Anda di halaman 1dari 15

KONSEP NEGARA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Konsep Dasar PPKN

Dosen Pengampu : Suyanti, M.Pd Sda

Oleh:
Kelompok 4

Wahyu Choyrunisya Salsa Bela NPM. 2202101079


Lutfiah Anggun Dwi Rahmawati NPM. 2202101221
Ungzilla Lely Mafruhah NPM. 2202101222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul konsep negara tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Adapun tujuan kami menulis
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah dan dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep negara.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Suyanti, M.Pd Sda sebagai dosen
pengampu mata kuliah PPKN SD yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Madiun, 12 April 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN...........................................................................3
2.1 Konsep Negara.......................................................................................3
2.2 Tujuan dan peran negara di masyarakat.................................................4
2.3 Unsur - unsur dan sifat – sifat khusus negara........................................4
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Bentuk-Bentuk Negara..............................6
BAB III: PENUTUP...................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara merupakan sebuah entitas politik yang memiliki wilayah,
pemerintahan, serta populasi yang diatur oleh hukum. Konsep negara telah
menjadi topik yang sangat penting dalam ilmu politik, filsafat politik, dan
sejarah politik karena peranannya dalam membentuk tatanan dunia saat ini.
Konsep negara berasal dari Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 ketika
negara-negara modern mulai terbentuk. Dalam konsep negara, terdapat tiga
unsur utama, yaitu wilayah, pemerintahan, dan rakyat. Setiap negara memiliki
kekuasaan tertinggi yang disebut kedaulatan, yang berarti bahwa negara
memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan dari pihak
luar.
Negara memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat
dan ekonomi, serta dalam memastikan keamanan dan keadilan bagi warganya.
Negara juga bertanggung jawab atas pemberian hak-hak dasar bagi warganya,
seperti hak atas kebebasan berbicara, hak atas pendidikan, dan hak atas
kesehatan.
Konsep negara telah mengalami perkembangan yang signifikan selama
berabad-abad. Sejarah mencatat bahwa ide-ide tentang negara pertama kali
muncul pada zaman kuno, ketika beberapa kebudayaan seperti Mesir Kuno,
Cina Kuno, dan Yunani Kuno mulai mengembangkan sistem pemerintahan
yang kompleks. Konsep negara modern, bagaimanapun, baru berkembang pada
abad ke-16 dan ke-17 di Eropa, ketika pemikir-pemikir seperti Niccolo
Machiavelli dan Thomas Hobbes mulai mempertanyakan kewenangan dan
struktur kekuasaan pemerintah.
Sejak itu, konsep negara terus berkembang dan diperdebatkan. Beberapa
pemikir, seperti John Locke dan Jean-Jacques Rousseau, mengusulkan konsep-
konsep seperti hak asasi manusia dan kontrak sosial, yang menjadi dasar dari
banyak sistem pemerintahan modern. Di lain pihak, pemikir seperti Karl Marx
mengkritik konsep negara kapitalis sebagai alat untuk mempertahankan
dominasi kelas atas.
Di tengah perdebatan ini, banyak konsep dan teori tentang negara telah
berkembang. Konsep-konsep ini mencakup hal-hal seperti kedaulatan negara,

1
pemerintahan demokratis, kebebasan individu, dan tanggung jawab sosial
negara. Dalam konteks global saat ini, banyak negara di seluruh dunia sedang
mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup warganya, membangun
pemerintahan yang stabil, dan mencapai kemakmuran ekonomi. Oleh karena
itu, pemahaman yang baik tentang konsep negara sangat penting bagi siapa saja
yang ingin memahami dan mempengaruhi politik dan kebijakan di tingkat
lokal, nasional, maupun internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud konsep negara ?
2. Apa tujuan dibentuknya negara dan apa peran negara dalam kehidupan
masyarakat?
3. Apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam suatu negara dan sifat-sifat
khusus negara?
4. Bagaimana bentuk-bentuk negara yang ada di dunia saat ini, dan apa
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing bentuk tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami konsep dasar tentang negara dan sejarah
perkembangannya dari waktu ke waktu.
2. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan unsur-unsur penting yang harus
ada dalam suatu negara dan hubungan antara unsur-unsur tersebut.
3. Untuk mengeksplorasi peran dan tujuan negara dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa serta dampak dari kebijakan-kebijakan negara
terhadap masyarakat dan bangsa secara umum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep negara


Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya setiaap warga mayarakat menjadi
anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan negara. Melalui
kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di dalamnya, masyarakat
ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu sepertti terwujudnya kertentaraman,
ketertiban, dan kesejahteraan masyrakat.
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state
(Inggris), staat (Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Secara
terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam
suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di
definisikan oleh para ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan,
sampai abad modern. Beberapa pendapat tersebut antara lain:
1. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas
keluarga dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang
sempurna dan berkecukupan.
2. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata
dengan baik dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama mereka
oleh kekuasaan berdaulat.
3. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad
Zubaidi, 2007), negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
4. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah
asosiasa yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah
berdasarkan sistem hukum diselenggarakan oleh pemerintah diberi
kekuasaan memeksa.
5. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
warganya untuk ketaatan melalui kekuasaan yang sah.
3
2.2 Tujuan dan peran negara di masyarakat
Tujuan dibentuknya negara adalah untuk mengatur kehidupan bersama
dalam suatu wilayah atau negara tertentu. Negara berperan sebagai wadah
untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan bagi seluruh
warganya. Tujuan utama negara adalah untuk melindungi hak-hak dan
kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Negara memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Beberapa peran penting yang dimiliki oleh negara antara lain:
1. Melindungi warga negara: Negara bertanggung jawab untuk melindungi
warga negara dari ancaman dalam dan luar negeri. Negara juga
memiliki kewajiban untuk memastikan keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat.
2. Menyediakan layanan publik: Negara memiliki kewajiban untuk
menyediakan layanan publik seperti kesehatan, pendidikan,
transportasi, dan infrastruktur untuk kepentingan masyarakat.
3. Menjaga ketertiban dan keadilan: Negara harus memastikan bahwa
hukum dan peraturan dipatuhi, dan bahwa keadilan dijaga di semua
bidang kehidupan.
4. Memperjuangkan hak-hak warga negara: Negara harus
memperjuangkan hak-hak warga negara seperti hak atas kebebasan
berpendapat, hak atas hak milik, dan hak atas kehidupan yang layak.
5. Menjaga hubungan internasional: Negara bertanggung jawab untuk
menjaga hubungan dengan negara-negara lain dan memperjuangkan
kepentingan nasional dalam hubungan internasional.
Dalam kesimpulannya, negara memainkan peran penting dalam kehidupan
masyarakat dengan mengatur dan melindungi kepentingan seluruh warga
negara. Negara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kepentingan
masyarakat diutamakan dalam setiap kebijakan yang diambil.

2.3 Unsur - unsur dan sifat – sifat khusus negara


a. Unsur-unsur negara
Pada hakikatnya, negara merupakan organisasi yang meliputi beberapa
unsur sebagai persyaratan pembentukannya. Hasil Konvensi Montevideo-
Uruguay tahun 1993, terdapat dua unsur pembentukan negara, yaitu unsur

4
konstitutif dan deklaratif. Secara umum, unsur-unsur tersebut diuraikan
sebagai berikut.
a. Unsur konstitutif merupakan unsur pokok pembentuk negara
(Daman,1993:28; Windi et.al., 2017). Oppenhelmer Lauteroacht (dalam
Sabon,1992:15) menyebutkan bahwa negara secara konstitutif harus
memenuhi syarat antara lain penduduk yang tetap, wilayah, dan
pemerintah yang berdaulat.
b. Unsur deklaratif merupakan unsur tambahan dari unsur-unsur pokok
pembentuk negara, yaitu mencakup pengakuan dari negara lain secara de
facto maupun de jure, tujuan negara, dan undang-undang dasar. Pada masa
sekarang unsur ini makin penting bagi negara.
Keempat unsur di atas yang tertuang dalam unsur konstitutif dan
deklaratif menjadi elemen dasar suatu negara.
1. Pertama, penduduk yang menetap atau disebut warga negara ialah orang-
orang yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatunegara (Markijar,
2019)
2. Kedua, wilayah ialah teritorial tertentu sebagai tempat kedudukan suatu
negara, dimana kekuasan berlaku atas rakyat yang bertempat tinggal di
wilayah tersebut (Wahjono, 1982:52-54; Djokosutono, 1982: 34-35).
Wilayah merupakan landasan materiil yang dipersyaratkan harus diakui.
Pada umumnya suatu negara memiliki tiga wilayah, yaitu darat, laut, dan
udara.
3. Ketiga, yaitu pemerintahan yang berdaulat. Pemerintah dalam bahasa
Inggris “Government” yang berarti nahkoda kapal. Dalam arti luas,
pemerintah merupakan gabungan dari badan-badan ketatanegaraan, terdiri
atas eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang berkuasa memerintah di
wilayah suatu negara
4. Keempat, ialah pengakuan dari negara lain. Unsur ini bersifat tambahan
yang menerangkan adanya pendirian suatu negara baru yang merdeka
didasarkan hukum internasional.
Secara umum, pengakuan dari negara lain terbagi menjadi dua, yaitu de
facto dan de jure. De facto diartikan sebagai pengakuan terbentuknya
suatu negara baru dikarenakan pada kenyataannya memang telah berdiri
baik belum maupun sudah sesuai dengan prosedur hukum internasional.
Oleh karena perlu pengkajian lebih mendalam, maka pengakuan ini

