PERSEMBAHAN
MOTTO
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu,”
- Matius 11 : 28
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus atas segala rahmat dan tuntunanNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul berjudul
“KEBEBASAN BERPENDAPAT DI MEDIA SOSIAL DARI PERSPEKTIF
HAK ASASI MANUSIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR
39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA” telah dapat
diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
pada Fakultas Ilmu Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang. Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan tulisan ini tidak terlepas dari bantuan
bimbingan dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada pihak yang terhormat :
1. Bapak Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana Kupang yang sudah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menuntut ilmu.
2. Ibu Dr. Reny Rebeka Masu, SH.MH selaku Dekan Fakultas Ilmu Hukum.
3. Bapak Dr. Rudepel Petrus Leo. SH,M.HUM, selaku Ketua Progam Studi
Ilmu Hukum.
4. Ibu Siti Ramlah Usman, SH. M. HUM selaku Dosen penasehat akademik
yang telah banyak memberikan nasihat dan motivasi sejak awal perkuliahan
hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
5. Bapak David Y Meyners, SH.,M.HUM selaku pembimbing I, dan Bapak
Rafael R. Tupen, SH., M.HUM selaku pembimbing II yang dengan segala
kemampuannya serta penuh kebaikan yang selalu meluangkan waktu dan
tenaga untuk membimbing, memotivasi, serta memberikan arahan bagi
penulis sehingga karya ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Dr. Saryono Yohanes, SH.,MH, selaku penguji I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan demi
penyempurnaan tulisan ini.
iv
7. Orang tua tercinta Bapak Ida Gede Alor Santiyasa dan Ibu Thedorina Dembo
yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa untuk penulis,
terimakasih untuk cinta,kasih sayang, doa, perhatian dan pengorbanan yang
diberikan selama ini.
8. Saudara-saudara tersayang Surya Stefano Valentino, S.E dan Sukma Dewi
Natalia yang selalu dengan sabar menjadi tempat pencurahan keluh kesah
selama ini.
9. Saudari terkasih Ida Putu Alit Mahendra Gautama, S.Tr.Par, Ida Guswis
Mahendra Gautama, Esra Sabrina Boru Panggabean, S.Ars dan Mayrissa
Panggabean, S.Ked atas dukungannya dalam perkuliahan sampai penulisan
skripsi.
10. Keluarga kedua: Vony Jublina Nuban, Stephani Daris, Valentina Abu dan
Indah Syafira Tjung memberikan dukungan selama perkuliahan dan selalu
mendoakan penulis.
11. Kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna adanya, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini
sangat Penulis hargai.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi insan pencinta ilmu Hukum.
Penulis
v
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN……………………………………………………………… i
MOTTO………………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………… 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………… 11
C. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………… 11
D. MANFAAT PENELITIAN…………………………………………… 11
E. METODE PENELITIAN…………………………………………….. 13
1. Sumber Bahan Hukum…………..…………………………………… 14
2. Aspek Penelitian………………………………………………………. 14
3. Pendekatan Penelitian……….……………………………………….. 15
4. Teknik Pengolahan Bahan Hukum……………………………………. 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………. 20
A. NEGARA HUKUM…………………………………………………… 20
B. HAK ASASI MANUSIA……………………………………………… 23
1. Perlindungan Hak Asasi Manusia……………………………………. 25
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia……………….…………………….. 28
C. DEMOKRASI…………………………………………………………. 29
D. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI…………… 31
E. MEDIA SOSIAL……………………………………………………… 37
1. Jenis Media Sosial……………………………………………………. 37
2. Manfaat Media Sosial………………………………………………… 40
F. KEKEBASAN BERPENDAPAT DI MEDIA SOSIAL…………….. 40
1. Undang-Undang yang Mengatur Kebebasan Berpendapat di Media Sosial 42
2. Konsep Kebebasan Berpendapat……………………………………… 43
G. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
TERHADAP NORMA DAN BUDAYA DI INDONESIA………….. 44
vii
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, berbagai hukum di Indonesia mengacu pada UUD Negara RI
Tahun 1945. Banyak sekali peraturan hukum yang mengatur mengenai hak
1
Attamimi S., Hamid dalam Ridwan H. R, HukumAdministrasi Negara, UII Pres Yogyakarta,
2003, hlm. 14.
2
Tahir, Azhary, Negara Hukum, Yogyakarta: Liberty, 2009, hlm. 63.
3
Syafiie, Inu Kencana, Ilmu Politik, Jakarta: Rineka Cipta,1997, hlm. 140.
2
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi, “Hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
mertabat manusia.”
yang sama dengan pemerintah dan negara.4 Setiap orang juga aktor
dan kebebasan orang lain.5 Namun, jika dilihat dari pasal tersebut, setiap
orang juga berkewajiban untuk menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan masyarakat pada umumnya karena
nurani oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan akal budi dan nuraninya tersebut
perbuatannya, kebebasan dan hak-hak dasar itulah yang disebut dengan hak
4
Eko Riyadi, Hukum Hak Asasi Manusia, Depok: Raja Grafindo Persada, 2018, hlm. 78.
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Madja El Muhtaj, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia Mengurangi Hak Ekonomi Sosial
dan Budaya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hlm. 1.
