidaksamaan harga mutlak dalam bahasan
berikut, terlebih dahulu kita pahami pengertian dari harga mutlak suatu
bilangan. ”Harga mutlak suatu bilangan x, ditulis , bernilai x jika x0 dan

bernilai –x jika x<0, secara matematis = . Arti ini dapat kita

ilustrasikan sebagai ”jarak bilanga ke titik nol”. Sebagai contoh, jarak 3


dengan titik 0 adalah 3 dan jarak -3 ke titik 0 adalah –(-3) sama dengan 3. Jadi,
harga mutlak dari 3 dan -3 adalah sama.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ”harga mutlak setiap bilangan
riil adalah bernilai positif”. Implikasinya:
a. Harga mutlak untuk bilangan positif adalah nilai bilangan itu sendiri.
b. Harga mutlak untuk nol adalah nol.
c. Harga mutlak untuk bilangan negatif adalah negatif dari bilangan negatif
itu atau sama dengan bilangan positif.

Secara umum, pertidaksamaan berbentuk harga mutlak memiliki


bentuk sebagai berikut.
a. <a c. a
b. >a d. a
dengan a > 0.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Berbentuk harga Mutlak


Perhatikan bentuk pertidaksamaan berikut <5. Bentuk ini
mempunyai penyelesaian sebagai berikut: Setiap bilangan positif yang kurang
dari 5 akan memenuhi pertidaksamaan tersebut. Akan tetapi tidak semua
bilangan negatif akan memenuhi pertidaksamaan di atas. Jelasnya hanya
bilangan negatif yang lebih besar dari -5 yang memenuhi. Bagaimana halnya
jika bilangan yang kurang dari -5, misalnya -6 dan seterusnya? Jelas tidak
memenuhi, karena harga mutlak dari -6 adalah –(-6) = 6. Jadi, -6 tidak
memenuhi pertidaksamaan di atas. Dengan demikian bentuk <5 memeuhi
penyelesaian pada interval antara -5 dan 5.
Uji Kompetensi Siswa

Pilihlah satu jawaban yang benar !

1. Jika x dan y memenuhi persamaan juga membeli sebuah barang A dan


linear sebuah barang B dengan harga ....
2x + y = 5
3x – 2y = –3 a. Rp. 950,00
Nilai (x + y ) = ...... b. Rp. 1.050,00
a. –8 c. Rp. 1.150,00
b. –6 d. Rp. 1.250,00
c. 2 e. Rp. 1.350,00
d. 4 4. Himpunan penyelesaian sistem
e. 6 persamaan linear
2. Sistem persamaan linear x + y – z = 24
x + 2y = –3 2x – y + 2z = 4
y + 2z = 4 x + 2y – 3z = 36
x + y + 2z = 5 adalah {(x, y, z)}, maka x : y : z = .
mempunyai himpunan ..
penyelesaian {(x, y, z)}. Nilai dari a. 2 : 7 : 1
3 (x + z) b. 2 : 5 : 4
a. 9 c. 2 : 5 : 1
b. 10 d. 1 : 5 : 2
c. 11 e. 1 : 2 : 5
d. 12 5. Diketahui sistem persamaan :
e. 13 3x + 2y = 8
3. Disebuah toko, Yani membeli 4 x – 5y = -37
barang A dan 2 barang B dengan Nilai 6x + 4y adalah ....
harga Rp. 4.000,00. Yuli membeli a. -30
10 barang A dan 4 barang B b. -16
dengan harga Rp 9.500,00 Januar c. 16
d. 30

Anda mungkin juga menyukai