Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono,2000).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan
hanya pada laporan pasien.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nyeri punggung bawah.?
2. Apa etiologi dari nyeri punggung bawah.?
3. Bagaimana phatofisiologi dari nyeri punggung bawah.?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari nyeri punggung bawah.?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada nyeri punggung bawah.?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis pada nyeri punggung bawah.?
7. Bagaimana manajemen keperawatan pada nyeri punggung bawah.?

1
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dan para pembaca dapat mengetahui tentang penyakit nyeri
punggung bawah.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan maklah ini adalah
1. Mengetahui pengertian nyeri punggung bawah.
2. Mengetahui etiologi nyeri punggung bawah.
3. Mengetahui patofiologi nyeri punggung bawah.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari nyeri punggung bawah.
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari nyeri punggung bawah.
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dari nyeri punggung bawah.
7. Mengetahui konsep asuhan keperawatan dari nyeri punggung bawah

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan
sakroiliakal, nyeri punggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2000)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial.
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,
osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
2.2. Etiologi
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
a. LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri glutea
superior.
c. LBP Neuvogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar sering
menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik
Berasal dari :
- Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)
- Sendi-sendi sakroiliakan
- Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat
stenosis spinalis.

3
e. LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis
Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :
a. LBP Traumatik
- LBP pada unsur miofasial
- LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal
b. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
- Spondilosis
- HNP
- Stenosis spinalis
- Oesteoartritis
c. LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
- Artritis rematoid
- Spondilitis angkilopoetika
- Spondylitis.
- LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
d. LBP akibat neoplasma
- Tumor myelum
- Retikulosis
e. LBP akibat kelainan congenital.
f. LBP sebagai refered pain.
g. LBP akibat gangguan sirkulatorik.
h. LBP oleh karena psikoneurotik
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang
belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab
lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal,
aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat
gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat
keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .

4
2.3. Pathofisiologi
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori,
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara
stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas
banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh
kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi
punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap
dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang belakang.
Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari
atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot
abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak
pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah
tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks
gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus
lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan
degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan
nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

5
2.4. Manifestasi Klinis
Secara praktis manifestasi klinis diambil dari pembagian berdasarkan sistem
anatomi :
a. LBP Viscerogenik
Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas maupun
istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya. Lebih sering
disebabkan oleh faktor ginekologik, kadang-kadang didapatkan spasme otot
paravertebralis dan perubahan sudut ferguson pada pemeriksaan radiologik, nyeri ini
disebut juga nyeri pinggang akibat referred pain.
b. LBP vaskulogenik
Tahap dini nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri bersifat
nyeri punggung dalam, nyeri sering menjalar kebokong, belakang paha, dan kedua
tungkai. Nyeri tidak timbul karena adanya stress spesifik pada kolumna vertebralis
(membungkuk, batuk dan lain-lain). Diagnosa ditegakkan apabila ditemukan
benjolan yang berpulpasi.
c. LBP Neurogenik
Nyeri sangat hebat, bersifat menetap, sedikit berkurang pada saat bediri tenang,
terutama dirasakan pada saat malam hari. Nyeri dapat dibangkitkan dengan aktivitas,
dan rasa nyeri berkurang saat penderita berbaring, sering didapat kompresi akar saraf,
ditemukan juga spasme otot paravertebralis.
d. LBP Spondilogenik
Yang sering ditemukan adalah :
- HNP : Nyeri disertai iskialgia, dirasakan sebagai nyeri pinggang, menjalar
kebokong, paha belakang tumit sampai telapan kaki.
- Miofasial : Nyeri akibat trauma pada otot fasia atau ligamen, keluhan berupa
nyeri daerah pinggang, kurang dapat dilokasikan dengan tepat, timbul mendadak
waktu melakukan gerakan yang melampau batas kemampuan ototnya.
- Keganasan: Tumor ganas pada daerah vertebrae dapat bersifat primer atau
sekunder. Pada foto rontgen terlihat adanya destruksi, pemeriksaan laboratorium
terlihat adanya peningkatan alkalifostase.
- Osteoporotik : Terjadi pada lansia terutama wanita, nyeri bersifat pegal atau
nyeri radikuler karena adanya fraktur kompresi sebagai komplikasi osterporosis
tulang belakang.

