Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH PATOFISIOLOGI

KAJIAN KASUS
“ METRORRHAGIA“

DISUSUN KELOMPOK 10
1. SITI NURJANAH P07124521189
2. ERNA LISTIYOWATI P07124521190
3. TITI SUMARGIYATI P07124521201
4. PUJI ASTUTI P07124521202
5. MUNTAMAH P07124521228
6. EMI ARDININGSIH P07124521230
7. TRI PUJI ASTUTI P07124521232
A. LATAR BELAKANG

• Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik mental dan sosial yang utuh dan bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi- fungsinya.

• Kesehatan reproduksi pada wanita erat kaitannya dengan menstruasi. menstruasi merupakan
salah satu tanda perubahan seksual pada wanita yang sedang menuju proses kedewasaan.
Menstruasi merupakan perdarahan akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim
(endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika
tidak terjadi implantasi embrio, lapisan ini akan luruh. Perdarahan ini terjadi secara periodik,
jarak waktu antar menstruasi dikenal dengan satu siklus menstruas. Siklus menstruasi
ovulatoris biasanya berlangsung antara 24 sampai 35 hari (rata-rata 28 hari). Rata-rata
lamanya menstruasi 3-7 hari. Rata-rata darah yang keluar selama menstruasi 80 ml
-Metrorrhagia merupakan salah satu jenis perdarahan disfungsional yang
terjadi di luar siklus menstruasi. Konsistensi pengeluaran pervaginam
Metrorrhagia juga tidak jelas. Bisa terjadi dalam bentuk bercak (spotting)
maupun perdarahan mirip menstruasi diantara dua kejadian menstruasi.
-Data di beberapa negara industri menyebutkan bahwa seperempat
penduduk perempuan dilaporkan pernah mengalami menoragia, 21%
mengeluh siklus haid memendek, 17% mengalami Metrorrhagia dan 6%
mengeluh perdarahan pasca senggama.
-Bidan memegang peranan yang penting dalam upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesehatan. Bidan sebagai pelaksana aspek
sosial obstetri dan ginekologi bidan perlu meningkatkan
kemampuannya dan dapat memberikan pertolongan darurat essensial
khusus penanganan gangguan reproduksi khususnya Metrorrhagia
B. RUMUSAN MASALAH

• Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn.


P Umur 19 Tahun Dengan Metrorrhagia Di Klinik Pratama Rawat
Inap Assyifa Kebumen menggunakan Manajemen Kebidanan 7
Langkah Varney?
C. TUJUAN PENULISAN TUJUAN UMUM
 Mampu melaksanakan pengkajian data dasar
yang meliputi data subjektif dan objektif
TUJUAN KHUSUS  Mampu menetapkan interpretasi data untuk
mengidentifikasi diagnosa kebidanan, masalah, dan
kebutuhan
•Kelompok mampu melakukan asuhan
 Mampu menetapkan diagnosa potensial
kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. P
 Mampu menetapkan tindakan segera
Umur 19 Tahun dengan Metrorrhagia di  Mampu menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh
Klinik Pratama Rawat Inap ASSYIFA
 Mampu melaksanakan rencana asuhan yang
Kebumen dengan menerapkan Manajemen efisien dan aman
Kebidanan 7  Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan
yang telah diberikan
 Mampu menentukan kesenjangan antara teori dan
praktik di lahan serta memberikan alternatif
pemecahan masalah
D. MANFAAT

• Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam


memberikan Asuhan Kebidanan pada gangguan sistem
reproduksi dengan Metrorrhagia
A. TINJAUAN TEORI
1. Menstruasi Normal
 Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan
psikologis- pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-
ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder).
 Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche
sebagai titik awal.
 Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih
kurang 7 hari.
 Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang
sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-
40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut
sekitar 2-3 buah.
-
 Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun.
 Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari
pertama siklus.
 Menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi. menstruasi ini merupakan peristiwa yang
dialami setiap perempuan.
 Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda
bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.
 Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun
lama siklus menstruasi
a. Perubahan siklus Haid
 suatu keadaan siklus haid yang berbeda dengan yang sebelumnya, yang
diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik
awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar 22– 35 hari

b. Siklus Menstruasi
 Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi
terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari.
 Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga
ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada
wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan
menstruasi – fase luteal − relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada
kebanyakan wanita .
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal
selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa
kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg
per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan
menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai
1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400
mg per tahun .
Pengendali utama dari semua peristiwa itu ialah hipotalamus.
Hormon yang dihasilkan gonadotrofin hipofisis

