Anda di halaman 1dari 2

Menjauhi Pergaulan Bebas

ADVERTISEMENT

“Pulang sekolah mau langsung ke rumah?” tanya Adin pada Ama setelah jam pelajaran
usai. Ama yang sedang memberesi alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas
menoleh ke arah asal suara.

“Langsung pulang. Besok ulangan,” jawabnya dingin.

“Minggu lalu nggak ikut kumpul bareng kita. Minggu ini mau bolos nongkrong lagi?” Adin
menyelidik.
“Aku nggak sempet nongkrong bareng geng, Din. Aku harus bagi waktu buat belajar
dan nungguin papa di rumah sakit,” wajah Ama mendadak sedih. Ayahnya baru saja
mengalami kecelakaan dan Ama mendapatkan tugas menjaga bergantian dengan
ibunya.
“Nggak seru, Ma,” Adin langsung berlalu meninggalkan Ama. Ia merogoh sesuatu dari
kantongnya dan mengeluarkan korek. Adin merokok. Meskipun jam sekolah sudah
selesai, seharusnya siswa tetap menjaga etika dan tidak melakukan hal-hal negatif.
Mungkin saja Adin sudah tidak sabar untuk merokok.
Ama menghela nafas panjang. Jujur saja, sebenarnya ia tidak menemukan hal positif
dari pertemanannya. Ia kira bergabung dengan murid terpintar akan membuatnya
terbawa semangat belajar. Tapi ternyata tidak. Ia justru banyak diajak untuk jalan-jalan
dan makan di luar, sehingga waktu belajarnya terbuang. Dari kejauhan terlihat Adin
menyapa teman-temannya dan bergegas pergi. Ia melihat Ama sebentar sebelum
akhirnya membuang muka.

“Kok jadi jarang kumpul sama Adin?” tanya Bino memecah lamunan Ama.

“Pada lagi sakit, Bin. Hari ini giliranku jagain sambil belajar buat ulangan besok,” jawab
Ama.
“Bagus, deh. Aku dukung kamu. Kemarin Adin dan temen-temen gengnya beli miras. Nggak
tau mereka mau apa,” ujar Bino membuat Ama terperanjat.
“Mm..aku duluan, deh,” Ama segera meninggalkan Bino karena terkejut dengan apa
yang dikatakannya. Ama tidak menyangka bahwa Adin akan bertindak sejauh itu. Ama
pun beranjak dari tempatnya dan berjalan ke rumah sakit. Di sana ada papanya yang
sudah menunggu. Sembari menunggu papanya, Ama mengeluarkan buku dan mulai
belajar. Tidak sengaja matanya menangkap layar televisi.
“Ada apa, Nak?” tanya papa Ama.

Ama menatap layar tanpa berkedip. Ada Adin sedang digiring polisi karena membawa
minuman keras bersama pelajar lainnya. Mata Ama berkaca-kaca. Untunglah ia
menolak diajak tadi. Tidak terbayangkan jika ia menuruti Adin, pasti ia juga sedang
berada di sana.

Anda mungkin juga menyukai