6
e. LBP Psikogenik
Keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang ditemukan,
penderita memilih suatu mekanisme pembelaan terhadap ancaman rasa amannya
dengan menghindarkan diri bila tidak melakukan hal tertentu. Keadaan ini akan
menyebabkan otot-otot dalam keadaan tegang sehingga meningkatkan spasme otot
dan timbul rasa nyeri.
Manifestasi klinis secara umum yang dapat dilihat yaitu:
Perubahan dalam gaya berjalan.
- Berjalan terasa kaku.
- Tidak bias memutar punggung.
- Pincang.
- Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah
yang tidak dirangsang.
- Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
- Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
- Nyeri otot dalam.
- Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
- Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
- Nyeri pada pertengahan bokong.
- Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

7
2.5. Pemeriksaan Penunjang
a. Fungsi lumbal: Mengetahui warna cairan serebrospinal (jernih air,
kekuningan/xantokram, keruh), adanya kesan sumbatan/hambatan aliran cairan
serebrospinal secara total atau parsial, jumlah sel, kadar protein, NaCl dan
glukosa.
b. Foto rontgen: Mengidentifikasi adanya fraktur korpus vertebra, arkus atau
prosesus spinosus, juga adanya dislokasi vertebra, spionfilolistesis, bamboo
spine destruksi vertebra, HNP.
c. Computed tomografhy (CT): berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari
seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan
masalah diskus intervertebralis.
d. Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
e. Magneting resonance imaging (MRI): memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi
patologi tulang belakang.
f. Meilogram dan discogram: untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi
atau protrusi diskus.
g. Venogram efidural: Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
h. Elektromiogram (EMG): digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf
tulang belakang (Radikulopati).

8
2.6. Penatalaksanaan Medis
a. Tirah baring :
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap
ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari.
Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat
mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur
ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring
dengan lutut dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah
kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang
pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi
pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan
penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.
b. Medika mentosa :
Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik
narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang
digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga
dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID), berguna untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek
dapat mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang
terjadi akibat gangguan iskemia.
c. Fisioterapi :
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa
meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres
lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan
perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam
bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah kardiovaskuler karena
ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang
ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat
pembengkakan pada stadium akut.

9
d. Psikoterapi :
Diberikan pada penderita yang pada pemeriksaan didapat peranan psikopatologi
dalam timbulnya persepsi nyeri, pemberian psikoterapi dapat digabungkan dengan
relaksasi, hyprosis maupun biofeedback training.
e. Akupuntur :
Kemungkinan bekerja dengan cara pembentukan zat neurohumoral sebagai
neurotras mitter dan bekerja sebagai activator serat intibitor desenden yang kemudian
menutup gerbang nyeri.
f. Terapi operatic :
Dikerjakan apabila tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau
kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik, ataupun adanya
gangguan spinger
g. Latihan :
Latihan perlu dilakukan dengan hati-hati dan terarah agar tidak memperburuk
keadaan, dapat dimulai pada hari ke 2 dan ke 3 kecuali jika penyebabnya adalah
herniasi diskus.

