Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN SEKSUAL

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis

Dosen Pengampu : Ibu Hani Handayani, M.Kep.

Disusun oleh :

1.Selma Nursyamsiah

2.Hazni Sabara

3.Yandi Fitrah Ardiansyah

4. M. Ridho

Kelas 1D

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin
diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan, Salah satunya
adalah kebutuhan seksual. kebutuhan seksual merupakan sesuatu yang harus benar-benar
terpenuhi dan apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi, maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.
Oleh karena itu, begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi kelangsungan
kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-pertimbangan
yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita. Maka dari itu kami memilih sebuah judul
makalah tentang “Pemenuhan kebutuhan seksual”

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................6
1.2.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual..........................................................6
1.2.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek......................................................................6
1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual..............................................6
1.2.4 Perkembangan Seksualitas.........................................................................................6
1.2.5 Perilaku Seksual.........................................................................................................6
1.2.6 Kegiatan atau Aktivitas Seksual................................................................................6
1.2.7 Tahapan Respon Seksual...........................................................................................6
1.2.8 Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual.................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................................6
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual...........................6
1.3.2 Untuk Mengetahui Tinjauan Seksual pada beberapa aspek.......................................6
1.3.3 Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual...............6
1.3.4 Untuk Mengetahui Perkembangan Seksualitas..........................................................6
1.3.5 Untuk Mengetahui Perilaku Seksual..........................................................................6
1.3.6 Untuk Mengetahui Kegiatan atau Aktivitas Seksual.................................................6
1.3.7 Untuk Mengetahui Tahapan Respon Seksual............................................................6
1.3.8 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual..................................6
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7
2.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual...........................................................7
2.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek.......................................................................7
2.3 Factor – factor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas.......................................8
2.4 Perkembangan Seksualitas............................................................................................9
2.5 Perilaku Seksual...........................................................................................................11
2.6 Kegiatan atau aktivitas seksual...................................................................................12
2.7 Tahapan Respons Seksual...........................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................15
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
4.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, salah satu kebutuhan yang
harus terpenuhi adalah seksualitas. Seperti yang diungkapkan oleh Abraham Maslow dalam
teori hierarki seksual menempati peringkat ke tiga, disamping kebutuhan-kebutuhan fisiologis
lainnya bahkan menurut pencetus psiko analisa (freud), dikatakan bahwa kebutuhan seksual
dibawa sejak lahir, dan sejak itu kebutuhan seksual berkembang sampai orang itu meninggal
dunia. Seksualitas adalah suatu keinginan untuk menjalin hubungan, kehangatan, atau cinta
dan perasaan diri secara menyeluruh pada individu, meliputi memandang dan berbicara,
berpegangan tangan, berciuman, atau memuaskan diri sendiri, dan sama-sama menimbulkan
organisme.
Setiap manusia yang sudah mencapai usia akil baligh, sudah pasti mempunyai
dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seksualnya. Sebagaimana diketahui, pemenuhan
hasrat biologis memang kebutuhan pokok bagi manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Pemenuhan kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi. Di dalam masyarakat bebas, seseorang dapat menyalurkan kebutuhan
seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,
2009). Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. Kenyataannya, hubungan seksual pada suami istri yang sudah
menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada
saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
secara mendalam selama masih mampu melaksanakan (Iqbal, 2012).
Apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi
kelangsungan kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-
pertimbangan yang seringkita jumpai dalam kehidupan kita maka dari itu kami mengangkat
sebuah judul makalah tentang “Pemenuhan kebutuhan seksual”
I.2 Rumusan Masalah

I.2.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual


I.2.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek
I.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual
I.2.4 Perkembangan Seksualitas
I.2.5 Perilaku Seksual
I.2.6 Kegiatan atau Aktivitas Seksual
I.2.7 Tahapan Respon Seksual
I.2.8 Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual

I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual
I.3.2 Untuk Mengetahui Tinjauan Seksual pada beberapa aspek
I.3.3 Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksual
I.3.4 Untuk Mengetahui Perkembangan Seksualitas
I.3.5 Untuk Mengetahui Perilaku Seksual
I.3.6 Untuk Mengetahui Kegiatan atau Aktivitas Seksual
I.3.7 Untuk Mengetahui Tahapan Respon Seksual
I.3.8 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Seksualitas dan kebutuhan seksual

Pengertian seksualitas tidak bisa begitu saja diwakili oleh sebuah kalimat yang
bisalangsung menjelaskan tentang makna dari seksualitas tersebut. Berikut ini bisa
membantukita memaknai seksualitas:a.

