Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PROGRAM (SAP)

POLA MAKAN UNTUK BALITA


PKLT IPE-CP POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

Oleh :
Kelompok 33

Annisa Utari Yusril (172110123) Putri Prihandini (173110261)

Fitria Hasni (173110166) Salsabila (162210747)

Mimma Hijri Yanti (175110546) Wardhah Afifah (174210454)

Nadia Henry Agusti (161210705) Wendi Dermawan (173210310)

Nurraya Riangga (174110404) Yuni Caesar Reizan (171110040)

Pembimbing :
Murniati Muchtar, SKM. M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES R.I PADANG


2020
A. Latar Belakang Masalah

Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang berhubungan dengan proses
sehat, sakit dan proses metabolisme itu sendiri. Makanan yang kita makan merupakan
dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam bentuk energi untuk fungsi-fungsi fisiologis,
organ tubuh, pergerakan, fungsi kelenjar, fungsi hormon pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak.
Penanganan gizi sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan
SDM yang sehat, cerdas dan produktif. Upaya dalam peningkatan SDM yang
berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak – anak kita sebagai
bagian dari keluarga , dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan
lingkungan yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat
lain nya dapat dihindari. Ditingkatkan masyarakat factor-faktor seperti lingkungan
yang higienis, kesehatan keluarga, pola makan terhadap anak dan pelayanan
kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tidak stunting.
Salah satu prioritas pembangunan nasional dibidang kesehatan adalah upaya
perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya local.
Kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut dan
dapat berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan
kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatnyan kesakitan serta kematian. Visi
pembangunan gizi adalah “mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai
status gizi masyarakat atau keluarga yang optimal”
Pada balita, pemberian makanan yang bergizi bermanfaat dalam mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, makanan yang kurang gizi dapat
berdampak buruk kepada balita yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhannya pula. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap gizi yang diperlukan
oleh bayi sesuai usianya menyebabkan masalah gizi yang mengganggu kesehatan,
diantaranya obesitas akibat makan terlalu banyak tanpa memperhatikan kebutuhan
gizi seimbang, gizi buruk, masalah pertumbuhan, dan sebagainya.
Ibu-ibu yang mempuyai bayi atau balita membutuhkan edukasi akurat dan
komprehensif tentang makanan pendamping ASI, pola makan, dan stunting pada
balita untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan balita yang optimal. Oleh
sebab itu, kami sebagai mahasiswa PKLT IPE-EC kelompok 33 Poltekkes Kemenkes
Padang akan melakukan penyuluhan tentang pola makan pada balita untuk menekan
angka stunting di Sumatera Barat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya edukasi ini adalah supaya ibu balita mengetahui tentang
pentingnya pola makan pada balita dalam pencegahan stunting

2. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan kepada ibu-ibu balita dapat


mengetahui tentang :

1. Mengetahui pola makan yang baik untuk balita


a. Mengetahui tentang definisi pola makan
b. Mengetahui mengapa pola makan penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan balita
c. Mengetahui tentang pola makan balita yang baik.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Pola makan pada balita
2. Sasaran : Ibu-ibu balita dan ibu hamil
3. Metode : Online
4. Media : PPT
5. Waktu dan tempat
a. Hari/ tanggal : Sabtu s/d Jumat/11-17 April 2020
b. Waktu : 45 Menit
c. Jam : 10.45-11.30 WIB
d. Tempat : Daring online dengan aplikasi Zoom

D. SETTING TEMPAT

Peserta Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta

E. RENCANA KEGIATAN

Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens

Pendahuluan 10 Menit 1. Membuka Mendengar dan


1. Memperkenalkan diri Menjawab
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
3. Menggali pengetahuan ibu ibu
tentang gizi seimbang (Pretest)

Penyajian 25 Menit 1. Penjelasan tentang pola makan Mendengar dan


pada balita Melihat
a. Menjelaskan tentang definisi
pola makana
b. Menjelaskan mengapa pola
makan penting bagi
pertumbuhan dan
perkembangan balita
c. Menjelaskan tentang pola
asuh makan yang baik untuk
balita

Penutup 10 menit  Memberi kesempatan pada Audien


audiens untuk bertanya menanyakan
 Melakukan evaluasi pada tentang hal-hal
audien dengan memberikan yang belum di
lembar khusus untuk di mengerti dan
jawab narasumber
 Menarik kesimpulan menjawab
pertanyaan yang di
sampaikan.

F. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Edukasi dilakukan secara individu
2. Penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan secara online
b. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi edukasi
2. Peserta mengajukan pertanyaan
3. Peserta mampu menjawab pertanyaan sekilas tentang materi edukasi
4. Peserta penyuluhan memahami tentang materi edukasi pola makan pada
balita
c. Evaluasi hasil

Dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang disampaikan


dalam bentuk pre-test dan post-test
LAMPIRAN
MATERI KEGIATAN
A. Pola Makan
Pola asuh anak salah satunya adalah pola asuh makanan. Orang tua yang
mampu memberikan pola makan makan yang baik maka status gizi anaknya
juga akan baik. Masalah gizi yang terjadi adalah cerminan kekurangan gizi
akut/kronis. Akibatnya, anak Indonesia banyak yang mengalami hambatan
pertumbuhan, yakni dengan rasio 3:10. Kualitas pangan yang dikonsumsi
tergantung pada jenis asal pangan. Mereka yang mengkonsumsi pangan lauk
pauk (telur, daging, ikan) secara cukup akan terhindar dari masalah gizi.
B. Peran Makanan Bagi Balita
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai
zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi
sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan
yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan
sebagai zat pengatur. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan
vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour. Air, sebagai
alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
C. Sumber gizi bagi balita seperti
a. Karbohidrat
Berasal dar nasi, roti, sereal, kentang, dan jagung.
b. Vitamin
Buah dan Sayur
c. Protein
Berasal dari ikan, susu, telur, daging, dan kacang-kacangan.
D. Pencegahan Stunting
1. Dahulukan makan dari pada jajan.
2. Makan minimal 3× per hari dengan teratur.
E. Cara memotivasi makanan pada anak
1. Membuat suasana makan anak menyenangkan.
2. Jangan memaksa / mengomeli anak ketika anak makan.
3. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan tetap
mempertahankan gizi yang seimbang.
F. Contoh Pola Makan Untuk balita
1. Menu makan pagi
Bubur, roti isi ayam dan wortel serta susu.
2. Menu makan siang
Nasi putih, bola-bola daging, sayur bening bayam, tahu, dan jagung.
3. Menu makan malam
Nasi putih, sayur cah, ayam/ telur, tempe, dan buah seperti mangga,
pepaya.
4. Selingan pagi
Buah, bisa dimakan langsung atau di buat jus.
5. Selingan siang
Susu atau biskuit kecil.

Anda mungkin juga menyukai