1. Luteinizing Hormon (LH)


2. Folikel Stimulating Hormon (FSH)
3. Prolaktin Releasing Hormon (PRH).
4. Steroid ovarium
Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uteri.
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya
stratum basale. Fase ini berlangsung selama lima hari. Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progeseron, LH (Luteinizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar
FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

b. Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi


terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi
terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

c. Fase intermenstum atau fase proliferasi


Fase ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima ovulasi,
misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase intermenstum
atau fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folike ovarium
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Fase proliferasi dini
2. Fase proliferasi madya
3. Fase proliferasi akhir

d. Fase pramenstruasi atau fase sekresi


berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel
endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan
makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap
4. Fase sekresi dini
5. Fase sekresi lanjut
5) Mekanisme siklusmenstruasi
Selamahaid, hari 1, terjadi pe↑ FSH, folikel yang berkembangmenghasilkanestradiol yang
banyak. Pe↑ serum pada akhirfasefolikularmenekan FSH.2 harisblmovulasi, kadar estradiol
mencapai 150-400 pg/ml. Kadartsbtme>inilaiambangrangsangu/ pengeluarangonadotropin
praovulasi. AkibatnyaFSH danLH dlm serum a/ mec&mencapaipuncaknya1harisblmovulasi.
Saatyangsama,kadarestradiol.puncakLH danFSH harike-14,saatinifolikelmulaipecah&1hari
kmdntimbulovulasi.Bersamaanpembentukan
danpematangankorpusluteumdisertaime↑nyakadarprogesteron,gonadotropinmulaikembali. Pe↑
progesterontsbttdksllmemberiarti,bhwovulasitelahterjadidgnbaik,krnbbrpawanitaygtdkterjadiovul
asitetapdijumpaisuhu basalbadan dan endometrium sesuaidgnfase
luteal.Awalfaseluteal,seiringdgnpematangankorpusluteum.Sekresiprogesteronterusme
↑&mencapaikadar6dan20ng/ml. Estradiol
ygdikeluarkanterutamadarifolikelygbesarygtdkmengalamiatresia,jugatampakpd
faselutealdgnkonsentrasiyg>tinggidrpdselamapermulaanatauper½anfasefolikuler.Produksiestradi
oldanprogesteronmaksimaldijumpaiharike-20dan23
Gangguan Reproduksi

 Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen


kesehatan reproduksi
 Macam-macam Gangguan Reproduksi
1. Gangguan menstruasi dan siklusnya
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
1) Hipermenorea atau menoragia
2) Hipomenorea
b. Kelainan siklus :
1) Polimenorea
2) Oligomenorea
3) Amenorea

c. Perdarahan di luar haid :


4) Metrorrhagia

d. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid :


5) Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
6) Disminorea
1. Metrorrhagia
a. Pengertian
 Perdarahan yang terjadi di luar menstruasi dengan penyebab kelainan
hormonal atau kelainan organ genetalia. Bentuk perdarahan bukan
menstruasi dapat berupa kontak berdarah, spotting, dan perdarahan
disfungsional (Manuaba, 2010).
 Kondisi dimana terjadi perdarahan di luar siklus haid. Penyebabnya bisa oleh
karena luka yang tidak kunjung sembuh (kanker ganas organ genetalia),
peradangan atau bahkan gangguan hormonal (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Etiologi
1. Penyakit Sistemik
a)Penyakit defisiensi protrombin yang dapat timbul
sebagai perdarahan pervaginam.
b)Hipertiroidisme yang terkait dengan Metrorrhagia.
c) Sirosis yang menyebabkan ketidakteraturan
perdarahan pervaginam akibat berkurangnya kapasitas
hati untuk metabolisme estrogen.
LANJUTAN…

2. Anovulatoris
Akibat dari tidak terjadinya ovulasi mengakibatkan
estrogen melimpah dan tidak seimbang mengarah pada
proliferasi endometrium terus menerus yang akhirnya
menghasilkan suplai darah berlebih yang dikeluarkan
mengikuti pola iregular dan tidak dapat diprediksi.
LANJUTAN….