Salah satu aspek dalam kehidupan manusia sepanjang hidupnya yangberkaitan


denganalat kelaminnya. Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran, khayalan,gairah,
kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, perbuatan, peran dan hubungan. Seksualitas lebih dari
sekedar perbuatan seksual atau siapa melakukanapa dengansiapa. Seksualitas merupakan
salah satu bagian dari kehidupan seseorang, bukankeseluruhannya.

Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagime
reka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah
adasejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan:
makan,minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air
kecil.Aktiviats-aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup.
Orang bisa berpuasa tetapi dalam batas waktu tertentu. Dan itulah yang disebut
dengan kebutuhan seks.Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orangindividu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan
menyayangi sehinggaterjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut ( Alimut ,
2006)

II.2 Tinjauan Seksual pada beberapa aspek

1.Aspek biologis Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi
dan fisiologi darisitem reproduksi (seksual), kemampuan organ seks dan adanya
hormonal dari sistemsyaraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan
seksual
2.Aspek Psikologis Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,
sebuah perasaan daridiri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang
gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.

II.3Factor – factor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas

1.Pertimbangan Perkembangan
Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional
dan biologik kehidupan yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu
Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi2.

2.Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan

-Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk
dapatmencapai kepuasan seksual

-Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk


melakukankegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga
mempengaruhiekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit

-Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang
positifmengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan

3.Peran dan Hubungan

Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat


mempengaruhikualitas hubungan seksualnya

Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa
nyamanseseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang
yangdicintai dan dipercayainya

Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali ditentukan oleg dengan


siapaindividu tersebut berhubungan seksual4. Konsep DiriPandangan individu
terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak langsung terhadapseksualitas

4.Budaya, Nilai dan Keyakinan

Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat tentang seksualitas


dapatmempengaruhi individu

Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan perilaku seksual

Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara stimulasi seksual dan hal
lainterkait dengan kegiatan seksual
5.Agama

Pandangan agama tertenmtu yang diajarkan, ternyata berpengaruh terhadap


ekspresiseksualitas seseorang
Berbagai bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan, dianggap tidak wajar

Konsep tentang keperawanan dapat diartikan sebagai kesucian dan kegiatan


seksualdianggap dosa, untuk agama tertentu
6. Etik

Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) tergantung
padaterbebasnya individu dari rasa berssalah dan ansietas

Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi orang lain

II.4 Perkembangan Seksualitas

Tahapan perkembangan ini disebut tahapan psikoseksual karena


memperesentasikansuatu kebutuhan(dan pemuasan) seksual yang menonjol pada stiap
tahapan perkembangan.Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan kebutuhan seksual
pada setiap tahapan -disebut fiksasi berpotensi menyebabkan gangguan perilaku pada
waktu dewasa.Tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual:

1) Tahap oral(0-1 tahun)


Kontak pertama yag dilakuka oleh bayi setelah kelahirannya adalah melalui
mulut(oral).Kepuasan seksual(kesenangan) pada saat ini diperoleh melalui mulut, yakni
melalui berbagaiaktivitas mulut seperti makan, minum, dan menghisap atau menggigit.
Fiksasi pada tahap inimenyebabkan orang mengembangkan kepribadian oral
, yakni menjadi orang yang tergantungdan lebih senang untuk bertindak pasif dan menerima
bantuan dari orang lain.Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa
percaya, baik kepada dirisendiri, dan orang lain.
Cinta adalah perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anak-anak
yang dicintai tidak akan banyak menemui kesulitan dalammenerima dirinya, sebaliknya anak-
anak yang merasa tidak diinginkan, tidak diterima, dantidak dicintai cenderung mengalami
kesulitan dalam menerima dirinya sendiri, dan belajaruntuk tidak mempercayai orang lain,
serta memandang dunia sebagai tempat yangmengancam. Efek penolakan pada fase oral akan
membentuk anak menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif,
benci, dan kesepian.