3
asasi manusia yang melekat pada manusia secara kodrati, hak-hak tersebut
tidak dapat diabaikan jika diabaikan hak tersebut berarti mengabaikan harkat
terkecuali, ini berarti hak asasi manusia harus selalu menjadi tolak ukur dan
dalam International Covenant For Civil and Political Rights (ICCPR) yang
Civil and Political Rights (konvonen internasional tentang hak-hak sipil dan
peoples and all nations) yang ditandai dengan diterimanya oleh masyarakat
internasional suatu rezim HAM yang terdiri dari tiga dokumen inti yaitu,
Deklarasi Hak Asasi Manusia Sedunia (DUHAM), Kovenan Hak Sipil dan
Politik (hak sipol), Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Hak
Ekosob).9
media sosial di Indonesia telah tercantum dalam UUD, yakni pada bab XA
UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28 e ayat (3) yang menyatakan, “Setiap
dalam bukunya yang berjudul “Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum
lisan seperti pidato namun juga lewat tulisan dalam berbagai tulisan yaitu
10
Dwi Nikmah Puspitasari, “Kebebasan Berpendapat Dalam Media Sosial”, 2016, Vol. 2.
Nomor 14, hlm. 3, Jurnal Ilmu Hukum.
11
Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi, Jakarta: Sinar
Grafika, 2003, hlm. 101.
5
hak konstitusional yang dijamin oleh konstitusi untuk dapat menjamin hak
saat ini Indonesia merupakan negara yang demokratis dalam segala bidang.12
Saat ini warga negara secara sah dapat mengemukakan apa yang ada di dalam
oleh rakyat apa bila kebijakan tersebut tidak sesuai dengan tujuan dari
12
Maghfur Ahmad, Nahdlatul Ulama dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Di Indonesia,
dalam jurnal “Religia”, Vol. 13, 2010, hlm. 177.
6
kasus. Kepala Kepolisian Daerah NTT Irjen Lotharia Latif mengatakan kasus
ini akhirnya bisa diselesaikan lewat jalur mediasi. “Itu kejadian bulan
Oktober. Sudah beberapa kali coba diselesaikan. Pelapor awalnya tetap tidak
terima, ”katanya.
yakni dengan memediasi antara pelapor dan terlapor. Langkah ini dilakukan
petunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar anggota lebih berhati-
Agus.13
13
Audrey Santoso dan Adhyaksa Dirgantara, Siswa di NTT Jadi Tersangka ITE Gegara
Unggah Dugaan Pungli, Kasus Disetop,2021, Tersedia pada https://news.detik.com/berita/d-
5479610/siswa-di-ntt-jadi-tersangka-ite-gegara-unggah-dugaan-pungli-kasus-disetop,
7
tersangka SN pada 16 Juli 2020 lalu di grup media sosial. Dia menduga ada
tidak diterima baik oleh pihak sekolah dan melaporkan kasus ini pada 23
Oktober lalu. Atas nama SDN Bostobe, WU, yang berstatus guru honorer,
atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE juncto Pasal 310
KUHP.
memeriksa Buang Sine selaku terlapor dalam kasus dugaan pencemaran nama
baik. Buang Sine merupakan mantan anggota Polda NTT yang pensiun dini
dengan pangkat terakhir Ipda Buang sine dilaporkan Ipda Rudy Soik, perwira
pada Ditreskrimsus Polda NTT, senin (3/1/2022) lalu. Buang sine memenuhi
Sosok yang juga novelis ternama itu baru menyelesaikan pemeriksaan pada
pukul 12.30 Wita. Buang Sine disodori beberapa pertanyaan terkait laporan
16.00 Wita. Laporan kasus ini disampaikan Rudy Soik dan terlapor akun
facebook Buang Sine. Ipda Rudy Soik, pelapor yang juga korban pencemaran
nama baik melalui media sosial facebook sudah diperiksa penyidik Polda
NTT.
kata Rudy Soik saat dikonfirmasi belum lama ini. Ia juga menyertakan
14
Imanuel Lodja dan Hadi Iswanto, Dugaan Pencemaran Nama Baik, Polda NTT Periksa
Mantan Polisi, 2022, Tersedia pada https://www.katantt.com/artikel/43879/mantan-polisi-di-
kupang-diperiksa-terkait-kasus-pencemaran-nama-baik-perwira-polda-ntt/., Diakses pada 1
Maret 2022.
9
Rudy Soik. Keduanya sempat berdebat soal perkara yang sedang bergulir.
baiknya.
datang ke Polda NTT untuk diperiksa. “Tidak boleh diintervensi oleh pelapor.
Saya sudah berniat baik datang diperiksa dan pemeriksa (penyidik) sangat
postingan dan informasi dari Buang Sine di media sosial yang dinilai
menyudutkan dirinya. “Om Buang Sine bilang sudah dikasih data kepada
saya. Mana datanya? Om tidak pernah kasih saya data tapi mengaku kasih
bangun narasi lagi bukan Randy pelakunya,” ujar Rudy dengan nada kesal.
