Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI JAWA TEGAH
Jl. Dr. Setiabudi No. 201A, Srondol Kulon, Semarang, Jawa Tengah
Modul Pelatihan : First Aid

MODUL PELATIHAN FIRST AID

BUKU INFORMASI
BANTUAN HIDUP DASAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Dr. Setiabudi No. 201A, Srondol Kulon, Semarang
Tahun 2021

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar ii


Modul Pelatihan : First Aid

JUDUL : BANTUAN HIDUP DASAR

Disusun Oleh : Danang Baskhoro Adhi, A.Md.

Editor : Yuni Indarti, S.Sos. MM.

Diterbitkan Oleh : Badan Pengembangan


Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Tahun : 2021

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar iii


Modul Pelatihan : First Aid

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. TUJUAN UMUM
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang penatalaksanaan Bantuan Hidup
Dasar
2. TUJUAN KHUSUS
a. Memahami dan mampu mempraktikkan Airway Control (Penguasaan Jalan
Nafas)
b. Memahami dan mampu mempraktikkan Breathing Support (Bantuan
Pernafasan)
c. Memahami dan mampu mempraktikkan Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)

POKOK BAHASAN

1. Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)


2. Breathing Support (Bantuan Pernafasan)
3. Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar iv


Modul Pelatihan : First Aid

Pendahuluan
Tahap kedua dalam penilaian penderita adalah melakukan Penilaian
Dini, yang dilakukan pada saat pertama kali menemukan penderita. Jika dalam
penilaian dini ini penolong menemukan gangguan pada salah satu dari ketiga
komponen ini yaitu : tersumbatnya jalan nafas, tidak menemukan adanya
nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan
tindakan yang dikenal dengan istilah Bantuan Hidup Dasar.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) / Basic Life Support adalah usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami
keadaan yang mengancam nyawa. Bila usaha bantuan hidup ini dilakukan
tanpa memakai cairan intra vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal
sebagai Bantuan Hidup Dasar (basic life support).
Bantuan Hidup Dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat
membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa
diantaranya adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan napas,
bagaimana memberikan bantuan pernapasan dan bagaimana membantu
mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh, sehingga pasokan
oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Penilaian dan perawatan bantuan hidup sangat penting.
Perawatanpenderita tidak boleh dilanjutkan ke tahapan selanjutnya bila
tahapan sebelumnya belum ditangani dengan baik, penilaian harus terus
dilakukan terutama pemantauan penderita yang lebih cermat termasuk
tanggapan penderita pada proses pertolongan.
Setiap tahap Bantuan Hidup dasar diawali dengan pemeriksaan / penilaian Dini
yaitu:
1. Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)
2. Breathing Support (Bantuan Pernafasan)
3. Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)

Setelah memastikan keadaan aman maka penolong yang tiba di tempat


kejadian harus segera melakukan penilaian dini, lakukan penilaian respon,
pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara memanggil dan menepuk bahu
korban serta memberikan rangsangan nyeri pada korban.
Di beberapa daerah yang sistem penanganan gawat darurat terpadu
(SPGDT) sudah jalan penolong dapat meminta bantuan dengan nomor akses
yang ada. Bila kita adalah penolong yang sedang bertugas maka kita tidak
perlu mengaktifkan sistem ini. Prinsipnya adalah saat menentukan penderita
tidak respons maka ini harus segera dilaporkan untuk memperoleh bantuan.

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 1


Modul Pelatihan : First Aid

BAB

1
Bila tidak ditemukan respons pada penderita maka langkah selanjutnya, yang harus
dinilai penolong adalah pernapasan penderita, apakah pernapasan cukup kuat? Untuk
dapat menilai pernapasan seorang penderita harus dibaringkan terlentang dengan jalan
napas yang terbuka.
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan napas pada kasus-kasus
penderita dewasa tidak ada respons, karena pada saat penderita kehilangan kesadaran
otot-otot akan menjadi lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang
sehingga jalan napas menjadi tertutup. Penyebab sumbatan jalan napas lainnya yang
paling sering terjadi adalah akibat adaya suatu benda asing terutama pada bayi dan anak
kecil.
Penguasaan jalan napas merupakan prioritas pada semua penderita, prosedurnya
sangat bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan
bedah. Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan napas
seseorang masih terganggu.
A. Angkat Dagu Tekan Dahi
Cara yang sering dilakukan untuk membebaskan jalan napas yaitu angkat dagu
tekan dahi. Teknik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami trauma pada
kepala, leher maupun tulang belakang.

(Sumber Gambar : Kementrian Kesehatan RI - Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 2


Modul Pelatihan : First Aid

Cara Melakukan Teknik Angkat Dagu Tekan Dahi


1. Letakkan tangan anda pada dahi korban, gunakan tangan yang paling dekat
dengan kepala korban.
2. Tekan dahi sedikit mengarah ke belakang dengan telapak tangan sampai kepala
korban terdorong ke belakang.
3. Letakkan ujung jari tangan yang lainnya di bawah bagian ujung rahang bawah.
4. Angkat Dagu ke depan, lakukan gerakan ini bersamaan dengan menekan dahi
sampai kepala korban pada posisi ekstensi maksimal. Pada korban bayi dan anak
kecil tidak dilakukan sampai maksimal tetapi sedikit ekstensi saja.
5. Pertahankan tangan di dahi korban untuk menjaga posisi kepala tetap ke
belakang.
6. Buka mulut korban dengan ibu jari tangan yang menekan dagu.

Hal-hal Yang Diperhatikan Dalam Teknik Angkat Dagu Tekan Dahi


1 Bagi korban yang masih bayi gerakan ekstensi kepala tidak boleh maksimal.
2 Tangan jangan menekan dijaringan lunak bawah dagu.
3 Jangan gunakan ibu jari untuk mengangkat dagu.
4 Awasi mulut korban agar tetap terbuka.
5 Jika korban dengan gigi palsu cobalah pertahankan pada posisinya tetapi jika
mengganggu / sulit dipertahankan sebaiknya gigi palsu tersebut dilepas.

B. Perasat Pendorongan rahang bawah (Jaw Thrust Manuever)

(Sumber Gambar : Kementrian Kesehatan RI - Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 3


Modul Pelatihan : First Aid

Cara Melakukan Teknik Perasat Pendorongan rahang bawah


1. Berlutut di sisi atas kepala korban, letakkan kedua siku penolong sejajar
dengan posisi korban, kedua tangan memegang sisi kepala
2. Kedua sisi rahang bawah dipegang
3. Gunakan kedua tangan untuk menggerakan rahang bawah ke posisi depan
secara perlahan. Gerakan ini mendorong lidah ke atas sehingga jalan nafas
terbuka
4. Pertahankan posisi mulut korban tetap terbuka

AIRWAY CONTROL

1. Pemeriksaan jalan napas


Setelah memastikan jalan napas terbuka maka jalan napas harus diperiksa. Jalan
napas yang terbuka dengan baik dan bersih sangat diperlukan untuk pernapasan.
Keadaan jalan napas dapat ditentukan bila pasien sadar, respons dan dapat berbicara
dengan penolong. Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu. Hati-hati
memberikan penilaian pada penderita dengan gangguan mental. Pada penderita yang
disorientasi , merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus diwaspadai
kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran napas.
Pemeriksaan jalan napas pada penderita yang tidak ada respon dilakukan dengan
cara membuka mulut penderita.

Cara membuka mulut penderita


1. Berlutut dekat penderita
2. Silangkan ibu jari dan telunjuk penolong
3. Letakkan ibu jari pada gigi seri bawah dan telunjuk pada gigi seri atas penderita.
4. Lakukan gerakan seperti menggunting untuk membuka mulut penderita.
5. Periksa mulut setelah terbuka apakah ada cairan, benda padat termasuk patahan
gigi dan gigi palsu yang terlepas yang mungkin dapat menyumbat jalan napas.
6. Terakhir dengarkan suara napas tambahan yang merupakan petunjuk adanya
sumbatan (misalnya mengorok, kumur, suara frekuensi tinggi, suara seperti
tercekik).

2. Membersihkan jalan napas


Sapuan jari
Teknik ini hanya digunakan pada penderita yang tidak respon / tidak sadar untuk
membersihkan benda asing yang terlihat di mulut penderita. Jari telunjuk ditekuk
seperti kait untuk mengambil benda asing yang menghalangi jalan nafas.

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 4


Modul Pelatihan : First Aid

Cara melakukan sapuan jari


1. Balikkan korban pada sisi kirinya (jangan dilakukan bila ada cedera leher / tulang
belakang)
2. Buka mulut korban dan lihat ke dalam.
3. Masukkan jari ke pipi bagian dalam sampai geraham yang paling belakang.
4. Bentuk jari seperti kait lalu upayakan pengambilan benda yang menyumbat
tersebut. Hati-hati jangan sampai malah memasukkan benda tersebut makin ke
dalam.

3. Sumbatan Jalan Napas


Sumbatan jalan nafas umumnya terjadi pada saluran nafas bagian bawah yaitu
bagian bawah laring (tenggorokan) sampai lanjutannya. Umumnya sumbatan jalan
nafas pada penderita respon/sadar ialah karena makanan dan benda asing lainnya,
sedangkan pada penderita tidak respon / tidak sadar ialah lidah yang menekuk ke
belakang. Untuk mengatasinya umumnya menggunakan teknik heimlich maneuver
(hentakan perut-dada).
a. Heimlich maneuver pada penderita respon / sadar (Hentakan Perut)

Penolong berdiri di belakang penderita. Tangan penolong


dirangkulkan tepat di antara pusar dan iga penderita.
Hentakkan rangkulan tangan ke arah belakang dan atas dan
minta penderita untuk memuntahkannya. Lakukan berulang-
ulang sampai berhasil atau penderita menjadi tidak respon /
tidak sadar.
(Sumber Gambar : slideplayer.info)

b. Heimlich maneuver penderita tidak respon / tidak sadar


(Hentakan PerutBaringkan penderita dengan posisi
telentang. Penolong berjongkok di atas paha penderita.
Posisikan kedua tumit tangan di antara pusat dan iga
kemudian lakukan hentakan perut ke arah atas sebanyak 5
(lima) kali. Periksa mulut penderita bilamana terdapat benda
asing yang keluar dari mulut penderita.
(Sumber Gambar : slideplayer.info)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 5


Modul Pelatihan : First Aid

c. Heimlich maneuver pada penderita kegemukan atau wanita hamil yang


respon / sadar (Hentakan Dada)
Penolong berdiri di belakang penderita. Posisikan kedua
tangan merangkul dada penderita melalui bawah ketiak.
Posisikan rangkulan tangan tepat di pertengahan tulang dada
dan lakukan hentakan dada sambil meminta penderita
memuntahkan benda asing yang menyumbat. Lakukan
berulangkali sampai berhasil atau penderita menjadi tidak
respon / tidak sadar.
(Sumber Gambar : slideplayer.info)

d. Heimlich maneuver pada penderita kegemukan atau wanita hamil yang


tidak respon / tidak sadar (Hentakan Dada)
Langkahnya sama dengan heimlich maneuver pada penderita
tidak respon / tidak sadar di atas namun posisi penolong
berada disamping penderita dan posisi tumit tangan pada
pertengahan tulang dada.

(Sumber Gambar : slideplayer.info)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 6


Modul Pelatihan : First Aid

BAB

2
Setelah membuka jalan nafas tentukan fungsi pernafasan dengan gerakan; lihat,
dengar dan rasakan selama 3-5 detik (dekatkan pipi dan telinga di depan hidung dan
mulut penderita, kemudian mata melihat gerakan dada penderita), jika perlu lakukan
bantuan pernafasan.(Berlaku saat tidak terjadi pademi Covid-19)

(Sumber Gambar : Kementrian Kesehatan RI - Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Teknik Bantuan Pernapasan


Bila pernapasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk
memberikan bantuan pernapasan. Ada beberapa teknik yang dikenal untuk memberikan
bantuan pernapasan yakni :
a Menggunakan Mulut Penolong (dilakukan sebelum adanya pandemi covid-19)
● Mulut ke masker RJP.
● Mulut ke APD.
● Mulut ke mulut/hidung.
b Menggunakan Alat Bantu (dilakukan selama masa pandemi covid-19)
• Kantung masker berkatup (Bag Valve Mask/BVM)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 7


Modul Pelatihan : First Aid

Kandungan oksigen di udara bebas kurang lebih 21%. Proses bernapas manusia
hanya memanfaatkan sekitar 5% saja. Yang berarti udara yang kita keluarkan
masih mengandung sebanyak kira-kira 16% oksigen. Udara ini dapat diberikan
kepada penderita yang mengalami henti napas sampai ada sumber oksigen yang
lebih tinggi kandungannya. Pada manusia dewasa frekuensi pemberian nafas
buatan ialah sebanyak 10-12 kali bantuan nafas per menit dengan durasi tiap
bantuan nafas ialah 1,5-2 detik tiap hembusan bantuan nafas.
Memberikan bantuan nafas kepada penderita bagi penolong bukan tanpa resiko.
Terdapat resiko yang mungkin dialami penolong antara lain : penyebaran penyakit,
kontaminasi bahan kimia dan muntahan penderita.
c Beberapa tanda-tanda pernapasan:
1. Adekuat (mencukupi)

● Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernapasan
● Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut/hidung
● Penderita tampak nyaman.
● Frekuensinya cukup (12-20) x/Menit

2. Kurang Adekuat (kurang mencukupi)

● Gerakan dada kurang baik


● Ada suara napas tambahan
● Kerja otot bantu napas
● Sianosis (kulit kebiruan)
● Frekuensi kurang atau berlebihan
● Perubahan status mental

3. Tidak bernapas

● Tidak ada gerakan dada atau perut


● Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
● Tidak terasa hembusan napas dari mulut atau hidung

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 8


Modul Pelatihan : First Aid

Langkah-langkah dalam memberikan bantuan nafas kepada penderita


terdeteksi tidak terdapat nafas antara lain :

1 Pastikan jalan nafas terbuka pada penderita.


2 Jika penolong menggunakan APD ataupun alat bantu pastikan alat tersebut tidak
bocor (tertutup rapat).
3 Pastikan juga bantuan nafas yang dihembuskan tidak bocor melalui hidung
penderita dengan cara mencapit lubang hidung penderita.
4 Berikan 2 (dua) kali bantuan nafas awal (1,5-2 detik pada manusia dewasa).
5 Tiupan/hembusan merata dan cukup (dada penderita bergerak naik).
6 Periksa nadi penderita selama 5-10 detik dan pastikan nadi penderita masih
terdeteksi.
7 Lanjutkan pemberian nafas buatan sesuai dengan frekuensi pemberian bantuan
nafas (dewasa : 10-12 kali bantuan nafas per menit).
8 Apabila bantuan nafas berhasil dengan baik akan ditandai dengan bergerak naik
turunnya dada penderita.