10
2.7 Manajemen Keperawatan
2.7.1 pengkajian
klien diminta untuk menjelaskan tentang nyeri atau ketidak nyamanan yang
dirasakan, misalnya lokasi nyeri, beratnya nyeri, durasi nyeri, sifat nyeri,
penjalaran,dan kelemahan tungkai. Bila nyeri punggung merupakan masalah
kambuhan, perlu ditanyakan kontrol nyeri yang berhasil dilakukan.
Evaluasi juaga cara berjalan klien, mobilitas tulang belakang, reflek, panjang
tungkai, kekuatan motorik, dan presepsi sensorik, serta ketidak nyamanan yang di
alami. Secara umum, gerkan klien selau hati-hati, punggung selalu dijaga tetap tidak
bergerak, dan kursi yang dipilih,untuk menyokong sebaiknya memiliki lengan dengan
ketinggian tempat duduk standar. Dapat ditemukan klien duduk atau berdiri dengan
posisi yang tidak biasa, melenggok menjauhi sisi yang paling nyeri, dan mungkin
meminta bantuan untuk melepas pakaian, karena garakan punggung akan
mengakibatkan rasa tida nyaman.
Pada pemeriksaan fisik, lakukan pengkajian lengkung tulang belakang, krista
iliaka, dan simetrisitas bahu. Otot paraspinal dipalpasi, dan catat adanya spasme serta
nyeri tekan. Klien diminta membungkuk kedepan dan kesamping, catat adanya nyeri
dan keterbatasan gerak. Efek keterbatasan gerak terhadap aktivitas sehari-hari harus
dicatat. Kaji terhadap parestesi kelemahan otot atau paralisis, nyeri punggung dan
tungkai dengan pengangkatan tungkai lurus ( misakl klien terlentang, tungkai klien
diangkat keatas dengan lutut diluruskan ).
Perlu juga dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung
bawah. Demikian pula dengan nutrisi harus dikaji secara lengkap.
2.7.2 Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien yang mengalami nyeri punggung bawah adalah sebagai berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan masalah muskuloskeletal.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan
berkurangnya kelenturan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melindungi
punggung.
2.7.3 Rencana keperawatan

11
Rencana asuhan keperawatan pada klien nyeri punggung bawah (LBP),
Disusun melalui tindakan keperawatan, tindakan keperawatan dan kriteria
evaluasi.
Intervensi:
DX 1 : nyeri berhubungan dengan masalah muskuloskeletal.
Tujuan dan kriteria hasil: klien mengalami berkurang/hilangnya nyeri
Kriteria hasil:
1. Istirahat dengan nyaman.
2. Mengubah posisi dengan nyaman
3. Nyeri hilang melalui penggunaan modalitas fisik, teknik fsikologis dan
meditasi.
4. Menghindari ketergantungan obat.
Intervensi:
5. Dorong kkien untuk tirah baring dan perubahan posisi, untuk memperbaiki
posisi lumbal
6. Ajar kan klien teknik relaksasi untuk mengontrol dan menyesuaikan nyeri.
7. Ajarkan dan anjurkan untuk melakukan pernafasan diafragma untuk
mengurangi tegangan utot.
8. Berikan obat-obat sesuai order.

DX 2: Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan


berkurangnya kelenturan.
Tujuan dan kriteria hasil: klien menunjukan kembalinya mobilitas fisik:
Kriteria hasil:
1. Kembali ke aktifitas semula secara bertahaf
2. Menghindari posisi yang menyebabkan ketidaknyamanan dan spasma otot
3. Merencanakan (jadwal) istirahat baring setiap hari.
Intervensi:
1. Kaji secara kontinu mobilitas fisik; bergerak dan berdiri
2. Bantu klien merubah posisi secara perlahan
3. Ajarkan klien cara yang tepat turun dari tempat tidur, dengan nyeri minimal
4. Sampaikan dan ingatkan klien tidak boleh melakukan gerakan memutar dan
melenggok

12
DX 3: Kurang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh
melindungi punggung.
Tujuan dan kriteria hasil: klien menunjukan mekanika tubuh yang
memilihara punggung.
Kriteria hasil:
1. Perbaiki postur;
2. Mengganti posisi sendiri untuk menimalkan stres pada punggung;berpatisipasi
dalam program latihan

Internesi :
1. Ajarkan klien cara berdiri, duduk, berbaring, dan mengangkat barang dengan
benar.
2. Menganjurkan/ mengganti sepatu/ sandal dengan yang bertumit yang
rendah.anjurkan klien untuk melihat postur yang benar melalui cermin; latih
postur dada membusung dan perut
3. Jelaskan bahwa mengunci lutut saat berdiri dan membungkuk kedepan yang
lama harus menghindari.