Kupang, NTT. Buang Sine resmi dilaporkan ke SPKT Polda NTT, Senin,
(3/1/2022)15 terkait dugaan mencemarkan nama baik anggota polisi aktif Ipda
karena sudah dijamin undang-undang, salah satunya adalah Pasal 27 ayat (1)
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
masyarakat.
untuk menetapkan seberapa luas kebebasan warga negara (yang pada asasnya
tidak terbatas) dan di lain pihak seberapa besar kewenangan negara (yang
pada asasnya terbatas). Pembatasan yang diperlukan atas hak dan kebebasan
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
12
Tata Negara pada khususnya yang berkaitan dengan HAM sesuai dengan
c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen atau pihak
dilakukan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian bagi masyarakat pada umumnya dan bagi pihak yang
c. Bagi Pemerintah
13
E. METODE PENELITIAN
Spesifikasi Penelitian
hukum dan catatan hukum, dan yang berasal dari ilmu pengetahuan hukum,
yaitu ajaran hukum atau doktrin hukum, teori hukum, pendapat hukum dan
ulasan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
14
hukum. Selain itu, penelitian ini juga mencakup inventarisasi hukum positif,
ketentuan hukum.
artikel, jurnal, hasil penelitian, makalah dan lain sebagainya yang relevan
18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, “Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkatan”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 13-14.
19
L.J. Van Apeldoorn, 2005, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. 31, Jakarta : Pradnya Paramita,
hlm.3.
15
2. Aspek Penelitian
3. Pendekatan Penelitian
20
Syaiful Anam, Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach) Dalam Penelitian
Hukum, 2017, Tersedia di https://www.saplaw.top/pendekatan-perundang-undangan-statute-
approach-dalam-penelitian-hukum/, Diakses pada 18 Juni 2022.
16
pengadilan berkekuatan hukum tetap. Hal pokok yang dikaji pada setiap
terhadap bahan hukum tertulis dengan melakukan seleksi data sekunder atau
dalam menyusun data hasil penelitian tersebut secara sistematis dan logis
dijumpai.
penelitian ini. Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat,
setuju atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah, oleh peneliti
tertera dalam bahan hukum primer maupun dalam bahan hukum sekunder. 22
upaya untuk memilah-milah dan memilih data dari berbagai bahan pustaka
yang ada serta searah dengan objek penelitian yang dimaksud. Analisis
teori hukum dan hukum positif. Hal ini guna menjelaskan permasalahan
penelitian hukum dengan kalimat yang logis, bersifat ilmiah dan mudah
dipahami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NEGARA HUKUM
jauh lebih tua dari usia ilmu negara itu sendiri, gagasan itu merupakan
gagasan modern yang multi perspektif dan selalu aktual. Apabila melihat
sejak tahun 1800 S.M.10 Perkembangannya terjadi sekitar abad ke-19 sampai
merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang
arti bahwa setiap tindak tanduk negara serta penguasa baik dalam rangka
24
S.F. Marbun, 1997, “Negara Hukum dan Kekuasaan Kehakiman”, Jurnal Hukum Ius Quia
Iustum, No. 9 Vol. 4, hlm. 9.
25
Jimly Ashiddiqie, “Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di
Indonesia, Jakarta”, Ichtiar Baru van Hoeve,1994 hlm. 11.
21
Abdul Aziz Hakim adalah negara berlandaskan atas hukum dan keadilan bagi
dengan kata lain diatur oleh hukum sehingga dapat mencerminkan keadilan
kekuasaan negara dibatasi oleh hukum yang berarti segala sikap, tingkah laku
dan perbuatan baik dilakukan oleh penguasa atau aparatur negara maupun
Hukum, yaitu istilah “Negara Hukum” berarti suatu negara yang di dalam
wilayahnya meliputi26:
26
Wirjono Prodjodikoro, “Asas-asas Ilmu Negara dan Politik”, Bandung : Eresco, 1971, hlm. 38.
22
c. Pemisahan Kekuasaan.
Stahl yang mengemukakan bahwa elemen dari negara hukum antara lain :1)
negara.
Van Dicey salah seorang pemikir Inggris yang juga seorang penulis buku
mengemukakan, ada tiga (3) unsur utama the rule of law, yakni28;
27
Sudargo Gautama, Pengertian Negara Hukum, Bandung : Alumni , 1973,hlm. 20.
28
Titik Triwulan Tutik, “Restorasi Hukum Tata Negara Indonesia Berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, Prenada Media Group, Depok, hlm. 61.
23
2. Equality before the law ; kesamaan bagi kedudukan di depan hukum untuk
semua warga negara, baik selaku pribadi maupun sebagai pejabat negara.
sumber dari hak asasi manusia dan jika hak asasi manusia diletakan dalam
konstitusi itu hanyalah sebagai penegasan bahwa hak asasi manusia itu
harus dilindungi.
anugerah dari Tuhan terhadap makhluknya, hak asasi tidak boleh dijauhkan
atau dipisahkan dari dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia
tersebut. Hak asasi tidak bisa dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal-hal
lainnya, Bila itu sampai terjadi akan memberikan dampak kepada manusia
yakni manusia akan kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi
orang lain.
lain merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa
hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain, karena
29
Didi Nazmi, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya: Padang, 1992, hlm. 50.
24
Undang Nomor 39 Tahun 1999 Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberdaan manusia sebagai makhluk Tuhan
dijunjung tinggi dan dijunjung oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
universal, sesuatu yang semua orang, di mana saja, setiap saat harus memiliki,
sesuatu yang tidak seorang pun dapat dirampas tanpa pelanggaran berat
terhadap keadilan, sesuatu yang harus dimiliki setiap manusia hanya karena
Cranston bahwa hak asasi merupakan suatu hak yang dimiliki oleh setiap
manusia, yang diperoleh karena ia adalah manusia, dan tidak boleh dirampas
dimiliki manusia yang dibawanya sejak lahir yang berkaitan dengan martabat
dan harkatnya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tidak boleh
dilanggar, dilenyapkan oleh siapa pun juga. Berhubung hak asasi manusia
merupakan hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah
30
M.Cranston, What are Human Rights? (New York:Basic Books,1973) hlm.36, Dikutip oleh
Kunto Yuliarso dan Nunung Prajarto. “Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia: Menuju
Democratic Governances”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 8 Nomor 3. hlm.293.
25
Tuhan Yang Maha Esa, maka perlu dipahami bahwa hak asasi manusia
bersumber dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, sehingga
hak asasi manusia itu tidak bisa dikurangi (non derogable rights). Tidak
terkecuali seorang anak yang masih dibawah tanggung jawab orang tua.
negara satu dengan negara lain adalah sama, tetapi secara subyektif dalam
hakikat terhadap apa yang sebaiknya dilindungi dan diatur, tetapi pada saat
yang bersamaan ada perbedaan persepsi HAM antara negara yang satu
dengan yang lain.31 Keadaan ini lebih disebabkan oleh adanya perbedaan latar
sedang berjalan hingga sekarang. HAM di Indonesia yang pernah carut marut
31
Muhammad Amin Putra, Eksistensi Lembaga Negara Dalam penegakan Ham Di
Indonesia, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Vol 9. Nomor 3. 2015. hlm. 4.
32
Satya Arinanto, Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik di Indonesia, Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta. 2008, hlm. 6.
26
pluralisme.
1) Dalam konstitusi
Juga dapat melalui berbagai faktor yang berkaitan dengan upaya pencegahan
Indonesia.
tentang HAM tercantum dalam Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J, untuk
mengambil sikap yang lebih tegas dalam rangka kemajuan dan perlindungan
HAM.33
33
A.Patra M. Zen, Tak Ada hak Asasi yang Diberi, Yayasan YLBHI, Jakarta, 2005, hlm.75.
28
pemerintah dan lembaga milik swasta lain yang berwenang, antara lain :
2) Kepolisian
3) Kejaksaan
4) Komnas HAM
8) Komnas anak
negara baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
C. DEMOKRASI
yang timbul dengan sendirinya, tetapi tumbuh dan berkembang seperti semua
Mac Iver menyatakan bahwa apa yang disebut sebagai demokrasi langsung
dari polis (negara kota) itu, bukanlah demokrasi sama sekali, tetapi oligarkhi
penguasa politik.
Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari
Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan
34
Munir Fuady, 2010, “Konsep Negara Demokrasi”, Bandung, Refika Aditama, Hlm. 2.
30
rakyat dewasa.35
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
berasal dari bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti rakyat atau
(Rechtstaat atau Rule of Law) dan demokrasi dan mengapa kedua konsepsi
“Negara Hukum” dalam bukunya Didi Nazmi Yunas diuraikan bahwa negara
hukum adalah negara yang berlandaskan atas hukum dan keadilan bagi
arti Rechtstaat yang berasal dari bahasa Jerman dan dalam bahasa Inggris
menyatakan bahwa hukum yang berdaulat, karena negara pada umumnya dan
38
Adam Setiawan, Konesitas Negara Hukum dan Demokrasi, 2019, Tersedia di
https://www.kai.or.id/berita/14373/koneksitas-negara-hukum-dan-demokrasi.html, dapat
diakses pada 16 juni 2022.
32
segala tindakan dari pemerintah harus berdasar atas hukum (the rule of law).39
Aristoteles, seorang ahli pikir dari Yunani berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
hukum.
atas dapat diambil intinya yaitu menitik beratkan pada urgensi negara untuk
menegakkan hukum. Dalam konteks ini menegakkan hukum baik dalam lalu
telah lahir sejak zaman Yunani kuno dimana Plato memiliki gagasan bahwa
lahir karena di zaman Yunani Kuno, tatkala Plato melihat keadaan negaranya
yang dipimpin oleh seseorang yang haus akan harta, kekuasaan dan gila
kehormatan. Pada intinya gagasan negara hukum yang dimaknai oleh Plato
39
Wirjono Prodjodikoro, “Asas-asas Ilmu Negara dan Politik”, Bandung : Eresco, 1971, hlm. 38.
33
warganya.40
tradisi Civil Law ditandai dengan diterimanya gagasan Rechtstaat (di Jerman)
dan Etat de droit (di Perancis) serta rule of law di negara-negara Anglo Saxon
sebagai berikut41:
law). Dalil ini berlaku sebagai untuk orang biasa maupun untuk pejabat;
40
Ni’matul Huda, Negara Hukum, Demokrasi dan Judicial Review, (Yogyakarta : UII Press,
2005), hlm. 1
41
Azhary, Negara Hukum Indonesia (Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-unsurnya),
Universitas Indonesia:UI Press, 1995, hal. 46.