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 9


Modul Pelatihan : First Aid

BAB

3
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan
Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang
dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya
efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal
pada keadaan mati klinis.
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas pertemuan lengkung iga
kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
- Dewasa : 4-5 cm
- Anak dan bayi : 3-4 cm
- Bayi : 1,5 – 2,5 cm

Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka
pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya.
Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung yang masih
berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan
oksigen. Pada saat terhentinya kedua system inilah seseorang dinyatakan sebagai mati
klinis. Berbekal pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung
Paru

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Jika korban tidak bernapas, nadi tidak ada dan tidak ada respon, maka pasien dapat
dikatakan mengalami henti jantung. Pada keadaan ini, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah mengaktifkan sistem tanggapan darurat dan menghubungi pusat layanan
kesehatan darurat terdekat. Kemudian segera melakukan RJP yang benar dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

1 Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk memastikan bahwa
korban mendapat penekanan yang adekuat.

2 Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan penempatan tangan


yang benar dan untuk melihat rekoil dada.

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 10


Modul Pelatihan : First Aid

3 Letakkan tangan di tengah dada korban (pertemuan tulang iga paling bawah
ditambah 2 jari) tepukan salah satu pangkal tangan pada daerah separuh bawah
tulang dada dan tangan yang lain di atas tangan yang bertumpu tersebut.

4 Lengan harus lurus 90 derajat terhadap dada korban, dengan bahu penolong
sebagai tumpuan atas.

5 Tekan dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit, dengan kedalaman
minimal 5 cm tetapi tidak boleh lebih dari 6 cm.

6 Selama melakukan penekanan, pastikan bahwa dinding dada diberikan


kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuknya semula (rekoil penuh).

7 Berikan 2 kali bantuan napas setiap selesai melakukan 30 kali penekanan


dada, dengan durasi selama 1 detik untuk tiap pemberian napas. Pastikan dada
mengembang untuk tiap pemberian bantuan napas.

8 Untuk penolong yang tidak terlatih dalam melakukan RJP, disarankan untuk
melakukan penekanan dada saja secara terus-meneru

(Sumber Gambar : Kementrian Kesehatan RI - Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Sebelum melakukan RJP pada penderita, penolong harus :


1. Menemukan tidak adanya respon
2. Menemukan tidak adanya pernafasan
3. Menemukan tidak adanya denyut nadi.

Untuk menentukan penilaian respon, dilakukan dengan jalan memanggil atau


menggoncangkan bahu penderita (hati-hati bila curiga dan cedera leher dan tulang

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 11


Modul Pelatihan : First Aid

belakang). Jika tidak ada respons pada penderita dewasa segera minta pertolongan
pertama baru lanjutkan pertolongan. Pada bayi dan anak, lakukan pertolongan dahulu
selama 1 menit baru minta bantuan. Ini karena umumnya bayi/anak terjadi karena sebab
lain, sehingga pemulihannya lebih cepat. Setelah itu lakukan pemeriksaan pernafasan
barulah ketika tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi lakukan RJP.
Untuk menentukan ada tidaknya denyut nadi harus dilakukan perabaan pada tempat
nadi karotis (dewasa dan anak) dan nadi brakialis (bayi). Cara menemukan Nadi Karotis :

1. Letakkan 2 jari pada bagian jakun penderita.


2. Geser jari anda ke arah anda berhentilah pada lekukan antara jakun dan
otot leher
3. Raba nadi antara 5-10 detik.

Jika denyut nadi karotis teraba, maka jangan lakukan Pijatan Jantung Luar, terapi
jika nadi karotis tidak teraba segera lakukan RJP. Bila penderita menunjukkan tanda-
tanda pulihnya salah satu atau semua sistem, maka tindakan RJP dihentikan atau hanya
diarahkan kesistem yang belum pulih saja. biasanya yang paling lambat pulih adalah
pernafasan spontan, maka hanya dilakukan tindakan Resusitasi Paru (nafas buatan) saja

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 12


Modul Pelatihan : First Aid

Amankan lingkungan
• Berikan bantuan napas
• Gunakan APD lengkap menggunakan bag-mask
• Batasi personil resusitasi device dengan filter.
Pastikan seal masker rapat

Korban tidak merespon. • 1 bantuan napas tiap 5-6


detik atau sekitar 10-12
Panggil bantuan napas per menit
• Aktifkan sistem respon
Aktivasi sistem respon gawat darurat
emergensi (jika belum
Persiapkan AED dan peralatan emergensi dilakukan) setelah 2 menit
• Lanjutkan bantuan napas,
(atau panggil bantuan untuk menyiapkan
periksa nadi setiap 2 menit.
Bernapas Pernapasan Jika nadi tidak teraba, mulai
normal, tidak normal, RJP (lanjutkan ke kotak
nadi nadi “RJP”)
Monitoring teraba Lihat apakah pasien tidak bernafas dan teraba • Jika terdapat kemungkinan
pasien periksa nadi (secara simultan) dalam 10 dtk overdosis aploid, berikan
hingga tim Pastikanapaka nadi benar-benar teraba? nalokson sesuai protokol
emergensi
tiba
Tidak bernafas,
nadi tidak teraba Pada tahap ini sistem
respon emergensi sudah
teraktivasi; AED and
peralatan emergensi
RJP : Mulai siklus 30 kompresi dan 2 bantuan napas menggunakan bag- sudah tersedia
mask device dengan filter., atau
Kompresi kontinu dengan oksigenasi pasif menggunakan face mask
Gunakan AED segera setelah alat tersedia.

AED tiba

Analisis irama.
Ya, Tidak,
Shockable Irama shockable? Nonshockable

Berikan 1 shock. Lanjutkan RJP segera hingga 2 Segera lanjutkan RJP hingga 2 menit
menit (sampai disarankan oleh AED untuk kembali (sampaidisarankan oleh AED untuk kembali
melakukan analisis irama). Lanjutkan hingga tim melakukan analisis irama). Lanjutkan hingga tim
bantuan hidup lanjut mengambil alih atau korban bantuan hidup lanjut mengambil alih atau korban
mulai bergerak mulai bergerak

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 13


Modul Pelatihan : First Aid

Proses pemulihan
Bila penderita dapat bernapas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera
leher, tulang punggung atau cedera lain yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini
maka letakkan posisi pemulihan atau juga dikenal dengan istilah posisi mantap. Posisi ini
diharapkan akan mencegah terjadinya sumbatan dan jika ada cairan maka cairan tersebut
akan mengalir melalui mulut dan tidak masuk ke dalam saluran napas.
Salah satu cara untuk melakukan posisi pemulihan (sesuaikan dengan keadaan di
lapangan) :
● Letakkan lengan kiri penderita diatas kepalanya, lalu silangkan tungkai kanan
penderita di atas tungkai kiri.
● Jaga bagian wajah penderita dan raihlah bahu kanannya.
● Balikkan penderita ke arah penolong lalu letakkan tangan kanannya dibawah
bagian muka. Bila mungkin balikan tubuh secara bersama- sama jangan sampai
penderita menjadi terpuntir.
● Tekuk bagian lutut tungkai yang berada disebelah atas

(Sumber Gambar : Indonesian Heart Association – Pedoman Bantuan Hidup Dasar)

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 14


Modul Pelatihan : First Aid

DAFTAR PUSTAKA

Gosal, Audrey Christina dan Ketut Wibawa Nada. 2017. Bantuan Hidup Dasar. Universitas
Udayana/RSUP SANGLAH
Indonesian Heart Association. Pedoman Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Janung
Lanjut pada Dewasa, Anak, dan Neonatus Terduga/Positif COVID-19 Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Jakarta Barat : Heart House
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Jalan, Jadilah Penolong Kecelakaan di Jalan, Semua Orang Bisa Menjadi Penolong.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Sarana, Lita. Julianti Susilo, dkk. 2009. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat PMI.
Bandung : PT Avatar Arkam Publishing

Buku Informasi Bantuan Hidup Dasar 15

Anda mungkin juga menyukai