13
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3327707

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : kelompok 11


NIM : 2012.C.04a.-
Ruang Praktek :
Tanggal Praktek :
Tanggal & Jam Pengkajian :

Pasien bernama Tn A usia 34 tahun dengan jenis kelamin laki-laki beragama islam
beralamat Jln. Bukit raya 1 Palangka Raya, bekerja sebagai petani, pendidikan SMP dan saat
ini bekerja sebagai wiraswasta. Tn A mengeluh nyeri punggung bawah sebelah kiri yang
terletak di puncak tulang pelvis sebelah kiri terkadang kanan juga terasa seperti di tusuk-tusuk
sampai kaki mudah terasa kram jika di buat angkat beban berat dan duduk lama selama 1
tahun, yang biasanya sembuh dengan membeli obat anti nyeri seperti asam mefenamat dan
koyok di warung sehingga terdapat bekas tempelan koyo dan berwarna merah karena sering di
pijet namun dalam 2 hari terasa lagi. Berdasarkan keluhan pasien ada beberapa diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu nyeri berhubungan dengan masalah muskuloskletal kekuatan
fisik ekstermitas atas kanan 5 dan kiri 3 sedangkan ekstermitas bawah kanan 5 dan kiri 5,
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan gangguan pola istirahat tidur
berhubungan dengan nyeri.

14
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/indonesia
Agama : islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Bukit raya 1
Tgl MRS :
Diagnosa Medis : Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
a Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien mengatakan sering nyeri punggung bawah
b Keluhan Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan nyeri punggung kanan bawah, pasien mengatakan nyeri
tersebut terasa seperti ditusuk-tusuk, pasien mengatakan nyeri tersebut
menyebar sampai kaki, skala nyeri 7 (berat), dan pasien mengatakan nyeri
dirasakan saat beraktivitas dan muncul terus menerus.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluarga klien mengatakan nyeri punggung bawah selama 1 tahun, namun oleh
klien biasanya diberikan obat anti nyeri seperti asam mefenamat atau jamu yang
dibeli diwarung. Karena tidak kunjung sembuh klien dibawa kerumah sakit dr.
Doris Sylvanus palangka raya.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi
atau penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan sebagainya
4. Riwayat Penyakit Keluarga

15
Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti hipertensi atau penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan
sebagainya

GENOGRAM KELUARGA:

C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum:
Pasien tampak sakit berat dan lemah, terbaring ditempat tidur dengan kesadaran
composmentis.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah : Meringis
c. Bentuk badan : Sedang
d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang/terbatas
e. Berbicara : Lancar
f. Suasana hati : Gelisah
g. Penampilan : Cukup rapi
h. Fungsi kognitif :
 Orientasi waktu : pasien dapat membedakan waktu dengan baik
 Orientasi Orang : pasien dapat membedakan orang baik itu keluarga
perawat dan dokter dengan baik.
 Orientasi Tempat : pasien mengetahui bahwa dirinya sekarang
sedang berada di RS.

16
i. Halusinasi :  Dengar/Akustic  Lihat/Visual  Lainnya ................
j. Proses berpikir :  Blocking  Circumstansial  Flight oh ideas
 Lainnya
k. Insight :  Baik  Mengingkari  Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri :  Adaptif  Maladaptif
n. Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan

3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 360C  Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : 82 x/mt
c. Pernapasan/RR : 22 x/tm
d. Tekanan Darah/BP :120/80 mm Hg

4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Normal (Simetris)
Kebiasaan merokok : 3 Batang/hari
 Batuk, sejak Tidak ada batuk
 Batuk darah, sejak Tidak ada
 Sputum, warna Tidak ada sputum
 Sianosis
 Nyeri dada
 Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya …….………..
 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat
Type Pernafasan  Dada  Perut  Dada dan perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya
Irama Pernafasan  Teratur  Tidak teratur
Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi kering
 Ronchi basah (rales)  Lainnya……………

Keluhan lainnya :

17
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat
 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill  > 2 detik  < 2 detik
 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites, lingkar perut ……………………. cm
 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat
Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat
Suara jantung  Normal,………………….
 Ada kelainan
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E :4
V :5
M :6
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma

18
Pupil :  Isokor  Anisokor
 Midriasis  Meiosis
Refleks Cahaya :  Kanan  Positif  Negatif
 Kiri  Positif  Negatif
 Nyeri, lokasi tidak ada nyeri
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : ..........................................................................................
Nervus Kranial II : ..........................................................................................
Nervus Kranial III : ..........................................................................................
Nervus Kranial IV : ..........................................................................................
Nervus Kranial V : ..........................................................................................
Nervus Kranial VI : ..........................................................................................
Nervus Kranial VII : ..........................................................................................
Nervus Kranial VIII : ..........................................................................................
Nervus Kranial IX : ..........................................................................................
Nervus Kranial X : ..........................................................................................
Nervus Kranial XI : ..........................................................................................
Nervus Kranial XII : ..........................................................................................
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif  Negatif
Jari ke hidung  Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki  Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
Refleks :
Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Trisep :  Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Brakioradialis :  Kanan
+/-  Kiri +/- Skala…………. Patella :
 Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Akhiles :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Refleks Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-