42
Titik Triwulan Tutik, “Restorasi Hukum Tata Negara Indonesia Berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, Prenada Media Group, Depok, hlm. 61.
34
bergeser dimana negara pada abad ke 20, konsep negara hukum formil mulai
negara hukum formil ditinggalkan dan diganti dengan konsep negara hukum
materiil. Konsep negara ini muncul atas reaksi atas kegagalan konsep legal
bertumpu pada dalil “The least goverment is the best goverment”, dan
terdapat prinsip “laissez faire, laissez aller” dalam bidang ekonomi yang
satu dengan negara yang lain. Karena berbagai karakter implementasi dari
memakai istilah demokrasi, yang menurut asal kata berarti “rakyat berkuasa”
atau government or rule by the people (kata Yunani demos berarti rakyat,
keputusan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat. Dengan kata
secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (from the people,of the people, for
the people). Maksud “dari rakyat” adalah mereka yang sebagai penyelenggara
negara atau pemerintah harus terdiri dari seluruh rakyat itu sendiri atau yang
disetujui atau didukung oleh rakyat. Maksud “untuk rakyat” adalah apapun
penyelenggara negara dilakukan sendiri oleh rakyat atau atas nama rakyat
tidak dapat dipisahkan. Selaras dengan hal tersebut Franz Magnis Suseno
Maka dari itu dapat ditarik inti dari hal tersebut bahwa koneksitas
yang terbangun antara Negara Hukum dan Demokrasi terjadi manakala suatu
gabungan dua konsepsi ini merupakan suatu keniscayaan pada era modern ini,
(kesetaraan Gender).
E. MEDIA SOSIAL
oleh individu agar menjadi sosial, secara daring dengan cara berbagi isi,
berita, foto, dan lain-lain dengan orang lain. Dari definisi tersebut jelas bahwa
berbagi artikel dan situs web, bergabung dengan grup, dan mengobrol
dengan orang lain. Kamu juga dapat mencari tahu tentang peristiwa yang
43
Dedi Rianto Rahadi, “Perilaku Pengguna Dan Informasi HOAX Di Media Sosial”.Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.V Nomor 1, 2017, hlm.58.
38
melihat konten dalam format singkat. Ini adalah umpan berita online
Twitter telah menjadi media yang populer untuk digunakan bisnis karena
tweet ke dalam topik yang sedang tren di Twitter pada saat tertentu.
gambar dan video, yang dapat dibagi dengan teman, keluarga, dan
bahkan orang asing di seluruh dunia. Instagram juga media yang cocok
sendiri. Situs ini juga memiliki bagian grup aktif di mana pengguna dapat
Discord
layar, dan lainnya. Dan kamu dapat mengirim pesan ke banyak orang
dengan pemain lain yang memiliki minat dan tujuan yang sama.
dengan orang dan bisnis lain. Tujuan media sosial adalah untuk membantu
40
kamu menemukan hal-hal yang kamu minati, membagikan pemikiran dan ide
kamu dengan orang lain, dan mempelajari lebih lanjut tentang apa yang
Berbagi informasi tentang diri atau bisnis kamu dengan orang lain.
sama.
wajar mengingat di era reformasi saat ini terdapat hak kebebasan berpendapat
yang tercantum pada Pasal 1 Ayat (1) UUD Nomor 9 Tahun 1998 tentang
berpendapat yang salah akan menjadi bumerang dan ancaman bagi Negara
baik orang tua, remaja, anak-anak, tokoh politik, orang biasa, orang terdidik
pun akhirnya muncul ke permukaan. Hal ini dapat berkaitan dengan tingkat
nasionalisme, literasi, dan toleransi antara satu sama lain. Media sosial
atau tua, laki-laki atau perempuan, bahkan mulai dari pengamen sampai
harus disampaikan pada masyarakat melalui media sosial tersebut, yang mana
yang hidup di era kapitalisme lanjut adalah menciptakan ruang publik yang
terbuka bebas bagi semua pihak untuk terlibat dalam proses pengambilan
sosial:
Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun
merupakan hak asasi manusia yang melekat secara kodrati sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut tidak dapat diingkari. Pengingkaran
harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
menurut kehendak hatinya dan tentu saja dengan bijaksana. Prinsip umum
Kebebasan merupakan salah satu hak dasar dari semua individu. Kebebasan
berpendapat di muka umum merupakan salah satu bagian dari Hak Asasi
adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir,
sebagai anugerah dari Tuhan. Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas
dua hak dasar yang paling fundamental, ialah hak persamaan dan hak
kebebasan. Dari kedua hak dasar ini lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa
kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.
Indonesia tahun 1945 Pasal 28E (2) Setiap orang berhak atas kebebasan
menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan
berlaku.
berinteraksi dengan sangat banyak orang dari berbagai budaya dan latar
belakang. Ini menyebabkan masyarakat kita memiliki koneksi yang lebih luas
banyak tahu dan mengenal budaya lain sehingga tentu saja pikirannya lebih
terbuka. Hal-hal yang jarang dibahas di Indonesia kini menjadi topik yang
kebebasan memilih gender (LGBT), kebebasan atas tubuh sendiri (free sex
dan night life), kebebasan untuk tidak beragama (atheis), kebebasan memilih
responden, topik- topik di atas ini seharusnya tidak lagi dipandang tabu oleh
tabu dan sebaiknya tetap tabu. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar
45
luar dan berpendapat bahwa harus ada pergeseran di dalam norma negara ini
tersebut, tetapi lebih ke arah menyadari bahwa setiap individu hidup dengan
orang lain terlepas pilihan hidupnya menyimpang atau tidak adalah hal yang
ambil dari sudut pandang yang positif, di mana tidak merugikan orang lain,
lebih baik netizen tidak usah banyak berkomentar. Akan tetapi, apabila
sifatnya merugikan orang lain dan diri sendiri atau sudah melanggar, maka
mengomentari pilihan hidup orang lain tidak apatis karena “justru dengan kita
tidak mencampuri urusan orang kita secara tidak langsung menghargai orang
tersebut.”
45
Shelma Mayolaika dkk, “Pengaruh Kebebasan Berpendapat Di Sosial Media Terhadap
Perubahan Etika Dan Norma Remaja Indonesia”, Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5 No. 2
Desember 2021 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328. hlm. 831-832.
46
orang lain yang menyimpang dari norma adalah hal yang harus dilakukan
kebenaran yang bersifat fakta untuk meluruskan hal-hal yang salah.” Data
Indonesia memiliki pikiran yang terbuka dan luas terhadap budaya luar yang
berpendapat bahwa lebih baik tidak mengomentari prinsip hidup orang lain
2. Bebas Berekspresi
dirasakan tetapi sulit untuk dijawab ketika ditanya apa yang dimaksud atau
apa definisi dari kebebasan tersebut. Secara umum istilah kebebasan biasanya
manusia.
mengenai suatu hal tanpa terbatas oleh apakah tanggapan tersebut tabu atau
tidak di Indonesia. Namun, kebebasan berekspresi ini bisa menjadi hal yang
buruk dan merugikan orang lain bila tidak dibatasi. Kebebasan berpendapat
luas di internet tanpa menyaring apakah konten tersebut baik atau buruk.
Konten baik tentunya akan bermanfaat bagi penggunanya, tapi konten buruk
tentu akan merugikan (Rachman, Ryan, et al., 2021).48 Konten seperti ini
berpengaruh besar pada orang yang belum bisa memilah mana yang baik
dikonsumsi dan mana yang lebih baik dihindari, khususnya adalah pada anak
muda yang seringkali sedang dalam fase ingin mencari tahu dan mencoba
segala hal terlepas dari apakah hal tersebut sesuai dengan norma di Indonesia
atau tidak. Contohnya adalah budaya free sex yang sekarang mulai lebih
Kalau budaya luar seperti ini sering dilihat, dikenali dan lama kelamaan
dinormalisasi tanpa edukasi yang tepat, hal ini bisa merugikan bagi yang
mempraktekkannya. Misalnya free sex tanpa edukasi seks yang tepat dapat
47
Ibid, hlm. 832-833.
48
Rachman, F., Ryan, T., Kabatiah, M., Batubara, A., Pratama, F. F., & Nurgiansah, T. H.
(2021). Pelaksanaan Kurikulum PPKn pada Kondisi Khusus Pandemi Covid-19. Jurnal
Basicedu, 5(6), 5682–5691.
49
Rachman, F., Nurgiansah, T. H., & Kabatiah, M. (2021). Profilisasi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
3(5), 2970– 2984
48
pada individu, tentunya budaya luar ini dapat mengubah norma di Indonesia
i. Menimbulkan Kericuhan
antar individu atau masyarakat. Misalnya ada seseorang yang dengan bebas
menyebarkan ajaran atheisme. Tentu ada pihak yang setuju bahwa atheisme
tidak apa-apa karena itu pilihan hidup masing-masing orang dan tidak
merugikan orang lain, tetapi ada juga pihak yang tidak setuju karena
hidup bangsa. Perbedaan pendapat seperti ini bisa menjadi perdebatan yang
keributan di dunia nyata mengenai topik yang sama karena di dunia digital,
perilaku yang dilakukan di media sosial cenderung lebih kasar, kurang ajar,
50
Shelma Mayolaika dkk, “Pengaruh Kebebasan Berpendapat Di Sosial Media Terhadap
Perubahan Etika Dan Norma Remaja Indonesia”, Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5 No. 2
Desember 2021 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328. hlm. 833.
51
Ibid.
49
sudah menjadi konsumsi publik, mau tidak mau, suka tidak suka. Netizen
privasi orang lain sehingga salah satu responded berpendapat bahwa “tidak
menghargai privasi.”52
52
Ibid, hlm. 833-834.
50
masyarakat sudah bisa menerima budaya luar yang masuk ke Indonesia, tetapi
berbagai hal, terutama pada media sosial, seperti sering terjadinya cyber
bullying, yang dapat berdampak pada mereka yang berpendapat pada topik-
53
Ibid, hlm. 834.
51
tidak dapat dihindari lagi akibat dari cepatnya laju persebaran informasi oleh
globalisasi dan media sosial. Untuk itu, hal yang dapat dilakukan oleh
bersikap toleran terhadap budaya tersebut. Selain itu, diperlukan juga edukasi
merta menolak budaya tersebut tanpa mengetahui budaya tersebut dan aspek
apa dari budaya tersebut yang menyimpang dengan paham dan budaya yang
ada di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan tanggapan-tanggapan dari para
kebudayaan lokal yang ada di Indonesia kepada generasi muda Indonesia. Hal
ini dapat dilakukan oleh para tenaga pengajar, ahli keagamaan dan
52
kebudayaan, orang tua dan anggota keluarga, serta dari generasi muda itu
2021).54
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang dijamin dalam konstitusi Pasal 28F UUD 1945. Oleh karena itu,
Selain hal itu perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat perlu
sebagainama mestinya.
Indonesia.
alat bukti hukum yang sah, dengan syarat dan standar tertentu, sepanjang
pengecualian untuk surat yang memang harus dibuat tertulis atau akta
elektronik tersebut.
bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang
Rupiah ).
Dengan ancaman dari 6 tahun dan / atau 600 juta sampai dengan 12
yang menjelaskan tentang hak itu sendiri), dan diterapkan secara lebih
dibatasi oleh hak atas pemeriksaan yang adil; hak atas privasi; dan
Pasal 11. Ada kaitan juga dengan hak untuk menggunakan bahasa sendirI
dan hak untuk ikut serta dalam pemilihan yang dilaksanakan secara
pedoman ini dengan melihat hak partai oposisi untuk mempunyai akses
lain yang juga terkait, yang tidak dibahas dalam buku pedoman ini,
pembicaraan lewat telepon; kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dan
56
Soli J. Sorabjee, Buku Pedoman Article 19 Tentang Kebebasan Menyampaikan Pendapat.
Hukum dan Perbandingan Hukum, Standar, dan Prosedur Internasional, India, 1993, Hlmn.
19.
60
apapun melalui media sosial contohnya hasil karya musisi, karya tulis,
digital, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Sebab, media
jenisnya, tapi dari semua jenis media sosial yang ada memiliki kesamaan,
dimana pengguna dapat memposting sesuatu (tulisan, foto, video, dan lain
sebagainya) untuk kemudian bisa dilihat oleh orang lain yang juga
beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para pengguna media sosial
ketika akan memposting sesuatu. Ada tiga besar jenis aplikasi media sosial
akun pribadi bisa dialihkan menjadi akun bisnis dan dapat pula menambah
fitur berbayar untuk sponsor. Dengan akun bisnis dapat diketahui jumlah
penganiayaan tersebut.
pertikaian apabila salah satu pihak tidak terima terhadap apa yang
kebencian di dalamnya.
laporkan saja postingan tersebut, agar media sosial tempat dimana kita
konten negatif.
sadar. Oleh sebab itu, sebagai pengguna media sosial yang budiman,
berbagai bentuk dengan mudah dan bebas di era digital. Namun, sebagai
bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di
pengadilan.
Ayat 2 berbunyi jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja dengan
karya cipta itu pencipta adalah pemegang hak cipta, kecuali apabila
57
Mohamad Faisal Subakti, Kebebasan Berekspresi dalam Media Sosial Bukan Berarti
Tanpa Batas, 2022, Tersedia di https://digitalbisa.id/artikel/kebebasan-berekspresi-dalam-
media-sosial-bukan-berarti-tanpa-batas-GgJU6, diakses pada 28 Februari 2023.
66
mengandung SARA.
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dalam suatu masyarakat.
Kira-kira ada berapa banyak kolega atau teman lama yang kita
ponsel, mungkin totalnya bisa dihitung dengan jari saja. Era digital
tatap muka, seperti yang biasa kita sebut sebagai reuni. Tidak hanya
itu, mereka yang lama hilang kontak dengan kita juga bisa ditemukan
profesional di dunia kerja. Mereka yang lama tidak kita temui, bisa
dalam hal in. Melalui media sosial, mereka bisa menemukan kita
bisa mengeceknya satu per satu dan melihat apakah foto profil yang
yang berbeda-beda bisa hadir untuk kita pilih. Sebagai contoh, LinkedIn
kerja perusahaan kita atau usaha kita. 4. Menemukan Pekerjaan baru. Kita
berlaku lagi di zaman sekarang. kita hanya perlu duduk manis di depan
laptop atau ponsel, dan pergi ke situs pencarian kerja, lalu kita bisa
keahlian yang kita miliki, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana
kesan kita di mata rekan-rekan kerja dan kerabat kita. Semuanya bisa
atau mencari pekerjaan baru, mereka bisa mencari nama kita dengan
baik.
grup bermanfaat berdasarkan minat dan profesi kita. Apabila kita suka
itu, ada juga beberapa komunitas yang mungkin sangat tertarik untuk
merah, dan lain sebagainya. Disana, kita juga bisa saling berbagi
informasi menarik terkait profesi dan minat yang kita geluti. Media
sepemikiran dengan kita, tanpa harus pergi keluar dan mencari teman
koneksi sosial dari waktu ke waktu. Tidak sulit untuk mencari teman
juga bisa memiliki banyak teman dari berbagai Negara lain Jadi, kita juga
memperluan bisnis yang kita miliki baik itu usaha pribadi, kelompok
Produsen
yang diberikan dari produsen juga sangat cepat. Begitu juga dengan
produsen, jika mereka memiliki promo atau hadiah untuk para konsumen
71
baik tapi kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Kita harus bisa keluar dari masalah mencari pekerjaan ini dan
saja atau berdiam diri didalam rumah, karena masa depan kita adalah
tanggung jawab diri kita sendiri bukan orang lain. Dalam kenyataan ini
memperoleh penghasilan dan juga kita tidak tergantung dari orang lain.
58
Haikal dkk, Penyuluhan Pemanfaatan Media Sosial Bagi Perkembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) Pada Masyarakat Desa, Tangerang Selatan: Jurnal Pengabdian Dharma
Masyarakat. Juli 2021; 1(3): 251-253.
72
percaya diri. Dan yang paling terpenting adalah tekad kita untuk menjadi
lebih baik demi masa depan. Hal ini tentu dapat merubah diri kita menjadi
Mulai dari yang anda sukai. Seperti yang banyak orang katakana
melakukan sesuatu itu dimulai dari apa yang kita sukai. Karena kalau kita
sepenuh jiwa.
Tidak takut gagal. Seperti kita ketahui banyak orang diluar sana
yang ingin memulai usahanya tetapi karena perasaan takut akan kegagalan
yang menghantui mereka sehingga untuk memulai suatu usaha tak mampu.
Jadi sangatlah penting untuk melepas rasa takut sebelum memulai suatu
mencobanya.
Dari paling mudah. Jika kesulitan akan usaha yang besar maka
dapat dimulai dari usaha yang kecil atau paling mudah. Sehingga dengan
usaha yang mudah seperti jualan gorengan, pulsa dll. Bisnis dengan modal
yang matang. Setelah kita menggeluti usaha tersebut yang kita perlukan
tahu apa kelebihan dan kekurangan atas usaha yang kita lakukan agar
bagaimana peran media sosial sosial begitu berdampak besar untuk semua
dan proses belajar tidak hanya berfokus pada akumulasi pengetahuan, tapi
belajarnya. Lebih jauh lagi, media sosial tidak hanya mengenai dampak
59
Silvi Ainurrohmah, Membuka Lapangan Kerja Baru, 2016, Tersedia di
https://www.kompasiana.com/silviainur/57fcf29e1297737e058b4568/membuka-lapangan-
kerja-baru, diakses pada 28 Februari 2023.
74
komunikasi yang diserap dan diadopsi. Peran media sosial kini banyak
terjadi pada proses pendidikan jarak jauh atau e-learning, yakni ketika
proses belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas, jarak, dan
waktu.
sebatas teman satu kelompok, tapi juga soal komunikasi pada murid
lain satu kelas atau satu sekolah. Mereka dapat membentuk grup
lain, bahkan bisa dengan murid berbeda negara. Murid akan terdorong
tidak berinteraksi, tapi juga belajar cara bijak penggunaan media sosial
tersebut.
dan masukan dari teman-teman baru yang terhubung lewat internet. Hal
Bisa juga media sosial jenis lain, aplikasi obrolan misalnya, yang
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya sesuai
umat manusia.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pasal 4 menyatakan “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
Manusia
Transaksi Elektronik
di Indonesia:
2. Kebebasan berekspresi
Kebebasan berekspresi ini bisa menjadi hal yang buruk dan merugikan
orang lain bila tidak dibatasi. Kebebasan berpendapat tidak boleh sampai
atau konflik.
di Indonesia:
1. Menimbulkan kericuhan
bebas menyebarkan ajaran atheisme. Tentu ada pihak yang setuju bahwa
atheisme tidak apa-apa karena itu pilihan hidup masing-masing orang dan
tidak merugikan orang lain, tetapi ada juga pihak yang tidak setuju
3. Menurunnya Privasi
Dalam media sosial, privasi adalah hal yang langka karena sekalinya
sudah menjadi konsumsi publik, mau tidak mau, suka tidak suka. Netizen
79
globalisasi dan media sosial. Untuk itu, hal yang dapat dilakukan oleh
B. SARAN
yang baik. Rekomendasi tersebut adalah kepada para pengguna akun media
sosial agar lebih bijak dalam menggunakan akun media sosial yang mereka
sumber. Jika suatu media dapat menjadi pengawas dari kekuasaan, maka
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Daman, Rozikin. 1993. Hukum Tata Negara. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Qamar, Nurul. 2003. Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi.
Sinar Grafika. Jakarta.
Riyadi, Eko. Hukum Hak Asasi Manusia. Raja Grafindo Persada. Depok.
2018.
Suryabrata, Sumadi. Metode Penelitian. cet. Ke-9, Rajawali press, Jakarta,
1993, hlm. 85.
Van Apeldoorn, L.J. Pengantar Ilmu Hukum, Cet. 31, PT. Pradnya Paramita.
Jakarta. 2005.
Zen, A.P.M. Tak Ada hak Asasi yang Diberi. Yayasan YLBHI. Jakarta. 2005.
B. JURNAL
Hasan, Muhardi dkk. 2005. Hak Sipil dan Politik.Vol. 4, Nomor 1, hlm. 21.
Jurnal Demokrasi.
Rachman, F., Ryan, T., Kabatiah, M., Batubara, A., Pratama, F. F., &
Nurgiansah, T. H. (2021). Pelaksanaan Kurikulum PPKn pada Kondisi
Khusus Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(6), 5682–5691.
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN