Askep Kel 8
Askep Kel 8
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis
Disusun oleh :
1.Selma Nursyamsiah
2.Hazni Sabara
4. M. Ridho
Kelas 1D
2022/2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................6
1.2.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual..........................................................6
1.2.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek......................................................................6
1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual..............................................6
1.2.4 Perkembangan Seksualitas.........................................................................................6
1.2.5 Perilaku Seksual.........................................................................................................6
1.2.6 Kegiatan atau Aktivitas Seksual................................................................................6
1.2.7 Tahapan Respon Seksual...........................................................................................6
1.2.8 Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual.................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................................6
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual...........................6
1.3.2 Untuk Mengetahui Tinjauan Seksual pada beberapa aspek.......................................6
1.3.3 Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual...............6
1.3.4 Untuk Mengetahui Perkembangan Seksualitas..........................................................6
1.3.5 Untuk Mengetahui Perilaku Seksual..........................................................................6
1.3.6 Untuk Mengetahui Kegiatan atau Aktivitas Seksual.................................................6
1.3.7 Untuk Mengetahui Tahapan Respon Seksual............................................................6
1.3.8 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual..................................6
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7
2.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual...........................................................7
2.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek.......................................................................7
2.3 Factor – factor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas.......................................8
2.4 Perkembangan Seksualitas............................................................................................9
2.5 Perilaku Seksual...........................................................................................................11
2.6 Kegiatan atau aktivitas seksual...................................................................................12
2.7 Tahapan Respons Seksual...........................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................15
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
4.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, salah satu kebutuhan yang
harus terpenuhi adalah seksualitas. Seperti yang diungkapkan oleh Abraham Maslow dalam
teori hierarki seksual menempati peringkat ke tiga, disamping kebutuhan-kebutuhan fisiologis
lainnya bahkan menurut pencetus psiko analisa (freud), dikatakan bahwa kebutuhan seksual
dibawa sejak lahir, dan sejak itu kebutuhan seksual berkembang sampai orang itu meninggal
dunia. Seksualitas adalah suatu keinginan untuk menjalin hubungan, kehangatan, atau cinta
dan perasaan diri secara menyeluruh pada individu, meliputi memandang dan berbicara,
berpegangan tangan, berciuman, atau memuaskan diri sendiri, dan sama-sama menimbulkan
organisme.
Setiap manusia yang sudah mencapai usia akil baligh, sudah pasti mempunyai
dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seksualnya. Sebagaimana diketahui, pemenuhan
hasrat biologis memang kebutuhan pokok bagi manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Pemenuhan kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi. Di dalam masyarakat bebas, seseorang dapat menyalurkan kebutuhan
seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,
2009). Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. Kenyataannya, hubungan seksual pada suami istri yang sudah
menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada
saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
secara mendalam selama masih mampu melaksanakan (Iqbal, 2012).
Apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi
kelangsungan kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-
pertimbangan yang seringkita jumpai dalam kehidupan kita maka dari itu kami mengangkat
sebuah judul makalah tentang “Pemenuhan kebutuhan seksual”
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual
I.3.2 Untuk Mengetahui Tinjauan Seksual pada beberapa aspek
I.3.3 Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual
I.3.4 Untuk Mengetahui Perkembangan Seksualitas
I.3.5 Untuk Mengetahui Perilaku Seksual
I.3.6 Untuk Mengetahui Kegiatan atau Aktivitas Seksual
I.3.7 Untuk Mengetahui Tahapan Respon Seksual
I.3.8 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian seksualitas tidak bisa begitu saja diwakili oleh sebuah kalimat yang
bisalangsung menjelaskan tentang makna dari seksualitas tersebut. Berikut ini bisa
membantukita memaknai seksualitas:a.
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagime
reka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah
adasejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan:
makan,minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air
kecil.Aktiviats-aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup.
Orang bisa berpuasa tetapi dalam batas waktu tertentu. Dan itulah yang disebut
dengan kebutuhan seks.Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orangindividu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan
menyayangi sehinggaterjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut ( Alimut ,
2006)
1.Aspek biologis Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi
dan fisiologi darisitem reproduksi (seksual), kemampuan organ seks dan adanya
hormonal dari sistemsyaraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan
seksual
2.Aspek Psikologis Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,
sebuah perasaan daridiri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang
gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.
1.Pertimbangan Perkembangan
Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional
dan biologik kehidupan yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu
Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi2.
-Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk
dapatmencapai kepuasan seksual
-Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang
positifmengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan
Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa
nyamanseseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang
yangdicintai dan dipercayainya
Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan perilaku seksual
Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara stimulasi seksual dan hal
lainterkait dengan kegiatan seksual
5.Agama
Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) tergantung
padaterbebasnya individu dari rasa berssalah dan ansietas
Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi orang lain
2. Autosexuality:Masturbation
Perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan masturbasi untuk mendapatkankepuasan
seksual.
4. Heterosexuality
a.Light petting :
perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalamkeadaan memakai pakaian.
b. Heavy petting :
perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalamkeadaan tidak memakai pakaian
untuk mencapai kepuasan. Tahap ini adalah awalterjadinya hubungan seks.
5. Heterosexuality : Copulaation
Perilaku melakukan hubungan seksual dengan melibatkan organ seksual masing-
masing.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yang lainnya adalah :
a.KeluargaKurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja
dapatmemperkuat munculnya perilaku yang menyimpang
b.menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya,
terutama padamasa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar
dibandingkanorangtuanya atau anggota keluarga lain.
c.Media massaPenelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975), menunjukan bahwa
frekuensimenonton film kekerasan yang disertai adegan-adegan merangsang berkolerasi
positifdengan indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku
lainsebagi manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya.
Menurut Wahyudi (2000) perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karenaadanya
dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksualmelalui berbagai
perilaku. Perilaku seksual yang sehat dan dianggap normal adalahcara heteroseksual, vaginal,
dan dilakukan suka sama suka. Sedangkan yang tidaknormal (menyimpang) antara lain
Sodomi, homoseksual. Selama ini perilaku seksualsering disederhanakan sebagai hubungan
seksual berupa penetrasi dan ejakulasi.
2.Keseksualan autoerotik
Autoerotisisme, sebagaimana yang namanya membayangkan, ialah kegiatan seksyang
tidak melibatkan orang lain sebagai pasangan. Ia boleh mengambil bentuk pelancapan, tetapi
banyak jenis parafilia(amalan seks yang luar biasa) juga serupatidak memerlukan
pasangan.Kebanyakan amalan autoerosisme adalah agak selamatatau selamat pada
keseluruhannya. Bagaimanapun, terdapat beberapa bentuknya yangdianggap tidak selamat.
Ini termasuk pengasfiksian autoerotikdan perhambaan diri. Kemungkinan kecederaan atau
juga kematian wujud semasa melakukan versifetisy pasangan(permainan
cekikdan perhambaan) dinaikkan dengan ketara, akibatketerasingan dan ketiadaan bantuan
semasa kecemasan. Pengasfiksian autoerotikmenuntut banyak nyawa pemuda setiap tahun.
3.Keseksualan alternatif
Terdapat beberapa bentuk untuk apa yang dipanggilkeseksualan
alternatif. Ini biasanya berdasarkan pilihan masing-masing, dan berbeza-beza antara apa yang
umumnya diterima atau ditoleransi, sehingga jenis yang penuh dengan perbalahanatau haram
di sisi undang-undang.Contoh-contoh untuk bentuk keseksualan alternatifyang kurang biasa
termasuk kegiatanBDSMyang kegiatan penguasaan dan penyerahanmerupakan ciri-ciri utama
kegiatan seks, sertakeseksualan haiwanyang pasangan jangka panjang
merupakan spesiesyang lain.
Fase 1: Perangsangan
Secara umum karakteristiknya adalah tahap ini bisa berlangsung dari hanya
beberapamenit sampai bahkan beberapa jam, termasuk di dalamnya:
1.Meningkatnya tekanan otot-otot
2.Denyut jantung yang semakin cepat dan nafas yang memburu
3.Kulit yang menjadi memerah (terkadang timbul semburat merah di sekitar dadadan
punggung)
4.Puting yang mengeras
5.Aliran darah menuju organ genital yang meningkat, yang berakibat klitoris dan
labia minora
(bibir vagina dalam) pada wanita menjadi basah serta penis priamenegang.
6.Organ intim (vagina) wanita secara umum menjadi basah.
7.Payudara menjadi tegang dan seakan-akan penuh serta organ intim wanitamerekah.
8.Testis pria akan mengembang dan scrotum akan penuh cairan yang siapdikeluarkan.
Fase 2: Dataran tinggi (plateau)
Karakteristiknya adalah kelanjutan dan titik sebelum terjadinya orgasme yangditandai
dengan:
1.Organ intim wanita yang semakin mengembang karena meningkatnya aliran darahserta
perubahan kulit sekitar organ intim menjadi ke-ungu-an dan menjadi lebihgelap.
2.Klitoris yang menjadi semakin sensitif (bahkan terkadang nyeri bila disentuh) danterkadang
kembali masuk tertutup klitoris untuk menghindari perangsangan oleh penis.
3.Napas, denyut jantung dan tekanan darah yang terus meningkat
4.Otot mengejang di kaki, muka dan tangan
5.Tekanan otot meningkat
Fase 3: Orgasme
Orgasme adalah puncak dari siklus rangsangan seksual. Fase ini adalah fase
terpendekdan umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik saja. Tanda-tandanya
antaralain:
1.Kontraksi otot yang tak beraturan dan tidak terkontrol
2.Teakan darah, denyut jantung dan nafas berada dalam kondisi puncak dengankebutuhan
oksigen yang masimal.
3.Otot sekitar kaki yang mengejang penuh.
4.Pelepasan yang tiba-tiba dari tekanan seksual
5.Pada wanita organ intim akan berkontraksi, rahim akan terus berkontraksi.
6.Pada pria, kontraksi ritmis otot pada pangkal penis akan mengakibatkan ejakulasidan
pengeluaran semen.
7.Gerakan tubuh tak beraturan akan berlanjut dan keringat akan cenderung keluardari pori-
pori tubuh.
Fase 4: Resolusi
Selama fase ini, tubuh akan kembali pada kondisi normal. Bagian-bagian tubuh
yangmengembang dan pmeregang lambat laun akan kembali normal pada ukuran danwarna
semula. Tahap ini juga ditandai dengan perasaan puas oleh pasutri, keintimandan bahkan
kelelahan.Beberapa wanita mampu melanjutkan fase orgasme tersebut dengan
sedikitrangsangan dan inilah yang disebut sebagai multiple orgasm. Sebaliknya
primemerlukan waktu setelah orgasme yang disebut dengan periode refraksi, dimana pada
waktu ini pria tidak akan mampu orgasme lagi. Periode refraksi ini berlangsung berbeda-
beda pada pria, biasanya semakin tua umur maka periode refraksi ini akan berlangsung makin
lam
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, sudah 3 hari dirawat di Bangsal Bedah. Rencananya
pasien akan di lakukan operasi berhubungan dengan Hernia Scrotalis yang sudah dideritanya
selama 5 tahun terakhir. Tetapi pasien tampak gelisah dan murung, ketika ditanya oleh
perawat ternyata pasien merasa takut untuk dilakukan operasi, akibatnya sering bertanya
kepada perawat tentang prosedur operasi karena kurang mengetahuinya. Pasien juga merasa
takut, jika setelah operasi, tidak dapat melakukan kewajibannya sebagai seorang suami dalam
pemenuhan seksual, karena menurut penuturan pasien, selama sakit pasien tidak dapat
melakukan hubungan seksual.
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir :-
Agama : Islam
Alamat :-
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan takut untuk dilakukan operasi
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan pasien mengidap hernia crotalis dan sudah
tiga hari dirawat di Bangsal bedah dan direncanakan akan melakukan tindakan
operasi.
Pada saat dilakukan pengkajian Pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2023 pasien
mengatakan takut untuk dilakukan operasi dan sering bertanya kepada perawat
tentang prosedur operasi pasien juga mengatakan merasa takut jika setelah
tindakan tidak dapat melakukan kewajiban sebagai suami dalam pemenuhan
seksual pasien juga mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan hubungan
seksual.
4. Riwayat kesehatan dahulu
pasien sudah mengidap hernia krotolis sudah 5 tahun
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga pasien yang mengidap penyakit serupa
dengan yang diderita oleh pasien
6. Data biologis
a. Penampilan umum klien tampak gelisah dan murung karena akan
melakukan tindakan operasi
b. Activity Daily Living
ADL Sebelum sakit Saat sakit
Nutrisi
a.makan Nasi, lauk Nasi, lauk
-jenis menu 3kali/hari 3kali/hari
-frekuensi 1 porsi 1 porsi
-porsi Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
-pantangan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
-keluhan
b.minum
-jenis menu Air putih Air putih
-frekuensi 1600ml 1600ml
-porsi 8 gelas 8 gelas
-pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
-keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Istirahat dan tidur
a.malam
-berapa jam 8 jam 8 jam
-dari jam s/d 21.00-05.00 21.00-05.00
-kesukaran tidur Tidak ada Tidak ada
b.siang
-berapa jam 2 jam 2 jam
-dari jam s/d 12.30-14.30 12.30-14.30
-kesukaran tidur Tidak ada Tidak ada
Eliminasi
a.BAK
-frekuensi 5x/hari 5x/hari
-jumlah -+ 800cc -+ 800cc
-warna Kuning jernih Kuning jernih
-bau Khas Khas
-kesulitan Tidak ada Tidak ada
b.BAB
-frekuensi 1x/hari 1x/hari
-konsistensi Lembek Lembek
-warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
-bau khas khas
Personal Hygine
a.mandi
frekuensi 2x/hari 2x/hari
memakai sabun 2x/hari 2x/hari
keramas 2hari sekali 2hari sekali
gosok gigi 2x/hari 2x/hari
b.berpakaian
ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
Mobilitas dan
aktivitas
-aktifitas Mandiri Mandiri
-kesulitan Tidak ada Tidak ada
c. Pemeriksaan Fisik
-Genetalia
Inspeksi , tampak adanya benjolan pada bagian selangkangan
Palpasi, teraba benjolan pada bagian selangkangan
8. Analisa data
9. Diagnosa keperawatan
a. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan pasien dengan prosedur tindakan
d.d:
DO:
-Pasien tampak gelisah
-pasien tampak Murung
-pasien tampak sering bertanya kepada perawat tentang prosedur operasi
DS:
-Pasien mengatakan merasa takut karena akan menjalani tindakan operasi
-pasien merasa takut tidak memenuhi kewajiban sebagai suami
-pasien mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan hubungan seksual
Rencana Tindakan
Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil Intervensi Rasional
Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan Edukasi 1.mempermudah
ketidaktahuan pasien tindakan kesehatan perawat dalam
dengan prosedur tindakan keperawatan 1.kaji tingkat memberikan
d.d: 1x24jam pengetahuan informasi
DO: diharapkan pasien 2.jelaskan 2.meningkatkan
-Pasien tampak gelisah mampu prosedur tindkan informasi
-pasien tampak Murung memahami kepada pasien 3.menurunkan
-pasien tampak sering prosedur tindakan 3. anjurkan kecemasan
bertanya kepada perawat yang akan pasien
tentang prosedur operasi dilakukan dengan melakukan
DS: kriteria hasil: relaksasi
-Pasien mengatakan 1.pertanyaan
merasa takut karena akan tentang masalah
menjalani tindakan yang akan
operasi dihadapi menurun
-pasien merasa takut tidak 2.persepsi yang
memenuhi kewajiban keliru terhadap
sebagai suami masalah menurun
-pasien mengatakan 3.pasien merasa
selama sakit tidak dapat lebih tenang
melakukan hubungan
seksual
b. Implementasi keperawatan
c. Evaluasi keperawatan
IV.1 Kesimpulan
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi
merekayang sudah matang fungsi biologisnya.Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah ada
sejaklahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan:
makan,minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air
kecil.Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini dapat dilakukan dengan berbagai
perilaku dankegiatan seksualitas dan apabila tidah terpenuhi maka akan timbul penyimpangan
seksual.
IV.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin membuat
makalahtentang Kebutuhan seksual serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2137653-pengertian-sex-di-mata-dunia/
#ixzz1qHeMSOH4
Crain, W. 1992Theorist of Development Concept and Applications. 3th ed. New York:
EngleWood Cliffs