3)Ovulatoris
Bercak darah pada pertengahan siklus setelah lonjakan LH biasanya bersifat
fisiologis. Itu menandakan ovulasi, namun fase luteal mungkin memanjang
akibat dari korpus luteum yang menetap.
Penyebab lain yang mungkin berdasarkan Varney (2007) :
a) Kehamilan : terjadi bercak darah saat proses nidasi.
b) Infeksi : benda asing dalam uterus.
c) Trauma di area genital sebagai akibat dari aktivitas atau penganiayaan
seksual.
d) Penggunaan AKDR.
e) Ovulasi.
Patofisiologi

Gangguan perdarahan yang dinamakan Metropatia Hemoragia


(Metrorrhagia) terjadi karena persistensi folikel yang tidak
pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus
luteum. Akibatnya terjadi hiperplasia endometrium karena
stimulasi esterogen yang berlebihan dan terus menerus
(Wiknjosastro, 2011).
. Faktor Predisposisi
Perdarahan intermenstrual juga dapat diperparah oleh penebalan
endometrium oleh karena hormon estrogen. Estrogen yang sekresi terus
menerus akibat dari kegagalan ovulasi oleh folikel mengakibatkan
progesteron tidak dihasilkan karena tidak adanya korpus luteum. Oleh
karena itu endometrium menebal dengan pola ketebalan yang
tidak sama. Lapisan endometrium yang sangat tebal bisa ruptur
sehingga terjadilah spotting. Perdarahan terjadi dengan frekuensi yang
tidak teratur (Astarto, 2011).
. Faktor Resiko
Menurut Manuaba (2010) Metrorrhagia disebabkan oleh berbagai
macam hal :
1) Oleh karena kehamilan : abortus, mola hidatidosa, kehamilan
ektopik.
2) Diluar kehamilan : pada wanita yang perdarahan kontak maupun
erosi dan polip.
3) Penggunaan AKDR dapat mengakibatkan efek samping
Metrorrhagia
. Keluhan
Pasien mengeluhkan tentang menstruasi yang terjadi dengan interval
tidak teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara
menstruasi (Varney, 2007).
Tanda Klinis
1) Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari.
2) Perdarahan terjadi diantara dua kejadian menstruasi.
3) Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak (Manuaba,
2008).
Prognosis
 Keberhasilan pengobatan bergantung tindakan yang dilakukan pada subjek.
 Terapi hormonal menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi efektif dapat
mengoreksi banyak sekali kasus ketidakteraturan menstruasi yang sering
ditemukan (Norwitz, 2008).
 Penanganan berdasarkan kondisi hemodinamik. Bila hemodinamik tidak stabil
segera rujuk ke rumah sakit untuk perawatan perbaikan keadaan umum. Bila
hemodinamik stabil medikamentosa yang dipakai adalah kombinasi estrogen dan
progestin (Wiknjosastro, 2011).
 Bila pengobatan medikamentosa gagal sebaiknya dipertimbangkan untuk dirujuk ke
tempat pengobatan dengan fasilitas yang lebih lengkap (Varney, 2007).
Penatalaksanaan
1) Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus
istirahat baring dan beri transfusi darah.
2) Estrogen : dipropionitas estradicol 2,5 mg IM. Estrogen yang tinggi kadar darahnya
mengakibatkan perdarahan berhenti.
3) Progesteron : hidroksi-progesteron 125 mg IM. Injeksi progesteron bermanfaat untuk
mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium.
4) Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka
diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kombinasi. Ketika semua terapi sudah
diberikan namun perdarahan masih belum juga berhenti, langkah terakhir untuk Metrorrhagia
adalah histerektomi (Manuaba, 2008).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai