Anda di halaman 1dari 11

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

ISSN (Cetak) 2527-6042


eISSN (Online) 2527-6050

KINERJA ROUTER PADA JARINGAN NIRKABEL


UNTUK PENENTUAN JARAK JANGKAUAN SINYAL
Mohamad Subchan*1, Ritzkal2, Arief Goeritno3
1Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Muhammadiyah Banten
2Laboratorium Net-Centric Computing, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Ibn Khaldun Bogor


3Laboratorium Instrumentasi dan Otomasi, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Ibn Khaldun Bogor

Kontak Person :
Mohamad Subchan, Ritzkal, Arief Goeritno
e-mail: Moh.subhan@gmail.com*1, ritzkal@ft.uika-bogor.ac.id2, arief.goeritno@uika-bogor.ac.id3

Abstrak
Teknologi Wireless Fidelity atau WiFi merupakan teknologi jaringan komunikasi aktif untuk
penggunaan berbagai macam situasi, terutama pada wilayah terpencil (rural) yang belum terjangkau
jaringan fixed cable atau fiber optic dan kondisi para pengguna bersifat semi-nomadic dan mobile.
Keberadaan WiFi dapat digambarkan, bahwa ketika terdapat banyak redaman dan penghalang,
berakibat lingkup area jangkauan sinyal menjadi tidak terlalu luas, sehingga sinyal yang dihasilkan
perangkat radio pada base station tidak mampu terjangkau perangkat WiFi milik pengguna jaringan
yang berada pada jarak yang relatif jauh dari titik pemancar. Model tersebut kemudian dijadikan sebagai
dasar penentu dalam peningkatan daya yang ditransmisikan oleh perangkat router melalui antena.
Peningkatan daya perangkat router tersebut, dihasilkan melalui modifikasi perangkat router dengan
penggunaan sebuah perangkat USB Wireless Adapter yang dikendalikan melalui firmware OpenWRT.
OpenWRT merupakan sebuah firmware yang dibangun dari sebuah kernel Linux dengan lisensi publik
berukuran sangat kecil hingga dapat disimpan dalam sebuah FlashROM. Pengaturan sistem (firmware)
perangkat router untuk parameter TXpower hingga pada nilai -50 dBm, berkisar 22,64%-35% dengan
jarak jangkauan sinyal maksimum, sepanjang 114 m.

Kata kunci: router, jaringan nirkabel, jarak jangkauan sinyal

1. Pendahuluan
Jaringan komputer sangat diperlukan pada era digital dewasa ini, sebagai media transaksi data
secara kontinyu. Komputer juga harus dengan fungsi komunikasi aktif untuk dapat selalu berinteraksi
tanpa terbatasi oleh jarak [1,2,3]. Penerapan jaringan harus disesuaikan dengan kondisi teknis lokasi
dan pengguna untuk peningkatan efisiensi jaringan tersebut. Penerapan jaringan dengan penggunaan
media frekuensi radio jauh lebih fleksibel dari media kabel, karena keberadaan jangkauan kawasan dan
pengguna yang lebih besar [4]. Media frekuensi radio juga dapat digunakan dengan baik oleh pengguna
yang semi-nomadic hingga mobile [1-4]. Untuk kondisi dimana posisi pengguna dari titik akses atau
pusat pemancar semakin jauh, maka semakin sulit untuk dapat terkoneksi ke jaringan tersebut,
terutama dalam sebuah bangunan yang banyak terdapat perabotan hingga sekat tembok dan beton [5].
Spesifikasi router yang juga difungsikan sebagai access point untuk daya dan penguatan antena
merupakan penentu terhadap keberadaan luasan area yang mampu dijangkau oleh sinyal perangkat
jaringan bagi pengguna. Berbagai macam produk router yang beredar saat ini yang dilengkapi dengan
antena omni-directional standar hanya mamp dengan daya pancar berkisar 100 miliwatt (mW). Produk
tersebut dengan penguatan 3-5 dBi, sehingga radius jangkauan wilayah kurang dari 100 meter. Untuk
produk dengan daya lebih besar, diperlukan biaya lebih mahal. Penentuan jenis antena yang sesuai
peruntukan sangat diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu. Jenis-jenis antena tertentu digunakan
pada kondisi hubungan point-to-point maupun point-to-multipoint dalam jarak tertentu [6]. Penggunaan
antena directional yang dikombinasikan, mampu dihasilkan daya pancar dengan sudut 360° (horizontal)
dan dimensi ruang cukup besar, tetapi butuh peningkatan biaya untuk implementasi. Penggunaan
beberapa buah perangkat router yang difungsikan sebagai repeater dapat sebagai solusi untuk
perluasan jangkauan jaringan, namun penyelenggaraan jaringan tersebut harus dengan penyediaan

SENTRA 2017 V-1


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

catu daya listrik, perangkat, dan biaya yang lebih banyak. Perangkat lain yang dapat digunakan, yaitu
booster atau amplifier konvensional yang pada umumnya berbentuk sebuah modul siap pakai dengan
daya pancar yang sangat tinggi dan konstan, tersedia di pasaran, tetapi dengan harga cukup mahal.
Perangkat amplifier dapat digunakan untuk peningkatan jumlah daya pancar yang diperlukan,
agar terjadi penjalaran gelombang sinyal dan mampu menembus halangan menuju ke
penerima/pengguna [5]. Untuk kondisi pada penelitian ini, digunakan perangkat Wireless USB Dongle
untuk komputer desktop sebagai pengganti perangkat amplifier. Wireless USB Dongle untuk komputer
desktop saat ini telah banyak beredar dalam tipe produk berdaya pancar tinggi (high power) dengan
perangkat yang digunakan berupa perangkat yang sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan daya
dan dilengkapi perangkat pengontrol jaringan (network controller) yang sesuai dengan kebutuhan
sistem pada penelitian ini. Untuk penentuan besar daya pada gelombang, agar terjadi perambatan
pada udara bebas pada jarak jauh, diperlukan perhitungan dengan link budget untuk perkiraan daerah
dan daya jangkauan pemancar [7]. Penentuan kisaran nilai redaman atau halangan yang ikut
berkontribusi pada penyerapan kekuatan sinyal terhadap perambatan yang bebas, diperlukan
peningkatan akurasi melalui penghitungan free space loss atau FSL [6].
Link budget merupakan suatu model perhitungan awal dalam rancangan suatu sistem komunikasi
wireless yang digunakan untuk penghitungan total loss antara transmitter dan receiver [5,6,2]. Model
tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk penentuan dalam peningkatan daya yang
ditransmisikan oleh perangkat router melalui antena pada base station kepada perangkat receiver
pengguna sebagai client jaringan tersebut. Proses peningkatan area jangkauan sinyal dapat diketahui
dengan nilai equivalent/effective isotropically radiated power (EIRP), total loss (free space loss dan
halangan lain), dan received signal level (RSL) melalui penghitungan dengan persamaan link budget
[6,7,8]. Data hasil penghitungan link budget tersebut berupa besaran daya EIRP yang dapat digunakan
untuk penentuan batasan tingkat kebisingan di udara terbuka yang dihasilkan oleh perangkat.
Penerapan cara tersebut, yaitu dibuat nilai minimal dari tingkat kekuatan sinyal yang diterima client
kemudian dibandingkan terhadap sebuah persamaan yang diperoleh dari hasil penghitungan dengan
persamaan EIRP, total loss, dan RSL.
Secara konseptual, terdapat 4 (empat) faktor dalam link budget yang harus diperhitungkan [6],
yaitu daya pancar, penguatan antena, rugi-rugi pada kabel, dan nilai received signal level (RSL)
minimal. Daya pancar merupakan nilai daya terpancarkan oleh perangkat pemancar (access point)
yang ditandai dengan satuan dBm atau mBm. Penguatan antena merupakan keuntungan yang
diberikan oleh antena dalam bentuk penguatan daya pancar sinyal sesuai dengan bentuk penampang.
Rugi-rugi pada kabel merupakan kerugian akibat keberadaan nilai resistans pada kabel penghantar
yang digunakan sebagai penghubung perangkat radio dan antena. Nilai RSL minimal merupakan nilai
minimal yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan tingkat penerimaan dengan kualitas baik oleh
perangkat radio penerima yang ditandai dengan kecepatan transfer minimal sebesar 1 Mbps pada
kisaran nilai RSL -73 hingga -93 dBm.
Berdasarkan konsepsi tersebut, diperoleh sejumlah persamaan [1,2,7], yaitu EIRP, FSL,
Isotropic Signal Level (ISL, minus dBm atau mBm), dan RSL.
(i) Nilai Equivalent/Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dihitung dengan persamaan (1), yaitu:
= − . + . (1),
dengan:
= Power on Transmiter (daya pada perangkat radio pemancar/pengirim), [dBm atau mBm],
. = Losses on Cable of Transmitter (rugi-rugi pada kabel penghubung antara perangkat
pemancar/pengirim dan antena), [dBm atau mBm],
. = Gain on Antenna of Transmitter (penguatan pada antena perangkat radio
pemancar/pengirim), [dBi];

(ii) Nilai Free Space Loss dihitung dengan persamaan (2), yaitu:

= 32,44 + 20 log + 20 log (2),

dengan:
= jarak (distance), [km],
= frekuensi, [MHz.];

V-2 SENTRA 2017


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

(iii) Nilai Isotropic Signal Level dihitung dengan persamaan (3), yaitu:

= − (3),

dengan:
ISL = Isotropic Signal Level (Level Sinyal Isotropis), [minus dBm atau mBm];

(iv) Nilai Received Signal Level dihitung dengan persamaan (4), yaitu:

= + . − . (4),

dengan:
. = Losses on Cable of Receiver (rugi-rugi pada kabel perangkat radio penerima), [dBm atau
mBm],
. = Gain on Antenna of Receiver (penguatan pada antena perangkat radio penerima), [dBi].

Diagram skematis konsepsi link budget, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram skematis konsepsi link budget

Berkenaan dengan uraian tentang komunikasi data dengan wireless diketahui, bahwa sekat
tembok atau beton sebagai penyebab sinyal elektromagnetik kehilangan daya dan sekaligus sebagai
penyebab sinyal menjadi bias dan terpantul ke segala arah. Hal itu berpengaruh terhadap kestabilan
koneksi jaringan yang seharusnya terjaga selama sambungan data berlangsung. Sejumlah alat atau
perangkat diperlukan untuk perkuatan sinyal dan arah sinyal terfokuskan, sehingga sinyal dapat
diterima oleh pengguna secara tepat. Perangkat radio sebagai pengirim sinyal yang diperkuat oleh
perangkat penguat (amplifier) selanjutnya dilaluikan melalui perangkat antena sebagai media
penguatan terhadap aliran daya listrik dalam bentuk gelombang [6].
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka ditetapkan tujuan penelitian, yaitu a)
memperoleh hasil penghitungan nilai RSL teoritis dengan gain pada antenna dan b) memperoleh nilai
ukur pada hasil penguatan terhadap router yang difungsikan sebagai access point yang dibuat dengan
dua kondisi: (i) kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena
omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi, (ii) perangkat radio-1
dihubungkan ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi dan
radio-2 dihubungkan ke antena omni-slotted tipe outdoor dengan penguatan isotropis sebesar 15 dBi,
dan dilakukan perbandingan terhadap kedua hasil tersebut.

2. Metode Penelitian
Bahan dan alat
Untuk dukungan pada pelaksanaan penelitian diperlukan bahan dan alat penelitian yang meliputi
(i) wireless Router (difungsikan juga sebagai Access Point), (ii) USB Wireless Adapter 802.11n (USB
Wifi 11n Adapter), (iii) antena, dan (iv) firmware.
SENTRA 2017 V-3
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

* Wireless Router
Perangkat jaringan jenis customer wireless router sebagai access point dengan merek TP-Link
tipe TL-MR3420 yang digunakan sebagai Development Board. Penampang dalam board pada customer
wireless router, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Penampang dalam board pada customer wireless router

Rekayasa terhadap board bawaan untuk kegunaan fungsi atau keperluan tertentu, sebagaimana
perlakukan pada perangkat modulasi-demodulasi (modem) untuk jaringan Automatic Position Reporting
System (APRS) yang lebih dikenal dengan Terminal Node Controller (TNC) untuk perolehan jalur
masukan (input) tambahan [9]. Rekayasa dilakukan melalui sambungan langsung terhadap patch
internal IC MC68HC11F1 yang terdapat pada TNC. Patch internal pada mikroposesor tersebut dengan
akurasi ADC 8 bit dan berfungsi sebagai pengontrol dan mampu dalam penanganan instruksi yang
terdapat di TNC [9].
* USB Wireless Adapter 802.11n (USB WiFi 11n Adapter)
Penggunaan perangkat lain untuk perolehan peningkatan kemampuan Wi-Fi sebagai perangkat
router dengan kapasitas daya transmisi tinggi, diperoleh dengan penggunaan wireless network
controller tambahan, yaitu wireless adapter dengan penggunaan Universal Serial Bus (USB) sebagai
konektor interface data.
* Antena
Informasi tentang antena omni-directional (disebut antena omni terdiri) atas 2 jenis, yaitu jenis
Omni-Dipole dan Omni-Collinear [10,11,12]. Jenis Collinear lebih dengan keunggulan dalam hal
penguatan dari jenis dipole. Dasar pada antena omni, yaitu pola penyebaran sinyal yang sama pada
kurva azimuth. Keberadaan kurva azimuth tersebut, jika disandingkan dengan kurva elevation,
dihasilkan citra pola radiasi 360° dari antena omni tersebut [10,11,12].
* Firmware
Penggunaan firmware [13,14] untuk modifikasi board, berupa firmware OpenWRT, yaitu sebuah
firmware yang dibangun dari sebuah kernel Linux dengan lisensi publik berukuran sangat kecil yang
dapat disimpan dalam sebuah flashROM [13].

Pelaksasanaa penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan perakitan perangkat yang dilanjutkan dengan observasi
dan pengukuran.
* Perakitan
Penampang fisis rangkaian wireless router dan catu daya, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

V-4 SENTRA 2017


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Gambar 3 Penampang fisis rangkaian wireless router dan catu daya

Berdasarkan Gambar 3 dapat dijelaskan, bahwa jalur sinyal atau data saat pelaksanaan
penelitian dapat digambarkan dengan bentuk diagram skematis. Diagram skematis aliran transfer sinyal
atau data, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

kondisi -1

TL-MR3420 antena omni-directional tipe indoor


diberi penguatan isotropis3 dBi

DATA Ant-1 sinyal


Internal Wi-Fi
AR9287
Catu Daya Ant-2 sinyal
5V DATA

Socket
AR7241

USB

Alfa AWUSO36NH antena

USB External Wi -Fi Amplifier Ant sinyal


RT3070 Se2576L

(a) kondisi-1

antena omni-directional tipe indoor


TL-MR3420 diberi penguatan isotropis3 dBi

DATA Ant-1 sinyal


Internal Wi-Fi
AR9287
Ant-2 sinyal
DATA

Socket
AR7241
antena omni-slotted tipe outdoor
USB
DATA
Alfa AWUSO36NH

USB External Wi-Fi Amplifier Ant sinyal

DATA RT3070 Se2576L


Catu Daya
5V

(b) kondisi-2
Gambar 4 Diagram skematis aliran transfer sinyal atau data

SENTRA 2017 V-5


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

* Proses flashing ROM


Dalam proses flashing ROM, sekurang-kurangnya terdapat 2 (dua) cara umum yang digunakan,
yaitu melalui halaman web/web Interface melalui koneksi LAN atau Wireless LAN (sangat disarankan
dengan LAN) dan penggunaan Putty-serial melalui koneksi kabel serial (atau perangkat USB to
TTL/UART Programmer) yang dipasangkan melalui port untuk tx-rx pada board_3420.
* Penyetelan (setting) firmware
Setelah proses flashing, tampilan web dari router menjadi berbeda, karena seluruh komponen
root original pabrik telah digantikan oleh root milik OpenWrt, termasuk aplikasi dan driver perangkat
yang sedang digunakan. Maka dari itu pastikan bahwa perangkat-perangkat tambahan yang terpasang
melalui port USB telah terpasang dengan baik sejak proses booting.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian sesuai tujuan penelitian ini, meliputi (i) hasil penghitungan nilai RSL teoritis
digunakan sebagai standar/pedoman untuk dibandingkan terhadap hasil pengukuran kinerja perangkat
dan (ii) nilai pengukuran kinerja melalui pemberian penguatan terhadap router yang difungsikan sebagai
access point.
3.1 Hasil penghitungan nilai RSL teoritis dengan gain pada antena
Seluruh fungsi persamaan yang telah diuraikan pada bagian metode penelitian, yaitu persamaan
(1) sampai (4) dikombinasikan untuk pembentukan satu fungsi yang dapat digunakan untuk pencarian
jarak maksimal setiap kanal (channel) Wi-Fi secara teoritis pada nilai 20 dBm, 33 dBm, dan 50 dBm.
Perolehan hasil penghitungan data digunakan sebagai standar/pedoman untuk dibandingkan terhadap
hasil pengukuran kinerja perangkat. Hasil penghitungan nilai RSL dengan gain pada antena, seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil penghitungan nilai RSL dengan gain pada antena


#1> Power Nilai RSL dengan Gain pada Antena (dBm)
Jarak
on Rata-
(m) 3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Transmitter: rata
20 dBm;  12 -78,7607 -76,7607 -71,7607 -66,7607 -73,5107
loss: (-) 40 18 -82,2826 -80,2826 -75,2826 -70,2826 -77,0326
dBm; Kanal 24 -84,7813 -82,7813 -77,7813 -72,7813 -79,5313
6 pada 2,4 30 -86,7195 -84,7195 -79,7195 -74,7195 -81,4695
GHz.: 2437 36 -88,3032 -86,3032 -81,3032 -76,3032 -83,0532
MHz. 42 -89,6421 -87,6421 -82,6421 -77,6421 -84,3921
48 -90,8019 -88,8019 -83,8019 -78,8019 -85,5519
54 -91,825 -89,825 -84,825 -79,825 -86,575
60 -92,7401 -90,7401 -85,7401 -80,7401 -87,4901
66 -93,568 -91,568 -86,568 -81,568 -88,318
72 -94,3238 -92,3238 -87,3238 -82,3238 -89,0738
78 -95,019 -93,019 -88,019 -83,019 -89,769
84 -95,6627 -93,6627 -88,6627 -83,6627 -90,4127
90 -96,262 -94,262 -89,262 -84,262 -91,012
96 -96,8225 -96,8225 -89,8225 -84,8225 -91,5725
102 -97,3491 - -90,3491 -85,3491 -92,0991
9753491
108 -97,8456 -95,8456 -90,8456 -85,8456 -92,5956
114 -98,3152 -96,3152 -91,3152 -86,3152 -93,0652

#2> Power Nilai RSL dengan Gain pada Antena (dBm)


Jarak
on Rata-
(m) 3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Transmitter: rata
33 dBm;  12 -65,6712 -63,6712 -58,6712 -53,6712 -60,4212
loss: (-) 40 18 -69,193 -67,193 -62,193 -57,193 -63,943
dBm; Kanal 24 -71,6918 -69,6918 -64,6918 -59,6918 -66,4418
1 pada 2,4 30 -73,63 -71,63 -66,63 -61,63 -68,38
36 -75,2136 -73,2136 -68,2136 -63,2136 -69,9636
V-6 SENTRA 2017
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

GHz.: 2412 42 -76,5525 -74,5525 -69,5525 -64,5525 -71,3025


MHz. 48 -77,7124 -75,7124 -70,7124 -65,7124 -72,4624
54 -78,7354 -76,7354 -71,7354 -66,7354 -73,4854
60 -79,6506 -77,6506 -72,6506 -67,6506 -74,4006
66 -80,4784 -78,4784 -73,4784 -68,4784 -75,2284
72 -81,2342 -79,2342 -74,2342 -69,2342 -75,9842
78 -81,9294 -79,9294 -74,9294 -69,9294 -76,6794
84 -82,5731 -80,5731 -75,5731 -70,5731 -77,3231
90 -83,1724 -81,1724 -76,1724 -71,1724 -77,9224
96 -83,733 -81,733 -76,733 -71,733 -78,483
102 -84,2595 -82,2595 -77,2595 -72,2595 -79,0095
108 -84,756 -82,756 -77,756 -72,756 -79,506
114 -85,2256 -83,2256 -78,2256 -73,2256 -79,9756

#3> Power Nilai RSL dengan Gain pada Antena (dBm)


Jarak
on Rata-
(m) 3 dBi 5 dBi 10 dBi 15 dBi
Transmitter: rata
50 dBm;  12 -48,6712 -46,6712 -41,6712 -36,6712 -43,4212
loss: (-) 40 18 -52,193 -50,193 -45,193 -40,193 -46,943
dBm; Kanal 24 -54,6918 -52,6918 -47,6918 -42,6918 -49,4418
1 pada 2,4 30 -56,63 -54,63 -49,63 -44,63 -51,38
GHz.: 2412 36 -58,2136 -56,2136 -51,2136 -46,2136 -52,9636
MHz. 42 -59,5525 -57,5525 -52,5525 -47,5525 -54,3025
48 -60,7124 -58,7124 -53,7124 -48,7124 -55,4624
54 -61,7354 -59,7354 -54,7354 -49,7354 -56,4854
60 -62,6506 -60,6506 -55,6506 -50,6506 -57,4006
66 -63,4784 -61,4784 -56,4784 -51,4784 -58,2284
72 -64,2342 -62,2342 -57,2342 -52,2342 -58,9842
78 -64,9294 -62,9294 -57,9294 -52,9294 -59,6794
84 -65,5731 -63,5731 -58,5731 -53,5731 -60,3231
90 -66,1724 -64,1724 -59,1724 -54,1724 -60,9224
96 -66,733 -64,733 -59,733 -54,733 -61,483
102 -67,2595 -65,2595 -60,2595 -55,2595 -62,0095
108 -67,756 -65,756 -60,756 -55,756 -62,506
114 -68,2256 -66,2256 -61,2256 -56,2256 -62,9756

Berdasarkan Tabel 1 ditunjukkan, bahwa hasil penghitungan nilai RSL rata-rata teoritis dengan
gain pada antena untuk nilai daya pada transmitter 20 dBm, 33 dBm, 50 dBm terjadi penurunan
jangkauan sinyal ke pengguna sebagai fungsi penambahan jarak. Saat penetapan daya pada
transmitter sebesar 20 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -73,5107 dBm (pada jarak 12 meter)
menjadi -93,0652 dBm (pada jarak 114 meter). Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 33 dBm,
terjadi penurunan nilai rata-rata dari -60,4212 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -79,97565 dBm (pada
jarak 114 meter). Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 50 dBm, terjadi penurunan nilai rata-
rata dari -43,4217 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -62,9756 dBm (pada jarak 114 meter).

3.2. Nilai ukur pada hasil penguatan terhadap router yang difungsikan sebagai access point
Lokasi pengukuran dilakukan di daerah permukiman padat, terdapat kemungkinan terjadi
interferensi sinyal radio uji diatur pada kanal 1 dengan frekuensi 2,4 GHz. terhadap beberapa access
point lain milik penduduk setempat. Waktu pengukuran berlangsung antara pukul 12.00-17.00 WIB dan
kondisi cuaca cerah. Pengukuran dilakukan dalam 2 macam dengan penetapan kondisi pada radio
berbeda, yaitu (i) kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena
omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi dan (ii) perangkat radio-1
dihubungkan ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi dan
radio-2 dihubungkan ke antena omni-slotted tipe outdoor dengan penguatan isotropis sebesar 15 dBi.
Berdasarkan perolehan hasil pengukuran dari dua kondisi tersebut, maka dilakukan perbandingan
terhadap kedua hasil tersebut.
SENTRA 2017 V-7
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

a) Kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan ke antena omni-


directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi
Daya untuk perangkat radio-1 diatur dengan penguatan sebesar 21 dBm (pengaturan maksimum
pada perangkat) dan daya untuk perangkat radio-2 dengan penguatan sebesar 50 dBm (pengaturan
maksimum pada sistem). Nilai penguatan pada on Board AR9287 dan on External Wi-Fi RT3070
dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai penguatan pada on Board AR9287 dan on External Wi-Fi RT3070
dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi
Wireless Controller: On Board Wireless Controller: On Ext. Wi-
AR9287 Fi RT3070
Jarak
Pengukuran-1 Pengukuran-2 Pengukuran-1 Pengukuran-2
(m)
batang batang batang batang
dBm dBm dBm dBm
(bar) (bar) (bar) (bar)
12 -75 3 -45 3 -63 3 -40 3; 4
18 -75 2 -60 3 -65 3 -55 3; 4
24 -78 2 -63 3 -75 2 -55 3; 4
30 -78 2 -66 3 -72 2 -60 3
36 -85 2 -72 2 -80 2 -64 3
42 -85 2 -66 2 -80 2 -61 3
48 -87 1 -72 2 -82 2 -64 3
54 -88 1 -78 2 -85 2 -70 2; 3
60 -88 1 -80 1 -80 2 -75 2
66 -90 1 -89 1 -80 2 -79 2
72 -93 1 -88 1 -81 2 -76 2
78 loss 0 loss 0 -83 2 -83 2
84 loss 0 -87 1 -83 2 -83 2
90 -93 1 -82 1 -85 1 -83 2
96 loss 0 -79 1; 2 loss 0 -74 1; 2
102 loss 0 -83 2 -83 1; 2 -77 2
108 -88 1 -87 1 -85 1 -75 2
114 -91 1 -84 1; 2 -86 1 -75 1; 2

Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan, bahwa rekayasa media akses jaringan dengan penggunaan
USB Wireless dongle ini dihasilkan kualitas sambungan sinyal yang lebih baik dibandingkan perangkat
wireless controller onboard pada router, sehingga area jangkauan sinyal perangkat dapat lebih luas,
sebesar 6,79-20,63%.

b) Perangkat radio-1 dihubungkan ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan


isotropis sebesar 5 dBi dan radio-2 dihubungkan ke antena omni-slotted tipe outdoor dengan
penguatan isotropis sebesar 15 dBi.
Penggunaan antena omni-slotted (berupa antena home-made dengan rancangan untuk
penguatan 15 dBi) dengan elemen inti antena berupa groundplane untuk 3 dBi. Daya untuk perangkat
radio-1 diatur sebesar 21 dBm (pengaturan maksimum dari perangkat) dan daya untuk perangkat radio-
2 diatur sebesar 50 dBm (pengaturan maksimum pada sistem). Nilai penguatan pada on Board AR9287
dan on External Wi-Fi RT3070 dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi pada perangkat radio-1 dan
15 dBi pada perangkat radio-2, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.

c) Perbandingan nilai penguatan


Hasil pengukuran saat kedua perangkat radio (radio-1/internal dan radio-2/add-on) dihubungkan
ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 3 dBi dan perangkat radio-
1 dihubungkan ke antena omni-directional tipe indoor dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi dan
radio-2 dihubungkan ke antena omni-slotted tipe outdoor dengan penguatan isotropis sebesar 15 dBi,
dilakukan perbandingan terhadap kedua kondisi pengukuran. Perbandingan antara hasil pengukuran
dan hasil penghitungan secara teoritis rata-rata, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

V-8 SENTRA 2017


Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

Berdasarkan Tabel 4 dibuat kurva perbandingan, bahwa keberadaan sinyal yang diterima
pengguna sangat dipengaruhi jarak antara access point dan posisi pengguna. Hubungan sinyal diterima
pengguna (rata-rata) sebagai fungsi jarak, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

Tabel 3 Nilai penguatan pada on Board AR9287 dan on External Wi-Fi RT3070
dengan penguatan isotropis sebesar 5 dBi pada perangkat radio-1 dan 15 dBi pada perangkat radio-2
Wireless Controller: On Board Wireless Controller: On Ext. Wi-
AR9287 Fi RT3070
Jarak
Pengukuran-1 Pengukuran-2 Pengukuran-1 Pengukuran-2
(m)
batang batang batang batang
dBm dBm dBm dBm
(bar) (bar) (bar) (bar)
12 -71 2 -58 3 -64 3 -46 4
18 -73 2 -57 3 -75 3 -52 4
24 -78 2 -68 2 -65 3 -56 3
30 -80 2 -74 2 -69 2; 3 -64 3
36 -85 2 -78 2 -75 2 -61 3
42 -86 1; 2 -79 2 -68 2; 3 -58 3
48 -81 2 -75 2 -68 3 -59 3
54 -87 1 -82 1; 2 -74 3 -61 3
60 -91 1 -81 2 -77 2 -65 2; 3
66 -93 1 -83 2 -83 2 -67 3
72 -91 1 -87 1; 2 -75 2 -66 3
78 -90 1 -88 1 -73 2 -61 3
84 -92 1 -91 1 -80 2 -73 2
90 -96 0; 1 -93 1 -86 2 -71 2
96 loss 0 -92 1 -83 2 -75 2
102 loss 0 -95 0; 1 -85 2 -78 2
108 loss 0 loss 0 -87 1 -81 2
114 loss 0 loss 0 -91 1 -85 2

Tabel 4 Perbandingan antara hasil pengukuran dan hasil penghitungan secara teoritis rata-rata
AR9287 : AR9287 : 20 TR3070 : 33 dBm TR3070 : 50 dBm
Jarak TR3070 dBm (teoritis) (teoritis) (teoritis)
(m) selisih selisih selisih selisih
dBm % dBm % dBm % dBm %
12 9,00 14,46 11,26 15,32 7,17 11,87 (-) 9,83 (-) 22,64
18 (-)
4,50 6,79 10,78 14,00 2,19 3,43 (-) 31,54
14,81
24 (-)
9,00 12,54 7,78 9,78 3,69 5,56 (-) 26,92
13,31
30 (-)
8,25 11,07 6,97 8,55 2,13 3,11 (-) 28,94
14,87
36 (-)
10,00 12,50 3,06 3,68 (-) 0,04 (-) 0,05 (-) 32,17
17,04
42 (-)
12,75 16,04 4,89 5,80 4,55 6,38 (-) 22,92
12,45
48 (-)
10,50 13,33 6,80 7,95 4,21 5,81 (-) 23,06
12,79
54 (-)
11,25 13,43 2,82 3,26 0,99 1,34 (-) 28,35
16,01
60 (-)
10,75 12,65 2,49 2,85 0,15 0,20 (-) 29,35
16,85
66 (-) (-)
11,50 12,96 (-) 0,49 (-) 2,02 (-) 2,69 (-) 32,67
0,43 19,02
72 (-) (-)
15,50 17,27 (-) 0,76 1,73 2,28 (-) 25,88
0,68 15,27
SENTRA 2017 V-9
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

78 (-) (-)
19,50 20,63 (-) 5,27 1,68 2,19 (-) 25,67
4,73 15,32
84 (-) (-)
12,75 13,78 (-) 2,31 (-) 2,43 (-) 3,14 (-) 32,20
2,09 19,43
90 (-)
9,75 10,71 0,01 0,01 (-) 3,33 (-) 4,27 (-) 33,37
20,33
96 (-) (-)
9,75 10,51 (-) 1,29 (-) 4,52 (-) 5,76 (-) 35,00
1,18 21,53
102 (-) (-)
13,75 14,55 (-) 2,61 (-) 1,74 (-) 2,20 (-) 30,22
2,40 18,74
108 (-) (-)
11,75 12,53 (-) 1,25 (-) 2,49 (-) 3,14 (-) 31,19
1,15 19,49
114 (-) (-)
9,50 10,13 (-) 0,74 (-) 4,52 (-) 5,76 (-) 33,78
0,68 21,27
Min. (-) (-)
4,50 6,79 (-) 5,27 (-) 4,52 (-) 5,76 (-) 35,00
4,73 21,52
Maks. 19,50 20,63 11,26 15,32 7,17 11,87 (-) 9,83 (-) 22,64

Gambar 5 Hubungan sinyal diterima pengguna (rata-rata) sebagai fungsi jarak


4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sesuai tujuan penelitian
tentang penghitungan nilai RSL teoritis dengan gain pada antenna dan nilai hasil ukur pada penguatan
terhadap router yang difungsikan sebagai access point pada dua kondisi.
1) Hasil penghitungan nilai RSL rata-rata teoritis dengan gain pada antena untuk nilai daya pada
transmitter 20 dBm, 33 dBm, 50 dBm terjadi penurunan jangkauan sinyal ke pengguna sebagai
fungsi penambahan jarak. Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 20 dBm, terjadi
penurunan nilai rata-rata dari -73,5107 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -93,0652 dBm (pada
jarak 114 meter). Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 33dBm, terjadi penurunan nilai
rata-rata dari -60,4212 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -79,97565 dBm (pada jarak 114 meter).
Saat penetapan daya pada transmitter sebesar 50 dBm, terjadi penurunan nilai rata-rata dari -
43,4217 dBm (pada jarak 12 meter) menjadi -62,9756 dBm (pada jarak 114 meter).
2) Rekayasa media akses jaringan dengan USB Wireless Dongle dihasilkan kualitas sambungan
sinyal yang lebih baik dibandingkan perangkat wireless controller onboard yang terdapat pada
router, namun dibutuhkan perangkat dan pengaturan konfigurasi yang sesuai, sehingga kinerja
sistem dapat dimaksimalkan, sedangkan perangkat onboard cenderung dengan karakteristik yang
cukup ideal dan stabil saat digunakan secara normal dan terdapat penunjukan peningkatan
performa saat digunakan pada jarak dekat. Hasil rekayasa terhadap media akses jaringan
diperoleh area jangkauan sinyal perangkat dapat menjadi lebih luas sebesar 6,79% hingga 20,63%.
Saat masing-masing perangkat uji yang digunakan dihasilkan rata-rata yang setara dengan nilai
standar teoritis, yaitu power on transmitter 33 dBm untuk perangkat USB Wireless Dongle dan
V - 10 SENTRA 2017
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050