2) Tahap anal(1-3 tahun)


Interaksi melalui fungsi pembuangan isi perut(anal) dan memperoleh kesenangan
melaluiaktivitas-aktivitas pembuangan. Pada fase anal anak banyak berhadapan dengan
tuntutan-tuntutan orangtua, terutama yang berhubungan dengan toilet training, dimana
anakmemperoleh pengalaman pertama dalam hal kedisiplinan. Fiksasi pada tahapan
inimenyebabkan anak mengembangkan kepribadian anal, yakni menjadi orang yang
sangatmenekankan kepatuhan, konformitas, keteraturan, menjadi kikir, dan suka melawan
ataumemberontak. Tugas perkembangan pada fase ini adalah anak harus belajar mandiri,
dan belajar mengakui dan menangani perasaan negatif
Banyak sikap terhadap fungsitubuh sendiri yang dipelajari anak dari orangtuanya.
Selama fase anal anak akan mengalami perasaa
perasaan negatif seperti benci, hasrat merusak, marah, dan sebagainya, namunmereka harus
belajar bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa diterima. Hal penting lain yangharus
dipelajari anak adalah bahwa mereka memiliki kekuatan, kemandirian, dan otonomi.

3) Tahap palis(3-5 tahun)


Pada fase ini anak laki-laki dan perempuan senang menyentuh (mengeksploitasi)
organkelaminnya untuk memperoleh kesenangan sambil melakukan fantasi-fantasi seksual.
Anaklaki-laki mengembangkan fantasi seksual dengan ibunya disebut oedipus complex
dan anak perempuan mengembangkan fantasi seksual dengan ayahnya disebut electra
complex, Jikakonflik oedipal ini tak terpecahkan, anak laki-laki aka berkembang menjadi
homoseksualatau heteroseksual sedangka anak perempuan akan menjadi wanita genit
penggoda pria ataulesbian.. Fase Phalic juga merupakan periode perkembangan hati nurani,
dimana anak belajarmengenai standar-standar moral. Selama fase ini anak perlu belajar
menerima perasaanseksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya
sendiri secara sehat.Mereka membutuhkan contoh yang memadai bagi identifikasi peran
seksual, untukmengetahui apa yang benar dan salah, serta apa yang maskulin dan feminin,
sehingga mereka memperoleh perspektif yang benar tentang peran mereka sebagai anak laki-
laki atau anak perempuan.

4) Tahap laten(6-12 tahun)


Pada tahap ini anak laki-laki dan anak perempuan menekankan semua isu-isu oedipal
dankehilangan minat seksualnya. Sebaliknya, mereka mulai melibatkan dirinya ke
dalamkelompok bermain yang terdiri atas anak-anak lain dari jenis kelamin yang sama,
baikkelompok yang kelompok yang bersifat full male atau full female. Namun
berkurangnya perhatian pada masalah seksual itu bersifat laten dan masih akan
terus memberikan pengaruh pada tahap perkembangan kepribadian berikutnya.

5) Tahap genital(12 tahun keatas)


Fase genital dimulai pada usia 12 tahun, yaitu pada masa remaja awal dan berlanjut
terussepanjang hidup. Pada fase ini energi seksual anak mulai terarah kepada lawan jenis
bukanlagi pada kepuasan diri melalui masturbasi, dan anak mulai mengenal cinta kepada
lawan jenis.Ketika memasuki masa pubertas anak-anak mulai tertarik satu sama lain dengan
lawan jenisnya dan menjadi manusia yang lebih matang. Mereka saling mengembangkan afek
si(hubungan) dan minat-minat seksual, cinta, dan bentuk-bentuk keterikatan yang lain

II.5 Perilaku Seksual


Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntut adanya pemenuhan yang dalam
hal penyalurannya manusia mengekspresikan dorongan seksual ke dalam bentuk perilaku
seksualyang sangat bervariasi.Perilaku seksual menurut Sarwono (2010:174) adalah segala
tingkah laku yang didorongoleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis.
Bentuk-bentuk tingkahlaku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik
hingga tingkah laku
berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam k
hayalanatau diri sendiri.
Nevid, dkk., 1995 (dalam Amalia, 2007:28) mendefinisikan perilaku sekssebagai
semua jenis aktifitas fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaanerotis
atau perasaan afeksi. Sedangkan perilaku seks pra nikah sendiri adalah aktifitas
seksualdengan pasangan sebelum menikah pada usia remaja (Cavendish, 2009:663)
Beberapatahapan-tahapan dari perilaku seksual yang biasanya dilakukan, dimana tahapan
selanjutnya adalah lebih berat sifatnya dan semakin mengarah pada perilaku seksual.
Tahapan-tahapantersebut adalah (London; 1978 dalam Amalia,2007:29):

1. Awakening and eksploration


Rangsangan terhadap diri sendiri dengan cara berfantasi, menonton film, danmembaca buku-
buku porno.

2. Autosexuality:Masturbation
Perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan masturbasi untuk mendapatkankepuasan
seksual.

3. Heterosexuality:kissing and necking


Saling merangsang dengan pasangannya, tetapi tidak mengarah ke daerah
sensitif pasangannya, hanya sebatas cium bibir dan leher pasangannya.

4. Heterosexuality
a.Light petting :
perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalamkeadaan memakai pakaian.
b. Heavy petting :
perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalamkeadaan tidak memakai pakaian
untuk mencapai kepuasan. Tahap ini adalah awalterjadinya hubungan seks.

5. Heterosexuality : Copulaation
Perilaku melakukan hubungan seksual dengan melibatkan organ seksual masing-
masing.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yang lainnya adalah :
a.KeluargaKurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja
dapatmemperkuat munculnya perilaku yang menyimpang
b.menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya,
terutama padamasa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar
dibandingkanorangtuanya atau anggota keluarga lain.
c.Media massaPenelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975), menunjukan bahwa
frekuensimenonton film kekerasan yang disertai adegan-adegan merangsang berkolerasi
positifdengan indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku
lainsebagi manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya.

Menurut Wahyudi (2000) perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karenaadanya
dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksualmelalui berbagai
perilaku. Perilaku seksual yang sehat dan dianggap normal adalahcara heteroseksual, vaginal,
dan dilakukan suka sama suka. Sedangkan yang tidaknormal (menyimpang) antara lain
Sodomi, homoseksual. Selama ini perilaku seksualsering disederhanakan sebagai hubungan
seksual berupa penetrasi dan ejakulasi.

II.6 Kegiatan atau aktivitas seksual

1.Keseksualan hubungan pasangan luas


Kes-kes yang melibatkan melebihi dua orang pasangan dalam sebuah
perkongsianseks termasuk:
a.Poliamoriyang merupakanhubungan cintaterikat antara lebih daripada satu pasangan.
b.Poligamiyang agamadan kebudayaantertentu membenarkan pasangan berbilang.Terdapat
tiga senario yang wujud:
1.Poliginiyang lelaki mempunyai dua atau lebih orang isteri;
2.Poliandriyang perempuan mempunyai dua atau lebih orang suami;
3.Poliginandriyang terdiri daripada berbilang pasangan lelaki dan perempuan dalam sebuah
perkahwinan.
c.Seks kumpulan, pejolian, seks sembarangandanhubungan bersahajayang biasanya tidak
bertujuan untuk membentuk ikatan pasangan.

2.Keseksualan autoerotik
Autoerotisisme, sebagaimana yang namanya membayangkan, ialah kegiatan seksyang
tidak melibatkan orang lain sebagai pasangan. Ia boleh mengambil bentuk pelancapan, tetapi
banyak jenis parafilia(amalan seks yang luar biasa) juga serupatidak memerlukan
pasangan.Kebanyakan amalan autoerosisme adalah agak selamatatau selamat pada
keseluruhannya. Bagaimanapun, terdapat beberapa bentuknya yangdianggap tidak selamat.
Ini termasuk pengasfiksian autoerotikdan perhambaan diri. Kemungkinan kecederaan atau
juga kematian wujud semasa melakukan versifetisy pasangan(permainan
cekikdan perhambaan) dinaikkan dengan ketara, akibatketerasingan dan ketiadaan bantuan
semasa kecemasan. Pengasfiksian autoerotikmenuntut banyak nyawa pemuda setiap tahun.
3.Keseksualan alternatif
Terdapat beberapa bentuk untuk apa yang dipanggilkeseksualan
alternatif. Ini biasanya berdasarkan pilihan masing-masing, dan berbeza-beza antara apa yang
umumnya diterima atau ditoleransi, sehingga jenis yang penuh dengan perbalahanatau haram
di sisi undang-undang.Contoh-contoh untuk bentuk keseksualan alternatifyang kurang biasa
termasuk kegiatanBDSMyang kegiatan penguasaan dan penyerahanmerupakan ciri-ciri utama
kegiatan seks, sertakeseksualan haiwanyang pasangan jangka panjang
merupakan spesiesyang lain.

4.Keseksualan paksaan dan penganiayaan


Kegiatan seks juga boleh merangkumi penganiayaan seks, iaitu
menyalahgunakankeseksualan atau menggunakan keseksualan secara paksaan. Contoh-
contohnyatermasukrogol, pembunuhan nafsu berahi, penganiayaan seks kanak-kanak, zoosa
disme(penganiayaan seks haiwan), serta di banyak negara, parafilia tanpasepersetujuan
sepertifrotaj, skatofilia telefon(panggilan telefon yang tak senonoh),serta
jugaekshibisionismetanpa sepersetujuan dan penyakit intai(juga dikenalimasing-masing
sebagai"pendedahan tak senonoh" dan " pengintai")

II.7 Tahapan Respons Seksual

Respons terhadap rangsangan seksual banyak mengacu pada urutan perubahan


fisikdan emosi yang terjadi pada orang yang dirangsang secara seksual dan ia
turuthanyut/larut dalam aktivitas perangsangan tersebut.Dengan mengetahui respons tubuh
anda terhadap rangsangan seksual anda dapatmengetahui lebih baik untuk mengatasi kelainan
yang mungkin timbul.Siklus respons rangsangan seksual memiliki empat fase: Perangsangan,
Dataran tinggi(plateau), Orgasme dan Resolusi. Pria dan wanita sama-sama akan mengalami
ke-empat fase tersebut, walaupun mungkin waktunya biasanya akan berbeda.
Contohnyaadalah ketidaksamaan waktu orgasme pria dan wanita. Intensitas respon
atautanggapan rangsangan juga akan memakan waktu yang berbeda-beda antara satu
orangdengan lainnya. Dengan mengetahui perbedaan dan kebiasaan ini, maka akan
dapatmembantu pasangan pasutri untuk memahami satu sama lain.
Ada beberapa fase yaitu :

Fase 1: Perangsangan
Secara umum karakteristiknya adalah tahap ini bisa berlangsung dari hanya
beberapamenit sampai bahkan beberapa jam, termasuk di dalamnya:
1.Meningkatnya tekanan otot-otot
2.Denyut jantung yang semakin cepat dan nafas yang memburu
3.Kulit yang menjadi memerah (terkadang timbul semburat merah di sekitar dadadan
punggung)
4.Puting yang mengeras
5.Aliran darah menuju organ genital yang meningkat, yang berakibat klitoris dan
labia minora
(bibir vagina dalam) pada wanita menjadi basah serta penis priamenegang.
6.Organ intim (vagina) wanita secara umum menjadi basah.
7.Payudara menjadi tegang dan seakan-akan penuh serta organ intim wanitamerekah.
8.Testis pria akan mengembang dan scrotum akan penuh cairan yang siapdikeluarkan.
Fase 2: Dataran tinggi (plateau)
Karakteristiknya adalah kelanjutan dan titik sebelum terjadinya orgasme yangditandai
dengan:
1.Organ intim wanita yang semakin mengembang karena meningkatnya aliran darahserta
perubahan kulit sekitar organ intim menjadi ke-ungu-an dan menjadi lebihgelap.
2.Klitoris yang menjadi semakin sensitif (bahkan terkadang nyeri bila disentuh) danterkadang
kembali masuk tertutup klitoris untuk menghindari perangsangan oleh penis.
3.Napas, denyut jantung dan tekanan darah yang terus meningkat
4.Otot mengejang di kaki, muka dan tangan
5.Tekanan otot meningkat

Fase 3: Orgasme
Orgasme adalah puncak dari siklus rangsangan seksual. Fase ini adalah fase
terpendekdan umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik saja. Tanda-tandanya
antaralain:
1.Kontraksi otot yang tak beraturan dan tidak terkontrol
2.Teakan darah, denyut jantung dan nafas berada dalam kondisi puncak dengankebutuhan
oksigen yang masimal.
3.Otot sekitar kaki yang mengejang penuh.
4.Pelepasan yang tiba-tiba dari tekanan seksual
5.Pada wanita organ intim akan berkontraksi, rahim akan terus berkontraksi.
6.Pada pria, kontraksi ritmis otot pada pangkal penis akan mengakibatkan ejakulasidan
pengeluaran semen.
7.Gerakan tubuh tak beraturan akan berlanjut dan keringat akan cenderung keluardari pori-
pori tubuh.

Fase 4: Resolusi
Selama fase ini, tubuh akan kembali pada kondisi normal. Bagian-bagian tubuh
yangmengembang dan pmeregang lambat laun akan kembali normal pada ukuran danwarna
semula. Tahap ini juga ditandai dengan perasaan puas oleh pasutri, keintimandan bahkan
kelelahan.Beberapa wanita mampu melanjutkan fase orgasme tersebut dengan
sedikitrangsangan dan inilah yang disebut sebagai multiple orgasm. Sebaliknya
primemerlukan waktu setelah orgasme yang disebut dengan periode refraksi, dimana pada
waktu ini pria tidak akan mampu orgasme lagi. Periode refraksi ini berlangsung berbeda-
beda pada pria, biasanya semakin tua umur maka periode refraksi ini akan berlangsung makin
lam
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, sudah 3 hari dirawat di Bangsal Bedah. Rencananya
pasien akan di lakukan operasi berhubungan dengan Hernia Scrotalis yang sudah dideritanya
selama 5 tahun terakhir. Tetapi pasien tampak gelisah dan murung, ketika ditanya oleh
perawat ternyata pasien merasa takut untuk dilakukan operasi, akibatnya sering bertanya
kepada perawat tentang prosedur operasi karena kurang mengetahuinya. Pasien juga merasa
takut, jika setelah operasi, tidak dapat melakukan kewajibannya sebagai seorang suami dalam
pemenuhan seksual, karena menurut penuturan pasien, selama sakit pasien tidak dapat
melakukan hubungan seksual.

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir :-
Agama : Islam
Alamat :-

2. Keluhan utama
Pasien mengatakan takut untuk dilakukan operasi
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan pasien mengidap hernia crotalis dan sudah
tiga hari dirawat di Bangsal bedah dan direncanakan akan melakukan tindakan
operasi.
Pada saat dilakukan pengkajian Pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2023 pasien
mengatakan takut untuk dilakukan operasi dan sering bertanya kepada perawat
tentang prosedur operasi pasien juga mengatakan merasa takut jika setelah
tindakan tidak dapat melakukan kewajiban sebagai suami dalam pemenuhan
seksual pasien juga mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan hubungan
seksual.
4. Riwayat kesehatan dahulu
pasien sudah mengidap hernia krotolis sudah 5 tahun
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga pasien yang mengidap penyakit serupa
dengan yang diderita oleh pasien
6. Data biologis
a. Penampilan umum klien tampak gelisah dan murung karena akan
melakukan tindakan operasi
b. Activity Daily Living
ADL Sebelum sakit Saat sakit
Nutrisi
a.makan Nasi, lauk Nasi, lauk
-jenis menu 3kali/hari 3kali/hari
-frekuensi 1 porsi 1 porsi
-porsi Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
-pantangan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
-keluhan
b.minum
-jenis menu Air putih Air putih
-frekuensi 1600ml 1600ml
-porsi 8 gelas 8 gelas
-pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
-keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Istirahat dan tidur
a.malam
-berapa jam 8 jam 8 jam
-dari jam s/d 21.00-05.00 21.00-05.00
-kesukaran tidur Tidak ada Tidak ada
b.siang
-berapa jam 2 jam 2 jam
-dari jam s/d 12.30-14.30 12.30-14.30
-kesukaran tidur Tidak ada Tidak ada

Eliminasi
a.BAK
-frekuensi 5x/hari 5x/hari
-jumlah -+ 800cc -+ 800cc
-warna Kuning jernih Kuning jernih
-bau Khas Khas
-kesulitan Tidak ada Tidak ada
b.BAB
-frekuensi 1x/hari 1x/hari
-konsistensi Lembek Lembek
-warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
-bau khas khas
Personal Hygine
a.mandi
frekuensi 2x/hari 2x/hari
memakai sabun 2x/hari 2x/hari
keramas 2hari sekali 2hari sekali
gosok gigi 2x/hari 2x/hari
b.berpakaian
ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
Mobilitas dan
aktivitas
-aktifitas Mandiri Mandiri
-kesulitan Tidak ada Tidak ada

c. Pemeriksaan Fisik
-Genetalia
Inspeksi , tampak adanya benjolan pada bagian selangkangan
Palpasi, teraba benjolan pada bagian selangkangan

7. Data psikososial dan spiritual


pasien tampak gelisah dan murung pasien juga tampak ketakutan ditandai dengan
pasien sering bertanya kepada perawat tentang prosedur operasi pasien beragama
Islam dan selalu meminta kesembuhan kepada Allah

8. Analisa data

Symptom Eiologi Problem


DO: Hernia scrotulis Defisit pengetahuan
-Pasien tampak gelisah |
-pasien tampak Murung prosedur operatif
-pasien tampak sering |
bertanya kepada perawat Preoperative
tentang prosedur operasi |
DS: adanya rencana tindakan
-Pasien mengatakan merasa operasi
takut karena akan menjalani |
tindakan operasi kurang informasi
-pasien merasa takut tidak |
memenuhi kewajiban defisit pengetahuan
sebagai suami
-pasien mengatakan selama
sakit tidak dapat melakukan
hubungan seksual

DO: Hernia scrotulis Ansietas


-Pasien tampak gelisah |
-Pasien tampak Murung prosedur operatif
-Pasien tampak ketakutan |
akan dilakukan operasi Preoperative
DS: |
-pasien mengatakan takut adanya rencana tindakan
dilakukan operasi operasi
-pasien mengatakan takut |
setelah tindakan tidak dapat kurang informasi
melakukan kewajiban |
sebagai seorang suami defisit pengetahuan
|
Krisis situasional
|
Ansietas

9. Diagnosa keperawatan
a. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan pasien dengan prosedur tindakan
d.d:
DO:
-Pasien tampak gelisah
-pasien tampak Murung
-pasien tampak sering bertanya kepada perawat tentang prosedur operasi
DS:
-Pasien mengatakan merasa takut karena akan menjalani tindakan operasi
-pasien merasa takut tidak memenuhi kewajiban sebagai suami
-pasien mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan hubungan seksual

b. Ansietas b.d adanya rencana tindakan operasi d.d:


DO:
-Pasien tampak gelisah
-Pasien tampak Murung
-Pasien tampak ketakutan akan dilakukan operasi
DS:
-pasien mengatakan takut dilakukan operasi
-pasien mengatakan takut setelah tindakan tidak dapat melakukan
kewajiban sebagai seorang suami
10. Proses Keperawatan
a. Rencana tindakan

Rencana Tindakan
Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil Intervensi Rasional
Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan Edukasi 1.mempermudah
ketidaktahuan pasien tindakan kesehatan perawat dalam
dengan prosedur tindakan keperawatan 1.kaji tingkat memberikan
d.d: 1x24jam pengetahuan informasi
DO: diharapkan pasien 2.jelaskan 2.meningkatkan
-Pasien tampak gelisah mampu prosedur tindkan informasi
-pasien tampak Murung memahami kepada pasien 3.menurunkan
-pasien tampak sering prosedur tindakan 3. anjurkan kecemasan
bertanya kepada perawat yang akan pasien
tentang prosedur operasi dilakukan dengan melakukan
DS: kriteria hasil: relaksasi
-Pasien mengatakan 1.pertanyaan
merasa takut karena akan tentang masalah
menjalani tindakan yang akan
operasi dihadapi menurun
-pasien merasa takut tidak 2.persepsi yang
memenuhi kewajiban keliru terhadap
sebagai suami masalah menurun
-pasien mengatakan 3.pasien merasa
selama sakit tidak dapat lebih tenang
melakukan hubungan
seksual

Ansietas b.d adanya Setelah dilakukan Edukasi 1.dengan


rencana tindakan operasi tindakan 1.anjurkan pasien mengenal
d.d: keperawatan untuk ansietas pasien,
DO: 1x24jam mengungkapkan pasien akan
-Pasien tampak gelisah diharapkan pasien perasaan dan lebih koperatif
-Pasien tampak Murung dapat lebih tenag persepsi terhadap
-Pasien tampak ketakutan dengan kriteria 2. demontrasikan tindakan
akan dilakukan operasi hasil: dan latih Teknik keperawatan
DS: 1.pasien mampu relaksasi 2.menurunkan
-pasien mengatakan takut mengidentifikasi 3.monitor TTV kecemasan
dilakukan operasi dan 3.mengetahui
-pasien mengatakan takut mengungkapkan perkembangan
setelah tindakan tidak kecemasan pasien secara
dapat melakukan 2.rasa cemas dini
kewajiban sebagai berkurang
seorang suami 3.tanda tanda vital
dalam rentang
normal

b. Implementasi keperawatan

Diagnosa keperawatan Implementasi


Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan 26 Mei 2023
pasien dengan prosedur tindakan 1.mengkaji tingkat pengetahuan
pasien
Hasil;
Pasien memahami tentang penyakit
yang dideritanya

2.jelaskan prosedur tindakan kepada


pasien
Hasil;
Setelah dijelaskan pasien mengerti
tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan

3. menganjurkan pasien untuk


melakukan relaksasi nafas dalam
Hasil;
Pasien merasa lebih tenang
Ansietas b.d adanya rencana tindakan 26 Mei 2023
operasi 1.Menganjurkan pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Hasil;
Pasien takut melakukan tindakan
operasi dan takut tidak bisa memenuhi
kewajiban sebagai suami

2.Mendemontrasikan dan latih Teknik


relaksasi nafas dalam
Hasil;
Pasien mengikuti dan pasien lebih
merasa tenang
3.monitoring TTV
Hasil;
T; 36,5oc
P; 80x/menit
R; 20x/menit
S; 120/80 mmHg

c. Evaluasi keperawatan

Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan 26 Mei 2023
pasien dengan prosedur tindakan S: pasien mengatakan paham tentang
prosedur yang akan dilaksanakan
O: Pasien tampak sudah mulai tenang
A: Masalah teratasi
P: Implementasi dihentikan
Ansietas b.d adanya rencana tindakan 26 Mei 2023
operasi S: pasien mengatakan takut
melakukan tindakan operasi dan takut
tidak bisa memenuhi kewajiban
sebagai suami
O: Pasien mengikuti dan pasien lebih
merasa tenang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi
merekayang sudah matang fungsi biologisnya.Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah ada
sejaklahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan:
makan,minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air
kecil.Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini dapat dilakukan dengan berbagai
perilaku dankegiatan seksualitas dan apabila tidah terpenuhi maka akan timbul penyimpangan
seksual.

IV.2 Saran

Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin membuat
makalahtentang Kebutuhan seksual serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2137653-pengertian-sex-di-mata-dunia/
#ixzz1qHeMSOH4

Crain, W. 1992Theorist of Development Concept and Applications. 3th ed. New York:
EngleWood Cliffs

Wahyudi,K.2000.Kesehatan Reproduksi Remaja. Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK


UGMJogjakarta

Anda mungkin juga menyukai