5
bersifat sementara. Sedang de jure diartikan sebagai pengakuan yang
seluas-luasnya dan bersifat tetap terhadap terbentuknya suatu negara
dikarenakan telah berdasarkan yuridis atau ketentuan hukum
(Rifai,2010:62-63).

b. Sifat-sifat Negara
Negara pada dasarnya sebagai organisasi yang mempunyai sifat-sifat
khusus yang merupakan cerminan dari kekuasaannya. Sifat-sifat ini
hanya dimiliki oleh negara, tidak dimiliki organisasi lainnya. Miriam
Budiarjo (2006:79) membagi sifat-sifat khusus tersebut sebagai berikut.
a. Sifat memaksa; artinya negara memiliki kekuasaan untuk memaksa
masyarakatnya agar tunduk kepada negara. Adanya sifat memaksa
terletak ketika negara membuat peraturan, kebijakan dan kodifikasi
hukum yang mengatur kehidupan masyarakat, yang bertujuan
menjaga ketertiban. Apabila aturan dilanggar oleh masyarakat, maka
negara berhak memberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku,
bahkan secara sah dapat menggunakan kekerasan fisik. Instrumen
atau alat negara untuk memaksa masyarakat tunduk antara lain
polisi, tantara, dan berbagai penegak hukum lainnya.
b. Sifat monopoli; artinya negara memiliki hak untuk menguasai segala
sesuatu yang berada pada teritorialnya sesuai tujuan bersama dari
masyarakat. Contohnya, sumber kekayaan alam yang terkandung
diatas maupun di dalam bumi dan laut.
c. Sifat mencakup semua (totalitas); artinya setiap perundang-undangan
berlaku secara menyeluruh tanpa kecuali.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Bentuk-Bentuk Negara


Negara sendiri memiliki bentuk yang berbeda-beda. Secara umum, dalam
konsep teori modern, negara terbagi ke dalam dua bentuk: negara kesatuan
(unitarianisme) dan negara serikat (federasi).
1. Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan
berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur
seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini
terbagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan: sentral dan otonomi.

6
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem
pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat,
sementara pemerintah daerah di bawahnya melaksanakan kebijakan
pemerintah pusat. Model pemerintahan pada masa Orde Baru di
bawah pemerintahan Presiden Soeharto adalah salah satu contoh
sistem pemerintahan model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus urusan
pemerintah di wilayahnya sendiri. Sistem ini dikenal dengan istilah
otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan negara
Malaysia dan pemerintahan pasca-Orde Baru di Indonesia dengan
sistem otonomi khusus dapat dimasukkan ke model ini.
Kelebihan negara kesatuan adalah sebagai berikut :
1) Pemerintahan yang efektif: Bentuk negara kesatuan dapat
memungkinkan pemerintah pusat untuk memerintah dengan lebih
efektif karena mereka memiliki kontrol penuh atas seluruh wilayah
negara.
2) Keamanan nasional: Negara kesatuan dapat lebih mudah
mengamankan keamanan nasional karena mereka memiliki kontrol
penuh atas seluruh wilayah negara.
3) Penyebaran sumber daya: Negara kesatuan dapat memungkinkan
penyebaran sumber daya secara merata di seluruh wilayah negara,
karena pemerintah pusat memiliki kendali atas semua sumber daya.
4) Pembangunan yang seimbang: Negara kesatuan dapat memastikan
pembangunan yang seimbang di seluruh wilayah negara, karena
pemerintah pusat memiliki kendali atas semua aspek pembangunan.

Kekurangan negara kesatuan adalah sebagai berikut :


1) Sentralisasi kekuasaan: Negara kesatuan dapat menyebabkan
sentralisasi kekuasaan pada pemerintah pusat, sehingga membuat
negara menjadi lebih otoriter dan kurang demokratis.
2) Ketidaksetaraan regional: Negara kesatuan dapat menyebabkan
ketidaksetaraan regional, di mana wilayah tertentu dapat menjadi lebih
berkembang daripada wilayah lainnya.

7
3) Tidak fleksibel: Bentuk negara kesatuan kurang fleksibel dalam
menghadapi situasi yang berbeda-beda di seluruh wilayah negara,
karena kebijakan pusat harus diterapkan pada seluruh wilayah negara.
4) Konflik internal: Negara kesatuan dapat menyebabkan konflik
internal, terutama jika ada kelompok-kelompok di wilayah tertentu
yang ingin memisahkan diri dari negara kesatuan.
5) Birokrasi yang besar: Pemerintah pusat dalam negara kesatuan
cenderung memiliki birokrasi yang besar, yang dapat memperlambat
proses pengambilan keputusan dan membuat pemerintahan menjadi
lebih mahal.

2. Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang


terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada
mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka,
berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan
negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian
dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.
Kelebihan dari bentuk negara federasi antara lain:
1) Otonomi daerah yang lebih besar: Dalam negara federasi, setiap
daerah memiliki otonomi yang lebih besar dan dapat mengatur
urusan pemerintahan dan ekonomi mereka sendiri. Hal ini
memungkinkan daerah untuk menyesuaikan kebijakan sesuai dengan
kondisi lokal mereka.
2) Keadilan dalam representasi politik: Dalam negara federasi, masing-
masing daerah memiliki perwakilan politik yang setara dalam
pemerintahan pusat. Hal ini memberikan keadilan dalam representasi
politik bagi setiap daerah.
3) Kemajuan ekonomi: Negara federasi dapat mendorong kemajuan
ekonomi dengan memperluas pasar dalam negeri dan meningkatkan
investasi di seluruh daerah.

Kekurangan dari bentuk negara federasi antara lain:


1) Biaya yang lebih tinggi: Bentuk negara federasi memerlukan biaya
yang lebih besar untuk membiayai infrastruktur dan pemerintahan
daerah yang lebih banyak.

8
2) Konflik antardaerah: Keberadaan otonomi yang lebih besar dapat
menyebabkan konflik antardaerah, terutama jika terjadi perselisihan
dalam hal pemerataan anggaran atau sumber daya.
3) Kesulitan dalam koordinasi kebijakan nasional: Karena setiap daerah
memiliki otonomi yang besar, koordinasi kebijakan nasional bisa
menjadi sulit. Kebijakan yang dibuat di tingkat nasional mungkin
tidak sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu dan sulit diterapkan di
seluruh daerah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep negara adalah suatu wilayah atau entitas politik yang memiliki
pemerintahan yang berdaulat dan mengatur kehidupan masyarakat di
dalamnya. Tujuan negara adalah untuk memastikan keamanan, kesejahteraan,
dan keadilan bagi seluruh warga negaranya.
Peran negara di masyarakat mencakup berbagai hal, antara lain:
menciptakan keamanan dan ketertiban umum, menyediakan fasilitas umum,
memberikan layanan kesehatan dan pendidikan, mengatur dan mengontrol
perekonomian, serta menjalankan fungsi-fungsi diplomatik di kancah
internasional.
Sifat-sifat negara meliputi kesatuan, kedaulatan, dan teritorialitas. Negara
memiliki kekuasaan yang mutlak dalam wilayahnya, serta memiliki hak untuk
menentukan kebijakan dalam segala hal yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakatnya.
Bentuk negara dapat bervariasi, dari negara demokrasi hingga negara
otoriter. Negara demokrasi menempatkan kekuasaan pada rakyatnya melalui
pemilihan umum, sementara negara otoriter memiliki kekuasaan yang terpusat
pada satu individu atau kelompok kecil saja. Selain itu, negara juga dapat
dibagi menjadi negara federasi atau negara kesatuan, tergantung pada struktur
pemerintahannya.
Secara keseluruhan, konsep negara merupakan hal yang kompleks dan
beragam, namun memegang peran penting dalam mengatur kehidupan
masyarakat dan menjaga stabilitas dan kesejahteraannya.

3.2 Saran
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep negara. Dengan uraian yang
telah kami kemukakan semoga dapat membuka wawasan bagi kita semua
tentang konsep negara.
Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat

10
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, D. I., & Bernard, L. (2005). Tanya, Ilmu Negara. Surabaya, Srikandi.
Rahman, A., SH, M. H., & Baso Madiong, S. H. (2017). Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi (Vol. 1). Celebes Media Perkasa.

(Ahman & Rohmana, n.d.; Dr. Maya Kartika Sari et al., n.d.; Silvia, 2019; Waasi, 2022)

12

Anda mungkin juga menyukai