power on transmitter 20 dBm untuk perangkat router dengan wireless controller onboard diperoleh
nilai masing-masing berkisar antara (-)5,76% sampai 11,87% dan (-)5,27% sampai 15,32%.
Pemberian tanda negatif dimaksudkan untuk penandaan nilai pembanding teortis lebih kuat dari
nilai yang diperoleh saat perangkat diukur kualitasnya. Untuk pengaturan sistem/firmware
perangkat router yang mampu dilakukan pengaturan parameter TXpower (power on transmitter)
perangkat hingga 50 dBm ditunjukkan, bahwa perangkat tidak didukung daya sebesar itu, hal itu
ditunjukkan dengan nilai rata-rata perangkat USB Wireless dongle yang kurang dari target nilai
teoritis untuk power on transmitter 50 dBm sebesar (-)35% sampai (-)22,64%.

Ucapan terima kasih dan saran


Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penelitian ini,
khusus kepada Saudara Arief Goeritno yang telah berkontribusi dalam penyiapan naskah makalah dan
penyempurnaannya. Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap
penelitian untuk peningkatan area jangkauan jaringan nirkabel sebagai media akses jaringan, meliputi:
i) perlu dilakukan pengujian lebih jauh terhadap penggunaan perangkat di sisi pengguna yang lebih
stabil, penggunaan perangkat radio tambahan maupun antena tambahan dengan jenis sektoral untuk
jarak yang lebih jauh (hingga diperoleh capaian lebih dari 500 meter) dan ii) perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang antena-antena saat digunakan dengan polarisasi sinyal berbeda, misalnya seperti
omni-slotted yang memiliki polarisasi horizontal dengan perangkat radio yang dapat dilakukan
pengaturan jenis polarisasi antena yang digunakan.

Referensi
[1] M.S. Gast, 802.11 Wireless Networks: The Definitive Guide, 2nd Edition. O’Reilly Media,
Sebastopol, CA, 2009.
[2] C. Beard, W. Stallings, Wireless Communication Networks and Systems. Pearson Education,
Upper Saddle River, NJ, 2015.
[3] H.P. Ratih, M. Hani’ah, W. Ari, Perhitungan Link Budget pada Komunikasi GSM di Daerah
Urban Cluster Central Business Distric (CBD), Residences, dan Perkantoran. Final Project,
EEPIS PENS, Surabaya, hlm. 1–7, 2011.
[4] T.M. Cover and J.A. Thomas, Elements of Information Theory, Second Edition. John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken, NJ, 2006, pp. 524-548.
[5] V.V. Kadu, V.A. Gulhane, “An Overview of Wi-Fi Booster Antenna,” in IJAEST, Vol. 2, Issue 1,
2011, pp. 047–051.
[6] O.W. Purbo, P. Tanuhandaru, Jaringan Wireless di Dunia Berkembang: Panduan Praktis
Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Komunikasi. Andi, Yogyakarta, 2011.
[7] E. Djaelani, “Menentukan Panjang Jangkauan Perangkat Jammer dengan Pendekatan
Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP),” di Jurnal INKOM, Vol. III, No. 1-2, hlm. (III) 22–
30, Nop 2009.
[8] F. Heereman, W. Joseph, E. Tanghe, “Path loss model and prediction of range, power and
throughput for 802.11n in large conference rooms,” in International Journal Electronics and
Communications, Vol. 66, Issue 7, July 2012, pp. 561-568.
[9] Goeritno, R. Yatim, D.J. Nugroho, “Modifikasi Modem pada Jaringan APRS untuk Pengiriman
dan Penerimaan Data Paket Telemetri,” di Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi
Perancangan dan Industri (RAPI) XIII 2014, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS), Solo, 4 Desember 2014, hlm. E73-E84.
[10] C. Balanis, Antenna Theory, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, NJ, 1997.
[11] J.D. Kraus, R.J. Marhefka, Antennas for all Applications, McGraw-Hill, New York, 2002.
[12] CISCO, Reference Guide: Cisco Aironet Antennas and Accessories, Cisco Systems, Inc., San
Jose, CA, 2007.
[13] T. Jin, OpenWrt Development Guide, Wireless Networks Laboratory, College of Computer
Information Science, Northeastern, Boston, MA, February 13, 2012.
[14] A. Henry, How to Choose the Best Firmware to Supercharge Your Wi-Fi Router. Gawker Media,
New York, 2015.

SENTRA 2017 V - 11

Anda mungkin juga menyukai