19
Refleks lainnya : ..........................................................................................
Uji sensasi : ..........................................................................................
..........................................................................................
Keluhan lainnya : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 1200 ml 4-6 x/hr
Warna : kuning
Bau : khas urine
 Tidak ada masalah/lancer  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah

20
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : ...................................................................................................
Gigi : ...................................................................................................
Gusi : ...................................................................................................
Lidah : ...................................................................................................
Mukosa : ...................................................................................................
Tonsil : ...................................................................................................
Rectum :
Haemoroid :
BAB : 1 x/hr Warna : kuning kecoklatan . Konsistensi : lunak.
Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi
 Kembung
 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar  Lavement
Bising usus : Ada 5 kali
Nyeri tekan, lokasi : tidak ada nyeri tekan
Benjolan, lokasi : tidak ada benjolan
Keluhan lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :


 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
 Parese, lokasi
 Paralise, lokasi ...................................................................................................
 Hemiparese, lokasi ............................................................................................
 Krepitasi, lokasi .................................................................................................
 Nyeri, lokasi nyeri pada punggung bawah sebelah kiri
 Bengkak, lokasi tidak ada bengkak
 Kekakuan, lokasi
 Flasiditas, lokasi ................................................................................................
 Spastisitas, lokasi ..............................................................................................
 Ukuran otot  Simetris

21
 Atropi
 Hipertropi
 Kontraktur
 Malposisi
Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas 5 3  Ekstrimitas bawah 5
5
 Deformitas tulang, lokasi...................................................................................
 Peradangan, lokasi..............................................................................................
 Perlukaan, lokasi................................................................................................
 Patah tulang, lokasi............................................................................................
Tulang belakang  Normal  Skoliosis
 Kifosis  Lordosis

Masalah keperawatan:
Masalah keperawatan: Nyeri
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi  Obat............................................................................
 Makanan....................................................................
 Kosametik..................................................................
 Lainnya......................................................................
Suhu kulit  Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit  Normal  Sianosis/ biru  Ikterik/kuning
 Putih/ pucat  Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik  Cukup  Kurang
Tekstur  Halus  Kasar
Lesi :  Macula, lokasi
 Pustula, lokasi............................................................
 Nodula, lokasi............................................................
 Vesikula, lokasi..........................................................
 Papula, lokasi.............................................................
 Ulcus, lokasi..............................................................
Jaringan parut lokasi..............................................................................................
Tekstur rambut ...................................................................................................
Distribusi rambut...................................................................................................

22
Bentuk kuku  Simetris  Irreguler
 Clubbing Finger  Lainnya....................
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :............................................................
Mata kiri (VOS) :.............................................................
Selera  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema
Konjunctiva  Merah muda  Pucat/anemic
Kornea  Bening  Keruh
Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya…….
Nyeri : .................................................................................................
Keluhan lain :..................................................................................................
…………………………………………………………………
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk :  Simetris  Asimetris
 Lesi
 Patensi
 Obstruksi
 Nyeri tekan sinus
 Transluminasi
Cavum Nasal Warna………………….. Integritas……………..
Septum nasal  Deviasi  Perforasi  Peradarahan
 Sekresi, warna ………………………
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

23
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa  Ya  Tidak
Jaringan Parut  Ya  Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tyroid  Teraba  Tidak teraba
Mobilitas leher  Bebas  Terbatas
13. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Gland Penis .................................................................
Maetus Uretra ..............................................................
Discharge, warna ........................................................
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
Keluhan lain ………………………………………….
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan .................................................................
Flour Albus ..............................................................
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan :  Baik  Cukup  Kurang
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain......................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Payudara :

24
 Simetris  Asimetris
 Sear  Lesi
 Pembengkakan  Nyeri tekan
Puting :  Menonjol  Datar  Lecet  Mastitis
Warna areola ....................................................................................................
ASI  Lancar  Sedikit  Tidak keluar

Keluhan lainnya.................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
..........................................................................................................................

D. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :

2. Nutrisida Metabolisme
TB : 160 Cm
BB sekarang : 50 Kg
BB Sebelum sakit : 52 Kg
Diet :
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus :
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah Lemak  Rendah Purin  Lainnya……….
 Mual
 Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan  Ya  Tidak
Rasa haus
Keluhan lainnya: tidak ada keluhan

25
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 3 kali sehari 3 kali sehari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik baik
Jenis Makanan Nasi lunak, ikan, sayuran, Nasi biasa, ikan
dan buah-buahan. sayuran, sambal dan
buah-buahan.
Jenis Minuman Air putih Air putih dan teh
Jumlah minuman/cc/24 1200 cc/ 24 jam 1200 cc/ 24 jam
jam
Kebiasaan makan Menggunakan sendok Menggunakan
tangan
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
3. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit: Siang : ± 2-3 jam, malam : ±6-7 jam kualitas baik
Sesudah sakit: Siang: ± 1 jam, malam: ± 2-3 jam kualitas tidak baik
Masalah Keperawatan
Gangguan pola istirahat tidur
4. Kognitif :
Pasien dapat mengetahui tentang penyakit yang dialaminya saat ini..
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Pasien adalah seorang kepala keluarga, pasien ingin cepat sembuh, pasien
menyukai anggota tubuhnya, pasien seorang laki-laki dan mempunyai anak 2.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah

26
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit pasien beraktivitas sebagai petani dan selama sakit pasien berada
dirumah sakit dan hanya terbaring lemah. Aktivitas dibantu oleh keluarga.
Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien dan keluarga dapat mentoleransi terhadap stres dengan baik.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien menjalani pola keyakinan nya dengan baik dan selalu berdoa.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah

E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Komunikasi pasien baik
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa sehari-hari pasien indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Hubungan dengan keluarga baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain baik
5. Orang berarti/terdekat :
Dengan orang terdekat baik
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Kebiasaan pasien menggunakan waktu luangnya berkumpul dengan keluarga
7. Kegiatan beribadah :
Pasien beribadah dengan ajaran agamanya.

27
F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM, PENUNJANG
LAINNYA)

i. Fungsi lumbal: Mengetahui warna cairan serebrospinal (jernih air,


kekuningan/xantokram, keruh), adanya kesan sumbatan/hambatan aliran cairan
serebrospinal secara total atau parsial, jumlah sel, kadar protein, NaCl dan
glukosa.
j. Foto rontgen: Mengidentifikasi adanya fraktur korpus vertebra, arkus atau
prosesus spinosus, juga adanya dislokasi vertebra, spionfilolistesis, bamboo
spine destruksi vertebra, HNP.
k. Computed tomografhy (CT): berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari
seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan
masalah diskus intervertebralis.
l. Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
m. Magneting resonance imaging (MRI): memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi
patologi tulang belakang.
n. Meilogram dan discogram: untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi
atau protrusi diskus.
o. Venogram efidural: Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
p. Elektromiogram (EMG): digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf
tulang belakang (Radikulopati).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

28
1. Tirah baring :
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap
ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari.
Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat
mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur
ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring
dengan lutut dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah
kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang
pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi
pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan
penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.
2. Medika mentosa :
Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik
narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang
digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga
dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID), berguna untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek
dapat mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang
terjadi akibat gangguan iskemia.
3. Fisioterapi :
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa
meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres
lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan
perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam
bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah kardiovaskuler karena
ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang
ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat
pembengkakan pada stadium akut.
4. Psikoterapi :
Diberikan pada penderita yang pada pemeriksaan didapat peranan psikopatologi
dalam timbulnya persepsi nyeri, pemberian psikoterapi dapat digabungkan dengan
relaksasi, hyprosis maupun biofeedback training.
5. Akupuntur :

29
Kemungkinan bekerja dengan cara pembentukan zat neurohumoral sebagai
neurotras mitter dan bekerja sebagai activator serat intibitor desenden yang kemudian
menutup gerbang nyeri.
6. Terapi operatic :
Dikerjakan apabila tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau
kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik, ataupun adanya
gangguan spinger
7. Latihan :
Latihan perlu dilakukan dengan hati-hati dan terarah agar tidak memperburuk
keadaan, dapat dimulai pada hari ke 2 dan ke 3 kecuali jika penyebabnya adalah
herniasi diskus.

