Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PERANCANGAN SIMULASI DAN ANALISA


PERENCANAAN JARINGAN VSAT DI WILAYAH SULAWESI

4.1 Perancangan Simulasi


Dalam Tugas Akhir ini dilakukan perancangan simulasi perencanaan
jaringan VSAT berbasis Broadband IP di wilayah Sulawesi. Simulasi ini dibuat
dengan menggunakan software MATLAB 7. Dengan memasukkan parameter-
parameter seperti: jenis modulasi, diameter antenna, power yang digunakan, data
rate, frekuensi serta daerah lokasi perencaan akan didapatkan infomasi apakah
kualitas link yang direncanakan sudah sesuai dan layak untuk diterapkan. Berikut
adalah tampilan dari simulasi yang dibuat.

Gambar 4.1. Tampilan menu awal perencanaan


53
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi

Gambar 4.2. Menentukan koordinat awal perencanaan

Gambar 4.3 Menentukan inisialisasi awal perencanaan

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
54
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi

Gambar 4.4 Memulai proses perencanaan

Gambar 4.5 Hasil Evaluasi

Tujuan pembuatan software ini adalah untuk memudahkan dalam


menganalisis perencanaan link budget serta melakukan konfigurasi ulang apabila
diperlukan yang dapat dilakukan pada prakteknya misalnya dengan menambah
ukuran diameter antena, perubahan teknik modulasi dan FEC serta meningkatkan
power pancar yang digunakan

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
55
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
4.2 Simulasi Perencanaan
Dalam Tugas Akhir ini dilakukan simulasi perencanaan dari hasil
perhitungan-perhitungan dan design jaringan yang telah dilakukan pada BAB
sebelumnya. Dengan simulasi menggunakan software MATLAB ini akan
diketahui apakah perhitungan dan design yang telah dilakukan layak atau tidak
untuk diimplementasikan.
4.2.1 Flowchart Simulasi Perencanaan
Dengan menggunakan program simulasi dari software matlab, flowchart
simulasi yang dilakukan adalah seperti gambar berikut :

Gambar 4.6 Flowchart Simulasi Perencanaan

4.2.2 Parameter Uji Simulasi

42.3 Hasil Simulasi Perencanaan

4.3 Analisa Perencanaan


4.3.1 Penggunaan Antena Remote

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
56
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
Pemilihan antena remote (VSAT) sangat mempengaruhi kelayakan operasi.
Salah satu parameter dalam memilih antena adalah diameter antena. Diameter
antena VSAT yang digunakan antara 1.8 – 3.5m. Diameter antena ini akan
mempengaruhi C/Ntotal. Berikut ini adalah tabel nilai C/Ntotal dan Eb/No untuk
beberapa ukuran diameter antena VSAT (link inbound). Percobaan dengan
parameter modulasi QPSK, FEC = 3/4, Ptx = 10 Watt, Rate = 64 Kbps, diamater
antena hub=10m, Diameter remote VSAT berubah-ubah.
Tabel 4.1. Nilai C/Ntotal dan Eb/No untuk beberapa ukuran diameter antena
VSAT
C/Ntotal PRx downlink
DTx GTx
inbound inbound
(m) (dB)
(dBHz) (dBW)
1.8 38.91 22.49 -128.41
2 39.83 23.40 -127.50
2.4 41.41 24.99 -125.92
3.5 44.69 28.26 -122.64

Gambar 4.6 Grafik pengaruh Diameter antena terhadap Gain


Dari tabel diatas terlihat bahwa seluruh jenis ukuran diameter antena
remote mempunyai nilai C/Ntotal diatas C/Ntotal threshold (9.21 dBHz). Dengan
ukuran diameter antena diatas 1.8 m mempunyai daya terima downlink diatas
threshold. Dalam memilih jenis antena yang digunakan tidak hanya
memperhatikan aspek teknis saja tetapi harus memperhatikan juga aspek biaya

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
57
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
yang dibutuhkan karena makin besar diameter antena makin besar pula biaya yang
dibutuhkan. Dengan menggunakan antena yang berdiameter 2 m atau 2.4 m hasil
yang didapat akan lebih optimal ditinjau dari aspek teknis dan aspek biaya.
4.3.2 Penggunaan jenis BuC
Penggunaan jenis BuC (Block up converter) ini maksudnya pemilihan
besarnya power yang tepat. Semakin besar kapasitas powernya tentu semakin
bagus karena nilai C/Ntotal akan semakin tinggi, namun demikian dalam
pemilihan jenis atau kapasitas power yang dibutuhkan harus mengacu kepada
aspek ekonomisnya. Semakin tinggi kapasitas tinggi kapasitas powernya maka
semakin juga harga perangkatnya. Untuk itu pemilihan jenis atau kapasitas BuC
ini harus disesuaikan dengan besarnya datatare yang akan ditransmisikan.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat berapa power yang dibutuhkan untuk
masing-masing datarate yang berbeda sesuai hasil perhitungan link budget,
sebagai berikut :
Tabel 4.2. Pengaruh besarnya datarate terhadap power BuC yang dibutuhkan
Teknik Datarate Antena Tx Antena Rx BuC
FEC
Modulasi (kbps) Remote HUB (Watt)
3/4 QPSK 64 1.8 m 10 m 1.48
3/4 QPSK 128 1.8 m 10 m 2.95
3/4 QPSK 256 1.8 m 10 m 5.90
3/4 QPSK 512 1.8 m 10 m 11.80
3/4 8PSK 64 1.8 m 10 m 4.24
3/4 8PSK 128 1.8 m 10 m 8.48
3/4 8PSK 256 1.8 m 10 m 16.95
3/4 8PSK 512 1.8 m 10 m 33.90

Gambar 4.7 Grafik jenis modulasi terhadap C/N

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
58
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi

4.3.3 Penggunaan Teknik Modulasi


Penggunaan modulasi ini akan mempengaruhi besarnya daya yang
digunakan dan besarnya bandwidth yang akan menempati transponder di satelit.
Pada tabel 4.2 dibawah ini dapat dilihat pengaruh penggunaan teknik modulasi
BPSK, QPSK, 8PSK dan 16QAM terhadap EIRP dan bandwidth dan C/N total
yang dibutuhkan di transponder satelit.

Tabel 4.3. Pengaruh penggunaan teknik modulasi


Teknik Rate Bandwidth C/Ntotal
FEC
Modulasi (Kbps) (KHz) (dB)
3/4 BPSK 64 119,5 7
3/4 QPSK 64 59,7 10
3/4 8PSK 64 39,8 11.7
3/4 16QAM 64 29,9 13

Gambar 4.8 Grafik jenis modulasi terhadap C/N

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
59
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
Gambar 4.9 Grafik jenis modulasi terhadap Bandwidth
Dalam memilih jenis modulasi yang digunakan harus memperhatikan
efisiensi bandwidth dan biaya yang dibutuhkan. Dari tabel diatas, dengan
menggunakan modulasi BPSK membutuhkan daya transmit yang kecil namun
bandwidth yang diperlukan di transponder besar. Sedangkan jika menggunakan
modulasi 16QAM dibutuhkan daya transmit yang besar namun bandwidth yang
menempati transponder di satelit kecil. Dalam perencanaan ini digunakan
modulasi QPSK karena membutuhkan daya transmit yang cukup kecil serta harga
modem yang tidak terlalu mahal.

4.3.4 Penggunaan FEC


FEC merupakan suatu metode koreksi error yang menggunakan
penambahan bit koreksi pada bit yang dikirim sehingga apabila terjadi error pada
pentransmisian dapat dikoreksi berdasarkan pada bit koreksi. Dalam tabel 4.3
dibawah ini dapat dilihat pengaruh penggunaan FEC dengan macam FEC 1/2, 3/4,
7/8, 8/9, dan 1
Tabel 4.4. Pengaruh penggunaan FEC terhadap (C/N)total dan kapasitas
FEC Teknik Rate Bandwidth
FEC
(dlm Desimal) Modulasi (Kbps) (KHz)
1/2 0,5 QPSK 64 89,6
3/4 0,75 QPSK 64 59,7
7/8 0,88 QPSK 64 51,2
8/9 0.89 QPSK 64 50,4
1 1 QPSK 64 44,8

Gambar 4.10 Grafik jenis Error Correction terhadap Bandwidth

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
60
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
FEC akan mempengaruhi banyaknya bit redundancy yang ditambahkan
dan besarnya bandwidth occupancy yang kemudian akan mempengaruhi C/Ntotal.
Semakin besar FEC yang digunakan maka bandwidth required yang digunakan
akan semakin kecil dan C/Ntotal yang didapat akan semakin besar tetapi error
yang terjadi pada bit informasi akan semakin banyak pula seiring dengan
sedikitnya bit redundancy yang ditambahkan.

4.4 Kelebihan dan Kekurangan teknologi VSAT berbasis Broadband IP

4.5 Permasalahan dan Solusi dalam teknologi VSAT berbasis Broadband IP


Dalam pelaksanaan dan operasional sistem VSAT BROADBAND IP
umumnya ditemui permasalahan sebagai berikut:
• Sistem HUB down, solusi : Dengan melakukan sistem backup baik
secara listrik (genset dan UPS) maupun sistem Indoor unit dan Outdoor
unit.
• Aplikasi putus/lambat karena trafik padat, solusi dengan menaikkan
nilai troughput sesuai kebutuhan dan menaikkan bandwidth inbound
dan outbund agar semua lokasi terlayani.
• Sisi Remote Station tidak bisa connect dengan HUB, solusi : Melakukan
pengecekan perkabelan, cross polarisasi antena dan parameter pada
modem, pengecekan ODU dan LNA.
• Aplikasi putus namun status modem hub-remote station connect, solusi:
Melakukan pengecekan pada router dan swicth/hub serta routing pada
kedua sisi, pengecekan pada server aplikasi.

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi
61
BAB IV Perancangan Simulasi dan Analisa Perencanaan Jaringan VSAT
di Wilayah Sulawesi
• Gangguan karena sun-outage, gangguan ini terjadi 2x dalam setahun
yang biasa terjadi dalam durasi sekitar 15 menit dan tidak bisa dihindari
karena merupakan faktor alam.

Perencanaan Sistem Komunikasi VSAT berbasis Broadband IP untuk


Komunikasi Jaringan Privat Bank BRI di Wilayah Sulawesi

Anda mungkin juga menyukai