Palangka Raya,
……………………………
Mahasiswa

( ………………………………)

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Nyeri
P: Pasien mengatakan nyeri Masalah musculoskeletal
punggung kanan bawah.
Q: Pasien mengatakan nyeri Kontraksi punggung
tersebut terasa seperti

30
ditusuk-tusuk. Tulang belakang menyerap
R: Pasien mengatakan nyeri goncangan vertikal
tersebut menyebar sampai
kaki. Terjadi perubahan struktur
S: Skala nyeri 7 (berat) dengan discus susun atas fibri
T: Pasien mengatakan nyeri fertilago dan matrik gelarinus
dirasakan saat beraktivitas
dan muncul terus menerus.
Fibri kartilago padat tidak
DO: teratur
- Pasien tampak lemah
- Hasil TTV Tn. A Kerusakan sendi pusat
adalah: TD: 120/80
mmHg Menekan akar syaraf
N: 82 x/ menit
RR: 22 x/ menit Gangguan rasa nyaman nyeri
S: 360 C
- Wajah tampak
meringis

Masalah musculoskeletal Intoleransi aktivitas

Kontraksi punggung

DS:
Keluarga pasien mengatakan Tulang belakang menyerap
pasien tidak dapat melakukan goncangan vertikal
aktivitasnya secara mandiri
seperti kekamar mandi harus Terjadi perubahan struktur
dibantu oleh keluarga. dengan discus susun atas fibri
fertilago dan matrik gelarinus
DO:

31
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak dibantu Otot abdominal dan toraks
keluarga saat melemah
beraktivitas.
- Hasil TTV Tn. A Intoleransi aktivitas
adalah: TD: 120/80
mmHg
N: 82 x/ menit
RR: 22 x/ menit
S: 360 C

Gangguan pola istirahat


tidur

Masalah musculoskeletal

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap


goncangan vertikal

Terjadi perubahan struktur


DS: dengan discus susun atas fibri
Pasien mengatakan pada saat fertilago dan matrik gelarinus
sakit, pasien susah tidur.
:siang ± 1 jam, malam: ± 2-3 Fibri kartilago padat tidak
jam. teratur
DO:
- Pasien tampak Kerusakan sendi pusat

mengantuk
- Disekitar bawah mata

32
terlihat berwarna hitam Menekan akar syaraf
- Hasil TTV Tn. A adalah:
TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/ menit Nyeri
RR: 22 x/ menit
S: 360 C
Gangguan pola istirahat dan
tidur.

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri berhubungan dengan masalah muskuloskletal
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri

33
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Tn. A
Ruang Rawat:

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. kaji nyeri secara kom- 1. Menentukan intervensi yang
masalah muskuloskletal keperawatan selama 2 x 24 jam prehensif (lokasi, akan dilakukan
nyeri berkurang / hilang dengan karateristik, durasi, 2. Untuk memperbaiki posisi
kriteria : frekuensi, kualitas, dan lumbal
- Melaporkan nyeri ber- faktor presipitasi). 3. Untuk mengontrol dan
kurang / hilang 2. Dorong klien untuk tirah menyesuaikan nyeri.
- Frekuensi nyeri berku-rang / baring dan perubahan posisi. 4. Untuk mengurangi tegangan
hilang 3. Ajarkan klien teknik otot.
- Lama nyeri berkurang relaksasi 5. Mengurangi rasa nyeri

- Ketegangan otot berku-rang / 4. Ajarkan dan anjurkan untuk

hilang melakukan pernapasan

- Dapat istirahat diagfragma.


5. Kolaborasi dalam pemberian
- Skala nyeri berkurang /
obat analgesik
menurun

34
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien: Tn.A


Ruang Rawat:

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat aktivitas pasien 1. Mengetahui tingkat intervensi
2. Intoleransi aktivitas keperawatan selama 2 x 24 jam 2. Bantu ADL pasien selanjutnya
berhubungan dengan klien dapat beraktivitas dengan 3. Sarankan pasien untuk tidak 2. Memenuhi kebutuhan pasien
kelemahan fisik kriteria : melakukan aktivitas yang berat. 3. Agar pasien tidak kelelahan.
4. Anjurkan pasien untuk 4. Melatih mobilisasi pasien.
- Mampu pindah tempat melakukan aktivitasnya secara
tanpa bantuan bertahap.
- Berjalan tanpa bantuan

35
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien: Tn.A


Ruang Rawat:

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola tidur 1. Mengetahui ketidaknormalan
3. Gangguan pola istirahat keperawatan selama 2 x 24 jam 2. Anjurkan klien tidur secara pola tidur pasien
tidur berhubungan dapat terpenuhi kebutuhan tidur teratur 2. Pasien dapat tidur dengan
dengan nyeri pasien dengan kriteria : 3. Jelaskan tentang pentingnya baik
- Jumlah jam tidur cukup tidur yang cukup selama 3. Agar pasien mengetahui
- Pola tidur normal sakit dan terapi. penting tidurnya
Siang: 2-3 jam, malam 4. Monitor pola tidur dan catat 4. Agar mengetahui
6-7 jam. keadaan fisik, psykososial perkembangan pasien
- Tidur secara teratur yang mengganggu tidur 5. Supaya keluarga dapat

- Tidak sering terbangun 5. Diskusikan pada klien dan membantu dalam


keluarga tentang tehnik meningkatkan pola istirahat
-
peningkatan pola tidur tidur pasien.

36
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Mengkaji nyeri secara kom- S:
prehensif (lokasi, karateristik, P: Pasien mengatakan nyeri punggung
durasi, frekuensi, kualitas, dan kanan bawah.
faktor presipitasi). Q: Pasien mengatakan nyeri tersebut terasa
2. Mendorong klien untuk tirah baring seperti ditusuk-tusuk.
dan perubahan posisi. R: Pasien mengatakan nyeri tersebut
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi menyebar sampai kaki.
4. Mengajarkan dan anjurkan untuk S: Skala nyeri 5 (sedang)
melakukan pernapasan diagfragma. T: Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat
5. Mengkolaborasi dalam pemberian beraktivitas dan muncul terus menerus.
obat analgesik O:
- Pasien tampak melakukan teknik
relaksasi
- Pasien tampak melakukan
pernapasan diagfragma.
- Skala nyeri 5 (sedang)
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

37
38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Mengkaji tingkat aktivitas pasien S:
2. Membantu ADL pasien Keluarga mengatakan pasien masih belum
3. Menyarankan pasien untuk tidak bisa melakukan aktivitasnya secara
melakukan aktivitas yang berat. mandiri.
4. Menganjurkan pasien untuk O:
melakukan aktivitasnya secara - Pasien tampak dibantu keluarga saat
bertahap. melakukan aktivitas
- Pasien tampak lemah
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4

39
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Mengkaji pola tidur S:
2. Menganjurkan klien tidur secara Pasien mengatakan sering terbangun
teratur dimalam sebanyak ± 2-3 kali karena
3. Menjelaskan tentang pentingnya nyeri.
tidur yang cukup selama sakit dan O:
terapi. - Pasien tampak mengantuk
4. Memonitor pola tidur dan catat - Pasien tampak lemah
keadaan fisik, psykososial yang A: Masalah belum teratasi
mengganggu tidur P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
5. Mendiskusikan pada klien dan
keluarga tentang tehnik peningkatan
pola tidur

40
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan
sakroiliakal, nyeri punggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial.
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang
belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).
Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri
punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas,
sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .

4.2. Saran
Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini tentang nyeri punggung bawah
(Low back pain) penyusun menyarankan bagi pembaca dapat memahami dan
mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri punggung
bawah.

41
DAFTAR PUSTAKA
Lukman, 2009. Askep pada klien dengan gangguan system musculoskeletal.

Jakarta: Salemba Medika.

www. quora. Com / Sunaryo – Seputro / post / Bab – 4. 09.00 WIB. Tanggal: 13
Mei 2014.

42

Anda mungkin juga menyukai